Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simon Hadi Bangun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan model pariwisata berbasis masyarakat/community based tourism (CBT) untuk pengembangan kawasan pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu. Selain itu, penelitian mengkaji persepsi dan kebutuhan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah terhadap perkembangan pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perkembangan pariwisata yang terjadi, terdapat isu di masyarakat antara lain: pungutan liar setiap pos jalur lintas Daulu-Semangat Gunung, Pemblokadean jalur oleh oknum masyarakat, dan tingginya krisis kepercayaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Perkembangan pariwisata di analisis menggunakan analisis triangulasi data dari observasi dan wawancara yang dilakukan bersama perwakilan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Data yang diperoleh di kodefikasi melalui lima dimensi model CBT dan empat tahapan pembangunan CBT dengan menggumpulkan tanggapan dan 18 partisipan mengenai pengalaman, persepsi dan kebutuhan mereka terhadap perkembangan pariwisata. Hasil analisis mengidentifikasi pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu memiliki peluang untuk dapat mengimplementasikan konsep CBT melalui dimensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah berjalan. Pada dimensi lingkungan dan politik, indikator ini masih belum optimal dilaksanakan sehingga harus di evaluasi dan dikembangkan karena merupakan hal yang baru bagi kawasan tersebut dan pentingnya peran tenaga ahli yang profesional dan keputusan politik yang kuat di masyarakar untuk dapat mengimplementasikan setiap kebijakan. Pada tahap pembangunan pariwisata, hasil analisis menghasilkan masyarakat memiliki kesiapan untuk pariwisata, memiliki kemampuan dan persiapan komunitas, serta adanya kesiapan dan pengembangan organisasi yang dilakukan oleh masyarakat. Temuan ini menekankan perlunya peran pemerintah pusat untuk saling sinkronisasi dengan pemerintah daerah hingga desa untuk dapat saling merealisasikan kebijakan dan progam kerja.

This research aims to examine the application of the community-based tourism (CBT) model for developing tourism areas in the villages of Semangat Gunung and Daulu. In addition, the research examines the perceptions and needs of the community, entrepreneurs and government regarding tourism development in the villages of Semangat Gunung and Daulu. This study uses a qualitative method. The development of tourism that occurs, there are issues in the community, including: illegal levies at each post on the Daulu-Semangat Gunung route, blockades of the route by members of the community, and a high crisis of trust that is developing among the community. Tourism development was analyzed using triangulation analysis of data from observations and interviews conducted with representatives of the community, entrepreneurs and government. The data obtained was coded through the five dimensions of the CBT model and four stages of CBT development by collecting responses from 18 participants regarding their experiences, perceptions and needs for tourism development. The results of the analysis identify that tourism in the villages of Semangat Gunung and Daulu have the opportunity to implement the CBT concept through economic, social and cultural dimensions that are already underway. In the environmental and political dimensions, this indicator is still not optimally implemented so it must be evaluated and developed because it is something new for the region and the role of professional experts and strong political decisions in society is important to be able to implement each policy. At the tourism development stage, the results of the analysis produce that the community is ready for tourism, has community capabilities and preparation, as well as readiness and organizational development carried out by the community. These findings emphasize the need for the role of the central government to synchronize with regional and village governments to be able to mutually realize policies and work programs"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fairuz Luthfiyyah
