Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Agarase adalah enzim yang mengkatalisasi reaksi hidrolisis agar. Beberapa agarase telah diisolasi dari sejumlah mikroorgnisme perairan laut dan sedimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan enzim dari kapang laut yang diisolasi dari substrat Caulerpa sp. (SUC 7) untuk menghidrolisis agar yang ada pada Gelidium sp menjadi gula untuk digunakan sebagai bahan baku dalam proses produksi bioetanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang SUC 7 mampu memproduksi enzim agarase secara optimum dalam 8 hari. Kondisi inkubasi yang menghasilkan aktivitas agarase tertinggi didapatkan pada temperatur 40°C dan pH 8,0 Tris-HCL. Agarase dari SUC 7 stabil hingga jam ke 24 dengan aktivitas enzim sebesar 0,31 u/mL. Penambahan ekstrak kasar enzim agarase dari kapang SUC 7 untuk menghidrolisis agar yang ada pada Gelidium sp. dapat meningkatkan produksi bioetanol sebesar 0,49%."
OLDI 40:3 (2014) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Stebben, Gregg
New York: Pocket Books, 1999
R 530 STE e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmah
"Perubahan-perubahan pada aspek perkembangan usia remaja dapat memicu terjadinya stres dan mengarah pada perilaku berisiko seperti merokok, minum minuman keras, dan penyalahgunaan NAPZA. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy merupakan tindakan spesialis keperawatan jiwa yang diharapkan mampu meningkatkan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah untuk mencegah penggunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy terhadap aspek perkembangan, kemampuan penyelesaian masalah, dan penggunaan NAPZA dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMK. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sebanyak 125 remaja dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dan kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan systematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy lebih tinggi secara bermakna (p value < 0,05) dibandingkan remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik; penggunaan NAPZA pada remaja setelah mendapat terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 2 orang pada kategori rendah; penggunaan NAPZA pada semua remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dapat bertahan pada kategori bersih dari NAPZA, sedangkan pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 4 orang pada kategori rendah. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di sekolah menengah kejuruan.

Changes in the developmental aspects of adolescence can trigger stress and lead to risky behaviors such as smoking, drinking alcohol, and drug abuse. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are the intervention of psychiatric nursing specialists which are expected to be able to improve developmental aspects and problem-solving abilities to prevent drug use. This study aimed to determine the effect of therapeutic group therapy and problemsolving therapy on aspects of development, problem-solving ability, and the use of drugs in preventing drug abuse in adolescents in vocational high schools. The research design was used a quasi-experimental pre-post test with the control group. 125 adolescents were divided into 2 groups, one group received therapeutic group therapy and problem-solving therapy and the others received therapeutic group therapy. Sampling technique used purposive sampling and systematic random sampling.
The results showed significantly increased in the developmental aspects and the ability to solve problems after receiving therapeutic group therapy but still not optimal (p-value <0.05); the developmental aspects and the ability to solve problems increase significantly after getting therapeutic group therapy and problem-solving therapy but still not optimal (p-value <0.05); there was significantly increase in developmental aspects and the ability to solve problems in adolescents who received therapeutic group therapy and problemsolving therapy was higher (p-value <0.05) than adolescents who only received therapeutic group therapy; drug use in adolescents found there were 2 people in the low category after receiving therapeutic group therapy; drugs use in all adolescents who get therapeutic group therapy and problem solving therapy can survive in the "none" category of drugs, whereas in adolescents who get therapeutic group therapy found there was 4 people in low category. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are recommended as a drug use prevention for adolescents in vocational high schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ward, Tara
Cina: Arcturus Publishing Ltd, 2008
615.5 WAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Young, Bruce K.
New York: Bantam Dell, 2008
618.392 YOU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
David Nicodemus Yanuar
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model matematis yang valid untuk ekstraktor unggun diam untuk proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi, serta mendapatkan parameter kinetika ekstraksi asam lemak dari ampas kopi, dan mendapatkan pengaruh variabel proses terhadap kinerja ekstraktor. Metode ekstraksi senyawa asam lemak menggunakan metode ekstraksi fluida superkritis (EFS) dengan fluida superkritis CO2. Dalam penelitian ini, proses EFS akan dipelajari dengan menggunakan model inti menyusut, dan perhitungan model terkait neraca massa proses ekstraksi dilakukan secara numeris metode implisit Crank-Nicolson dengan program MATLAB R2020b. Estimasi parameter-parameter proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi dengan fluida CO2 superkritis telah berhasil dilakukan. Nilai konsentrasi awal solut dalam padatan adalah 130 mol/m3. Parameter-parameter nilai koefisien difusivitas efektif solute dalam pelarut, koefisien perpindahan massa solute dalam fluida-padat, dan nilai konsentrasi jenuh masing-masing dapat diperoleh pada masing-masing kondisi yaitu 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 333 K, 30 MPa, 313 K, 30 MPa, 333 K, 40 MPa, 313 K, 40 MPa, 333 K, dan 50 MPa, 313 K. Nilai rata-rata deviasi relatif mutlak (AARD) yang didapat setelah membandingkan hasil simulasi dengan data eksperimen rata-rata adalah 6.951% dari seluruh kondisi operasi, sehingga menandakan model ini dapat mensimulasikan proses ekstraksi asam lemak dari ampas kopi menggunakan fluida superkritis dengan baik.

