Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riezki Tri Wahyuni
"Dalam bidang pelayanan kesehatan puskesmas berperan sebagai fasilitas pelayanan masyarakat tingkat pertama untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, puskesmas memiliki pelayanan kefarmasian yang merupakan satu kesatuan dari pelaksanaan upaya kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayan kesehatan bagi masyarakat. Permasalahan umum dalam pelayanan kefarmasian yang biasa terjadi di puskesmas adalah stok obat yang berlebih atau kurang dan adanya obat rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di gudang penyimpanan obat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan pemantauan terhadap pengelolaan obat kadaluarsa dan mengetahui metode penandaan obat kadaluarsa di unit farmasi Puskesmas Pasar Rebo. Penelitian dilakukan pada tanggal 03 - 17 April 2023. Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obat kadaluarsa di Puskesmas Pasar Rebo yang diterapkan sudah mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan penandaan obat kadaluarsa yang diterapkan di tiap kemasan obat di ruang farmasi Puskesmas Pasar Rebo yaitu menggunakan metode traffic light dengan label warna merah, kuning, dan hijau.

In the field of health services, community health centers act as first level community service facilities to achieve optimal levels of health. Community health centers have pharmaceutical services which are an integral part of implementing health efforts to improve the quality of health services for the community. Common problems in pharmaceutical services that usually occur in community health centers are excessive or insufficient stock of medicines and damaged or expired medicines that are still found in medicine storage warehouses. The aim of this research is to monitor the management of expired medicines and find out methods for marking expired medicines in the Pasar Rebo Community Health Center pharmacy unit. The research was conducted on 03 - 17 April 2023. From the research that has been carried out it can be concluded that the management of expired medicines at the Pasar Rebo Community Health Center which is implemented refers to the applicable Standard Operating Procedures (SOP) and the marking of expired medicines which is applied on each medicine packaging in the room. The Pasar Rebo Community Health Center pharmacy uses the traffic light method with red, yellow and green labels.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Selvianna Darel
"Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di instansi Puskesmas dilaksanakan pada
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada bulan Mei tahun 2023. Adapun kegiatan
PKPA di instansi puskesmas bertujuan untuk pembelajaran dan memahami peran
serta tanggung jawab seorang apoteker melingkupi pada ruang lingkup puskesmas.
Pada pelaksanaan PKPA di puskesmas, dilakukan penyusunan laporan tugas khusus
terkait pengkajian pengelolaan obat pada gudang obat puskesmas kecamatan pasar
rebo. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Gudang
Obat Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo dan mengalanisis ketidaksesuaian stok
fisik dengan kartu stok obat di Gudang Obat Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
serta dampak yang dapat ditimbulkan. Evaluasi menggunakan dasar pedoman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dan Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB). Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan,
pengelolaan obat di Gudang Obat Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo telah
dilakukan secara cukup baik namun terkait kegiatan penerimaan, penyimpanan,
pengendalian, administrasi terdapat beberapa hal yang dapat ditingkatkan

Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) at the Puskesmas institution was
held at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo in May 2023. The PKPA activities at
the puskesmas institution aim to learn and understand the roles and responsibilities
of a pharmacist in the scope of the puskesmas. In the implementation of PKPA at the puskesmas, a report was prepared related to the assessment of drug management
in the drug management of the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. The activity
aims to evaluate drug management in the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo and analyze the discrepancy between physical stock and drug stock cards in the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo and the impact that can be caused. The
evaluation was based on the Technical Guidelines for Pharmaceutical Service
Standards at Puskesmas and the Good Drug Distribution Method (GDP). Based on
the assessment that has been carried out, drug management at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo has been carried out quite well, but related to several activities included receiving, storing, controlling, and administering activities, there
are several things that can be improved.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kandida Syifaa Diandra Putri
"Tuberkulosis resisten obat (TB RO) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang sangat dikhawatirkan karena pengobatan untuk TB RO membutuhkan obat antibiotik lini kedua, yang kurang efektif, lebih mahal dan juga lebih toksik, serta peralatan untuk menguji sensitivitas obat tidak tersedia di seluruh daerah. Seperti jenis antibiotik lainnya, antibiotik yang digunakan untuk TB juga tidak luput dari resistensi. Resistensi yang terus terjadi terhadap OAT akan mengakibatkan TB menjadi penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mengingat hal-hal terkait dengan efek dan risiko penggunaan antibiotik lini kedua untuk TB RO, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk menetapkan kebutuhan regimen terapi antibiotik yang sesuai dan aman untuk pasien sehingga pengobatan berlangsung secara tepat indikasi dan optimal. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan seperti yang dicantumkan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pasien, seleksi, dan analisis data. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, seluruh pasien diberikan OAT sesuai dengan indikasi dan dosis yang direkomendasikan oleh tatalaksana. Namun, durasi terapi yang dijalani lebih dari durasi terapi yang ditentukan berdasarkan waktu konversi biakan. Analisis data juga menunjukan bahwa pengalihan regimen terapi pendek ke panjang diakibatkan oleh efek samping obat yang dialami selama pengobatan dan hasil uji yang menandakan resistensi terhadap obat regimen jangka pendek.

