Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183095 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Tasya Lintang
"Evaluasi penggunaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dalam tindakan Anterior Cruciate Ligament (ACL) di Central Operating Theatre (COT) Rumah Sakit Universitas Indonesia. Tindakan ACL adalah prosedur bedah yang bertujuan mengembalikan fungsi ligamen yang robek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan aktual obat dan BMHP dengan paket standar tindakan ACL. Evaluasi dilakukan dengan mengamati data retrospektif dari bulan April hingga Juni 2023. Data penggunaan obat dan BMHP dari 17 pasien ACL dievaluasi untuk melihat kesesuaian dengan paket standar. Hasil menunjukkan bahwa ada permintaan obat dan BMHP diluar paket standar, mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pengelolaan farmasi. Saran dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi ulang terhadap paket standar tindakan ACL dengan mempertimbangkan item obat dan BMHP yang kurang atau lebih dari paket standar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan farmasi serta meminimalkan ketidaksesuaian penggunaan obat dan BMHP dalam tindakan ACL di COT Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Evaluation of drug and Medical Consumables Usage in Anterior Cruciate Ligament (ACL) procedures at the Central Operating Theatre (COT) of the University of Indonesia Hospital. ACL surgery is a surgical procedure aimed at restoring the function of torn ligaments. This study aims to evaluate the suitability of actual drug and Medical Consumables usage with the standard ACL procedure package. The evaluation was conducted by observing retrospective data from April to June 2023. Drug and Medical Consumables usage data from 17 ACL patients were evaluated to assess compliance with the standard package. The results showed that there were requests for drugs and Medical Consumables outside the standard package, affecting the efficiency and effectiveness of pharmacy management. The recommendation from this study is to reevaluate the standard ACL procedure package by considering drug and Medical Consumable items that are either less or more than the standard package. This is aimed at improving the efficiency and effectiveness of pharmacy management and minimizing non-compliance in drug and Medical Consumables usage in ACL procedures at the COT of the University of Indonesia Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Astuti
"Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif. Pelayanan kefarmasian di puskesmas mencakup pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP). Kehadiran apoteker di puskesmas sangat penting untuk meningkatkan mutu dari pelayanan kefarmasian. Penelitian menunjukkan beberapa puskesmas belum memiliki apoteker, sehingga pelayanan farmasi tidak sesuai. Pengelolaan bahan medis habis pakai yang tidak sesuai akan mengakibatkan banyaknya barang yang kadaluwarsa dan tumpang tindih anggaran.  Penelitian ini akan mengevaluasi pengelolaan BMHP di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, dan evaluasi. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan observasi dan wawancara terhadap apoteker penanggung jawab yang kemudian dibandingkan dengan pedoman kementerian kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian rata-rata BMHP yang tersedia dari masing-masing unit sebesar 87,745%. Perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, administrasi, dan evaluasi BMHP telah memenuhi aspek standar kementerian kesehatan tentang puskesmas. Pendistribusian ke unit-unit dilakukan berdasarkan permintaan, tetapi belum terjadwal dengan baik. Pengendalian dilakukan untuk mencegah kekosongan atau kelebihan stok, namun belum ada evaluasi langsung ke setiap unit. Pengelolaan BMHP perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan.

