Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Si Eun
"Emissions of NOx, SO2, and CO gas, which mainly result from human activities, pose significant health and environmental risks. While various technologies have been developed to tackle these emissions individually, there's a growing need for a solution that can address all of them at once. Membrane contactor technology offers a promising approach due to its efficiency and greener footprint compared to conventional methods. In this study, the simultaneous removal of NOx, SO2, and CO emissions from diesel engine exhaust gas using a polysulfone hollow fiber membrane contactor combined with a nanobubble treated sodium chlorate (NaClO3) and sodium hydroxide (NaOH) as absorbents is discussed. The exhaust gas flows continuously into the tube side, while the shell side contains the absorbents. The independent variables of this research are diesel engine gas feed flow rate and NaClO3, NaOH concentration. The most effective flow rate for removing the exhaust gas is 100 mL/minute, and the concentrations of NaClO3 and NaOH each are 1M and 0.01M.

Aktivitas manusia menghasilkan gas NOx, SO2, dan CO dalam jumlah besar. Emisi gas-gas tersebut memberikan resiko yang signifikan pada kesehatan dan lingkungan. Hingga kini berbagai teknologi telah di kembangkan untuk menangani masalah emisi gas-gas tersebut secara terpisah, sejalannya waktu kebutuhan untuk solusi yang dapat menangani semua masalah secara bersamaan terus meningkat. Teknologi Membran Kontaktor merupakan pendekatan yang menjanjikan dikarenakan efisiensitas dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam studi ini, kami ingin mengkaji emisi NOx, SO2, dan CO dapat dihilangkan secara bersamaan dari gas buangan mesin diesel menggunakan "Polysulfone Hollow Fiber Membrane Contactor" dengan "Nanobubble treated Sodium Chlorate" (NaClO3) dan "Sodium Hydroxide" (NaOH) sebagai media serapan. Gas buang mengalir secara terus-menerus ke dalam tube, sementara pada sisi shell terdapat media serap. Variabel independen pada riset ini adalah jumlah laju aliran dari gas buang mesin diesel dan kejenuhan NaClO3. Efek dari variabel independen ini akan dikaji ulang dengan variabel lain diantaranya efisiensi serapan (%R), mass transfer flux (J), dan nilai loading dari gas NOx, SO2, dan CO. Laju alir gas buang terefektif untuk CO adalah 100 mL/menit dan konsentrasi NaClO3 and NaOH masing-masing adalah 1M dan 0.01M. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garrett, John Patrick
"Konsumsi energi di Indonesia sebagian besar masih didominasi oleh sumber energi tak terbarukan seperti diesel. Saat dibakar, bahan bakar diesel dapat mengeluarkan gas buang beracun ke udara, salah satunya adalah karbon monoksida (CO). Teknologi pemisahan membran merupakan metode efisien yang dapat digunakan untuk menangkap gas buang dari atmosfer secara selektif. Dibandingkan dengan metode konvensional lainnya, teknologi pemisahan membran memiliki beberapa keunggulan antara lain, efisiensi pemisahan yang tinggi karena rasio volume terhadap luas permukaan yang tinggi, serta konsumsi energi dan biaya pengoperasian yang relatif rendah. Penelitian ini akan fokus pada penyerapan gas karbon monoksida dari gas buang mesin diesel menggunakan alat kontaktor membran serat berongga polysulfone. Pada percobaannya, akan digunakan dua absorben untuk membantu proses penyerapan pada kontaktor membran, yaitu tembaga (II) klorida (CuCl2) dan trietilamina (TEA). Selain itu, absorben tersebut akan menjalani perawatan nanobubble untuk meningkatkan efisiensi penyerapan. Variabel bebas yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi absorben nanobubble-treated [TEA][CuCl2]. Berdasarkan hasil penelitian, dengan laju alir gas umpan 100 mL/menit dan konsentrasi pelarut nanobubble-treated [TEA][CuCl2] 1 M, diperoleh efisiensi penyisihan gas CO dan fluks tertinggi berturut-turut 51,94% dan 1,203 x 10-8 mmol/cm2.s. CO loading tertinggi terdapat dengan laju alir gas umpan 100 mL/menit dan konsentrasi nanobubble-treated [TEA][CuCl2] 0,01 M; CO loading tertinggi yang dapat dicapai adalah 2,294 x 10-3 mmol CO/mol [TEA][CuCl2].s.

