Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alisha Soraya Arifany
"Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit metabolisme dimana kadar asam urat di dalam darah melebihi 7 mg/dL. Pada tahun 2017, diperkirakan terdapat 7.44 juta kasus hiperurisemia dan gout di seluruh dunia. Melinjo merupakan tanaman yang kaya akan komponen bioaktif yang memiliki fungsi antihiperurisemia yaitu flavonoid. Penelitian ini memiliki tumuan untuk menginvestigasi ekstraksi optimum berdasarkan metode ekstraksi, jenis pelarut, dan waktu ekstraksi. Metode ekstraksi yang dibandingkan adalah dekoksi dan refluks dengan jenis pelarut yang berbeda. Jumlah flavonoid terbanyak didapatkan menggunakan ekstraksi refluks selama 90 menit menggunakan pelarut ethanol 80% dengan jumlah flavonoid sebanyak 0.696 mg QE/mL. Didapatkan juga nilai perpindahan massa tertinggi menggunakan pelarut ethanol 80% menggunakan metode refluks dengan koefisien perpindahan massa sebanyak 0.822 cm/s. Analisis LC-MS juga dilakukan untuk mengetahui keberadaan flavonoid golongan kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, dan quercetin 3, 7 dirhamnoside. Kemampuan ekstrak sebagai agen antihiperurisemia juga dipelajari melalui uji in-silico dengan metode molecular docking menggunakan program Molecular Operating Agent (MOE) untuk mempelajari interaksi antara protein penyebab hiperurisemia dan komponen bioaktif melinjo dengan Allopurinol yang merupakan sebuah obat sediaan farmasi. Penambatan molecular menunjukkan interaksi antara protein penyebab hiperurisemia dan komponen bioaktif pada melinjo dalam bentuk pengikatan energi bebas dan konstanta inhibisi. Bentuk permodelan ini juga menunjukkan efektivitas antara tiap dosis dari ekstrak melinjo.

Hyperuricemia is a form of metabolic disorder where the uric acid level in blood is increased above 7 mg/dL. In 2017, there were estimated around 7.44 million cases of hyperuricemia and gout worldwide. Melinjo is rich in a bioactive component that has an antihyperuricemic function which is flavonoid. This research aims to investigate the optimum extraction based on extraction method, type of solvent, and extraction time. The extraction methods being compared are decoction and reflux method with a variety of solvent. The highest flavonoid content was detected through reflux extraction for 90 minutes using 80% ethanol as its solvent, having the value of 0.595 mg QE/mL. Mass transfer coefficient is also investigated here in which it unveils that reflux using 80% ethanol has the highest mass transfer coefficient with 0.822 cm/s. LC-MS analysis was then conducted which unveiled the presence of kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, and quercetin 3, 7 dirhamnoside flavonoids. The extract’s ability as anti hyperuricemia agent is then investigated through in-silico testing by using molecular docking with Molecular Operating Agent (MOE) program to study the interaction between hyperuricemic causing proteins with active substance of Melinjo interact in comparison with Allopurinol, a pharmaceutical drugs. Molecular docking unveils that melinjo’s active substance interacts with protein that causes hyperuricemia in the form of free binding energy and inhibition constant. This modeling also unveils the effectiveness of every dose of melinjo extract."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Pramesweary Zadia
"Melinjo (Gnetum gnemon L.) merupakan tanaman yang mampu menangkal radikal bebas dengan aktivitas antioksidannya yang dimiliki oleh resveratrol beserta turunannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh waktu, suhu, dan pelarut ekstraksi melinjo terhadap kadar senyawa fenolik, komponen bioaktif, koefisien perpindahan massa berdasarkan nilai total fenolik tertinggi, serta aktivitas antioksidannya. Metode ekstraksi yang digunakan adalah dekoksi dengan memvariasikan waktu, suhu, dan konsentrasi pelarut. Penentuan kadar senyawa fenolik dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Kandungan fenolik tertinggi ekstrak melinjo berpelarut air diperoleh pada suhu 80˚C selama 60 menit, sedangkan kandungan fenolik tertinggi ekstrak melinjo berpelarut etanol diperoleh pada suhu 70˚C selama 30 menit. Ekstrak melinjo mengandung senyawa beta karoten, asam askorbat, resveratrol beserta turunanya (gnetol, isorhapontigenin, gnemonoside A/B, gnemonoside C/D, gnetin C, dan gnetin L). Nilai koefisien perpindahan massa tertinggi ekstrak melinjo berpelarut air diperoleh pada suhu 80˚C yaitu 0,718 cm/s. Aktivitas antioksidan ekstrak melinjo berpelarut air memberikan nilai IC50 sebesar 1763,88 ppm, sedangkan ekstrak melinjo berpelarut etanol sebesar 1332,35 ppm. Efektivitas penghambatam 50% senyawa radikal bebas ekstrak melinjo berpelarut etanol lebih tinggi dibanding ekstrak melinjo berpelarut air. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak melinjo dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antioksidan alami, dan sebagai alternatif obat penurun gula darah karena mengandung senyawa resveratrol dan turunannya.