"Community-Based Tourism (CBT) adalah bentuk pariwisata yang menempatkan penduduk sebagai pelaku utama dan fokus utama. Dalam konsep CBT, partisipasi penduduk menjadi sangat penting dalam rangka mencapai kesuksesan CBT yaitu menumbuhkan persepsi positif di masyarakat. Salah satu objek wisata yang menerapkan konsep CBT adalah Gunung Api Nglanggeran yang terletak di Desa Nglanggeran, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh residents’ participation terhadap perceived benefits pada pengembangan pariwisata pedesaan. Penelitian ini dilakukan pada anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di kawasan wisata Gunung Api Nglanggeran yang terletak di Desa Nglanggeran, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa residents’ participation memiliki pengaruh terhadap perceived benefits pada pengembangan pariwisata pedesaan. Dalam partisipasi, hasil menunjukkan bahwa tingkat perencanaan masih lebih rendah daripada pelaksanaan. Selain itu, dalam penelitian ini terlihat bahwa masyarakat merasa pariwisata CBT memiliki manfaat yang paling besar pada aspek lingkungan namun kurang berdampak besar pada infrastruktur desa. Penelitian ini merekomendasikan agar Pokdarwis memperbaiki kegiatan perencanaan pengembangan desa wisata menjadi lebih baik lagi, bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki infrastruktur, dan mempertahankan kebijakan dan kegiatan terkait pelestarian lingkungan

Community-Based Tourism (CBT) is a form of tourism that places residents as the main actors and main focus. In the CBT concept, residents' participation is very important to achieve CBT's main goal, which is fostering a positive perception in society. One of the tourist objects that applies the CBT concept is Nglanggeran Volcano which is located in Nglanggeran Village, Yogyakarta. This study was conducted to analyze the effect of residents' participation on perceived benefits in rural tourism development. This research was conducted on Tourism Awareness Group (Pokdarwis) representatives in the Nglanggeran Volcano tourist area, located in Nglanggeran Village, Yogyakarta. The results of the study show that residents' participation influences perceived benefits in rural tourism development. In terms of participation, the results show that the level of planning is still lower than implementation. Besides, in this study, it appears that the community feels that CBT tourism has the greatest benefit in the environmental aspect but has less impact on village infrastructure. This research recommends that Pokdarwis improve planning activities for tourism village development to be even better, cooperate with the local government to improve infrastructure and maintain policies and activities related to environmental conservation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tharriq Arrahman
"Sektor pariwisata menjadi leading sektor pembangunan di Indonesia. Pengembangan industri pariwisata dilakukan secara menyeluruh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang potensial yaitu Provinsi Sumatera Barat dan lebih spesifik yaitu Desa Wisata Agro Kubu Gadang Kota Padang Panjang. Teori yang digunakan untuk membahas penelitian ini menggunakan teori penta helix dari Carayannis dan Campbell (2011) untuk melihat peran dari aktor penta helix sebagai upaya pengembangan Wisata Agro Kubu Gadang. Kemudian untuk pembahasan mengenai pengembangan pariwisata, peneliti menggunakan teori pengembangan pariwisata dari Sharpley dan Telfer (2008) sebagai pisau analisis untuk membedah pembahasan mengenai pengembangan wisata agro Kubu Gadang dengan indikator meliputi Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development dan Human Resources Development. Hasil penelitian menunjukan Disporapar selaku leading sectortelah menjalin kolaborasi dengan stake holder pariwisata dan terdapat 10 (sepuluh) aktor yang terlibat dalam pengembangan wisata agro Kubu Gadang ini meskipun tidak adanya regulasi dan aturan yang mengikat serta kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing stake holder. Kemudian untuk pembahasan mengenai indikator pengembangan pariwisata, peneliti menemukan telah terlaksananya beberapa indikator pengembangan pariwisata, namun masih ditemukan beberapa permasalahan terkait ketiadaan pelatihan tahap lanjutan yang diberikan oleh stake holderterhadap Pokdarwis Kubu Gadang, serta tidak adanya anggaran khusus untuk pengembangan desa wisata karena anggaran dari Disporapar di relokasi untuk pembangunan sport centre dan pengembangan wisata agro ini bukan merupakan fokus utama dari Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kota Padang Panjang.

