Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brenda Joice Az Zahra
"Sampah menjadi masalah di semua negara baik maju ataupun berkembang, diketahui bahwa di negara berkembang umumnya didominasi oleh sampah organik sedangkan negara maju ialah sampah anorganik seperti plastik dan kertas. Diperlukan pengelolaan sampah yang lebih optimal dan terpadu yang dapat diterapkan di suatu wilayah atau kota yang memerlukan perhitungan timbulan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sampling terhadap timbulan dan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan. Perhitungan timbulan dan komposisi sampah diukur menggunakan metode SNI 19-3964-1994 dengan waktu sampling selama 16 hari berturut-turut yang berlokasi di Perumahan Kavling UI Timur. Dilakukan variasi sampling kurang dari 8 hari berturut-turut yaitu variasi 5 hari, 6 hari maupun secara acak untuk melihat signifikansi terhadap SNI-19-3964-1994. Data menghasilkan timbulan sampah anorganik rumah tangga dengan rata-rata 0,125 kg per orang per hari. Komposisi sampah anorganik rumah tangga di lokasi studi didominasi oleh kardus yang mencapai 20.478% dengan berat rata-rata 1.225 kg per hari. Kategori komposisi sampah lainnya terdiri dari 19.97% sampah residu, 19.576% plastik biasa, plastik botol sebesar 7.84%, gelas plastik sebesar 4%, stereofoam sebesar 1.27%, kertas sebesar 6.3%, kain sebesar 3.8%, saset alumunium sebesar 2.875%, plastik sebesar 0.05%, karet sebesar 1.94%, popok sebesar 8%, beling sebesar 0.93%, e-waste sebesar 0.27%, plastik HDPE sebesar 1.03%, kaleng sebesar 0.74%, besi sebesar 0.33%, dan kayu sebesar 0.34%. Seluruh data dengan variasi diuji normalitasnya menggunakan metode Shapiro Wilk dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya, dilakukan uji statistik T independen untuk menguji hipotesis, dan hasilnya menunjukkan bahwa semua nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang menandakan bahwa waktu sampling tidak mempengaruhi timbulan sampah. Semua faktor yang terlibat dalam pengambilan data mempengaruhi hasil perhitungan timbulan sampah dan komposisinya termasuk waktu pengambilan data. Analisis data menunjukkan bahwa perhitungan timbulan sampah anorganik rumah tangga di masa mendatang dapat dilakukan selama 8 hari berturut-turut, 5 hari berturut-turut, 6 hari berturut-turut, atau selama 8 hari secara acak tanpa perbedaan signifikan.

Trash is a problem in all countries, both developed and developing. It is known that developing countries generally have predominantly organic waste, whereas developed countries have inorganic waste such as plastic and paper. Optimal and integrated waste management is needed, which can be implemented in a region or city, requiring the calculation of waste generation. This study aims to determine the effect of sampling time on the generation and composition of household waste produced. Waste generation and composition calculations were measured using the SNI 19-3964-1994 method with a sampling time of 16 consecutive days, located in the Kavling UI Timur Housing Complex. Sampling variations of less than 8 consecutive days, namely variations of 5 days, 6 days, or randomly, were conducted to observe significance compared to SNI-19-3964 1994. The data resulted in an average household inorganic waste generation of 0.125 kg per person per day. The composition of household inorganic waste in the study location was dominated by cardboard, reaching 20.478% with an average weight of 1.225 kg per day. Other waste composition categories consist of 19.97% residual waste, 19.576% ordinary plastic, 7.75% plastic bottle 4,84%, plastic, 1.27% styrofoam, 6.3% paper, 3.8% fabric, 2.875% aluminum sachets, 0.05% Flexible plastic, 1.94% rubber, 8% diapers, 0.93% glass, 0.27% e-waste, 1.03% Strong plastic, 0.74% cans, 0.09% Jerrycan plastic, 0.33% iron, and 0.34% wood. All data with variations were tested for normality using the Shapiro-Wilk method with a significance value greater than 0.05, indicating that the data is normally distributed. Subsequently, an independent T-test was conducted to test the hypothesis, and the results showed that all significance values were greater than 0.05, indicating that sampling time does not affect waste generation. All factors involved in data collection affect the results of waste generation and composition calculations, including the data collection time. Data analysis shows that future calculations of household inorganic waste generation can be conducted over 8 consecutive days, 5 consecutive days, 6 consecutive days, or 8 random days without significant differences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Syafiya Putri