Melinjo (Gnetum gnemon L.) is a plant that is capable of counteracting free radicals with its antioxidant activity which is owned by resveratrol and its derivatives. This study aims to determine the effect of time, temperature, and solvent extraction of melinjo on the levels of phenolic compounds, bioactive components, mass transfer coefficients based on the highest total phenolic value, and their antioxidant activity. The extraction method used was deoxygenated by varying the time, temperature, and solvent concentration. Determination of phenolic compound content was carried out using the Folin-Ciocalteu method. The highest phenolic content of water-soluble melinjo extract was obtained at 80˚C for 60 minutes, while the highest phenolic content of ethanol-soluble melinjo extract was obtained at 70˚C for 30 minutes. Melinjo extract contains beta carotene, ascorbic acid, resveratrol and its derivatives (gnetol, isorhapontigenin, gnemonoside A/B, gnemonoside C/D, gnetin C, and gnetin L). The highest mass transfer coefficient value of water-soluble melinjo extract was obtained at 80˚C, namely 0,718 cm/s. The antioxidant activity of water-soluble melinjo extract gave an IC50 value of 1763,88 ppm, while that of ethanol-soluble melinjo extract was 1332,35 ppm. The effectiveness of 50% free radical inhibition of ethanol-soluble melinjo extract was higher than that of water-soluble melinjo extract. From this study it can be concluded that melinjo extract can be used as an alternative natural antioxidant, and as an alternative blood sugar lowering drug because it contains resveratrol compounds and their derivatives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Alifyarini
"Diabetes mellitus adalah penyakit yang terjadi akibat hiperglikemia yang berkepanjangan, yang dapat menyebabkan kondisi di mana tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Untuk mengelola kondisi kadar gula darah tinggi, metformin telah digunakan sebagai obat antidiabetes oral. Namun, meningkatnya konsumsi metformin dan kebutuhan resep dokter telah menumbuhkan minat pada solusi alternatif. Obat alternatif memanfaatkan fitokimia yang terdapat dalam ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon L.) yang memiliki sifat antidiabetes. Penelitian ini mensimulasikan produksi ekstrak melinjo dengan pelarut etanol-air menggunakan SuperPro Designer v.13. Simulasi ini memproyeksikan produksi tahunan sebesar 174.197 botol ekstrak dengan harga IDR 300.000 (USD 20) per botol. Komposisi zat aktif per kapsul dan analisis keuangan menunjukkan rasio investasi yang menguntungkan (ROI sebesar 152%, PBP sebesar 1,03 tahun, BEP sebesar 69.918 botol, IRR sebesar 112%, dan NPV sebesar IDR 54.376.500.000 (USD 3.531.000). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak melinjo (Gnetum gnemon L.) berpotensi menjadi obat alternatif yang hemat biaya, dengan peluang industri untuk investasi di masa depan.

