Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosita Wati
"Salah satu jenis kanker yang paling umum diderita perempuan di Indonesia adalah kanker serviks dan dapat dicegah melalui vaksin HPV.  Pengetahuan tentang vaksin HPV yang rendah dan keyakinan yang keliru tentang kanker serviks dapat menurunkan tingkat vaksinasi HPV. Penelitian kuantitatif deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifkasi gambaran pengetahuan dan keyakinan kesehatan terkait kanker serviks, HPV, dan vaksin HPV pada mahasiswa dengan melibatkan 210 responden yang dipilih dengan teknik quota sampling. Instrumen penelitian ini termasuk kuesioner data demografi, dan terjemahan dari Health Belief Model Scale for Human Papilloma Virus and Its Vaccination. Hasil penelitian ini menunjukkan 91,4% responden belum divaksin HPV, 74,8% mempunyai pengetahuan yang baik terhadap kanker serviks, HPV, dan vaksin HPV. Mayoritas responden mempunyai pemahaman yang baik terhadap kanker serviks, HPV, dan vaksin HPV, tetapi masih banyak responden yang meragukan kemanan dan efektivitas dari vaksin HPV. Promosi dan sosialisasi terkait fakta-fakta dan ketersediaan vaksin HPV diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan vaksinasi HPV guna mencegah terjadinya kanker serviks.

One of the most common cancers among women in Indonesia is cervical cancer, which can be prevented through the HPV vaccine.  Low knowledge about the HPV vaccine and false beliefs about cervical cancer can reduce HPV vaccination rates. This descriptive quantitative study aimed to identify the picture of knowledge and health beliefs related to cervical cancer, HPV, and HPV vaccine in university students by involving 210 respondents selected by quota sampling technique. The research instruments included a demographic data questionnaire, and a translation of the Health Belief Model Scale for Human Papilloma Virus and Its Vaccination. The results showed 91.4% of respondents had not been vaccinated against HPV, and 74.8% had good knowledge of cervical cancer, HPV, and the HPV vaccine. The majority of respondents have a good understanding of cervical cancer, HPV, and the HPV vaccine, but there are still many respondents who doubt the safety and effectiveness of the HPV vaccine. Promotion and socialization of the facts and availability of the HPV vaccine are needed to increase awareness and HPV vaccination to prevent cervical cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lela Larasati
"Infeksi Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual yang sering terjadi pada perempuan yang aktif secara seksual yang dapat menyebabkan kanker serviks. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, keyakinan, dan perilaku seksual perempuan dengan pencegahan penularan HPV. Penelitian cross-sectional ini menggunakan teknik convenience sampling dengan 649 responden perempuan usia reproduktif yang menikah atau pernah menikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan, keyakinan, dan perilaku seksual dengan pencegahan penularan HPV mempunyai hubungan yang signifikan secara statistik. Pengetahuan merupakan variabel paling dominan mempengaruhi pencegahan penularan HPV (r = 0,174) dengan nilai p value < 0,001, semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula melakukan pencegahan. Keyakinan terhadap penularan HPV, perilaku seksual yang sehat, dan pengetahuan tentang pencegahannya dapat mengurangi prevalensi penularan HPV sehingga meningkatkan kesehatan perempuan secara umum, selain itu dengan memberikan pendidikan/edukasi serta menghindari faktor resiko, deteksi dini, dan melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara berkala merupakan faktor kunci untuk mencegah penularan HPV

Infection of Human Papillomavirus (HPV) is a sexually transmitted disease that often occurs in sexually active women that can cause cervical cancer. The objective of this research was to identify the relationships of knowledge, belief, and sexual behavior of women with HPV infection prevention.This cross-sectional study used convenience sampling to recruit 649 women in reproductive age who are married or have ever been married. The results showed statistically significant relationship between knowledge, belief, and sexual behavior and HPV infection prevention. Knowledge was found to be the most dominant variable affecting the prevention of transmission of HPV (r = 0.174) with p value < 0,001. The higher the level of knowledge, the higher the prevention effort. The belief of HPV, healthy sexual behavior, and knowledge about its prevention are likely to reduce the prevalence of HPV infection and thus improving women's health in general. In addition, improving health education as well as avoiding the risk factors, early detection, and routine examination of the reproductive organs are the key factors to prevent the transmission of HPV."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoses Rivano Bakara
"Latar belakang: Kanker merupakan penyakit dengan insidensi yang berkembang pesat. Salah satu dari jenis kanker tersebut adalah kanker orofaring. Kanker orofaring mempunyai beberapa faktor risiko salah satunya Human Papillomavirus (HPV). Terdapat peningkatan insidensi karsinoma sel skuamosa orofaring yang terkait dengan HPV. Mahasiswa medis memegang kontribusi yang penting dalam diagnosis, skrining, dan vaksinasi HPV untuk menekan perkembangan kanker orofaring yang terkait HPV, namun memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai kanker orofaring yang terkait HPV. Belum pernah ada penelitian di Indonesia terkait pengetahuan kanker orofaring yang terkait HPV pada mahasiswa ilmu kesehatan.
