Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farel Athallah Aqil
"Kebutuhan energi listrik global pada tahun 2022 mencapai 3,63 MWh per kapita didominasi dari pembangkit listrik batu bara, dan gas,. 61,55% sumber energi listrik di Indonesia berasal dari batu-bara. Transisi menuju energi baru terbarukan disepakati oleh seluruh negara dunia yang tertuang pada paris agreement dan COP 27 dengan target membatasi suhu global hingga 1.5 oC diatas tingkat pra industrialisasi. Indonesia menghadapi tantangan dalam transisi menuju energi baru terbarukan dimana terjadi penurunan penggunaan energi baru terbarukan dari 11,5% pada 2021 menjadi 10,4% pada 2022. Energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan Indonesia salah satunya adalah energi pasang surut. Letak geografis indonesia yang merupakan negara kepulauan menyimpan potensi energi tidal yang sangat besar. Kecepatan arus pasang surut di Indonesia sendiri mencapai 2,8 m/s. Dibutuhkan studi lebih lanjut untuk mendapatkan turbin tidal yang ideal. Literatur terkait upaya meningkatkan nilai power coefficient turbin tidal membuktikan bahwa profil airfoil NACA 4418 yang dikenal memiliki stall delay dan ketahanan terhadap roughness mampu meningkatkan kinerja dari turbin tidal sumbu horizontal. Selain itu, penggunaan diffuser juga dapat meningkatkan power coefficient turbin dimana semakin besar sudut diffuser yang digunakan maka semakin besar nilai power coefficient yang dapat dihasilkan. Berdasarkan hasil eksperimen dengan variasi sudut diffuser 10,43° dan 15,34° didapatkan power coefficient tertinggi sebesar 34,8%.

The global electricity demand in 2022 reached 3.63 MWh per capita, dominated by coal and gas power plants. In Indonesia, 61.55% of electricity comes from coal. The transition to renewable energy was agreed upon by all countries as outlined in the Paris Agreement and COP 27, with the goal of limiting the global temperature rise to 1.5°C above pre-industrial levels. Indonesia faces challenges in transitioning to renewable energy, with the share of renewable energy decreasing from 11.5% in 2021 to 10.4% in 2022. One of the renewable energy sources that Indonesia can harness is tidal energy. Indonesia's geographic location as an archipelago holds great potential for tidal energy, with tidal current speeds reaching up to 2.8 m/s. Further studies are needed to develop the ideal tidal turbine. Relevant literature on efforts to increase the power coefficient of tidal turbines shows that the NACA 4418 airfoil profile, known for its stall delay and roughness resistance, can enhance the performance of horizontal-axis tidal turbines. Additionally, the use of diffusers can also improve the power coefficient of the turbine, with larger diffuser angles resulting in higher power coefficients. Based on experimental results with diffuser angles of 10.43° and 15.34°, the highest power coefficient obtained was 34.8%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhafif Adli Dzakiariq
"Permasalahan iklim global yang sangat serius dimana global warming telah memberikan kontribusi besar pada kenaikan suhu global. Tidak dapat dipungkiri kenaikan rata-rata suhu global telah mencapai 1.25°C pada Agustus 2023 bahkan menurut para peneliti ada kemungkinan sebesar 66% bahwa kenaikan suhu global akan melewati angka 1.5°C antara saat ini hingga tahun 2027. Pertumbuhan laju kenaikan suhu bumi ini mayoritas disebabkan oleh aktivitas hidup umat manusia dimana emisi CO2 pada sektor energi yakni emisi hasil pembakaran minyak, gas, dan batu bara menjadi penyebab terbesar terjadinya kenaikan rata-rata suhu global yang signifikan. dari itu, perlu adanya peralihan penggunaan energi berbasis fossil menuju energi baru terbarukan dengan bertujuan untuk menekan angka kenaikan suhu bumi dengan salah satunya memanfaatkan energi arus laut dengan