"Timbulan sampah yang dihasilkan dari bahan buangan aktivitas masyarakat menjadi masalah yang nyata. Waktu sampling sebagai salah satu faktor yang terlibat dalam perhitungan timbulan sampah perlu diteliti lebih lanjut pengaruhnya terhadap nilai timbulan sampah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penelitian sampah kedepannya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sampling terhadap timbulan dan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan. Perhitungan timbulan dan komposisi sampah diukur menggunakan metode SNI 19-3964-1994 dengan waktu sampling selama 16 hari berturut-turut. Timbulan sampah rumah tangga yang dihasilkan dari lokasi objek studi adalah sebesar 7,997 kg/orang dengan rata-rata perorangan adalah sebesar 0,500 kg/orang/hari. Adapun komposisi sampah rumah tangga adalah 49% pada sampah sisa makanan dan daun-daunan, 16% pada kategori sampah plastik, 13% pada kertas/kardus, 12% pada kategori sampah lain-lain, 5% pada sampah gelas/kaca, 3% pada logam, 1% pada kain/tekstil, dan 0% pada kategori sampah kayu serta karet/kulit. Pengujian statistik dengan model Independent T-test mendapatkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 untuk seluruh komponen data. Pada hasil perhitungan timbulan sampah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil perhitungan jika dilakukan sesuai dengan SNI 19 – 3964 – 1994 selama 8 hari berturut-turut maupun jika dilakukan sesuai variasi yang telah dibuat. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perhitungan timbulan sampah rumah tangga memiliki kemungkinan dapat dilakukan selama 8 hari berturut-turut, 4 hari berturut-turut, 6 hari berturut-turut, maupun selama 8 hari secara acak tanpa adanya perbedaan yang signifikan.

The generation of waste generated from the waste materials of community activities is a real problem. Sampling time as one of the factors involved in calculating waste generation needs to be further investigated for its effect on the value of waste generation to increase efficiency and effectiveness in future waste research in Indonesia. This study aims to determine the effect of sampling time on the generation and composition of generated household waste. Waste generation and composition were calculated using the SNI 19-3964-1994 method with a sampling time of 16 consecutive days. The generation of household waste generated from the location of the study object is 7.997 kg/person, with an individual average of 0.500 kg/person/day. The composition of household waste is 49% for food waste and leaves, 16% for plastic waste, 13% for paper/cardboard, 12% for other waste, 5% for glass/glass waste, 3 % in metals, 1% in fabrics/textiles, and 0% in the categories of wood and rubber/leather waste. Statistical testing with the Independent T-test model obtained a significance value of more than 0.05 for all data components. In the calculation of waste generation, there is no significant difference between the calculation results if it is carried out according to SNI 19 – 3964 – 1994 for eight consecutive days or if it is carried out according to the variations made. The results of the data analysis show that it is possible to calculate household waste generation for eight consecutive days, four consecutive days, six consecutive days, or eight consecutive days without any significant differences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regia Purnama Shofriyah
"ABSTRACT
Pemanfaatan sampah seabgai sumber energi dapat menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi tingginya timbulan sampah serta memenuhi kebutuhan energi alternatif yang ramah lingkungan. Namun, hal tersebut dibatasi dengan tingginya kadar air pada sampah khususnya sampah organik yang mempengaruhi nilai kalor yang terkandung pada sampah. Biodrying merupakan suatu metode yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk menghasilkan panas yang mampu menurunkan kadar air dengan bantuan injeksi udara. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh dari kadar air awal terhadap proses biodrying. Dengan memanfaatkan sampah organik berupa sampah makanan dan sampah halaman sebagai feedstock, akan dibuat 3 buah reaktor skala laboratorium dengan volume 168 dm3 yang terbuat dari styrofoam dengan kadar air masing ndash; masing reaktor adalah 51,07 , 63,96 dan 71,06 . Dengan durasi percobaan selama 21 hari, diperoleh hasil bahwa ketiga reaktor menunjukkan kadar air akhir yang signifikan berbeda namun dengan nilai volatile solid yang identik. Perubahan karakteristik seperti rasio C:N, FAS, dan nilai kalor juga berubah setelah proses biodrying. Perbedaan kadar air awal juga berpengaruh terhadap lamanya penegringan untuk mencapai kadar air akhir.