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan terhadap kanker orofaring yang terkait HPV.
Metode: Penelitian deskriptif analitik potong lintang pada 1004 mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan menggunakan kuesioner yang telah diadaptasi serta diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil: Mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang tidak memadai pada semua aspek pertanyaan. Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan yang memadai untuk pengetahuan secara keseluruhan adalah 8,6%, pengetahuan umum HPV 42,2%, pengetahuan tentang kanker orofaring terkait HPV 2%, dan tingkat pengetahuan vaksin HPV 14,9%. Usia, jenis kelamin, tahun masuk, dan asal fakultas membedakan tingkat pengetahuan keseluruhan, pengetahuan umum HPV, dan pengetahuan tentang vaksin HPV. Selanjutnya, tingkat pengetahuan kanker orofaring terkait HPV dibedakan oleh tahun masuk dan asal fakultas.
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan UI terhadap HPV, kanker orofaring yang terkait HPV, serta vaksin HPV belum memadai. Tingkat pengetahuan secara umum dibedakan oleh faktor usia, jenis kelamin, tahun masuk, dan asal fakultas.

Background: Cancer is a disease with a rapidly growing incidence. One of these types of cancer is oropharyngeal cancer. Oropharyngeal cancer has several risk factors, one of which is the Human Papillomavirus (HPV). There is an increased incidence of HPV related squamous cell carcinoma of the oropharynx. Medical students play an important contribution in the diagnosis, screening, and vaccination of HPV to suppress the development of HPV-related oropharyngeal cancer, but have a lack of knowledge about HPV-related oropharyngeal cancer. There has never been any research in Indonesia assessing knowledge on HPV related oropharyngeal cancer in health science cluster students.
Objective: To determine the level of knowledge of Health Sciences Cluster students regarding HPV related oropharyngeal cancer.
Method: Cross-sectional analytic descriptive study on 1004 health sciences cluster students using a questionnaire that has been adapted and tested for its validity and reliability.
Results: The majority of respondents have an inadequate level of knowledge on all aspects of the question. The percentage of respondents with an adequate level of overall knowledge was 8.6%, general knowledge of HPV 42.2%, knowledge of HPV-related oropharyngeal cancer 2%, and knowledge of HPV vaccine 14.9%. Age, sex, year of entry, and faculty origin differentiated the level of overall knowledge, general knowledge of HPV, and knowledge of the HPV vaccine. Furthermore, the level of knowledge of HPV-related oropharyngeal cancer was differentiated by year of entry and faculty origin.
Conclusion: The level of knowledge of health sciences cluster students on HPV, HPV related oropharyngeal cancer, and the HPV vaccine is inadequate. The level of knowledge is generally differentiated by factors of age, gender, year of entry, and faculty origin.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book is meant to provide a complete overview of the research of HPV and its connection to cervical cancer."
New York: Springer, 2012
e20401542
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Butar-butar, Herbert Wibert
"Pada dua dekade terakhir ini, telah dikembangkan suatu metode deteksi infeksi HPV yang memiliki tingkat akurasi sensitifitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan Pap Smear, yaitu Hybrid Capture. Peneihian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan primer secara in silica sebagai pengganti probe untuk memodifikasi Hybrid Capture. Sekuens DNA HPV didapat dari database Los Alamos National Laboratory. Sekuens genom HPV hanya difokuskan pada daerah Late Gene (L 1 dan L2) yang berfungsi untuk menyandi protein kapsid (pembungkus) HPV. Sequence alignment dilakukan masing-masing untuk sekuens L 1 dan L2 HPV dari database yang bertujuan untuk mencari kesamaan antar sekuens.