Diabetes mellitus is a disease that occurs within the prolonged period of hyperglycemia, it will lead to a condition where the body cannot produce insulin properly. To manage high blood sugar conditions, metformin has been used as an oral anti-diabetic medicine. However, the ever-increasing consumption of metformin and obtaining it need a doctor's prescription have grown an interest in alternative solutions. The alternative medicines utilize the phytochemicals present in melinjo (Gnetum gnemon L.) seed extract that have antidiabetic properties. The study effectively simulated the production of melinjo extracts with an ethanol-water solvent using SuperPro Designer v.13. The simulation projected an estimated annual production of 174,197 extract bottles priced at IDR 300,000 (USD 20) per bottle. The composition of active substances per capsule and the financial analysis indicated favorable ratios for investment (ROI of 152%, PBP of 1.03 years, BEP of 69,918 bottles, IRR of 112%, and NPV of IDR 54,376,500,000 (USD 3,531,000). It can be concluded by melinjo (Gnetum gnemon L.) extracts might become a cost-effective alternative medicine, with industrial possibilities for future investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggil Zulian
"Melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu senyawa bioaktif pada melinjo adalah senyawa flavonoid golongan antosianin dan flavonol yang dapat berfungsi sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia. Dalam penelitian ini akan dikaji kondisi operasi terbaik berdasarkan waktu dan konsentrasi pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan metode dekoksi karena biaya yang relatif rendah, cocok untuk bahan alam dengan serat yang keras dan kuat, serta mudah dioperasikan. Pada proses ekstraksi, dilakukan penelitian dengan variasi waktu dan konsentrasi pelarut agar didapatkan kandungan total flavonoid tertinggi dengan standar kuersetin dari flavonoid kelompok flavonol. Kandungan flavonoid tertinggi diperoleh melalui ekstraksi selama 105 menit berpelarut etanol 80% sebesar 0,944 mg QE/mL. Pengujian LCMS terhadap ekstrak dari kondisi operasi terbaik menunjukkan adanya flavonoid jenis kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, dan quercetin 3,7 -dirhamnoside pada ekstrak. Kemampuan ekstrak sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia diuji dengan metode in vitro dengan mengamati nilai inhibisi ekstrak terhadap enzim α-amilase untuk antihiperurisemia dan enzim xantin oksidase untuk antihiperurisemia. Berdasarkan pengujian in vitro antihiperglikemia dan antihiperurisemia, didapatkan  nilai inhibitory 50% (IC50) ekstrak terhadap enzim α-amilase sebesar 68,28 μg/mL dan enzim xantin oksidase sebesar 93,73 μg/mL. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml.

Melinjo (Gnetum gnemon L.) contains bioactive compounds that are beneficial for health. One of the bioactive compounds in melinjo is the flavonoid group, including anthocyanins and flavonols, which can function as anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agents. This study aims to investigate the optimal operating conditions based on time and solvent concentration for extraction. The decoction method was employed for extraction due to its relatively low cost, suitability for natural materials with tough and strong fibers, and ease of operation. The extraction process involved variations in extraction time and solvent concentration to obtain the highest total flavonoid content with quercetin as the standard, which is a flavonol compound. The highest flavonoid content was obtained through extraction for 105 minutes using 80% ethanol as the solvent, with a value of 0.944 mg QE/mL. LCMS analysis of the extract obtained from the optimal operating conditions revealed the presence of kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, and quercetin 3, 7 - dirhamnoside flavonoids. The extract's ability as an anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agent was evaluated through in vitro testing by observing the inhibitory values of the extract against α-amylase enzyme for anti-hyperglycemia and xanthine oxidase enzyme for anti-hyperuricemia. Based on the in vitro testing, the extract exhibited an inhibitory concentration of 50% (IC50) of 68.28 μg/mL against α-amylase enzyme and 93.73 μg/mL against xanthine oxidase enzyme. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Prasetyo