menggunakan turbin tidal yang mana akan berputar akibat adanya pasang surut arus laut yang menyebabkan energi kinetik air laut untuk menghasilkan energi listrik. Pada dasarnya cara kerja turbin tidal mirip seperti turbin angin begitupun cara kerja nya. Namun, kedua jenis turbin tersebut menggunakan fluida yang berbeda. Dibandingkan dengan turbin angin, turbin tidal lebih banyak memiliki keuntungan diantaranya ketersediaan energi yang lebih teratur dan dapat diprediksi karena pasang surut memiliki pola yang dapat dihitung dan pasang surut memiliki perubahan yang cenderung stabil. Agar kinerja turbin tidal menjadi lebih efisien, penggunaan diffuser dan brim telah terbukti dapat meningkatkan efisiensi turbin dengan adanya efek vortex yang terjadi. Dari studi ini, kami menganalisis dampak penggunaan diffuser dan brim yang diaplikasikan bersamaan dengan blade aerofoil NACA 4418 yang mana hasilnya menyatakan bahwa semakin tinggi ketinggian brim yang digunakan, maka hasil power coefficient yang dihasilkan akan semakin tinggi, dalam studi ini, kami memvariasikan penggunaan diffuser 10,43° dan 15,34° dengan variasi brim 0,1D dan 0,3D serta variasi TSR 1-4. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai power coefficient tertinggi terdapat pada penggunaan diffuser 15,34° dengan brim 0,3D pada TSR 3 dengan nilai 47,5%.

The global climate problem is very serious, with global warming having significantly contributed to the rise in global temperatures. It is undeniable that the average global temperature increase reached 1.25°C in August 2023. Moreover, researchers estimate a 66% chance that global temperature increases will exceed 1.5°C between now and 2027. This rapid increase in Earth's temperature is largely caused by human activities, with CO2 emissions from the energy sector—specifically from the burning of oil, gas, and coal—being the largest contributor to the significant rise in average global temperatures. Therefore, there is a need to transition from fossil fuel-based energy to renewable energy sources with the aim of reducing the rate of temperature increase. One of the ways to achieve this is by harnessing tidal energy using tidal turbines, which rotate due to the tidal currents, converting the kinetic energy of seawater into electrical energy. Essentially, the working principle of a tidal turbine is similar to that of a wind turbine, but the two types of turbines use different fluids. Compared to wind turbines, tidal turbines have several advantages, including a more regular and predictable energy supply since tides follow calculable patterns and tend to have stable variations. To enhance the efficiency of tidal turbines, the use of diffusers and brims has been proven to increase turbine efficiency through the vortex effect. In this study, we analyzed the impact of using diffusers and brims in conjunction with NACA 4418 aerofoil blades. The results indicated that the higher the brim used, the higher the resulting power coefficient. In this study, we varied the use of diffusers with angles of 10.43° and 15.34°, brim heights of 0.1D and 0.3D, and TSR (Tip Speed Ratio) from 1 to 4. The study results showed that the highest power coefficient was achieved with a 15.34° diffuser and a 0.3D brim at a TSR of 3, with a value of 47.5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dakhilullah Muhazzib Darwisy
"Selama beberapa dekade, transformator telah menjadi salah satu alat yang sudah menjadi kebutuhan mendasar dalam distribusi jaringan listrik yang identik dengan ukurannya yang besar dan membutuhkan banyak tempat dalam penempatannya. Dalam sistem distribusi, fungsi utama transformator adalah mengubah besaran tegangan dari jaringan dari tegangan rendah, menengah atau tinggi menjadi tegangan tertentu yang nantinya dapat dengan aman disalurkan ke rumah-rumah dan industri.