Energy consumption in Indonesia is still largely dominated by non-renewable energy sources such as diesel fuel. When burned, diesel fuel will release toxic exhaust gasses into the air, one of which is Carbon Monoxide (CO). Membrane separation technology represents an efficient method that can be used to selectively capture exhaust gas from the atmosphere. Compared to other conventional methods, membrane separation technology has several advantages including high separation efficiency due to a high surface area to volume ratio, as well as relatively low energy consumption and low operating costs. This research will focus on the absorption of carbon monoxide gas from the exhaust of a diesel engine using a polysulfone hollow fiber membrane contactor. In this experiment, two absorbents will be used to assist the absorption process in the membrane contactor, namely copper (II) chloride (CuCl2) and triethylamine (TEA). In addition to that, these absorbents will undergo nanobubble treatment to potentially improve absorption efficiency. The independent variables that will be examined in this research are the feed gas flow rate and concentration of the nanobubble-treated [TEA][CuCl2] absorbent. The results showed that the highest CO removal efficiency (%R) and mass transfer flux (J) was achieved by utilizing a feed gas flow rate of 100 mL/minute and nanobubble-treated [TEA][CuCl2] concentration of 1 M, where the results obtained are 51.94% and 1.203 x 10-8 mmol/cm2.s, respectively. The highest CO loading was achieved by utilizing a feed gas flow rate of 100 mL/minute and nanobubble-treated [TEA][CuCl2] concentration of 0.01 M; CO loading was measured to be 2.294 x 10-3 mmol CO/mol [TEA][CuCl2].s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anggraeni
"Polusi yang dihasilkan berbagai kegiatan masyarakat di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Jenis polutan yang dihasilkan dapat berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOX). Penggunaan teknologi membran merupakan salah upaya untuk mengurangi tingkat keberadaan polutan gas NOX, SO2 dan CO yang berasal dari mesin diesel. Penelitian ini akan mempelajari mengenai proses absorpsi komponen gas NOX, SO2 dan CO pada kontraktor modul membran serat berongga polysulfone sebagai reaktor gelembung menggunakan pelarut NaClO2 dan NaOH. Gas umpan dengan kandungan gas NOX, SO2 dan CO dihasilkan dari mesin diesel, yang kemudian akan dialirkan pada bagian tube kontraktor membran. Sementara itu campuran pelarut NaClO2 dan NaOH akan dialirkan melalui bagian shell kontraktor membran yang ditutup agar menciptakan gelembung gas. Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut NaClO2. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi untuk efisiensi penyisihan (%R), fluks perpindahan massa (J), serta NOX, SO2 dan CO loading berturut–turut yakni 99,56%, 99,91% dan 96,83% pada laju alir gas umpan 100 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M;1,88×10-8 mmol⁄(cm2.s),1,57×10-8 mmol⁄(cm2.s) dan 1,59×10-8 mmol⁄(cm2.s) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,5 M; serta 0,227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0,194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) dan 0,092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) pada laju alir gas umpan 200 ml/menit dan konsentrasi pelarut NaClO2 0,05 M.