"Penelitian ini memanfaatkan aliran turbulensi yang ditimbulkan pencetus turbulensi dengan menggunakan gangguan dinding pada suatu aliran fluida elektrolit untuk meningkatkan laju perpindahan massa antara plat elektroda sejajar dalam suatu kanal aliran. Model eksperimental yang dikaji merupakan dasar dari berbagai proses elektrokimia terapan, antara lain elektroplating pada berbagai peralatan yang digunakan di dunia industri. Plat tembaga dan cairan CuSO4 dipilih sebagai elektroda dan elektrolit dalam penelitian ini. Pengukuran laju perpindahan massa ini menggunakan teknik limiting diffusion current yang merupakan representasi dari perpindahan elektron karena adanya arus listrik yang mengalir dari kedua plat tembaga dan elektrolit. Dengan menggunakan pencetus turbulensi model gangguan dinding berupa pagar (fence) maka hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa laju perpindahan massa mengalami kenaikan di bagian menuju fence dan mengalami penurunan dibagian setelah melewati fence. Pada bagian yang menjauh dari fence aliran mengalami redeveloping. Dari penelitian ini perpindahan massa ternyata tidak berbanding lurus dengan kenaikan bilangan Reynolds melainkan mengalami fluktuasi, dimana dalam rentang Re=500-3000 diperoleh koefisien perpindahan massa sebesar Km = 3.5 x 10-4 (m/s) - 3.85 x 10-4 (m/s) yang merupakan peningkatan sebesar 24,75% dari kondisi tanpa turbulensi aliran, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). Secara umum penggunaan metode kontrol turbulensi dapat meningkatkan perpindahan massa pada proses elektrokimia. Terutama dibagian upstream atau hulu hingga mendekati fence dan pada bagian akhir kanal. Penggunaan metode ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada dunia industri agar menghasilkan suatu proses yang efektif dan efisien.

This research uses a turbulence flow which is generated by placing wall obstruction in an electrolyte flow to increase mass transfer in a parallel plate electrochemical flow cell. The experimental method being investigated is a basic of some applied electrochemical processes, i.e, electroplating process which is widely used in industries. Copper plate is chosen as electrode and Calcium Sulphate or CuSO4 liquid as an electrolyte in this experiment. Mass transfer between the electrode is measured by using limiting diffusion current as result of electrone movement between cathode and anode occurs in this experiment. The results of this experiment shows that the rate of mass transfer increase at just upstream and downstream of the fence. Far from the downstream area the flow redevelops. Rate mass transfer in this case does not increas linierly with Reynolds number, but rather fluctuates. In the range of Re = 500 ? 3000, the maximum transfer coefficient ranges from Km = 3.5 x 10-4 (m/s) to 3.85 x 10-4 (m/s). This result show 24,75% improvement from the condition without turbulence, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). In general, this methods can increase the mass transfer than using the conventional electrochemistry methods, especially in upstream area before the fence and in the end of the channel. This methods can be applied in industry to make the efficient and effective process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risyad Naufal
"ABSTRAK
Salah satu penggunaan kolom gelembung yang umum adalah untuk kultivasi mikroalga sebagai salah satu bahan baku biofuel. Parameter utama desain kolom gelembung adalah koefisien perpindahan massa volumetrik atau kLa. Nilai kLadipengaruhi berbagai faktor, dan tingginya nilai perpindahan massa karbon dioksida bersifat kritis terhadap kultivasi mikroalga. Pada penelitian ini dilakukan studi koefisien perpindahan massa volumetrik gas oksigen yang kemudian diformulasikan menjadi kLakarbon dioksida, karena tidak tersedianya alat yang dapat mengukur konsentrasi karbon dioksida terlarut. Pengukuran kLa ini dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran dinamik fisika, yaitu dengan menggunakan alat berupa probe yang dapat mengukur oksigen terlarut dalam kolom. Studi ini dilakukan pada kolom gelembung berbentuk anular, di mana sebelumnya belum pernah dilakukan studi kLa dalam bentuk ini secara ekstensif. Studi yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis pengaruh kecepatan superfisial dan ketinggian air terhadap koefisien perpindahan massa. Hasil yang didapatkan adalah nilai kLa mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kecepatan superfisial dan pengurangan ketinggian air. Didapatkan nilai kLa karbon dioksida yang optimal pada penelitian ini adalah 0,47702 menit-1 yang didapatkan dari variasi kecepatan superfisial 0,0012 m/s dan ketinggian air 15 cm.