ABSTRACT
The use of solid waste can be a good solution for increasing waste generation and alternative energy demand which is environmentally friendly. However, it is limited by the high moisture content, especially organic waste which affects the heat value of the waste. Biodrying is a method by utilizing microbial activities to produce heat in order to decrease the moisture content which helped by the air injection. The experiment will discuss about the effects of wastes rsquo initial moisture content on biodrying process. By using organic waste consist of food wastes and garden wastes as feedstock, there will be 3 laboratory scale reactors with volume 168 dm3 made by styrofoam. Feedstocks were made into 3 initial moisture content variations which were 51,07, 63,96, and 71,06 wt w with air flow rate 10 L min.kg. After 21 days, it was shown that moisture content among 3 reactors are significantly different while the volatile solids are identic. Also, C N ratio, free air space and heat value change after biodrying process. Different initial moisture content causing different duration to dry the organic waste until the moistures reache."
2017
S69307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alloysius Pamurda Dhika Mahendra
"Sungai Ciliwung merupakan salah satu sumber air bersih bagi sekitar 70.000 penduduk di sekitar bantaran, di mana kondisinya tercemar sampah dari kegiatan domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan sampah berjenis organik dan anorganik, pengaruh waktu kontak sampah terhadap perubahan kualitas COD dan amonia, dan menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia di air Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk menganalisis timbulan sampah adalah persamaan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan media pengambilan sampah trawl boom.Untuk menganalisis pengaruh waktu kontak dan jenis sampah terhadap kualitas COD dan amonia, metode yang digunakan adalah uji normalitas dan Kruskal Wallis. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia menggunakan ODE Linear faktor pengintegrasian. Total timbulan sampah yang didapatkan di titik pengambilan sampel adalah 0,3 ton per hari dengan 68,36% organik dan 31,36% anorganik. Hasil pengujian Kruskal Wallis menunjukkan bahwa jenis dan waktu kontak sampah memengaruhi perubahan COD dan amonia, di mana dibuktikan dengan nilai titik kritis yang lebih rendah (9,49) jika dibandingkan dengan Hhitung (20,08 dan 21,27). Nilai k1 untuk COD dari reaktor sampah organik berada adalah 3,841 dan 4,655. Sedangkan untuk k1 COD pada reaktor anorganik adalah 0,122 dan 0,425. Hasil untuk nilai k2 COD pada reaktor organik adalah 3,879 dan 3,839. Untuk nilai k2 COD pada reaktor anorganik adalah 1,026 dan 0,355. Pada parameter amonia menggunakan prinsip persamaan yang sama dan menghasilkan nilai k1 pada reaktor organik adalah 0,0028 dan 0,0021. Kemudian pada reaktor anorganik nilai k1 amonia adalah 0,0014 dan 0,001. Sedangkan untuk nilai k2 pada reaktor organik adalah 0,1761 dan 0,100. Kemudian nilai k2 dari reaktor anorganik adalah 0,300 dan 0,3437. Nilai degradasi (k) akan berpengaruh terhadap kondisi pencemar di sungai, di mana kondisinya sudah melebihi baku mutu. Keberadaan COD dan amonia yang tinggi di air sungai akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan

Ciliwung river is one of the clean water sources for approximately 70.000 people in the river bank, which polluted by municipal solid waste. This research aims to analyze the organic and inorganic solid waste generation, the effect of solid waste type and contact time on the decreasing COD and ammonia, and also the waste degradation rate to COD and ammonia (k1) and COD or ammonia degradation rate (k2) in Ciliwung River Water. The method that used for analyzing the solid waste generation is mentioned in the previous research, that used trawl boom as the solid waste sampler media. Normality test and Kruskal Wallis is the method that used for