Drug-resistant tuberculosis is a global health problem with great concern because treatment for drug-resistant tuberculosis requires second-line antibiotics, which are less effective, more expensive, more toxic, and equipment to test drug sensitivity is not available in all regions. Like other types of antibiotics, the antibiotics used for TB are also not immune from resistance. Resistance that continues to occur to antituberculosis drugs will cause TB to become an incurable disease. Given the issues related to the effects and risks of using second-line antibiotics for drug resistant tuberculosis, it is necessary to carry out a thorough evaluation to determine the need for an appropriate and safe antibiotic therapy regimen for the patient so that treatment takes place according to indications and is optimal. Therefore, this research was conducted with the objectives as stated earlier. The research was conducted by collecting patient data, selection, and data analysis. Based on the evaluation that was carried out, all patients were given antituberculosis drugs according to the indications and doses recommended by the guidelines. However, the duration of therapy was more than the duration of therapy determined based on the culture conversion time. Data analysis also showed that the switch from a short to a long regimen was caused by side effects of drugs experienced during treatment and test results indicating resistance to short-term regimen drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nopita Eka Rizna
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Upaya kesehatan yang memiliki peran untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi Masyarakat. Ada beberapa aspek dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yaitu perencaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi. Kurang baiknya manejemen pengelolaan obat akan menyebabkan terjadinya kesalahan seperti salah dalam pemberian obat. Dalam penelitian dilakukan pengawasan dan pengendalian obat-obatan yang meliputi pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, dan pengendalian sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pengawasan dan pengendalian obat-obat yang perlu diwaspadai. Metode yang digunakan yaitu observasional deskriptif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan dan pengendalian obat di puskesmas kecamatan pasar rebo cukup baik.

Pharmaceutical services at community health centers are an integral part of the implementation of health efforts which have a role in improving the quality of services for the community. There are several aspects in managing pharmaceutical supplies and consumable medical materials, namely planning, requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording and reporting, as well as monitoring and evaluating. Poor drug management will result in errors such as incorrect drug administration. In the research, supervision and control of medicines is cariied out which includes inventory control, use control and control of lost, demaged and expired pharmaceutical preparations. The aim of the research is to evaluate the supervision and control of drugs of concern. The method used is descriptive observational. The research results show that supervision and control of drugs at the Pasar Rebo subdistrict health center is quite good.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Indonesia merupakan negara ketiga yang paling tinggi angka kejadiannya, dengan prevalensi demam tifoid sebanyak 1,7%. Distribusi prevalensi tertinggi adalah pada usia 5–14 tahun 1,9%, disusul usia 1–4 tahun 1,6%, dan usia 15–24 tahun %1,5%, terakhir usia <1 tahun 0,8%. Demam tifoid dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella Typhi dan dapat menular lewat makanan atau minuman, sehingga kebersihan makanan dan minuman perlu diperhatikan. Berdasarkan data Puskesmas Pasar Rebo pada bulan agustus sampai desember 2022, Beberapa antibiotik yang diresepkan oleh dokter untuk pasien dengan diagnose tifoid di Puskesmas Pasar Rebo yaitu Amoksisilin, kloramfenikol, kotrimoksazol, sefadroksil, siprofloksasin, serta bukan antibiotik (Parasetamol, Vitamin B Komplek, Vitamin C, CTM, Setirizin tab, Deksametason, Guaifenesin). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tatalaksana terapi demam tifoid dengan Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama tahun 2022. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode observasional yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder yang diambil secara retrospektif dari e-puskesmas yang mencangkup nama pasien, usia, jenis kelamin, keluhan, diagnosa, jenis antibiotik serta dosis yang diberikan. Hasil penelitian menujukkan bahwa pola penggunaan obat antibiotik terbanyak untuk pasien demam tifoid pada Puskesmas Pasar Rebo sebesar 34,58%, Kesesuaian jenis obat antibiotik didapatkan persentase sebanyak 90,65%, dan kesesuaian dosis obat yang diberikan didapatkan persentase sebanyak 100%.