ABSTRACT
One of the main uses of bubble column is microalgae cultivation for biofuel production. The main design parameter for a bubble column is the volumetric mass transfer coefficient or kLa. There are several factors affecting kLa, whereas the high value of carbon dioxide mass transfer to microalgae is critical. This study conducts measurement of oxygen mass transfer which then later formulated to kLa of carbon dioxide, due to the unavailabilty of the tools to measure dissolved carbon dioxide concentration. This measurement of kLa is done by using a dynamic physical method via an oxygen probe which measures dissolved oxygen in the column. The study is conducted in an annular bubble column, where previously there were no extensive studies done in bubble column of this particular geometry. The study done in this research is the analysis of superficial velocity and water height effect to the mass transfer phenomenon. The results of this study are that higher superficial velocity and lower water height yields a higher value of carbon dioxide kLa. The optimum value of kLa in this study is 0,47702 min 1 which resulted from the superficial velocity of 0.0012 m s and water height of 15 cm."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Adriel Aron
"Indonesia merupakan sebuah negara yang cukup bergantung dengan BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam jangka panjang, penggunaan energi yang bergantung kepada BBM secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan dimana cadangan minyak bumi akan semakin menurun dan akan berdampak terhadap harga dari BBM tersebut. Indonesia sendiri pada awal tahun 2020 sudah mulai mengimplementasikan BBN (Bahan Bakar Nabati) dalam bentuk B30, yang merupakan pencampuran antara diesel dan BBN (30% BBN, 70% BBM). Mikroalga mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai BBN. Kandungan fatty lipid yang dimiliki oleh mikroalga dapat dimanfaatkan dengan cara melakukan sintesisasi pada fatty lipid tersebut yang nantinya dapat digunakan sebagai BBN. Mikroalga yang digunakan merupakan Synechococcus HS-9 yang diperoleh dari Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI, Depok. Synechococcus diperoleh dari sumber air panas Rawa Danau di Banten dengan temperatur habitat aslinya 50°C. Dengan menggunakan baffled airlift photobioreactor sebagai tempat kultivasi, proses perpindahan massa yang terjadi pada saat kultivasi dianalisis untuk melihat bagaimana perpindahan massa CO2 dan O2 yang terjadi apabila menggunakan setup eksperimen tertentu, dengan menggunakan variasi sparger yang memiliki ukuran yang berbeda dan variasi debit udara yang masuk ke dalam fotobioreaktor tersebut. Untuk menunjang proses perhitungan perpindahan massa, dilakukan pengambilan data diameter dan kecepatan dari gelembung, yang di proses menggunakan software ImageJ serta PIVlab. Dari penelitian didapatkan rata-rata koefisien perpindahan massa yang terjadi selama 14 hari eksperimen sebesar 0.0788/s dan rata-rata laju perpindahan massa sebesar 43.27 mg/m2s. Dapat disimpulkan juga bahwa diameter dan kecepatan gelembung, serta persentase oksigen yang larut dan konsentrasi karbon dioksida di dalam fotobioreaktor mempengaruhi proses perpindahan massa pada saat kultivasi mikroalga Synechococcus HS-9.

Indonesia is a country that is heavily reliant on fossil fuel. In the long term, the over-usage of fossil fuel could lead to the scarcity of the earth’s fossil fuel reserve, which would affect the price of the fossil fuel per barrels. At the beginning of 2020, Indonesia has implemented the usage of biofuel in the form of B30, which is the result of mixing fossil fuel with biofuel (30% biofuel, 70% fossil fuel). Microalgae has a huge potential to be utilized as a main source of biofuel. Fatty lipid content that consists in the microalgae could synthesized and transformed into biofuel. In this research, the microalgae that is used is Synechococcus HS-9, which were obtained from the Plant Taxonomy Laboratory, Department of Biology, Faculty of Science at Universitas Indonesia, Depok, West Java. Synechococcus HS-9 itself were found from a hot spring in a creek located in Banten, which lived in a habitat where the surrounding temperature is 50ºC. Using a baffled airlift photobioreactor as a cultivation setting, the mass transfer process of CO2 and O2 during the cultivation process was analysed to observe the mass transfer process’s behaviour using a certain experiment setup, and by varying