Tourism become a leading sector for development in Indonesia. The development of the tourism industry is carried out comprehensively in almost all regions of Indonesia. One of the potential provinces in Indonesia is West Sumatra Province and more specifically, the Kubu Gadang Agro Tourism Village, Padang Panjang City. This research used theory penta helix model from Carayanis and Campbell (2011) to see the role of penta helix actors as an effort to develop agro tourism in Kubu Gadang. Then, to discuss about tourism development, the researcher used the tourism development theory by Sharpley and Telfer (2008) as an analytical tool to dissect the discussion regarding the development of Kubu Gadang agro tourism with output indicators including Environmental Development, Economic and Political Development, Social-Cultural Development, Community Roles Development and Human Resources Development. The research results show that Disporapar as the leading sector has collaborated with tourism stakeholders and there are 10 (ten) actors involved in the development of Kubu Gadang agro tourism even though there are no binding regulations and rules as well as clarity of the responsibilities and authority of each stake holder. Then, to discuss tourism development indicators, researchers found that several tourism development indicators had been implemented, but there were still several problems related to the absence of advanced training provided by stakeholders for pokdarwis Kubu Gadang, as well as the absence of a special budget for developing tourist villages because the budget was from Disporapar for relocation of the construction a sports center and the development of agro tourism is not the main focus from Youth, Sport and Tourism Department Padang Panjang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Septia Andi Akbarsyah
"ABSTRAK
Penelitian ini menyajikan gambaran lengkap mengenai partisipasi masyarakat yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata yang berlangsung di Pulau Pramuka. Keberadaan pariwisata di Pulau Pramuka saat ini tidak lepas dari keterlibatan secara aktif masyarakat setempat. Penelitian ini membahas mengenai proses partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat Pulau Pramuka untuk melihat sejauh mana masyarakat berperan penting dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di suatu kawasan. Penelitian ini juga berfokus pada pengetahuan dan perspektif yang dibentuk oleh masyarakat Pulau Pramuka (emic) dengan menggunakan metode etnografi dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan partisipasi observasi. Melalui data-data tersebut nantinya akan menjadi penting dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan selama ± 40 hari di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

ABSTRACT
This research presents a comprehensive picture regarding community participation in the development of tourism that takes place on Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. The existence of tourism on Pulau Pramuka is currently inseparable from the involvement of local community. This study discusses the participation process carried out by local community of Pulau Pramuka in which they play important role in the development of community-based tourism in stated area. This research also focuses on the knowledge and perspective created by the local community of Pulau Pramuka (emic) using ethnographic methods with in-depth interviews and participatory observation data colections techniques. Furthermore, these data will be important in this study. Data collection was carried out for ± 40 days on Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book analyses community-based approaches to developing and regenerating tourism destinations in the developing world, addressing this central issue in sustainable tourism practices.
It reviews a variety of systems useful for analysing and understanding management issues to offer new insight into the skills and resources that are needed for implementation, ongoing monitoring and review of community-based tourism. Adopting a multidisciplinary approach, this book explores alternatives to the dominant interpretation which argues against tourism as a benefit for community development. International case studies throughout the book illustrate and vouch for tourism as a transformative force while clarifying the need to manage expectations in sustainable tourism for community development, rejuvenation and regeneration. Emphasis is placed on accruing relevant decision-support material, and creating services, products and management approaches that will endure and adapt as change necessitates.
This will be of great interest to upper-level students, researchers and academics in the fields of tourism impacts, sustainability, ethics and development as well as the broader field of geography.
"
London: Routledge, 2020
e20529045
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Any Dweyana
"Kota Tenggarong sebagai ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara mengembangkan kegiatan pariwisata dengan memanihatkan potensi yang dimilikinya yaitu potensi sejarah, kedudukannya di jalur lalu-lintas sungai dan darat, berada di tepi sungai Mahakam, adanya keinginan Pemerintah untuk menjadikannya sebagai kota wisata, adanya pembangunan jalur jalan Tenggarong-Samarinda, dan rencana pembangunan Bandara baru. Sehubungan dengan potensi tersebut, maka Tenggarong ditetapkan sebagai pusat satuan pengernbangan pariwisata kota dengan salah satu programnya adalah meningkatkan infrastruktur (sarana dan prasarana) pendukung pariwisata. Pertanyaan penelitian ini adalah dimana saja terjadi perkembangan prasarana pariwisata di Tenggarong, bagaimana pola perkembangan prasarana tersebut dan bagaimana perkembangan kota Tenggarong. Prasarana pariwisata adalah adalah unsur-unsur wisata yang terdiri dari unsur primer, unsur sekunder dan unsur kondisional pariwisata. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Sumber data adalah pengamatan, wawancara, dan dokumen.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa , pertama, pada tahun 2000 prasarana pariwisata hanya terdapat pada 5 (lima) kelurahan yaitu kelurahan Panji, Melayu, Sukarame, Timbau dan Bukit Biru. Dan pada tahun 2004 telah bertambah menjadi 7 (tujuh) yaitu kelurahan Bam dan Mangkurawang. Kedua, perkembangan unsur primer terkonsentrasi pad kawasan perdagangan/jasa dan pariwisata, selanjutnya perkembangan unsur sekunder dan kondisional terkonsentrasi pada penggunaan tanah perdagangan/jasa dan mulai memasuki kawasan permukiman dan pernerintahan pada tahun 2004 dengan pola perkembangan ke arah selatan mengikuti jalur transportasi utama menuju kota-kota besar yaitu Samarinda dan Balikpapan dan dengan tingkat masih berada pada skala lokal dan regional. Dan ketiga, perkembangan Tenggarong sebagai daerah tujuan wisata berada pada tahap awal perkembangan kota wisata. Dengan demikian perkembangan prasarana pariwisata di kota Tenggarong memiliki kaitan yang erat dengan perkembangan kota.