Puskesmas are health facilities that provide promotive, curative, preventive, and rehabilitative services. Pharmaceutical services at puskesmas include the management of drugs and consumable medical materials (BMHP). The presence of pharmacists in health centers is very important to improve the quality of pharmaceutical services. Research shows that some health centers do not yet have pharmacists, so pharmaceutical services are not appropriate. Inappropriate management of consumable medical materials will result in many expired items and overlapping budgets.  This study will evaluate the management of BMHP at Puskesmas Pasar Rebo District, including planning, receiving, storing, distributing, controlling, destroying, and evaluating. The research was conducted qualitatively with observations and interviews with the pharmacist in charge which were then compared with the ministry of health guidelines. The results showed that the average suitability of BMHP available from each unit was 87.745%. Planning, requesting, receiving, storing, administering, and evaluating BMHP have fulfilled aspects of the ministry of health standards regarding health centers. Distribution to units is carried out based on requests, but not yet well scheduled. Control is carried out to prevent vacancies or excess stock, but there is no direct evaluation to each unit. BMHP management needs improvement to increase efficiency and quality of service.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Prevalensi kasus gigi impaksi di Indonesia cukup tinggi, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Qutbi (2018) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi. Data tersebut berkaitan dengan tingginya angka tindakan pembedahan odontektomi di COT (Central Operation Theatre) Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI). Pelayanan di COT menyumbang sekitar 40% dari total pendapatan rumah sakit. Berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit, evaluasi penggunaan sediaan farmasi dan BMHP perlu dilaksanankan untuk mendorong penggunaan yang rasional, sehingga dapat menigkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan untuk mengevaluasi pola kesesuaian penggunaan sediaan farmasi dan BMHP aktual dengan standar paket tindakan odontektomi yang telah ditetapkan di (RS UI). Hasil evaluasi data kesesuaian pemakaian paket odontektomi dengan paket standar pada Juli hingga Desember 2022 menunjukkan bahwa 58% paket tidak sesuai dengan paket standar yang telah ditetapkan. Dari total 38 jenis item, pemakaian 10 item diantaranya dinilai sudah sesuai sedangkan 28 sisanya masih belum sesuai. Dari hasil perbandingan data antara frekuensi pemakaian dengan tingkat ketidaksesuaiannya, 3 jenis item memiliki riwayat ketidaksesuaian yang sangat tinggi dengan frekuensi pemakaian yang tinggi. Perbaikan terhadap jumlah item dalam paket tindakan odontektomi dengan riwayat pemakaian yang tinggi dan tingkat ketidaksesuaian yang tinggi perlu dilakukan.

The prevalence of impacted tooth cases in Indonesia is quite high, this is proven by research conducted by Qutbi (2018) at the Regional General Hospital (RSUD) Dr. Moewardi. This data is related to the high number of odontectomy operations at the COT (Central Operation Theatre) of the University of Indonesia Hospital (UI Hospital). Services at COT contribute around 40% of total hospital revenue. Based on pharmaceutical service standards in hospitals, evaluation of the use of pharmaceutical preparations and BMHP needs to be carried out to encourage rational use, so as to improve the quality and quality of health services in hospitals. The research in this final project was carried out to evaluate the pattern of suitability of the use of pharmaceutical preparations and actual BMHP with the standard odontectomy package that has been established at UI Hospital. The results of data evaluation on the suitability of using odontectomy packages with standard packages from July to December 2022 show that 58% of packages do not comply with the standard packages that have been determined. Of the total 38 types of items, the use of 10 of them was considered appropriate while the remaining 28 were still not appropriate. From the results of data comparison between frequency of use and level of nonconformity, 3 types of items have a very high history of nonconformity with high frequency of use. Improvements to the number of items in odontectomy packages with a high history of use and a high level of nonconformity need to be made."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Luthfiyyah
"Rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan komprehensif melalui rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit memastikan pasien menerima obat-obatan yang aman dan efektif. Di Central Operating Theatre (COT), bagian penting dalam rumah sakit, seperti di RS UI, pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP disesuaikan dengan standar paket tindakan kraniotomi. Evaluasi menunjukkan variasi dalam penggunaan obat dan BMHP, dengan sebagian besar pasien menggunakan di bawah standar paket yang tersedia, menunjukkan tantangan dalam pengelolaan perbekalan farmasi.

Hospitals provide comprehensive health services through inpatient, outpatient and emergency care. Pharmaceutical services in hospitals ensure patients receive safe and effective medicines. In the Central Operating Theater (COT), an important part of the hospital, such as at UI Hospital, the management of pharmaceutical preparations, medical devices and BMHP is adjusted to standard craniotomy action packages. The evaluation showed variations in medication and BMHP use, with the majority of patients using below standard available packages, indicating challenges in managing pharmaceutical supplies.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Sabrina
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP), serta pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien dan kualitas hidup mereka. Apoteker di Central Operating Theatre (COT) berperan dalam perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pengendalian mutu, penyimpanan, dan pemberian obat serta produk farmasi lainnya untuk prosedur bedah. Dalam pelaksanaan tindakan operasi di COT Rumah Sakit UI, terdapat variasi dalam kebutuhan obat dan BMHP. Variasi kebutuhan obat dan BMHP dalam tindakan operasi seperti retrograde intrarenal surgery (RIRS) menimbulkan tantangan dalam pengelolaan, sehingga standar paket tindakan dibuat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Metode observasional retrospektif digunakan, data yang dievaluasi berasal dari stock card detail tindakan RIRS selama periode penelitian. Stock card detail dievaluasi kesesuaian penggunaan aktual obat dan BMHP tindakan RIRS dengan paket tindakan RIRS. Evaluasi dilakukan untuk setiap pasien, bulan, dan item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket RIRS terstandarisasi tidak selalu digunakan secara penuh. Selain itu, penggunaan obat dan perlengkapan tidak secara konsisten memenuhi standar paket dari bulan Agustus hingga Oktober 2023. Analisis item per item menunjukkan hanya 18% yang sesuai, dengan 11% melebihi dan 58% berada di bawah jumlah standar. Oleh karena itu, disarankan untuk menyesuaikan isi paket agar sesuai dengan penggunaan aktual dan melakukan pemantauan rutin terhadap kebutuhan obat dan perlengkapan untuk tindakan RIRS.