Dalam hal lain perkembangan sumber energi terbarukan seperti susunan panel surya dan turbin angin dapat membuat beberapa tantangan, saat mereka di masukkan kedalam jaringan seperti, menghasilkan energi yang tidak konsisten, beban listik yang berubah dengan cepat, dan banyak tantangan lain yang menyertainya. Untuk mengahadapi tantangan-tantangan dari sumber energi terbarukan, transformator konvensional tidak cukup fleksibel untuk mengelola beban yang berubah cepat dengan ayunan tegangan besar, mengelola koneksi DC dan AC, menangani aliran daya balik yang dihasilkan oleh konsumen yang juga menghasilkan energi. Kita dapat mencoba menerapkan tap changer ke trafo konvensional, tetapi karena sifat mekanis tap changer, mengubah koil dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah aus pada tap changer. Sifat-sifat transformator konvensional adalah mudah dipengaruhi oleh tegangan input dan arus output yang akan menimbulkan masalah pengaturan tegangan, sehingga tidak cukup cocok untuk menangani banyak tantangan yang membutuhkan kontrol dan komunikasi yang lebih banyak yang harus disesuaikan dengan distribusi listrik. penetrasi energi terbarukan ini. Oleh karena itu diperlukan perangkat lain yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Di sinilah elektronika daya mulai mengambil perannya. Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak perangkat distribusi listrik yang dilengkapi dengan elektronika daya dan terus meningkat karna adanya pengembangan bahan utama yang memungkinkan perangkat menangani tegangan tinggi dan arus tinggi dengan frekuensi dan kepadatan daya yang lebih tinggi. Dengan menggabungkan teknologi ini dengan tranformator, kita dapat membuka banyak kemungkinan yang dapat menjawab tantangan dari pengembangan energi terbarukan.
Perpaduan antara trafo dan perangkat elektronika daya ini menghasilkan ide sebuah trafo pintar yaitu Solid State Transformer (SST) yang mampu berkomunikasi dan mengontrol antar bagiannya. Trafo jenis ini lebih "cerdas", lebih kecil, lebih fleksibel, dan lebih efisien. Trafo jenis baru ini akan memiliki banyak keunggulan seperti parameter input dan output yang dapat dikontrol, port AC dan DC pada trafo, kemampuan mencegah harmonik, kerangka kerja cerdas untuk pemantauan dan penilaian kondisi sistem, dan mampu membuat isolasi pada kesalahan bagian tertentu, dan masih banyak lagi.
Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari ruang lingkup kemampuan dan potensi smart transformer dalam aplikasi smart grid melalui jurnal dan simulasi. Transformator pintar dimaksudkan untuk dapat mengatasi tantangan yang datang dengan sumber energi terbarukan dan mampu melampaui batas teknis transformator konvensional dalam jaringan smart grid.

For decades, transformer has become one of the most fundamental tools in electrical network distribution it was identic with its big bulked size. In the distribution system, transformer's main function is to change the voltage magnitude from the grid which is usually from medium to high voltage to a certain voltage that can be safely delivered to homes and industries.
But with the recent development of renewable energy sources such as photovoltaic arrays and wind turbines that produce energy intermittently, create fast-changing loads, and many other challenges that come with it, these conventional transformers are not flexible enough to manage fast-changing loads with large voltage swings, manage both DC and AC connections, handle the reverse power flow that is produced by the consumer that also produces energy. We can try to implement a tap changer to the conventional transformer, but because of the mechanical nature of tap changers, changing the coil with high frequency will wear down the tap changer more easily. The properties of the conventional transformer are that it is easily affected by the input voltage and the output current that will create voltage regulation problems, hence it is not suitable enough to manage many challenges that needed more control and communication that the electrical distribution must adapt with this penetration of renewable energy. Hence we need another device that can solve the problem.
This is where power electronic comes in. The possibilities of more electrical distribution devices equipped with power electronics are increasing with the development of compound materials that will allow the devices to handle high voltage and high currents with higher frequency and power density. By combining this technology with a transformer we can open up a lot of possibilities that can solve the challenges from the development of renewable energy.