Tenggarong city as the capital of Kutai Kartanegara Regency had developed tourism that used its potency likes history, its position in water and land traffic, lies on the edge of Mahakam Rivers, the government has a desire to change the city into tourism city, the development of road between Tenggarong to Samarinda, and the development plan of new airport. With those potention, Tenggarong city turned into the center of urban tourism development with one of the programs is raising the tourist infrastucture. The questions of the research are :Where the tourist infrastructure development is?How the pattern of its development is?and How the development of Tenggarong city is? Tourist infrastructures are the tourist elements consist of primary elements, secondary elements and conditional elements. To answer those question with used qualitative approach and descriptive research. The sources of data are observations, interviews and documents.
The research has been summaries into 3 points of conclusion. First, the location of tourist elements in 2000 consist of 5 kelurahan are kelurahan Panji, Melayu, Sultarame, Timbau and Bukit Biru and scattered to kelurahan Baru and Mangkurawang in 2004. Second the development of primary elements had concentrated in commerce. and then the development of secondary elements had concentrated in commerce landuse and started to get into housing and government landuse with development pattern to South followed the primary road toward Samarinda and Balikpapan and shows tourism development in local and regional scale. Third the development of Tenggarong City as destination lies in the beginning phase of urban tourism. Thus, tourist infrastructure have the significant relationship with the city development.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djamang Ludiro
"Kota Cirebon yang berjarak sekitar 260 Kilometer dari Jakarta dan 125 Kilometer dari Bandung dengan latar belakang sejarah sejak abad XV memiliki tiga faktor yang menjadi syarat untuk memperoleh sebutan sebagai Daerah Tujuan Wisata, khususnya sebagai pariwisata urban yakni atraksi, fasilitas, dan aksesibilitas. Sesuai dengan kondisi geografisnya kehidupan kota tidak berorientasi pada sektor pertanian. Kontribusi terbesar dalam PDRB adalah sektor perdagangan, industri dan jasa. Penelitian ini mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam ketiga faktor tersebut untuk memperoleh karakteristik model spasial Kota Cirebon yang menunjukkan fungsinya sebagai lokasi pariwisata urban. Karakteristiknya sebagai faktor supply prod uk pariwisata urban ditunjukkan oleh letak inti kotanya yang berada di sisi timur bagian tengah pantai Cirebon dengan tiga sub region yaitu kawasan pelabuhan, kawasan sejarah, dan kawasan perdagangan. Sebagai lokasi pariwisata urban terdapat empat tipologi di dalam wilayah kotanya yaitu tipologi dengan nuansa masa lalu yaitu warisan peninggalan daerah perdagangan, warisan peninggalan daerah keraton dan daerah perdagangan saat ini mendominasi inti kota, sedangkan tipologi daerah fasilitas rekreasi terbuka-tertutup yang terpencar mendominasi zona transisi. Terdapat kesesuaian model spasial pariwisata urban Kota Cirebon dengan model spasial Ashwort - Tunbridge namun dengan arah pergeseran fungsi ruang yang tidak seluruhnya sama. Dianalogikan dengan arahan penataan ruang Kota Cirebon tahun 2010 didapat temuan yang menunjukkan beberapa BWK tidak sesuai dengan model spasial yang diperoleh."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study was motivated by the existence of local groups working in art and culture, farming and food production to support the Setu Babakan Betawi Cultural Village in its culture preservation and tourism purposes. The purpose of this study is to investigate the process of community empowerment through community based tourism from the following criteria: perceived benefits and barriers in the development of community based tourism. The study revealed that community based tourism have demonstrated benefits in the following dimensions: economic, social, cultural, environmental and political. However community based tourism activities in Setu Babakan Betawi Cultural village have not been optimum in empowering the communities due to these shortcomings: lack of tourism awareness among residents who are not directly involved with tourism, centralization of tourism related policy and decision making within village management, and elite domination in tourism endeavours."