analyzing the impact of solid waste type and contact time on the decreasing of COD and ammonia. Then, the principle for analyzing the degradation rate of COD and ammonia is mass balance and ODE Linear equation with integrating factor. The solid waste generation in this experiment shows 0.3 ton per day with 68,63% organic and 31,36% inorganic. The Kruskal Wallis Test results show that the type of solid waste and contact time impact the quality of COD and ammonia. It is showed by the value of H is bigger (20,08 and 21,27) than the critical value (9,49). The analysis of COD and ammonia degradation that uses ODE Linear equation with integrating factor show the value of organic solid waste degradation to COD (k­1) in reactor 1 and 2 are 4,655 and 3,841. Besides, the k1 value for inorganic 1 and 2 reactor are 0,425 and 0,122. Then, the value of COD degradation (k2) in organic 1 and 2 reactor are 3,879 and 3,839. The COD k2 value for inorganic 1 and 2 reactor are 1,026 and 0,355. For ammonia parameter, the value of k1 in organic 1 and 2 reactor are 0,0028 and 0,0021. In the inorganic 1 and 2 reactor, the value of k1 and k2 are 0,0014 and 0,001. The ammonia degradation rate (k2) in organic 1 and 2 reactor are 0,1761 and 0,100. Then, ammonia k2 in the inorganic reactor 1 and 2 are 0,300 and 0,3437."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismaniari
"Anaerobic digester telah menjadi salah satu metode untuk mengolah limbah organik yang mampu menghasilkan biogas sebagai energi baru dan terbarukan. Namun, operator dan/atau pengguna teknologi anaerobic digester seringkali mengalami kendala teknis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku pengguna teknologi anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi dalam operasional dan pemeliharaannya, menganalisis kinerja operasional, serta menganalisis hubungan antara perilaku dan output untuk penetapan prosedur operasional pengolahan limbah organik. Lokasi penelitian dilaksanakan di Banten, Karawang, dan Bandung karena menyesuaikan dengan proyek penempatan instalasi teknologi anaerobic digester tipe pra-fabrikasi yang masing-masing berada di daerah pesisir, pertanian, serta peternakan. Identifikasi mengenai kendala dan perilaku dalam mengoperasikan teknologi anaerobic digester yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu wawancara. Identifikasi tersebut dilakukan terhadap variabel frekuensi feeding; jumlah feeding; volume air tambahan untuk feeding; sumber air untuk feeding yang digunakan; durasi perendaman substrat dalam ember pencampur untuk feeding; pencacahan substrat untuk feeding; serta frekuensi pemeliharaan waterdrain. Sedangkan, metode kuantitatif juga digunakan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter lingkungan yaitu pH, temperatur, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, dan pengukuran produksi biogas, serta konsentrasi metana pada biogas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel identifikasi perilaku pengguna unit anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi mampu mempengaruhi kinerja operasional unit anaerobic digester secara signifikan, yakni volume air yang ditambahkan untuk feeding mampu mempengaruhi warna api dan kestabilan tekanan biogas (p<0,05) serta variabel identifikasi durasi perendaman substrat untuk feeding mampu menghasilkan produk biogas lebih banyak ±13,3% (p<0,05). Dengan demikian, penambahan volume air dan durasi perendaman substrat dapat menjadi perilaku yang efektif dalam menghasilkan biogas. Rata-rata hasil kinerja operasional unit anaerobic digester tipe pra-fabrikasi menghasilkan nilai TSR (84,3±48,35%); VSD (61,4±70,62%); dan CODR (75±69,26%). Sementara, pH output sudah optimum sebesar 7,2±0,51. Parameter temperatur sampel input dan output tergolong mesofilik, masing-masing sebesar 28,1±1,990C dan 27,7±2,010C. Sedangkan, produksi biogas dan kadar metana menghasilkan nilai masing-masing sebesar 498±456,36 Lbiogas/kgVS dan 214±183,41 LCH4/kgVS.