Hasil yang diperoleh adalah conserved region antar sekuens nukleotida sebagai template pelekatan primer. Agar hasil analisis conserved region dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu dilakukan database similiarity searching melalui Basic Local Alignment Search Tool (BLA?T). Diperoleh 7 region terbaik, yaitu region 1 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 16; 18; 31; 45. Region 21, 31,43,45, 46 dari hasil alignment daerah gen L 1 tipe HPV 11; 16; 18; 31; 35; 68 Regi?n 52 dari hasil alignment daerah gen L2 tipe HPV 16; 18; 52."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latumahina, Anugrah Sitta
"[ABSTRAK
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab infeksi menular seksual yang paling sering di dunia. HPV genital berdasarkan potensi onkogeniknya terdiri dari low risk HPV (lr-HPV) dan high risk HPV (hr-HPV). Kondiloma akuminata merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh HPV dan memiliki angka morbiditas paling tinggi di seluruh dunia termasuk di RS Cipto Mangunkusumo. Sebagian besar kondiloma akuminata disebabkan oleh lr- HPV, tetapi dewasa ini diketahui terdapat proporsi infeksi hr-HPV yang cukup besar pada kondiloma akuminata. Infeksi hr-HPV pada kondiloma akuminata merupakan salah satu faktor risiko terjadinya keganasan anogenital. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi hr- HPV serta HPV 16 dan 18 pada lesi kondiloma akuminata atipikal regio anogenital di RS dr. Cipto Mangunkusumo dengan metoda Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Dilakukan pemeriksaan PCR terhadap 21 lesi kondiloma akuminata atipikal dari 20 subyek penelitian. Hasil pemeriksaan mendapatkan proporsi hr-HPV sebesar 42,9% (9 dari 21 lesi) serta proporsi HPV 16 dan 18 sebesar 23,8% (5 dari 21 lesi).

ABSTRACT
Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. ;Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. , Human papillomavirus (HPV) is the most common cause of sexually transmitted disease in the world. In accordance to its oncogenic property, genital HPV is known to be low risk HPV (lr-HPV) and high risk HPV (hr-HPV). Condyloma acuminata is a sexually transmitted disease caused by HPV and has a high morbidity worldwide including in Cipto Mangunkusumo National Hospital. Most of condyloma acuminata caused by lr-HPV, although recently findings revealed a high proportion of hr-HPV in condyloma acuminata. Infection of hr-HPV in condyloma acuminata is one of risk factor for anogenital malignancy. This study aimed to obtain the proportion of hr-HPV in atypical lesion of condyloma acuminata in anogenital region at Cipto Mangunkusumo National Hospital with Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR). Real Time PCR was conducted on 21 atypical lesion from 20 subject. The proportion of hr-HPV from those lesions was 42,9% and HPV 16/18 was 23,8%. ]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Sugiono
"Kanker mulut rahim merupakan kanker yang menempati urutan kedua di dunia dan pertama di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Insidensi kanker ini diketahui memiliki keterkaitan yang erat dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV). Tipe HPV sendiri berdasarkan kemampuannya dalam menginduksi kanker mulut rahim digolongkan menjadi low-risk dan high-risk HPV. Di Indonesia, tipe HPV yang bersifat high-risk adalah tipe 16, 18, dan 52. Untuk menekan insidensi kanker mulut rahim di Indonesia, perlu dirancang vaksin chimeric Virus-Like Particle (cVLP) yang bersifat polyvalent dengan cara mensubstitusikan epitope dari protein L1 HPV-18 dan -52 pada backbone protein L1 HPV-16. Prediksi epitope T-cell dilakukan melalui server MULTIPRED, sedangkan untuk epitope B-cell dilakukan melalui server Conformational Epitope Prediction (CEP). Dari prediksi epitope T-cell dan B-cell, didapatkan empat rancangan sekuen vaksin yang dari pengujian similaritas sekuen terhadap protein L1 HPV-16 native melalui BLAST, keempatnya menghasilkan 96% identity. Keempat sekuen vaksin kemudian diprediksi struktur tersiernya melalui homology modelling dengan menggunakan viewer molekuler DeepView/Swiss-Pdb Viewer 3.7 dan server Swiss-Model. Struktur hasil homology modelling kemudian dievaluasi melalui Ramachandran Plot. Hasil evaluasi menunjukkan kualitas keempat struktur vaksin baik, sehingga kemudian keempat struktur vaksin diuji similaritas struktur tersiernya dengan protein L1 HPV native pada database Protein Data Bank (PDB) melalui VAST. Hasil VAST menunjukkan bahwa keempat vaksin memiliki nilai RMSD yang sama yakni 0,1 ?; sehingga dapat dikatakan keempat vaksin secara struktural sama dengan protein L1 HPV-16 native."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Katon Sulistyaningrum
"Latar belakang: Kondiloma akuminatum (KA) merupakan infeksi menular seksual tersering. Meskipun dinyatakan 90% lesi KA terkait HPV risiko rendah, tipe 6 dan 11, namun belum ada publikasi yang memaparkan tentang tipe HPV pada berbagai bentuk klinis KA di Indonesia.