Pollution generated by various activities in Indonesia continues to increase every year. The types of pollutants produced can be in the form of carbon dioxide (CO2) gas, carbon monoxide (CO), sulfur dioxide (SO2), and nitrogen oxides (NOX). The use of membrane technology has been developed to reduce the presence of NOX, SO2, and CO pollutant gases in the air from a diesel engine. This research will study the absorption process in a polysulfone hollow fiber membrane module contractor as a bubble reactor using NaClO2 and NaOH solvents. The feed gas containing NOX, SO2, and CO gas is produced from the diesel engine, which will flow to the membrane contactor tube part. Meanwhile, a mixture of NaClO2 and NaOH solvents will be flowed through the closed shell contracting membrane to create gas bubbles. The results showed that the highest values for absorption efficiency (%R), mass transfer flux (J), and NOX, SO2 and CO loading respectively were 99.56%, 99.91% and 96.83% at a feed gas flow rate of 100 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; 1.88×10-8 mmol⁄(cm2.s), 1.57×10-8 mmol⁄(cm2.s) and 1.59×10-8 mmol⁄(cm2.s) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.5 M; also 0.227 (mmol NOX)⁄(1 mol NaClO2), 0.194 (mmol SO2)⁄(1 mol NaClO2) and 0.092 (mmol CO)⁄(1 mol NaClO2) at a feed gas flow rate of 200 ml/min and a NaClO2 concentration of 0.05 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahra Azzahra Fitri
"Sampai saat ini, sebagian besar sumber energi masih berasal dari energi tak terbarukan yang dapat memicu peningkatan emisi gas buang berbahaya, salah satunya, yaitu gas karbon monoksida (CO). Teknologi penyisihan gas berupa kontaktor membran dapat menjadi solusi alternatif karena keunggulannya yang memiliki area kontak yang luas dengan ukuran kontaktor relatif kecil, serta konsumsi energi dan biaya relatif rendah dibandingkan dengan teknologi konvensional. Penelitian ini berfokus pada proses absorpsi gas buang mesin diesel (CO) menggunakan modul membran serat berongga polysulfone sebagai perangkat perpindahan massa dengan bantuan pelarut Tembaga (II) Klorida (CuCl2) dan Trietilamina (TEA) sebagai absorben. Gas buang mesin diesel akan dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pelarut berada di bagian shell dan bersifat statis. Variabel bebas yang diuji pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut CuCl2. Berdasarkan data hasil penelitian dengan laju alir gas umpan yang konstan sebesar 100 mL/menit dan konsentrasi perlarut CuCl2 tertinggi 1 M diperoleh efisiensi penyisihan gas CO dan fluks tertinggi berturut-turut senilai 70,09 % dan 2,628x10-6 mmol/cm2.s, sementara pada konsentrasi CuCl2 terendah 0,01 M diperoleh CO loading tertinggi sebesar 1,031 mmolCO/molCuCl2.s. Kemudian, dengan konsentrasi pelarut CuCl2 yang konstan 0,1 M, didapatkan efisiensi senilai 61,41% pada laju alir gas umpan terendah 100 mL/menit, sementara fluks dan CO loading tertinggi yang dapat dicapai berturut-turut sebesar 1,978x10-6 mmol/cm2.s dan 7,767x10-2 mmolCO/molCuCl2.s pada laju alir gas umpan tertinggi 200 mL/menit.