Anaerobic digester is getting widely known for its capability to treat organic waste into renewable energy. However, its operators and/or users often experienced technical problems. Therefore, this study aimed to identify the pre fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context, analyze operational performance, as well as establish basic operational concept of organic waste treatment. The study was carried out installed anaerobic digester in Banten, Karawang, and Bandung because they were following the pre fabricated type of anaerobic digester installation project, which were located in coastal area, agriculture, and animal husbandry. The identification of pre-fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context used qualitative methods by means of interview. Several variables were observed and analysed in terms of feeding frequency; the total amount of feeding; additional water input and its sources; the duration of substrate immersion; pre-treatment substrate for feeding; and the frequency of waterdrain maintenance. Meanwhile, quantitative methods were also used by measuring several environmental parameters, such as pH, temperature, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, and measuring biogas production, as well as the concentration of methane in biogas. The results showed that the additional water and the duration of substrate immersion significantly affected the performance of anaerobic digester. Added water could influence the color of the fire and the stability of the biogas pressure p<0,05, while the duration of the substrate immersion increased biogas production by up to ±13,3% p<0,05. The measurement of anaerobic digester showed TSR values ​​84,3±48,35%; VSD 61,4±70,62%; and CODR 75±69,26%. The optimum pH of effluent was 7,2+0,51, while the temperature of substrate input and effluent were classified as mesophilic, with value of 28,1±1,990C and 27,7±2,010C, respectively. Whereas, biogas and methane were produced by up to 498±456,36 Lbiogas/kgVS and 214±183,41 LCH4/kgVS, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Fitriani Wijayanti
"Organic waste mostly comes from food waste, which has characteristics of high concentrations of nitrogen and fat, and high humidity. Domestic waste in Indonesia has a high organic content, which is suitable for anaerobic conditions. Waste oil and fat can be used as co-substrates and are helpful in yielding biogas in an anaerobic digestion (AD) process. The aim of this research is to analyze the performance of a food waste dry anaerobic digestion reactor after the addition of fat oil and grease (FOG) waste. The research was conducted using a semi-continuous stirred tank reactor (SCSTR) with an active volume of 400 L, operated at an average temperature of 27.8±1.07oC. Two experimental scenarios were performed, using varying types of food waste, food waste with cow dung as substrate, and FOG waste as co-substrate. The experiment was conducted using an Organic Loading Rate (OLR) of approximately 10 kg VS/m3, with a constant mixing intensity of 30 rpm. The results show that there was a significant difference between the input of food waste substrate with and without the addition of FOG (p<0.05). The average reduction of volatile solids (VS) and chemical oxygen demand (COD) removal in the substrate input with FOG addition was higher than without the addition. The mean percentages of COD removal and VS reduction in the substrate input with FOG addition were 63.3±2.71% and 89.30±1.55%, whereas those for substrate input without FOG addition were 59.45±4% and 77.65±1.46%, respectively. The study concludes that the use of FOG as a co-substrate in a dry AD food waste reactor is not only beneficial in reducing FOG waste generation, but also has a significant impact on reducing COD and VS, which can enhance potential biogas yield."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Puspita Sari Ika Pratiwi
"Data timbunan sampah Fakultas Teknik di Universitas Indonesia secara keseluruhan mencapai 120,6 kg/hari. Dimana 67 presentase sampah terbesar berasal dari sampah taman. Penumpukan jumlah sampah merupakan masalah lingkungan yang membuat para ahli terus mengembangkan teknologi yang tepat untuk mencari alternatif dalam menanggulangi masalah tersebut. Pemanfaatan sampah organik menjadi bahan bakar berupa pelet menjadi salah satu teknologi yang menjanjikan. Pelet telah menjadi komuditas yang mendunia. Pada tesis ini dilakukan pengujian skala laboratorium dalam pembuatan pelet dari bahan baku sampah organik yang terdapat di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan menguji karakteristik dari produk pelet yang dihasilkan tersebut. Pembuatan pelet menggunakan alat cetak manual.
Dari pengujian didapatkan komposisi bahan baku yang optimum yaitu daun 10, ranting 80 dan serabut 10, nilai kalor 3772,166 cal/gram, ukuran ayakan 80 mesh, tekanan 70 kg/cm2 dan diketahui karakteristik dari produk pelet adalah panjang 20,7 mm, diameter 6 mm, massa 0,74 gram, kerapatan 1,264 g/cm3, kadar air 9.06, zat terbang 72.62, kadar abu 13.29, kadar karbon terikat 14.90 dan ketahanan 83, serta nilai energi aktivasi devolatilisasi pada campuran daun 10, ranting 80 dan serabut 10 adalah 114,999 kJ/mol, nilainya lebih kecil daripada energi aktivasi devolatilisasi bahan baku, maka campuran bahan baku memiliki laju reaksi yang lebih cepat.Kata kunci: sampah organik, pelet, karakteristik pelet.