These combinations of transformer and power electronic devices resulted in the idea of a smart transformer which is the Solid State Transformer (SST) that is capable of communication and control between its part. This type of transformer is more “intelligent”, less bulky, more flexible, and more efficient. This new type of transformer will have a lot of advantages such as controllable input and output parameters, AC and DC port in the transformer, prevent harmonic, intelligent framework for condition monitoring and assessment, create fault isolation, have the ability of islanding, and many more.
This bachelor thesis aims to study the scope of a smart transformer's capability and potential in a smart grid application through journals and simulation. The smart transformer is intended to be able to solve the challenges that come with renewable energy sources and able to surpass the technical limit of the conventional transformer in a smart grid network.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nabila
"Pada tahun 2020, Indonesia masih menggunakan sumber energi yang didominasi oleh 39% batu bara, 31% minyak bumi, dan 18% gas bumi. Dengan adanya peningkatan suhu global dan penyelenggaraan COP (Conference of the Parties) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka Indonesia ikut serta dalam usaha mengurangi laju pertumbuhan suhu di dunia. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan penggunaan energi terbarukan. Energi Tidal menjadi salah satu opsi yang baik untuk diterapkan di Indonesia dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sehingga memiliki potensi energi tidal yang besar. Energi tidal merupakan energi yang dihasilkan dari pergerakan pasang surut air laut. Hal tersebut menjadi keuntungan energi tidal, dikarenakan pergerakan pasang surut air laut bersifat pasti, sehingga energi tidal lebih dapat diandalkan dan dapat diprediksi. Literatur terkait turbin tidal membuktikan bahwa nilai koefisien daya meningkat ketika ditambahkan diffuser dan brim pada turbin tersebut. Hal yang dapat meningkatkan kinerja turbin tidal selain diffuser dan brim adalah sudu turbin. Dikarenakan salah satu pertimbangan terbesar turbin tidal merupakan biaya fabrikasi dan operasional yang besar, maka butuh dilakukan studi untuk mendapatkan desain turbin tidal yang paling optimal. Sudu turbin dengan profil airfoil NACA 4418 memiliki berbagai keuntungan untuk desain turbin tidal, seperti ketahanan terhadap roughness yang lebih tinggi, dan tingkat stall pada angle of attack yang lebih besar. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan power coefficient tertinggi dari semua variasi pada NACA 4418 adalah sebesar 97,803%. Sudu turbin dengan profil NACA 4418 dapat menjadi salah satu pilihan untuk implementasi langsung dengan melihat ketahanannya terhadap roughness, yang cenderung terjadi pada kondisi lingkungan untuk turbin tidal.

In 2020, Indonesia's energy sources were still dominated by 39% coal, 31% petroleum, and 18% natural gas. With the increasing global temperature and the organization of the Conference of the Parties (COP) by the United Nations (UN), Indonesia is participating in efforts to reduce the rate of global temperature rise. This can be addressed through the use of renewable energy. Tidal energy is one viable option to be implemented in Indonesia due to its geographical condition as an archipelago, which offers significant tidal energy potential. Tidal energy is generated from the movement of the ocean tides. This is advantageous because tidal movements are predictable and reliable. Relevant literature on tidal turbines has shown that the power coefficient increases when a diffuser and brim are added to the turbine. Blade design is another factor that can enhance the performance of tidal turbines. Considering the high fabrication and operational costs of tidal turbines, it is necessary to conduct studies to obtain the most optimal turbine design. Blades with NACA 4418 airfoil profiles offer several advantages for tidal turbine design, including higher resistance to roughness and a larger stall angle of attack. Based on simulation results, the highest power coefficient obtained for all variations with NACA 4418 was 97.803%. Blades with the NACA 4418 profile can be considered as one of the choices for direct implementation, considering their resistance to roughness, which tends to occur in the environmental conditions for tidal turbines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqiel Saiful Fatah