Tujuan: Mengidentifikasi tipe HPV pada berbagai bentuk klinis KA.
Metode: Dilakukan penelitian potong lintang di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Indonesia, pada bulan April-Juli 2013, melibatkan 25 lelaki dan 12 perempuan berusia 20-57 tahun. Didapatkan 40 sampel DNA berasal dari 40 lesi KA pada 37 subyek penelitian (SP) dengan berbagai bentuk klinis. Identifikasi tipe HPV dilakukan dengan menggunakan HPV express matrix® yang mampu mendeteksi 21 tipe HPV baik risiko rendah maupun tinggi. Pemeriksaan ini mampu mengidentifikasi infeksi HPV multipel pada spesimen.
Hasil: Pada 37 SP didapatkan berbagai bentuk klinis, 3 (8%) di antaranya ditemukan bentuk klinis multipel, sehingga keseluruhan lesi KA berjumlah 40. Tipe HPV teridentifikasi pada 34 lesi (85%). Terdapat 4 gambaran klinis KA dan tipe HPV terkait: (1) bentuk klasik 26 dari 40 lesi (65%): temuan terbanyak adalah HPV tipe risiko rendah pada 18 sampel, yaitu tipe 6, 11, 43, sementara pada 7 sampel terdapat ko-infeksi dengan tipe risiko rendah, dan pada 1 sampel tipe HPV tidak teridentifikasi, (2) bentuk keratotik 2 lesi (5%): pada 1sampel hanya ditemukan HPV tipe risiko tinggi yaitu tipe 35 dan pada 1 sampel tipe HPV tidak teridentifikasi, (3) papul dengan permukaan halus 9 lesi (22,5%): HPV tipe risiko rendah teridentifikasi pada 4 sampel, yaitu tipe 6, 11, 42, 43, sementara pada 3 sampel terdapat ko-infeksi dengan HPV tipe risiko rendah, dan pada 2 sampel tipe HPV tidak teridentifikasi, dan (4) papul datar-plak 3 lesi (7,5%): pada 2 sampel hanya ditemukan HPV tipe risiko tinggi, yaitu tipe 52 dan pada 1 sampel tipe HPV tidak teridentifikasi. Tipe HPV 6 dan atau 11 teridentifikasi pada 28 sampel (70%). Tipe HPV risiko rendah yang teridentifikasi adalah 6, 11, 42, dan 43, sedangkan tipe risiko tinggi yang teridentifikasi adalah 16, 31, 35, 39, 45, 52, 56, 66, dan 68.
Kesimpulan: Penelitian ini adalah penelitian pertama di Indonesia yang mengidentifikasi tipe HPV pada berbagai bentuk klinis KA. Tipe yang paling banyak ditemukan pada KA tipe klasik adalah HPV risiko rendah tipe 6 dan 11. Beberapa tipe HPV risiko tinggi juga ditemukan pada beberapa lesi KA.

Background: Condyloma acuminatum (CA) is the most common sexually transmitted infection. Although, it is stated that low-risk HPV types 6 and 11 are associated with 90% of genital warts, but there is no publication in Indonesia about identification of HPV types in various CA clinical manifestations.
Purpose: To identify HPV type among various clinical pictures of anogenital warts.
Method: A cross-sectional study is conducted in Dermato-Venereology Clinic Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, Jakarta. Twenty five men and 12 women (20-57year-old) from April to July 2013 were eligible in this study. Fourty DNA samples from 40 lesions of 37 subjects with various clinical pictures of CA were collected. The HPV typing was based on PCR and dot blot hybridization using the HPV express matrix® which detects 21 HPV types of high- and low-risk, able to identify multiple types from a single specimen.