Until now, most energy sources still come from non-renewable energy which can lead an increase in harmful exhaust emissions, one of which is carbon monoxide (CO). The gas removal technology such as membrane contactor can be an alternative solution because of its advantages in having a large contact area with a relatively small contactor size, as well as relatively low energy consumption and low cost compared to conventional technologies. This research focuses on the absorption of diesel engine exhaust gases (CO) using polysulfone hollow fiber membrane modules as a mass transfer device and with the support of solvents Copper (II) Chloride and Triethylamine (TEA) as absorbents. Diesel engine exhaust gas will flow through the membrane tube, while the solvent is static in the shell section. The independent variables tested in this study are feed gas flow rate and CuCl2 solvent concentration. Based on research data with a constant feed gas flow rate of 100 mL/minute and the highest CuCl2 concentration of 1 M, the highest CO removal efficiency and flux were obtained respectively at 70.09% and 2.628x10-6 mmol/cm2.s, while at the lowest CuCl2 concentration of 0.01 M, the highest CO loading was obtained at 1.031 mmolCO/molCuCl2.s. In addition, with a constant CuCl2 concentration of 0.1 M, gas removal efficiency of 61.41% was obtained at the lowest feed gas flow rate of 100 mL/minute, while the highest flux and CO loading that could be achieved were respectively 1.978x10-6 mmol /cm2.s and 7.767x102 mmolCO/molCuCl2.s at the highest feed gas flow rate of 200 mL/minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadlan Rasyid
"Beberapa polutan udara yang mencemari lingkungan antara lain seperti nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dan karbon monoksida (CO). Teknologi kontaktor membran merupakan teknologi alternatif dalam menyisihkan gas NOx, SO2, dan CO karena keunggulannya berupa luas area spesifik yang tinggi. Penelitian ini akan mempelajari proses penyisihan gas buang mesin diesel berupa NOx, SO2, dan CO menggunakan pelarut H2O2 dan NaOH pada modul membran serat berongga berbahan polisulfon. Gas buang mesin diesel akan dialirkan pada bagian tube membran, sedangkan pelarut H2O2 dan NaOH berada di bagian shell dan bersifat statis. Variabel bebas yang diuji pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan dan konsentrasi pelarut H2O2. Berdasarkan hasil uji, efisiensi penyisihan gas NOx, SO2, dan CO tertinggi pada laju alir gas 100 mL/menit dan konsentrasi H2O2 0,5 M berturut-turut, yaitu sebesar 99,56%, 99,79%, dan 99,28%, fluks perpindahan massa NOx, SO2, dan CO tertinggi pada laju alir gas 200 mL/menit menit dan konsentrasi H2O2 0,5 M berturut-turut, yaitu sebesar 1,13 x 10-6 mmol/cm2.s, 9,42 x 10-7 mmol/cm2.s, dan 8,93 x 10-7 mmol/cm2.s serta NOx, SO2, dan CO loading tertinggi pada laju alir gas 200 mL/menit menit dan konsentrasi H2O2 0,05 M berturut-turut, yaitu sebesar 1,72 x 10-4 mmol NOx/mmol H2O2.s, 1,3 x 10-4 mmol SO2/mmol H2O2.s, dan 1,2 x 10-4 mmol CO/mmol H2O2.s.

Some air pollutants that affect the environment include nitrogen oxides (NOx), sulfur dioxide (SO2), and carbon monoxide (CO). Membrane contactor technology is an alternative technology in NOx, SO2, and CO gases because of its advantages, such as high specific area. This study investigates removing exhaust gases from diesel engines in the form of NOx, SO2, and CO using H2O2 and NaOH solvents on hollow fiber membrane modules made of polysulfone. The exhaust gas of the diesel engine will be in the membrane part of the tube, while the solvent H2O2 and NaOH are in the shell and are static. The independent variables tested in this study were the gas feed flow rate and the concentration of H2O2. Test results, the highest absorption efficiency of NOx, SO2, and CO gas was at a gas flow rate of 100 mL/min and H2O2 0.5 M, respectively, which are 99.56%, 99.79%, and 99.28%, the highest mass transfer flux of NOx, SO2, and CO at a gas flow rate of 100 mL/min and H2O2 0.5 M, respectively, namely 1.13 x 10-6 mmol/cm2.s, 9.42 x 10-7 mmol/cm2.s, and 8.93 x 10-7 mmol/cm2.s, and also highest NOx, SO2, and CO loading at a gas flow rate of 100 mL/min and H2O2 0.05 M, respectively, namely 1.72 x 10-4 mmol NOx/mmol H2O2.s, 1.3 x 10-4 mmol SO2/mmol H2O2.s, and 1.2 x 10-4 mmol CO/mmol H2O2.s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Wulansari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Evianto
"ABSTRAK
Efisiensi pemakaian bahan bakar pada kendaraan bemotor yang rendah akibat banyaknya energi yang terbuang terutama oleh gas buang kendaraan yang mencapai 34% serta efek pendinginan yang mencapai 32 % menyebabkan energy yang efektif untuk dlgunakan hanya sekitar 25%. Selain hal tersebut diatas pengaruh terhadap polutan yang ditimbulkan oleh gas buang kendaraan bermotor telah menjadi perhatian serius para ahli sejak diajulcannya Clean Air Ac! (dikenal juga dengan Mrrshe Act) yang dibawa ke Senat Amerika oleh Senator Edmund Muslde pada tahun 1970. Hal tersebut yang kemudian mendorong dibuatnya peraturan sejenis yang mengatur emisi kendaraan bermotor pada negara-negara lainnya.