The purpose of this experiment is to obtain a valid mathematical model for fixed bed extractor extraction process of fatty acid from spent coffee grounds, obtaining fatty acid extraction kinetic parameters from spent coffee grounds, and obtaining the effect of process variables on extractor performance. Supercritical fluid extraction (SFE) method with CO2 supercritical fluid is used as the extraction method to extract the fatty acid compounds from spent coffee grounds. In this research, study of SFE process will use the shrinking core model and calculations related to mass balances of the extraction process will be carried out numerically by Crank-Nicolson implicit method using MATLAB R2020b program. Process parameters estimation of fatty acid supercritical fluid extraction from spent coffee grounds had been carried out successfully. Initial in solid solute concentration is 130 mol/m3. Extraction parameters, which are effective diffusivity coefficient, solute in solid-fluid mass transfer coefficient, and saturated concentration are obtained for each operating condition, 20 MPa, 313 K, 20 MPa, 333 K, 30 MPa, 313 K, 30 MPa, 333 K, 40 MPa, 313 K, 40 MPa, 333 K, and 50 MPa, 313 K. Comparison of reference experimental data with simulation from this experiment resulted on an average of 6.951 % of the absolute average relative deviation (AARD) value from all operational conditions, which shows that the model can be used to simulate fatty acid supercritical fluid extraction from spent coffee grounds well with a small amount of error."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Kenneth C.
New York: Perennial, 2004
220.61 DAV d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyahidah
"ABSTRAK
Latar belakang: Penggunaan antibiotik profilaksis bedah bertujuan untuk mencegah infeksi daerah operasi pada pasien yang dianggap mempunyai risiko tinggi. Meskipun kebijakan penggunaan antibiotik profilaksis dalam operasi telah ditetapkan, masih terdapat penggunaan yang tidak sesuai yang dapat menyebabkan peningkatan risiko resistensi antibiotik dan peningkatan biaya perawatan di rumah sakit.Tujuan: Mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotik profilaksis serta efisiensi biaya penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah digestif di RSUPN-CMMetode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif. Data sekunder diambil dari rekam medik pasien rawat inap Departemen Bedah RSUPN-CM selama periode Januari hingga Desember 2015. Pada penelitian ini 102 pasien yang mendapatkan antibiotik profilaksis dievaluasi berdasarkan panduan NHS Lanaskhire untuk ketepatan dosis dan waktu pemberian pada tindakan pembedahan dan panduan antibiotik profilaksis divisi bedah digestif RSUPN-CM untuk pemilihan antibiotik berdasarkan indikasi tindakan.Hasil: Dari 102 pasien penelitian 81,4 pasien mendapatkan antibiotik profilaksis dengan indikasi sesuai tindakan dan 90,8 pasien mendapatkan antibiotik profilaksis tepat dosis. Berdasarkan ketepatan waktu pemberian antibiotik profilaksis, sebanyak 52 pasien mendapatkan antibiotik profilaksis tepat waktu 30 menit . Sementara itu, pasien yang mendapatkan antibiotik profilaksis lebih dari satu dosis yang berarti bukan lagi profilaksis sebanyak 15,7 . Tambahan biaya obat akibat pemberian antibiotik profilaksis yang tidak sesuai pedoman sebesar Rp. 16.016.007,-.Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan masih adanya penggunaan antibiotik profilaksis yang tidak sesuai pedoman pada pasien bedah digestif RSUPN-CM. Pemberian antibiotik profilaksis yang tidak sesuai pedoman dapat menyebabkan peningkatan biaya perawatan rumah sakit. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pedoman yang digunakan.
hr>
b>ABSTRACT
"Background Prophylactic antibiotic is used to prevent surgical wound infections in surgery patients who are considered to have high risk of contamination. Despite established guideline, some studies reported inappropriate use of prophylactic antibiotic which potentially increase the risk of antibiotic resistance and hospitalization cost.Aim To evaluate the appropriateness and cost of prophylactic antibiotic usage in digestive surgery patients at Cipto Mangunkusumo hospital.Methods This was a retrospective study conducted on digestive surgery patients. Secondary data were collected from medical records of hospitalized patients in Surgery Department of Cipto Mangunkusumo hospital during the periode January to Desember 2015. In this study, 102 patients receiving prophylactic antibiotics were evaluated based on NHS Lanaskhire guideline for dosage and timimg in accordance with surgical types and guideline of digestive surgery division Cipto Mangunkusumo hospital for antibiotic selection.Results In 102 patients 81,3 patients received prophylactic antibiotics with appropriate indications and 91,2 patients received prophylactic antibiotics with appropriate doses. While 52 patient received prophylactic antibiotic with appropriate timing of 30 minutes. Meanwhile, patients that received prophylactic antibiotics more than once, which means not prophylactic anymore, were accounted for 15,7 . The estimated extra cost due to of inappropriate use of prophylactic antibiotics was Rp. 16.016.007, .Conclusion The results showed that inappropriate use of antimicrobial prophylaxis was still found in digestive surgery Cipto Mangunkusumo hospital and it increased drug cost. The most frequent inappropriateness was the timing of administration followed by inappropriate indication and dose. More work is needed in order to increase the adherence to the guidelines. "
2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shaw, Non
London: Mustard, Bath, 1999
615.321 SHA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>