Result: Multiple clinical manifestations were found on 3 of 37 subjects (8%). HPV types were identified among 34lesions (85%). Four clinical manifestations of CA and HPV typing were documented: (1) classic 26 of 40 lesions (65%): low-risk HPV types (6, 11, 43), predominated in 18 samples, while 7 samples were co-infected with the high risk types and another sample had unidentified HPV types. (2) keratotic 2 lesions (5%): 1 sample only harbour the high risk HPV type 52, while the other was unidentified. (3) smooth papule 9 lesions (22.5%): Low-risk HPV types (6, 11, 42, 43) were found in 4 samples, while 3 samples were co-infected with the high risk types, while 2 others were unidentified, and (4) flat top papule to plaque 3 lesion (7.5%): 2 samples were unidentified and the other was high risk HPV type 52. HPV 6 and 11 can be identified in 28 samples (70%). The low risk HPV type had been identified were 6, 11, 42, and 43, while the high risk type were 16, 31, 35, 39, 45, 52, 56, 66, and 68.
Conclusion: This is the first study in Indonesia which identified HPV types in various CA clinical manifestations. The HPV low risk types 6 and 11 were the most prevalent in classic CA. Several high risk HPV types were also found in some CA lesions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Farid Aziz, supervisor
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0218
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Elisabeth Artha Uli
"ABSTRAK
Latar belakang: Human papillomavirus (HPV) merupakan etiologi kanker serviks dan kanker oral. Berbeda dengan kanker serviks, data infeksi HPV oral di Indonesia belum diketahui. Prevalensi infeksi HPV oral yang pernah diteliti pada populasi normal sebesar 1,3−9,2% dan meningkat pada pasien dengan infeksi HPV serviks (18,1%). Tujuan: Mengetahui prevalensi infeksi HPV oral pada pasien kanker serviks dan distribusi tipe HPV, serta mengevaluasi faktor yang berperan dalam terjadinya infeksi. Metode: Penelitian desain potong lintang pada 30 subjek penelitian kanker serviks. Dilakukan pengambilan sampel dari rongga mulut dan orofaring dengan menggunakan brushing untuk mendeteksi DNA HPV dengan nested-PCR elektroforesis dilanjutkan pemeriksaan genotyping HPV metode hibridisasi. Hasil: Prevalensi infeksi HPV oral pada pasien kanker serviks 56,7% dengan tipe HPV risiko tinggi ditemukan 43,3%. HPV tipe 51, 16, dan 18 merupakan tipe HPV risiko tinggi yang paling sering ditemukan di mukosa oral. Tidak didapatkan lesi oral pada seluruh subjek penelitian. Terdapat 1 subjek yang mempunyai tipe HPV yang sesuai antara oral dan serviks (11,1%). Simpulan: Hasil prevalensi infeksi HPV oral yang tinggi menunjukkan perlunya deteksi infeksi HPV oral dan mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi, serta perkembangannya dalam proses keganasan.

ABSTRACT
Background: Human papillomavirus (HPV) is an etiologic agent for both oropharyngeal and cervical cancers. In contrast to cervical cancer, the data of oral HPV infection in Indonesia is not yet known. The prevalence of oral HPV infection in normal population is about 1,3−9,2% and increase in patients with cervical infection (18,1%). Objective: To evaluate the prevalence and type distributions of oral HPV infections in patients with cervical cancer, and evaluate the risk factor which contribute to its occurrence. Methods: Cross-sectional study on 30 subjects, previously diagnosed with cervical carcinoma. Oral mucosal cells were collected by brushing from their oropharyngeal area. HPV DNA detection was caried out using nested-PCR and the HPV Genotyping (HPV genoflow array test). Results: The prevalence of oral HPV infection of patients with cervical cancer is 56,7%, the high-risk HPV type prevalence is 43,3%. The HPV high risk 51, 16 and 18 were most found in oral mucosa. Clinically healthy oral mucosa without any lession was observed in all cases. Only one subject has same HPV type in oral and cervical mucosa (11,1%). Conclusion: Results show a high prevalence of oral HPV infection. It is important to detect HPV in oral and the risk factors associated with infection and progression to malignancy."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>