"Sumber energi terbarukan adalah solusi yang mungkin untuk meningkatnya kekhawatiran energi bahan bakar fosil yang terbatas dan tenggat waktu yang semakin dekat dari Perjanjian Paris. Indonesia sebagai negara kepulauan dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon melalui pemanfaatan energi arus laut untuk listrik. Turbin aliran arus laut telanjang hanya dapat mengubah 59% energi kinetik menjadi energi mekanik. Modifikasi dengan diffuser dapat meningkatkan efisiensinya. Studi ini membandingkan turbin pasang surut diffuser dengan sudut diffuser 10,43 dan 20,04 dari penelitian sebelumnya, dan 28.6° melalui koefisien daya mereka. Studi sebelumnya menemukan korelasi di mana penurunan rasio penyumbatan menyebabkan penurunan deviasi hasil eksperimen dari hasil numerik. Penambahan diffuser ketiga berharap untuk membuktikan fenomena ini. Percobaan dilakukan dalam tangki aliran di mana arus 0,7m / s diinduksi ke turbin pasang surut diffuser augmented. Turbin terhubung ke pengaturan meter torsi di mana torsi yang dihasilkan pada kecepatan rotasi yang berbeda dicatat. Dari sana kita dapat menemukan koefisien daya dalam hal rasio kecepatan tip. Diffuser 28.6° mencapai koefisien daya 0,41 pada rasio kecepatan tip 2,91. Dengan peningkatan rasio penyumbatan menjadi 31% dalam percobaan ini hasilnya menyimpang dari hasil numerik sebesar 9.47%. Selanjutnya koefisien daya maksimum dari diffuser 28.6° memiliki nilai di atas dua diffusers lainnya, tetapi secara numerik harus memiliki nilai yang lebih tinggi. Ada efek rasio penyumbatan terhadap efisiensi. Rasio penyumbatan harus menjadi pertimbangan ketika menerapkan turbin pasang surut diffuser augmented. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan nilai maksimum rasio penyumbatan sehingga efisiensi turbin tidak terlalu terpengaruh.

Renewable energy sources are a probable solution to the growing concern of finite fossil-fuel energy and the approaching deadline of the Paris Agreement. Indonesia as an archipelago nation can contribute to carbon emission reduction through utilizing tidal energy for electricity. A bare tidal stream turbine can only convert 59% of kinetic energy into mechanical energy. Diffuser augmentation can improve its efficiency. This study compared diffuser augmented tidal turbines with diffuser angles of 10.43 and 20.04 of previous studies, and 28.6° through their power coefficient. Previous studies found a correlation where a decrease in blockage ratio caused a decrease in deviation of experimental results from the numerical results. The addition of the third diffuser hopes to prove this phenomenon. The experiment is conducted in a flow tank where a current of 0.7m/s is induced to the diffuser augmented tidal turbine. The turbine is linked to a torque meter setup where the torque produced at different rotational speeds are recorded. From there we can find the power coefficient in regards to tip speed ratio. The 28.6° diffuser attained a power coefficient of 0.41 at a tip speed ratio of 2.91. With the increase in blockage ratio to 31% in this experiment the results deviated from the numerical results by 9.47%. Furthermore the maximum power coefficient of the 28,6 diffuser sits slightly above the two other diffusers, but numerically it should have the higher value. There is an effect of blockage ratio towards the efficiency. Blockage ratio should be a consideration when implementing diffuser augmented tidal turbines. Further study is needed to determine the maximum value of blockage ratio so the efficiency of the turbine is not greatly affected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washington: Hemisphere, 1983
621.47 ALT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Abiyyu `Alim
"Kebutuhan listrik di Indonesia pada saat ini sebagian besar masih disumbangkan oleh pembangkit listrtik berbahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan minyak bumi. Tetapi bahan bakar fosil tersebut lama kelamaan pasti akan habis. Indonesia bisa memanfatkan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah perairan, Indonesia sangat berpotensi menggunakan energi dari arus laut sebagai sumber energi listrik. Salah satu cara pemanfaatan energi arus air laut adalah dengan menggunakan turbin tidal, dengan memanfaatkan pasang surut air laut, turbin tidal dapat berputar dan menghasilkan energi. Salah satu perairan di Indonesia yang dapat diterapkan turbin pasang surut air laut adalah Selat Larantuka dikarenakan selat ini memiliki arus yang cukup kuat. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besar torsi, besar daya, dan besar efisiensi yang dapat dihasilkan oleh turbin tidal rancangan, dan juga mengetahui hubungan jumlah bilah terhadap efisiensi turbin serta mengetahui perbandingan daya yang dapat dihasilkan oleh turbin rancangan dengan turbin percontohan. Pada studi ini dilakukan variasi jumlah bilah turbin yaitu variasi 2 bilah, 3 bilah, dan juga 4 bilah. Berdasarkan hasil studi, didapatkan torsi, daya, dan efisiensi terbesar adalah pada turbin 3 bilah dengan efisiensi sebesar 37%.