Total waste data in Engineering Faculty Of Universitas Indonesia was record at 120.6 kg day. Where 67 of the largest percentage of waste comes from garden waste. The build up of waste amounts is an environmental problem that keeps experts on developing the right technology to find alternatives in trackling the problem. Utilization of organic waste into fuel in the form of pellets become one of the promising technology. Pellet has become a worldwide commodity. In this thesis, laboratory scale testing is done in making pellets from organis waste raw materials contained in the Engineering Faculty Of Universitas Indonesia and test the characteristic of the pellet product. Making pellets using manual printing tools.
From the test, it was found that the composition of the optimum raw material is 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber, calorific value 3772.166 cal gram, sieve size 80 mesh, pressure 70 kg cm2 and known characteristic of pellet product is length 20.7 mm, diameter 6 mm, mass 0.74 gram, density 1.264 g cm3, water content 9.06, volatile matter 72.62, ash 13.29, fixed carbon 14.90 and durability 83 and devolatilization activation energy value at mixture 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber were 114.999 kJ mol, the value was smaller than the activation energy of devolatilization of raw material, then the raw material mixture has a faster reaction rate.Keywords organic waste, pellets, pellet characteristic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
"Sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sejak tahun 2017, volume sampah yang terangkut di Indonesia masih belum memenuhi target, termasuk di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sampah yang terangkut didominasi oleh Sampah Organik sebesar 30-63%. Pengelolaan sampah dengan biokonversi larva Black Soldier Fly dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, karena dapat mereduksi 80% sampah, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan bau, selain itu dapat membentuk ekonomi sirkular untuk masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dengan perlakuan formula nutrisi pakan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keuntungan yang didapatkan di antara 3 jenis sampah sebagai formula nutrisi pakan (sampah dari masyarakat, sampah sisa pemotongan ikan, dan sampah campuran dari keduanya). Analisis menggunakan sistem dinamik dan analisis statistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan sampah campuran (sampah dari masyarakat yang dapat terolah 100% dan sisa pemotongan ikan) metode pengelolaan sampah yang paling tepat di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Waste is still a problem in Indonesia. Since 2017, the volume of waste transported in Indonesia has yet to meet the target, including in Tubanan Village, Kembangan District, Jepara Regency, Central Java. The transported waste is dominated by organic waste by 30-63%. Waste management with Black Soldier Fly larvae bioconversion can solve the waste problem in Indonesia because it can reduce 80% of waste, does not impact public health, and does not cause odors. Besides that, it can form a circular economy for the community. This research aims to formulate a management model for organic waste with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment in environmental, social, and economic aspects, with proper feed nutritional formula treatment. This research was conducted by analyzing the benefits obtained between 3 types of feed nutrition formulas (waste from the community, waste from fish slaughter, and mixed waste from both)—analysis using dynamic systems and statistic analysis. Based on the research that has been done, it was found that the organic waste management model with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment using mixed waste (waste from the community that can be processed 100% and fish slaughter residue) is the most appropriate waste management method in Tubanan Village, Kembangan District. , Jepara Regency, Central Java."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"DegradasI fotokatalltik menggunakan titanium dioksida merupakan suatu
teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Penelitian ini melakukan
degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi Ti02. Percobaan
diiakukan untuk mengetahui pengaruh ion Pb^^, Cu^"^, dan NP terhadap proses
dagradasi serta mengamati pembentukan intermediet katekol dan hidrokuinon
yang terjadi selama proses degradasi fotokatalitik.
Proses degradasi fenol diiakukan dalam reaktor bejana gelas 1L,dengan
konsentrasi katalis 2 g/L dan konsentrasi fenol 20 mg/L. Suspensi ini diiluminasi
dengan sinar UV selama 10 jam. Penurunan Konsentrasi senyawa fenol dan analisis senyawa intermediet
ditentukan tiap jam penyinaran dengan menggunakan HPLC
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, Ion Pb memberlkan pengaruh
yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik pada konsentrasi ion
Pb^^ > 0,2 mM, untuk Ion menampakan pengaruh yang signifikan pada
konsentrasi Ion > 0,4 mM, sedangkan untuk Ion pada konsentrasi
sampal dengan 0,5 mM belum menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap
proses degradasi fotokatalitik.