Indonesia is the third country with the highest incidence rate, with a typhoid fever prevalence of 1.7%. The highest prevalence distribution is at ages 5–14 years 1.9%, followed by ages 1–4 years 1.6%, and ages 15–24 years %1.5%, lastly ages <1 year 0.8%. Typhoid fever can be caused by infection with the Salmonella Typhi bacteria and can be transmitted through food or drink, so food and drink hygiene needs to be considered. Based on data from the Pasar Rebo Community Health Center from August to December 2022, several antibiotics prescribed by doctors for patients diagnosed with typhoid at the Pasar Rebo Community Health Center are Amoxicillin, chloramphenicol, co-trimoxazole, cefadroxil, ciprofloxacin, and non-antibiotics (Paracetamol, Vitamin B Complex, Vitamin C, CTM, Cetirizine tab, Dexamethasone, Guaifenesin). This study aims to compare the management of typhoid fever therapy with the Clinical Practice Guide for Doctors in First-Level Health Care Facilities in 2022. This research was carried out using a descriptive observational method with a cross-sectional design using secondary data taken retrospectively from e-puskesmas covering patient name, age, gender, complaint, diagnosis, type of antibiotic, and dose given. The results of the study showed that the highest pattern of antibiotic drug use for typhoid fever patients at the Pasar Rebo Community Health Center was 34.58%. The suitability of the type of antibiotic drug was found to be 90.65% and the suitability of the drug dose given was 100%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Febrianti
"Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar setiap tahunnya dapat diketahui bahwa penyakit masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia serta diakibatkan oleh tidak tepatnya tata laksana diare baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Penelitian ini dilakukan terhadap Rekam medik balita yang mengalami diare yang datang ke poli Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penelitian ini dibagi kedalam 5 kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, indeks masa tubuh, penggunaan obat dan bentuk obat, dan tempat dosis. Hasil menunjukkan bahwa Pasien diare balita berjenis kelamin laki-laki memiliki kasus terbanyak yaitu 32 pasien (51.6%) dan perempuan berjumlah 30 pasien (48.4%). Jumlah usia pasien diare pada balita usia 0 tahun berjumlah 16 pasien (25.8%) dan usia 1 – 5 tahun berjumlah 46 pasien (74.2%). Kelompok indeks masa tubuh pasien diare pada balita berdasarkan standar WHO yaitu kelompok indeks masa tubuh kurang berjumlah yang diberikan 58 pasien (93.5%) dan indeks masa tubuh normal berjumlah 4 pasien (6.5%). Berdasarkan penggunaan obat dan bentuk sediaan obat diperoleh penggunaan obat pada pasien diare balita di poli MTBS lebih ke terapi supportif dengan oralit dan zinc. Pengobayan diare tepat dosis pada obat oralit dan zinc sebanyak 0 kasus (100%), dan cotrimoxazole tepat dosis sebanyak 2 kasus (66.67 %) dan terdapat 1 kasus (33.33%) tidak tepat dosis.