JTDA 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hilya Faradisa
"ABSTRAK
Kepulauan Seribu memiliki kekayaan alam berupa sumber daya kelautan yang menjadi salah satu objek wisata bagi para wisatawan, tidak terkecuali pada Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Jaraknya yang tidak jauh dari daratan DKI Jakarta menjadi salah satu alasan dari tingginya kunjungan wisatawan. Dengan adanya objek wisata tentunya akan memberikan pengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh objek wisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Kondisi ekonomi yang diteliti adalah mata pencaharian, pendapatan, dan fungsi bangunan. Penelitian ini menggunakan unit analisis grid dengan ukuran 100x100 m. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis spasial dibantu dengan analisis statitik berupa Chi Square dan Contingency Coefficient untuk mengetahui apakah adanya hubungan variabel kondisi ekonomi yang akan diteliti dengan jarak dari objek wisata. Hasil penelitian menunjukan pengaruh objek wisata terhadap kondisi ekonomi terlihat pada pulau dengan kegiatan pariwisata yang baru berkembang. Variabel yang paling terpengaruh oleh adanya objek wisata adalah mata pencaharian dan fungsi bangunan baik secara spasial maupun statistik. Jika dikaitan dengan faktor jarak, semakin mendekati objek wisata fungsi bangunan sekitar memiliki fungsi sebagai fasilitas pendukung wisata. Sedangkan pada mata pencaharian semakin dekat jaraknya dengan objek wisata, masyarakat dominan memiliki mata pencaharian pada bidang pariwisata.

ABSTRACT
The Thousand Islands has valuable natural asset consisiting of marine resources which is one of the tourist attractions, especially in the South Thousand Islands District. One of the reason why South Thousand Islands District became tourist attractions because the distance is not far from the mainland of DKI Jakarta. A large number of visitor and with the existence of a tourist attractions, it will certainly influence on the economic conditions of the local community. This research is to obtain information about the influence of tourist attractions on the economic conditions of the community. The economic conditions in this study are livelihoods, income, and function of buldings. In this research grid with a size of 100x100 m is used for analysis unit. The analytical method used is spatial analysis with statistical analysis consisting of Chi Square and Contingency Coefficientsis to find out whether there is a relationship of variables between the variables of economic conditions associated with the distance from tourist attraction. The results of the study show the effect of tourist attraction on economic conditions seen on the island with newly developed tourism activities. The variables that most affected by the presence of tourist attraction are the livelihoods and functions of buildings both spatially and statistically. If it is linked to the distance factor, the closer the tourist attraction to the function of the surrounding has to function as a tourist support facility. Whereas in the livelihoods, the closer the tourist attraction is, the dominant community has a livelihood in the tourism sector."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Puspa Adrianti
"Saat ini pariwisata telah menjadi salah satu penopang ekonomi terbesar negara karena peningkatan jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan wisata. Pariwisata banyak dilakukan oleh masyarakat baik secara individu maupun berkelompok. Kampung Budaya Sindang Barang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi destinasi wisata budaya unggulan Kabupaten Bogor dimana jumlah pengunjungnya selalu meningkat sehingga penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh destination attributes terhadap revisit intention yang dilakukan pada wisata Kampung Budaya Sindang Barang dengan tourist satisfaction sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 wisatawan domestik menggunakan teknik non probability sampling berupa purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara destination attributes terhadap revisit intention melalui tourist satisfaction. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman berkunjung ke Kampung Budaya
Sindang Barang telah menciptakan kepuasan yang mendorong keinginan wisatawan untuk berkunjung kembali ke Kampung Budaya Sindang Barang.

Currently, tourism has become one of the biggest economic pillars of the country due to the increasing number of people who travel. Tourism is mostly carried out by the community, both individually and in groups. Sindang Barang Cultural Village in recent years has become a leading cultural tourism destination in Bogor Regency where the number of visitors is always increasing, so this study was conducted to explain the effect of destination attributes on revisit intentions carried out on Sindang Barang Cultural Village tourism with tourist satisfaction as a mediating variable. This study uses a quantitative approach, the type of explanatory research, by distributing questionnaires to 100 domestic tourists using a non-probability sampling technique in the form of purposive. The results show that there is an influence between destination attributes on revisit intention through tourist satisfaction. This study shows that the experience of visiting the Cultural Village
Sindang Barang has created satisfaction that encourages the desire of tourists to return to the Sindang Barang Cultural Village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>