Most of the electricity needs in Indonesia are still being supplied by fossil fuel-fired power plants such as coal, gas and oil. But these fossil fuels will eventually run out. Indonesia can take advantage of renewable energy to meet electricity needs in Indonesia. As an archipelagic country that has many territorial waters, Indonesia has the potential to use energy from ocean currents as a source of electrical energy. One way of exploiting the energy of seawater currents is by using a tidal turbine, by utilizing the tides, the tidal turbine can rotate and produce energy. One of the waters in Indonesia that can be used for tidal turbines is the Larantuka Strait because this strait has strong currents. This study aims to determine the amount of torque, power, and efficiency that can be produced by an undesigned turbine, and also to determine the relationship between the number of blades and turbine efficiency and to determine the ratio of power that can be produced by a designed turbine to a pilot turbine. In this study, variations in the number of turbine blades were carried out, namely variations of 2 blades, 3 blades, and also 4 blades. Based on the results of the study, the greatest torque, power and efficiency was obtained in a 3 blades turbine with an efficiency of 37%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razan Adyatma Laksito
"Energi arus laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, terutama di wilayah dengan arus yang kuat yaitu pada selat di antara Nusa Tenggara Timur, pulau Bali, dan Lombok. Beberapa wilayah lain dengan arus pasang surut yang kuat di Indonesia yang potensial untuk dikembangkan energi arus laut yaitu pada selat di pulau Taliabu dan Mangole di Kepulauan Sula, Sumatera Utara. Energi arus laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dengan menggunakan turbin tidal. Cara kerja dan geometri turbin tidal mirip dengan turbin angin yang memanfaatkan energi kinetik fluida yang mengalir untuk menggerakkan blade yang memutar rotor untuk menggerakkan generator. Keunggulan energi arus laut sebagai sumber energi yaitu dapat diprediksi akibat perubahan permukaan laut yang teratur menyesuaikan posisi bulan, bumi, dan matahari. Selain itu, dengan massa jenis 800 kali lebih besar dari angin, generasi listrik yang dihasilkan dari pasang surut jauh lebih efisien pada kecepatan yang lebih lambat daripada yang dihasilkan oleh turbin angin. Penggunaan diffuser dan brim telah terbukti meningkatkan efisiensi turbin arus laut sumbu horizontal dengan mempercepat aliran air yang melalui turbin. Dalam studi ini, kami menganalisis dampak variasi ketinggian brim pada koefisien daya pada turbin tidal sumbu horizontal serta memvalidasi hasil studi numerik sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ketinggian brim yang divariasikan, maka akan semakin tinggi nilai power coefficient yang dapat dihasilkan. Dalam studi ini, kami memvariasikan nilai tip speed ratio dari 1 – 5 dengan ketinggian brim 3 cm dan 9 cm pada sudut diffuser 10.43° dan ketinggian brim 3 cm dan 6 cm pada 15.34°. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai koefisien daya tertinggi yaitu 45.9% pada TSR 2 yang didapatkan pada sudut diffuser 10.43° dan ketinggian brim 0.3D