Pharmaceutical services in hospitals encompass both managerial and clinical aspects. Managerial services involve the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical supplies, while clinical pharmacy services aim to ensure patient safety and quality of life. Hospitals rely on comprehensive pharmaceutical services, encompassing both management and clinical aspects.  This ensures patient safety and quality of life.  Managers oversee pharmaceutical supplies (medications, medical devices, and disposable supplies) while clinical pharmacists directly contribute to patient care.  In the Central Operating Theatre (COT) at UI Hospital, pharmacists play a vital role by managing medications and supplies for various surgical procedures.  However, the varying needs of each surgery pose a challenge.  To address this, standardized procedure packages were developed to improve efficiency. A study using a retrospective approach examined stock card details for Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) procedures.  This analysis compared actual medication and supply usage with the standardized RIRS package.  Evaluations were conducted for each patient, month, and item.  The results revealed that the standardized RIRS package was not always fully utilized.  Furthermore, medication and supply usage did not consistently meet the package standards from August to October 2023.  Item-by-item analysis showed only 18% perfect adherence, with 11% exceeding and 58% falling below the standard quantities. Therefore, adjusting the package contents to reflect actual usage and routinely monitoring RIRS needs are recommended.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulma Herdalina
"Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Universitas Indonesia bertujuan untuk memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan sediaan farmasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang bermutu dan terjangkau. Apoteker memiliki peran penting dalam pengelolaan paket tindakan termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan stok stok yang mencakup pengadaan, penyimpanan dan distribusi. Pengelolaan penyiapan paket tindakan Herniotomi Anak di Central Operating Theatre (COT) ditemukan adanya variasi kebutuhan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sehingga ketersediaan sediaan farmasi maupun Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) belum optimal yang ditandai dengan adanya selisih penggunaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan paket tindakan yang telah disiapkan. Berdasarkan uraian di atas perlu diperlukan evaluasi kesesuaian antara paket tindakan yang telah disiapkan dengan penggunaannya secara aktual.

Internship at the University of Indonesia Hospital aims to understand the duties, authority, and responsibilities of pharmacists in clinical pharmacy services and management of pharmaceutical preparations in following applicable laws and regulations. Pharmaceutical services in hospitals are an inseparable part of a hospital health service system oriented towards patient service, providing quality and affordable pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials. Pharmacists have an important role in managing action packages including planning, controlling, and stock management which includes procurement, storage, and distribution. Management of the preparation of pediatric herniotomy action packages at the Central Operating Theater (COT) found that there were variations in the need for types and quantities of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials, so the availability of pharmaceutical preparations and consumable medical materials was not optimal, as indicated by there is a difference in the use of pharmaceutical preparations and consumable medical materials with the action packages that have been prepared. Based on the description above, it is necessary to evaluate the suitability between the action packages that have been prepared and their actual use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
"Apoteker bertanggung jawab mengendalikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di Rumah Sakit, memastikan kegiatan perbekalan sesuai standar dan menjamin kualitas, efikasi, serta keamanan. Mereka juga berperan penting di Central Operating Theatre (COT) dalam memastikan penggunaan obat dan pasokan medis yang aman dan efektif selama pembedahan. COT di RSUI telah melayani berbagai prosedur bedah sejak 2019, termasuk Ureteroscopy (URS), yang memerlukan obat dan BMHP khusus. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengendalian, unit farmasi menyediakan paket standar sesuai prosedur bedah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penggunaan obat dan BMHP terhadap paket standar URS selama periode Juni hingga Agustus 2023 memiliki rata – rata  persentase kesesuaian yang rendah (65,17%). Dari 29 tindakan URS pada pasien,  hanya 3% data penggunaan obat/BMHP oleh pasien yang sesuai dengan paket  standar yang telah ditetapkan oleh depo farmasi Central Operating Theater RSUI.  Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa sekitar 17% dari penggunaan per-item telah sesuai dengan standar paket tindakan URS yang tersedia. Namun, sebagian besar jenis item menunjukkan penggunaan dengan jumlah di luar paket standar (83%) terutama dalam jumlah penggunaan item obat/BMPH yang umumnya lebih rendah dari jumlah yang terdapat pada paket standar tindakan URS (79%).