Pada dasarnya emisi kendaraan bermotor timbul diantaranya akibat adanya sebagian bahan bakar yang disuplai kedalam silinder yang tidak terbakar secara sempurna sehingga menimbulkan senyawa baru yang bersifat polutan dan beracun pada konsentrasi tertentu.
Pada kendaraan berbahan bakar bensin banyak peralatan ya.ng telah dikembangkan untuk mengatur emisi kendaraan bensin karena mekanisme serta konstruksi mesin yang memungkinkan Alcan tetapi untuk lcendaraan berbahan bakar solar baru sebagian kecil peralatan yang dapat dipergunakan untuk mengatur emisi diantaranya teknologi terbaru ya.ng dikembang oleh Isuzu yaitu dengan memodifikasi ruang bakar dan waktu pengapian pada Zexel A-zype in line pump yang dilengkapi dengan Governor RSV.
Terdapat Salah satu peralatan yang dikembang pada kendaraan berbahan bakar bensin yang pada prinsipnya bisa diterapkan pada kendaraan diesel, yaitu fire cut-off Fuel cut-off adalah salah satu peralatan yang telah dikembangkan untuk mengatur jumlah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Alat ini bekerja dengan prinsip rnenghentikan suplai bahan bakar yang masuk kedalam silinder. Alat ini dapat bekerja sebagai pembatas kecepatan (speed Iimiter) atau bekerja pada saat disakselerasi perlambatan.

ABSTRACT
The low efficiency of tiiel consumption for automobiles due to lot of energy wasted mostly from exhaust emission for 34 % and also the cooling effects for 32 %, make the effective energy can be used only 25 % [10]. Beside those things the effect of pollutants produced by exhaust emission of automobiles has became serious attention for experts since Clean Air Act proposed (also known with Muskfe Act) which brought to the United State Senate by Senator Edmund Muskie in 1970. Since then, many similar regulations controlled emission made in many countries.
Basicaly, emission of automobiles caused by some of the fuel injected into the cylinders is not burnt properly and as a result some new compunds that are toxic for certain concentration are produced.
For vehicles with gasoline as the fuel, many equipments have been developed to control emission because of the possibility due to mechanism and engine construction. In the other hand, for vehicles with diesel engine the equipment developed for that purposed is still limited, as an example the latest technologies developed by Isuzu Motor Company are modification of combustion chamber and tiring timing on Zexel A-type in-line pump equiped with RSV Governor.