Tanpa adanya ketiga ion logam tersebut, degradasi berlangsung leblh
balk.selama perlode 5 Jam penurunan fenol yang terdegradasi sudah 100%,
sedangkan degradasi dengan adanya ketiga logam tersebut, terslsa fenol sekltar
39% untuk perlode 10 jam. Senyawa Intermediet pada degradasi fenol
fotokatalitik yaltu seperti katekol dan hidrokulnon, maka dengan adanya Ion Pb^^
dan Cu^^, laju pembentukan dan laju penguraian dari kedua intermediet tersebut
menjadi terganggu"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Wiyono
"ABSTRAK
Kebutuhan energi yang terus meningkat, sejalan dengan laju pertambahan penduduk selalu diikuti dengan laju timbunan sampah. Dimana persentase terbesar berasal dari sampah organik, hal ini berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku campuran biomassa untuk upaya reduksi emisi pada konversi bahan bakar dari energi sampah. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mempelajari karakteristik co-gasifikasi, temperatur tungku reaktor, LHV producer gas dan output ash, terhadap kinerja proses gasifikasi biomassa pada downdraft fixed bed gassifier. Pada penelitian ini, sampah organik yang digunakan ranting, serabut kelapa dan sekam padi yang di peletisasi sebagai bahan baku pada pembakaran dengan teknologi Downdraft Gassifier. Metode yang dilakukan dengan teknik co-gasifikasi antara WCF wood-coconut fibers pelet dan sekam padi pada komposisi 100 pelet, 75:25, 50:50, 25:75 dan sekam padi 100 . Dimana pengujian syngas dilakukan pengukuran langsung dengan gas cromatograph tipe TCD Shimadzu 8A. Temperatur reaktor tertinggi pada zona pirolisis sebesar 400 C ndash; 850 C and temperatur pada zona oksidasi sebesar 1000 C ndash; 1200 C. Hasil dari pengujian syntetic gas didapatkan lower heating value tertinggi pada komposisi WCF pelet 100 sebesar 4.51 MJ/Nm3. Lower heating value syngas paling rendah pada komposisi pelet 100 sebesar 2.99 MJ/Nm3, dimana pertambahan WCF pelet akan meningkatkan nilai LHV syngas. Hal ini menyebabkan konten tar rendah dan rendahnya partikel ash pada semua komposisi kira-kira 30-35 massa awal tiap komposisi, dengan ash terendah pada komposisi sekam padi 100 sebesar 0.29 gr. Kata Kunci : Biomassa, peletisasi, co-gasifikasi, downdraft gassifier, syntetic gas

ABSTRACT
Increasing energy demand, in line with the rate of population growth is always with the pile of garbage. The largest percentage of organic waste, it can be used as raw material. This is primarily to discuss co gasification characteristics, reactor furnace temperatures, LHV gas producers and ash output, on the performance of biomass gasification at. In this study, organic waste used twigs, coconut fibers and rice husks in the pelletization as raw materials on technology with downdraft gassifier. The method is performed by co gasification technique between WCF coconut wood fiber pellet and rice husk on the composition of 100 pellets, 75 25, 50 50, 25 75 and 100 rice husk. Where the syngas testing is done directly with TCD Shimadzu gas cromatograph 8A. The reactor temperature in the pyrolysis zone of 400 C 850 C and the temperature in the oxidation zone 1000 C 1200 C. The results of testing the synthetic gas obtained lower heating value in the WCF 100 pellet composition of 4.51 MJ Nm3. The lower heating value of syngas is lowest in 100 pellet composition of 2.99 MJ Nm3, where the increase of WCF pellets will increase LHV syngas. The effect makes low tar content and low ash particles in all compositions approximately 30 35 of the initial mass of each composition, with minimal ash on 100 rice husk composition of 0.29 g. Keywords Biomass, pelletization, co gasification, downdraft gassifier, synthetic gas"
2017
T48475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>