Pharmacists are responsible for controlling pharmaceutical preparations, medical devices, and other pharmaceutical products in hospitals, ensuring supply activities are in accordance with standards and guaranteeing quality, efficacy, and safety. They also play an important role in the Central Operating Theater (COT) in ensuring the safe and effective use of drugs and medical supplies during surgery. The COT at RSUI has served various surgical procedures since 2019, including Ureteroscopy (URS), which requires specialized drugs and others pharmaceutical products. To improve control efficiency and effectiveness, the pharmacy unit provides standardized packages according to surgical procedures. The evaluation results showed that the use of drugs and pharmaceutical products against the URS standard package during the period June to August 2023 had a low average percentage of conformity (65.17%). Of the 29 URS actions on patients, only 3% of the data on the use of drugs / others pharmaceutical products by patients were in accordance with the standard package set by the Central Operating Theater pharmacy depot RSUI.  In addition, the results of the analysis also showed that approximately 17% of the per-item use was in accordance with the standard URS action package available. However, most of the items showed usage with amounts outside the standard package (83%), especially in the number of drug/ others pharmaceutical products items that were generally lower than the amount contained in the standard URS action package (79%).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Auline Salsabila
"Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP yang telah dilakukan oleh Depo Farmasi Ruang Operasi Rumah Sakit Universitas Indonesia adalah dengan mengadakan standar paket kebutuhan sesuai dengan jenis tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Timpanoplasti menjadi salah satu tindakan operasi yang dilakukan oleh Central Operating Theatre (COT) RS UI. Meningkatnya permintaan untuk tindakan timpanoplasti ini memungkinkan terjadinya perubahan terhadap standar paket yang telah disiapkan sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap standar paket tindakan sebelumnya untuk mengoptimalkan pengelolaan sediaan farmasi, dan BMHP. Metode yang dilakukan dengan menganalisa data pada Stock Card Detail kemudian dievaluasi kesesuaiannya dengan paket standar yang telah diadakan. Terdapat 24 pasien yang melakukan tindakan timpanoplasti selama bulan april-juni 2023. Hasil dari analisa untuk penggunaan tiap item paket standar tindakan timpanoplasti diketahui telah sesuai sebanyak 39%, namun 59% penggunaannya masih kurang dari standar, dan 2% penggunaannya melebihi standar. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap list standar paket yang telah diadakan sebelumnya berdasarkan penggunaan aktual tindakan timpanoplasti.
Pharmacists are responsible for the management of pharmaceutical preparations, and Consumable Medical Materials (BMHP). Management of pharmaceutical preparations and BMHP has been carried out by the Operating Room Pharmacy Depot of the UI Hospital is by holding a standard package of needs according to the type of surgery to be performed. Tympanoplasty is one of the operations performed by the Central Operating Theater (COT) of UI Hospital. The increasing demand for tympanoplasty allows changes to the standard package. Therefore, it is necessary to evaluate the standard package to optimize the management of pharmaceutical preparations and BMHP. The method is carried out by analyzing the data on the Stock Card Detail and then evaluating its suitability with the standard package that has been held. There were 24 patients who performed tympanoplasty during AprilJune 2023. The results of the analysis for the use of the standard tympanoplasty package are known to have been appropriate as much as 39%, but 59% of its use is still less than the standard, and 2% of its use exceeds the standard. So, it is necessary to make adjustments to the list of standard packages that have been held previously based on the actual use of tympanoplasty."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Putri Warti
"Rumah sakit dengan pelayanan farmasi klinik mengimplementasikan Pemantauan Terapi Obat (PTO) sebagai suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien, dengan tujuan meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Pelaksanaan tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terapi obat pada salah satu pasien dispepsia di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta. Metode menggunakan desain observasional dengan pengambilan data dilakukan secara prospektif pada tanggal 12 sampai 16 Juni 2023. Populasi yang digunakan adalah seluruh pasien yang dirawat inap di Gedung Cempaka, RSUP Persahabatan dan teknik sampel yang digunakan yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil dari pelaksanaan tugas khusus yang dilakukan selama 5 ( lima ) hari ini adalah ditemukannya pemilihan obat yang tidak tepat terjadi karena pasien menggunakan jaminan BPJS yang mengharuskan penggunaan rujukan Formularium Nasional untuk panduan pengobatan, pemberian obat kepada pasien sudah melebihi aturan yang ditetapkan oleh Formularium Nasional, (DRP) terkait interaksi obat dan indikasi tanpa obat, penyesuaian terapi berdasarkan konsultasi antara Apoteker dan DPJP, serta implementasi sistem informasi untuk pemantauan pasien secara terintegrasi. Hal ini didapatkan berdasarkan pemantauan terapi obat pasien rawat inap Ny. F di gedung Cempaka RSUP Persahabatan. 