Ocean current energy is a potential renewable energy source for development in Indonesia, especially in areas with strong currents such as the straits between East Nusa Tenggara, Bali, and Lombok. Other areas in Indonesia with strong tidal currents that have potential for ocean current energy development are the straits on Taliabu and Mangole islands in the Sula Archipelago, North Sumatra. Ocean current energy can be harnessed as a renewable energy source using tidal turbines. The working principle and geometry of tidal turbines are similar to wind turbines that utilize the kinetic energy of flowing fluid to rotate blades that turn a rotor to drive a generator. The advantage of ocean current energy as an energy source is that it can be predicted due to regular changes in sea level that adjust to the position of the moon, earth, and sun. In addition, with a density 800 times greater than wind, electricity generation from tides is much more efficient at slower speeds than that generated by wind turbines. The use of diffusers and brims has been proven to increase the efficiency of horizontal-axis tidal current turbines by accelerating the flow of water through the turbine. In this study, we analyze the impact of brim height variations on power coefficient on horizontal-axis tidal turbines and validate previous numerical study results stating that the higher the varied brim height value, the higher the power coefficient value that can be generated. In this study, we varied the tip speed ratio value from 1-5 with a brim height of 3 cm and 9 cm at a diffuser angle of 10.43° and brim heights of 3 cm and 6cm at 15.34°. The results show that the highest power coefficient value of 45.9% at TSR 2 was obtained at a diffuser angle of 10.43° and a brim height of 0.3D."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farras
"Energi fosil yang ada dibumi merupakan sumber daya alam yang sering digunakan oleh masyarakat hal itu mengakibatkan menipisnya sumber daya alam yang kita miliki hal ini membuat para peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber energi alternatif yang lebih bersih dan aman bagi lingkungan. Salah satu energi terbarukan yang banyak diminati oleh para peneliti ialah energi radiasi matahari. Instrumen yang dapat mengkonversikan energi radiasi matahari menjadi energi panas ialah Solar collector. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian dengan memvariasikan tilt angle dari solar collector yang ada di sistem sesuai dengan Standar ASHRAE 93-2003. Solar collector yang digunakan ialah pabrikan Jiangsu sunrain dengan rekomendasi flowrate-nya sebesar 3.6 lpm. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Efisiensi thermal dari solar kolektor pada sudut kemiringan solar collector 15° menghasilkan efisiensi thermal maksimum sebesar 94% dan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh solar kolektor yang paling besar ialah menggunakan sudut kemiringan solar collector sebesar 15° sebesar 2.36 kW.