the inlet air flow speed to the photobioreactor, ranging from 1 to 5 litres per minute. In order to buttress the calculation process of mass transfer, data of the diameter and the velocity of the bubble was obtained using ImageJ and PIVLab software. Results showed that throughout a 14-day period, the average mass transfer coefficient inside the photobioreactor with the Synechococcus HS-9 culture was 0.0788/s and the average mass transfer velocity was 43.27 mg/m2s. Furthermore, it is concluded that bubble diameter, bubble velocity, dissolved oxygen percentage and carbon dioxide concentration inside the photobioreactor affects the mass transfer process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakan Tandjono
"Dalam banyak aplikasi berbeda, fenomena penguapan tetesan non-stasioner menjadi fondasi dasar desain. Rumus analitikal perpindahan panas dan massa pada tetesan non-statis menjadi hal yang diperlukan. Analogi Ranz-Marshall yang dikombinasikan dengan model film stagnan adalah metode yang umum digunakan untuk memprediksi laju perpindahan panas dan massa tetesan, tetapi ada beberapa masalah mengenai metode tersebut seperti bilangan Lewis lebih dari satu, perpindahan massa tinggi, dan lebar film stagnan yang tetap. Dalam tugas akhir ini, pendekatan baru model film stagnan dan konstanta baru yang diperkenalkan akan dibahas secara mendalam. Nilai C1 dan C2 diselidiki dengan membandingkan simulasi numerik penguapan 2-butanol, 2-propanol, n-heptana, n-heksana, etanol, dan metanol dengan data eksperimen. Pendekatan baru model film stagnan lebih akurat dalam memprediksi jari-jari sementara keduanya masih gagal untuk memprediksi perubahan temperatur. Nilai C1 yang tepat untuk memprediksi radius pada berbagai tetesan bervariasi antara - 0.01 hingga -0.32 sedangkan nilai C2 bervariasi antara -2 x 10-7 hingga -8 x 10-8. Untuk variabel set-up yang berbeda, nilai C1 dan C2 bervariasi. Oleh karena itu, nilai C1 dan C2 merupakan fungsi yang dapat diselidiki lebih lanjut.

In many different applications, the phenomenon of evaporation of non-stationary liquid droplets forms the basic foundation of design. Analytical formulas are transferred heat and mass on non-statistical droplets become necessary. The Ranz-Marshall analogy combined with the stagnant film model is a method commonly used to predict the evaporation of a single non-stationary high mass transfer rate drop, but there are some problems with methods such as the Lewis number valued more than one, high mass transfer, and fixed stagnant film width. In this final project, a new approach to stagnant film model and its introduced constants will be discussed. C1 and C2 values ​​were investigated by comparing the numerical simulations of 2-butanol, 2-propanol, n-heptane, n-hexane, ethanol, and methanol evaporation with experimental data. The new approach to stagnant film model is more accurate in predicting radius while both model still failing to predict changes in temperature. The correct C1 value of various droplets and parameters varies between - 0.01 to -0.14 while the C2 value varies between -2 x 10-7 to -8 x 10-8. For different set-up variables, the values ​​of C1 and C2 vary. Therefore, the values ​​of C1 and C2 are functions that can be investigated further."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2018
616.399 9 PER p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Surya Utami
"Koiom Huidisasi fasa jamak gas-cair-padat (G-GP) mempakan suatu alat yang berfungsi sebagai alat kontak antara fasa gas, cair dan padat yang telah banyak dikembangkan dan digunakan dalam teknologi proses. Penggunaan unggun partikel halus akan menghasilkan sistem yang Iebih homogen, Iuas kontak perpindahan massa dan panas lebih besar serta pengadukan yang Iebih sempuma.
Metode yang digunakan untuk menentukan koetisien perpindahan massa pada kolom fluidisasi fasa jamak adalah dengan mendata proiil konsentrasi cairan terhadap ketinggian kolom, dan kemudlan diselesalkan dengan menggunakan suatu model matematika yaitu Model Dispersi Aksiai. Hasil ini selaniutnya akan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan Continuous Stined Tank ReactorModeI.
Makalah ini membahas hasil penelitian daiam menentukan koetisien perpindahan massa pada kolom Huidisasi fasa jamak berpariikel halus serta mengamati pengaruh kecepatan Huida baik gas maupun cair serta diameter partikei unggun terhadap koefisien perpindahan massa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>