Hospitals with clinical pharmacy services implement Drug Therapy Monitoring (PTO) as a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients, with the aim of increasing the effectiveness of therapy and minimizing the risk of unintended drug reactions (ROTD). The implementation of this special assignment aims to monitor drug therapy in one of the dyspepsia patients at the Friendship Central General Hospital Jakarta. The method uses an observational design, with data collection carried out prospectively on June 12–16, 2023. The population used was all patients hospitalized in the Cempaka Building, Friendship General Hospital, and the sample technique used was purposeful sampling in accordance with the inclusion and exclusion criteria. The results of the implementation of this special assignment, which was carried out for five (five) days, were the discovery of inappropriate drug selection that occurred because the patient used BPJS insurance, which required the use of the National Formulary reference for treatment guidance; the administration of drugs to patients had exceeded the rules set by the National Formulary; drug- related problems (DRP) related to drug interactions and indications without drugs; therapy adjustments based on consultation between pharmacists and DPJP as well as the implementation of an information system for integrated patient monitoring. This was obtained based on monitoring the drug therapy of inpatient Mrs. F in the Cempaka building of Friendship Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulma Herdalina
"Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT Dankos Farma periode Mei – Juni 2023 diharapkan calon apoteker di Industri farmasi mengetahui tugas dan tanggungjawabnya dalam memastikan fasilitas dan peralatan yang sesuai untuk memproduksi produk yang aman, efektif dan bermutu dengan biaya seminimum mungkin. Penyediaan fasilitas dan peralatan penunjang berdasarkan aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) diharapkan mesin dapat bekerja menghasilkan produk sesuai mutu dan kualitas obat secara konsisten sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan agar sesuai dengan tujuan penggunaannya. PT Dankos Farma menyediakan mesin pelabel ampul untuk membantu pelabelan yang melindungi produk dari pengaruh eksternal yang merugikan. Salah satu departemen produksi di PT Dankos Farma yaitu lini produksi sediaan injeksi Non-Beta Laktam (NBL) senantiasa melakukan continuous improvement terhadap permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat proses produksi, salah satu permasalahan yang terjadi pada mesin pelabel ampul akan memengaruhi kualitas dan mutu produk, menghambat proses pengemasan sekunder serta jalannya produksi sedangkan proses lain terus berjalan dan menunggu untuk segera dilakukan pelabelan. Tugas khusus ini ditujukan untuk menganalisis kinerja mesin pelabel ampul yang terdapat pada departemen produksi injeksi Non-Beta Laktam PT Dankos Farma melalui pengukuran nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE).

Internship at PT Dankos Farma for the period of May – June 2023 is expected that prospective pharmacists in the pharmaceutical industry know their duties and responsibilities in ensuring appropriate facilities and equipment to produce safe, effective and quality products at the lowest possible cost. The provision of supporting facilities and equipment based on the aspect of Good Medication Manufacturing Practices is expected to be able to work to produce products according to the quality and quality of drugs consistently in accordance with the requirements set to suit the purpose of use. PT Dankos Farma provides ampoule labeling machines to assist in labeling that protects products from adverse external influences. One of the production departments at PT Dankos Farma, namely the production line of Non-Beta Lactam (NBL) injection preparations, always makes continuous improvements to problems that can hinder the production process, one of the problems that occurs in the ampoule labeling machine will affect the quality and quality of the product, hindering the secondary packaging process and the running of production while other processes continue to run and wait for labeling to be carried out immediately. This special task is aimed at analyzing the performance of the ampoule labeling machine in the production department of PT Dankos Farma's Non-Beta Lactam injection through the measurement of the Overall Equipment Effectiveness (OEE) value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>