There is some equipment developed in gasoline engines which principally can be applied in diesel engines, it?s fuel cut-off Fuel cut- offs an equipment developed to control emission produced by the automobiles. This equipment works principally with cut the supply of the fuel injected into the cylinder. Also, this equipment works as speed limiter or active while deceleration phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Antoni
"Permasalahan kenaikan bahan bakar minyak dan mulai menipisnya cadangan minyak dibumi merupakan masalah utama yang sedang hangat dibicarakan sekarang ini, begitu juga masalah emisi gas buang yang menyebabkan polusi udara dan global warming. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mekanisme perubah derajat bukaan katup intake dan katup exhaust yang dapat di kontrol dan diubah sesuai kebutuhan. Mekanisme ini dibuat dengan membuat suatu rel diporos yang berfungsi sebagai penggerak. Camshaft standar di bagi menjadi dua antara cam intake dan cam exhaust. Mekanisme ini berjalan dengan mendorong atau menarik poros dari camshaft sehingga terjadilah perubahan derajat bukaan katup. Mekanisme ini diuji dengan pengambilan data emisi dan melakukan dial cam agar diketahui bahwa mekanisme ini bisa berjalan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan penurunan emisi gas buang CO sebesar 20,8% pada posisi 1 dan 43,5% pada posisi 2, CO semakin kecil menandakan bahan bakar yang digunakan semakin irit. Emisi gas buang CO2 mengalami kenaikan sebesar 19,4% pada posisi 1 dan 5,6% pada posisi 2, CO2 semakin tinggi menandakan pembakaran yang terjadi semakin sempurna. Emisi gas buang HC mengalami penurunan sebesar 45,4% pada posisi 1 dan 43,4% pada posisi 2, HC semakin kecil maka pembakaran yang terjadi makin sempurna. Emisi gas buang O2 tidak mengalami perubahan pada posisi 1 sedangkan pada posisi 2 terjadi kenaikan sebesar 7,5%, O2 menandakan terjadinya pembakaran lean combustion atau rich combustion. O2 juga bisa dipengaruhi oleh pengaturan karburator yang kurang tepat antara campuran bahan bakar dengan udara. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme single rail ini dapat berjalan dengan baik dengan memaksimalkan proses pembakaran sehingga hasil uji emisi menjadi jauh lebih baik dari pada kondisi standar dan derajat bukaan katub dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan.

The fuel price shock and decreasing of oil are now becoming a new trend issues. So is the problem about emission that results in global warming. This research is conducted for making from the mechanisms system that results changes of intake and exhaust valve opening degree. The degree of the opening is commonly called the LSA (Lobe Separation Angle). The mechanism is conducted by making a rail on the shaft that functioned as the activator. Standard camshaft is devided into two parts, which are cam intake and cam exhaust. The mechanism is run by either pushing or pulling the shaft of the camshaft that results changes in the degree of valve opening. This mechanism was tested afterwards by taking emission data and by dial cam to conclude that the mechanism could work.
This research results that the decreasing of emission for CO is 20,8% at position 1 and 43,5% at position 2. The lesser CO indicates that the used of the fuel is more efficient. Meanwhile the emission for CO2 increases at 19,4% for position 1 and 5,6% for position 2, the higher CO2 indicates the combustion is more perfect. Emission for HC decreases at 45,4% on position 1 and 43,4% on position 2, the lesser HC indicates the combustion is more perfect. The emission for O2 doesn?t change significantly at position 1 meanwhile at position 2 increases at 7,5%. O2 indicates the lean combustion or rich combustion occurred. O2 is also possibly influenced by the carburator?s inaccurate setting between fuel and air mixture. Based on this research, it is possible to say that single rail mechanism can be operated well by maximize the combustion process so that the result of emission becomes much better on standard condition and the valve opening degree is controlable depends on the needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad khayam
"Salah satu alternatif pengendalian polusi udara dari emisi gas buang kendaraan bermator yaitu menggunakan catalytic converter. Namun penggunaanya terbatas, disebabkan terbatasnya rentang AFR, meningkatnya gas aldehyde ketika menggunakan campuran bensin-oksigenat selain gas bermacam lainnya seperti CO & UHC serta meningkatnya turunnya tekanan gas buang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul kinerja catalytic converter serta pengaruhnya terhadap kinerja motor bensin, yang menggunakan mesin uji 1.500 cc dan dipasang TWCC dengan bahan aktif platinum dengan rnetode pengujian pada beban tetap (10 & 13 kg) dan putaran tetap (1.800 & 2.300 rpm).