Based on the Household Health Survey, Mortality Study and Basic Health Research every year it is seen that disease is still the main cause of under-five mortality in Indonesia and is caused by improper handling of diarrhea both at home and in health. Facility. This research was conducted on the medical records of toddlers who experienced diarrhea who came to the Integrated Management of Sick Toddlers at the Pasar Rebo District Health Center. This study was divided into 5 groups based on gender, age, body mass index, drug use and drug form, and place of drug administration. The results showed that male toddlers with diarrhea had the most cases, namely 32 sufferers (51.6%) and 30 female sufferers (48.4%). The number of diarrhea sufferers in toddlers aged 0 years was 16 sufferers (25.8%) and aged 1-5 years were 46 sufferers (74.2%). Based on WHO standards, the body mass index group for diarrhea sufferers was less than 58 patients (93.5%) and 4 patients (6.5%) had normal body mass index. Based on the use of drugs and drug dosage forms, it was found that the use of drugs in children with diarrhea under five at the MTBS poly was more supportive of therapy with ORS and zinc. Treatment of diarrhea with ORS and zinc was dosed correctly in 0 cases (100%), and co-trimoxazole was dosed correctly in 2 cases (66.67%) and there was 1 case (33.33%) wrong dose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Dhima Khalishah
"ABSTRAK
Pendahuluan : Medication Errors (ME) merupakan masalah universal yang terjadi di banyak negara dan menjadi salah satu jenis medical errors yang paling umum terjadi. Setiap tahunnya ME dapat menyebabkan kejadian serius termasuk kecacatan hingga kematian. Kesalahan ini berpeluang terjadi pada setiap tahapan pengobatan termasuk tahapan yang paling sensitif yaitu dispensing. Sistem distribusi obat yang tepat dapat menjadi salah satu upaya Rumah Sakit dalam menurunkan kejadian medication errors. Salah satu sistem yang sudah digunakan oleh negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa dalam menurunkan kejadian medication errors khususnya tahap dispensing yaitu Automated Dose Dispensing (ADD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses dan dampak implementasi Automated Dose Dispensing di Rumah Sakit. Metode : Literature Review atau studi telaah pustaka yang diambil dari online database yaitu Pubmed dan ScienceDirect dengan kata kunci Automated Dose Dispensing, impact, medication errors, workload, time efficiency, cost , rentang waktu studi yang diambil adalah 10 tahun terakhir (2010-2020). Hasil dan Diskusi : Ditemukan 19 penelitian yang menunjukkan gambaran proses dan dampak dari implementasi Automated Dose Dispensing yang terdiri dari penurunan medication errors, efisiensi waktu perawat, efisiensi biaya, beban kerja perawat yang menurun akibat berkurangannya pekerjaan terkait pengobatan, penurunan penggunaan obat yang tidak tepat, dan kepuasan user.

ABSTRACT
Background: Medication Errors (ME) are universal problem that occurs in many countries and one of the most common types of medical errors. Every year ME can cause serious events including disability to death. This error has the opportunity to occur at every stage of treatment, including the most sensitive stage, namely dispensing. The right drug distribution system can be one of the efforts of the hospital in reducing the incidence of medication errors. One system that has been used by countries in the United States and Europe in reducing the incidence of medication errors especially the dispensing stage is Automated Dose Dispensing (ADD). The purpose of this study is to get an overview of the process and impact of implementing Automated Dose Dispensing in Hospitals. Method: Literature Review or study of literature taken from online databases namely Pubmed and ScienceDirect with the keywords Automated Dose Dispensing, impact, medication errors, workload, time efficiency, cost, the time span of study taken is the last 10 years (2010- 2020). Results and Discussion: 19 studies were found that show a description of the process and impact of the implementation of Automated Dose Dispensing consisting of decreased medication errors, nurse time efficiency, cost efficiency, decreased nurse workload due to reduced work related to medication, decreased use of inappropriate drugs, and user satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachellya Volvo
"ABSTRAK
Pemberian kemoterapi semakin meningkat sehingga perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian kemoterapi karena hal tersebut sangat bersiko tinggi baik bagi perawat tersebut maupun lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain univariat deskriptif kuantitatif, sampel diambil di salah satu rumah sakit di Jakarta dengan memberikan kuisioner kepada perawat di ruang perawatan dewasa dengan total perawat sebanyak 103 orang tetapi yang bersedia menjadi responden sebanyak 90 responden. Tingkat pengetahuan tentang kemoterapi rendah terdapat pada usia 20 ? 25 tahun sebanyak 23 responden (59%) juga pada responden dengan lama kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 17 responden (50%) hal tersebut disebabkan karena sebagian besar perawat tidak pernah mendapatkan informasi maupun mengikuti pelatihan tentang kemoterapi. Pentingnya bagi perawat meningkatkan pengetahuannya terutama tentang kemoterapi karena selain dapat meminimalkan resiko akibat selama tindakan penanganan kemoterapi.