Fossil energy on earth is a natural resource that is often used by the community, this results in the depletion of our natural resources, this makes researchers research to obtain alternative energy sources that are cleaner and safer for the environment. One of the renewable energy that is in great demand by researchers is solar radiation energy. Instruments that can convert solar radiation energy into heat energy are solar collectors. Therefore, the researchers researched by varying the tilt angle of the solar collector in the system following ASHRAE Standard 93-2003. The solar collector used is the Jiangsu sunrain manufacturer with a recommended flowrate of 3.6 lpm. The results obtained from this study are the thermal efficiency of the solar collector at a tilt angle of 15° solar collector produces a maximum thermal efficiency of 94% and the solar energy that can be utilized by the largest solar collector is to use the solar collector tilt angle of 15° at 2.36 kW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Zahira Malik
"Studi ini mengevaluasi performa turbin air Turgo skala piko dengan memanfaatkan batok kelapa sebagai sudu, khususnya meneliti pengaruh sudut masuk dan keluar sudu terhadap efisiensi turbin. Latar belakang studi ini adalah kebutuhan mendesak untuk sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan di daerah terpencil dan tidak terjangkau listrik di Indonesia. Pemanfaatan potensi hydropower dengan instalasi pembangkit listrik tenaga air skala piko (< 5 kW) di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) menjadi solusi potensial. Penggunaan bahan alami seperti batok kelapa sebagai sudu turbin Turgo menawarkan keunggulan ekonomi dan keberlanjutan, mengatasi masalah material dan pemeliharaan di daerah sulit akses. Turbin Turgo yang dirancang dalam studi ini diuji pada ketinggian jatuh air 4 meter dengan variasi sudut serang nosel. Pengujian d ilakukan melalui perhit ungan analit ik d an simulasi numerik unt uk menentukan sudut masuk nosel relatif, kecepatan relatif aliran air, sudut keluar relatif, kecepatan fluida keluar, dan efisiensi hidrolik teoritis. Tiga jenis turbin dengan sudut serang nosel berbed a d iuji: Turbin A (48.28°), Turbin B (19.03°), d an Turbin C (26.28°). Hasil studi menunjukkan bahwa sudut serang nosel optimal berada dalam kisaran 10°- 30°, dimana hasil perhitungan teoritis Turbin C menghasilkan efisiensi hidrolik tertinggi sebesar 74%, diikuti oleh Turbin B sebesar 52%, dan Turbin A sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa sudut serang nosel yang tepat dapat meningkatkan efisiensi turbin dengan mengoptimalkan perpindahan momentum aliran air. Penggunaan batok kelapa sebagai sudu turbin menunjukkan potensi besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air yang ramah lingkungan dan berbiaya rendah di daerah terpencil. Dengan demikian, inovasi ini dapat berkontribusi pada peningkatan rasio elektrifikasi nasional dan pengurangan emisi gas rumah kaca, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris.

The rapid growth of the global population and advancements in civilization have led to an exponential increase in energy demand. Despite the unsustainable nature of fossil fuels and their severe environmental and health issues, fossil fuels, particularly petroleum, remain the primary energy source. Greenhouse gases (GHGs) such as methane, carbon dioxide, and nitrous oxide are released in large quantities during the combustion of fossil fuels, contributing to climate crises, rising sea levels, and extreme weather conditions threatening coastal communities. According to the IPCC's Sixth Assessment Report (2023), the world is on a path to dangerous climate risks by the end of the 21st century, even under 1.5°C or 2°C warming scenarios. Indonesia's commitment to the Paris Agreement requires a 29% reduction in GHG emissions by 2030. However, strategies to decarbonize effectively need reevaluation, as the current deforestation emission reduction schemes only prevent 3% of the required total. With an increase in global surface temperature and a rapid rise since 1970, Indonesia is focusing on increasing its renewable energy share. Hydropower, with a potential of 94.6 GW and an installed capacity of only 6.1 GW, presents a significant opportunity, especially for electrifying remote areas through small-scale solutions like pico hydropower systems. This study aims to investigate the performance of a pico-scale Turgo water turbine using coconut shell spoon blades, focusing on the effects of the inlet and outlet blade angles. Analytical calculations were based on conditions at the fluid mechanics laboratory of the Mechanical Engineering Department, using a head of 4 meters, 8 blades, and a nozzle- to-turbine distance of 100 mm. The water speed calculated was 8.59 m/s, with runner speed at 4.03 m/s, resulting in a water power of 16.9 W. Three turbine types (A, B, and C) with different attack angles were tested analytically for relative velocity, fluid exit speed, and hydraulic efficiency. Analytical results showed that Turbine C had the highest efficiency at 74%, followed by Turbine B at 52% and Turbine A at 50%. Turbines B and C fell within the optimal jet angle range for Turgo and Pelton turbines. Turbine C's superior performance was attributed to a better alignment of water momentum transfer due to its blade angles, minimizing flow separation and stall."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>