Hasil penelitian yaitu komposisi gas CO dan UHC sebelum TWCC sudah berada di bawah nilai ambang Batas, sedangkan komposisi gas aldehyde masih relatif tinggi namun berkurang dengan peningkatan AFR. Penggunaan TWCC mampu menurunkan lebih rendah lagi komposisi gas buang hingga dicapai efisiensi konversi maksimum CO 81,3%, UHC = 78,2% dan aldehyde = 58,9%. Waktu tinggal gas buang diperoleh 0,0032 - 0,123 detik, fenomena perpindahan fluida terdiri den bilangan Reynold : 196 - 543, bilangan Sherwood : 3,67 - 3,74 dan bilangan Nusselt : 3,68 - 3,70. Namun penggunaan TWCC dapat menurunkan daya motor (BHP), meningkatkan konsumsi bahan baker spesifik (BSFC) dan meningkatkan turun tekanan (-AP). Prosen kehilangan daya motor berkisar antara 3,5 - 15%, sedangkan prosen kehilangan daya motor terhadap tune.' tekanan berkisar antara 0,07 - 0,09% per mmH2O.

One of alternatives to control air pollution of vehicle exhaust gas emission is catalytic converter. However it is limited, is caused by limited AFR, increasing of aldehyde emission when using gasoline-oxygenate mixtures besides other poisonous substances like CO & UHC and also increasing exhaust gas pressure drop.
This research purpose to study about catalytic converter performance and the influence to the motor performance, which use test bed engine t500 cc and is installed by TWCC with platinum as active catalyst, with test method at the constant load (10 & 13 kg) and constant rotational speed (1.800 & 2.300 rpm).
The results of test are CO and UHC composition before entering TWCC is below the threshold value, while the higher value of aldehyde composition can be decreased with increasing of AIR. Using TWCC is able to decrease lowered exhaust composition until reaching maximum conversion efficiency for CO = 81,3%, UHC = 78,2% and aldehyde = 58.9%. Residence time of exhaust gas is 0,0032 - 0,123 s, fluid transfer such are Reynold Number : 196 - 543, Sherwood Number : 3,67 - 3,74 and Nusselt Number : 3,68 - 3,70. However using TWCC can decrease brake horse power (BHP) and increase brake specific fuel consumption (BSFC). Percentage of brake horse power loss is 3,5 - 15%, while brake horse power loss per pressure drop is 0,07 - 0,09% per mmH2O.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Wasito
"Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan di masyarakat Hal ini dikarenakan mesin diesel dapat menghasilkan tenaga yang Iebih besar dan lebih irit. Banyaknya kegunaan mesin dieseljuga menjadikan mesin diesel sebagai penyumbang emisi gas buang terbanyak. Emisi gas buang yang tidak normal menandakan kendaaran boros dan menyebabkan polusi. Dalam penelitian ini cyclone digunakan untuk meningkatkan efelctiiitas campuran bahan bakar udara agar reaksi menjadi lebih sempurna. Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan cyclone dengan sudut pengarah tertentu lebih efektif dalam hal mengurangi emisi HC di mesin diesel. Cyclone dengan sudut pengarah 30° dapat menurunkan emisi HC sekitar 60% sedangkan dengan 45° menurunkan HC antara 25% hingga 56% untuk pembebanan 5 Kg. Selain itu juga dari analisa suhu dan tekanan gas buang didapatkan pada putaran yang tinggi emisi HC cenderung meningkat sedangkan emisi CO relatif konstan untuk berbagai jenis putaran dan sudut pengarah.

Diesel is a kind oyfengine which is inostly used in several teclinical neefls, because it can produce a bigger and more economical energy. Many advantages of diesel also make the diesel as a biggest support of exlraust-gas emition. The unusual exhaust-gas emition ofa vehicle shows that the vehicle is not economical, it also causes the pollution. ln this experiment, cyclone is used to increase the effectiveness ofairgfuel mixture, so that the reaction goes into perfect. Cyclone in certain direction angle is more efflective in reducing the HC-enzition in the diesel engine. Cyclone in 30° can reduce it for about 60%, while cyclone in 45° can do it between 25% to 56%, with 5 kgs of resistant force against it. From the analysis of exhaust gas temperature and pressure, we can also see that the emition of HC gets increasea in high rotation, while the emition CO is relative constant in all kinds of rotation and direction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>