ABSTRAK
Administration chemotherapy treatments has a drastic increase, so that the need for nursing staff?s ability and knowledge in the field of chemotherapy administration because it is high risk not only for the nurse who the administer of chemotherapy but also for the environment. A study recently conducted in a Jakarta hospital which included a questionnaire for 103 nursing staff, to which 90 persons responded, showed that 23 nurses (59 %) with age 20 ? 25 years old and 17 nurses (50%) more than 10 years of practical work experience had very little knowledge about chemotherapy treatment and its dangers. One cause of this could be the lack of ongoing training measures within that hospital, giving rise to potential health hazards associated with chemotherapy to the practicing nurses.
"
2016
S65030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Miftahul Fidini
"Apoteker memiliki peranan penting dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Berpartisipasi langsung dalam praktik kerja kefarmasian merupakan salah satu hal penting yang dilakukan untuk menjadi seorang apoteker profesional. Oleh karena itu, sebagai bekal dan pengalaman dalam memahami peran apoteker dalam dunia kerja, para calon apoteker diwajibkan untuk menjalani praktik kerja profesi. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Puskesmas Matraman periode Oktober 2022.

Pharmacists have an important role in doing pharmaceutical practice. Participating directly in the practice of pharmacy work is one of the important things to do to become a professional pharmacist. Therefore, as a provision and experience in understanding the role of pharmacists in the world of work, prospective pharmacists are required to undergo professional work practices. The Professional Practice of Pharmacist is held Matraman District Health Center periode October 2022.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Putri Intan Pratiwi
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada tingkat pertama. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, diantara mikroorganisme yang sering menjadi penyebab ISPA ialah virus dan bakteri. ISPA yang disebabkan oleh bakteri, pada pengobatannya membutuhkan suatu antibakteri atau dikenal dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang sering digunakan mengakibatkan besarnya peluang terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan mengakibatkan  terjadinya resistensi antibiotik. Umur sangat berpengaruh terhadap kejadian ISPA, anak dan balita lebih beresiko daripada usia dewasa. Tujuan dilakukan tugas khusus ini untu mengetahui nilai rasionalitas dan peresepan antibiotik pada pasien balita di Poli ISPA Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada Periode 17 Maret hingga 17 Juni 2023. Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien balita di Poli ISPA kemudian ditentukan kriteria inklusi lalu ditentukan kategori rasionalitas dengan metode gyssens. Hasil yang didapat yaitu penggunaan antibiotik peroral pasien  balita di Poli ISPA yang sudah rasional sebanyak 30%.

Distrcit Health Center (Puskesmas) is a health service facility that organizes community health efforts and individual health efforts at the first level. ISPA (Acute Respiratory Infection) is a disease caused by microorganisms, among the microorganisms that often cause ISPA are viruses and bacteria. ISPA caused by bacteria, treatment requires an antibacterial or known as an antibiotic. Frequent use of antibiotics results in a large opportunity for irrational use of antibiotics and results in antibiotic resistance. Age greatly influences the incidence of ISPA, children and toddlers are more at risk than adults. The aim of carrying out this special task is to determine the value of rationality and antibiotic prescribing in toddler patients at the ISPA Poly, Pasar Rebo District Helath Center in the period 17 March to 17 June 2023. Observations were carried out by collecting secondary data in the form of medical records of toddler patients at the ISPA Poly Clinic and then determining the inclusion criteria. then determine the category of rationality using the Gyssens method. The results obtained were that the use of oral antibiotics in toddler patients at the ISPA Poly was rational at 30%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>