Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35463 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifat Firoos Aiman
"Penggunaan mobil listrik yang meningkat memerlukan dukungan ekologi yang memadai dan infrastruktur yang kuat. Jarak tempuh mobil listrik yang pendek dan kurangnya fasilitas pengisian menjadi dua hambatan utama. Penelitian ini menggunakan MINLP untuk mempelajari lokasi optimal stasiun pengisian kendaraan listrik di DKI Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengurangi total biaya pembangunan stasiun pengisian, biaya transportasi untuk mobil yang pergi ke stasiun tersebut, dan waktu tunggu pengisian bagi pengemudi. Dengan menciptakan jaringan stasiun pengisian yang efektif, meningkatkan kemudahan penggunaan mobil listrik, dan mendorong penggunaan bahan bakar alternatif, studi ini diharapkan dapat mendukung program hijau pemerintah dan menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih berkelanjutan. Untuk lebih mengurangi dampak terhadap lingkungan, proyek ini juga fokus pada integrasi sumber energi terbarukan ke dalam infrastruktur pengisian.

The increased use of electric vehicles calls for sufficient ecological support and a strong infrastructure. The short range of electric cars and the dearth of charging facilities present two major obstacles. The optimal location of EV charging stations in DKI Jakarta is being studied using MINLP. The goal is to reduce the overall cost of constructing charging stations, the cost of transportation for cars to go to these stations, and the amount of time drivers must wait to be charged. By creating an effective network of charging stations, improving the usability of electric cars, and encouraging the use of alternative fuels, the study hopes to help green government programs and create a more sustainable urban environment. To further lessen the influence on the environment, this project also focuses on incorporating renewable energy sources into the infrastructure for charging."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zandy Nizwardhana
"ABSTRAK

Tingginya penggunaan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama polusi udara yang mempengaruhi kualitas lingkungan hidup. Salah satu program pemerintah dalam menghadapi masalah ini adalah melakukan produksi massal mobil listrik, namun masalah utama yang menghalangi ketertarikan masyarakat dalam menggunakan kendaraan berbahan bakar alternatif adalah kurangnya stasiun pengisian dan keterbatasan jarak tempuh kendaraan tanpa melakukan pengisian. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan optimasi lokasi stasiun pengisian untuk mobil listrik dengan studi kasus di DKI Jakarta. Fungsi tujuan yang digunakan pada penelitian ini adalah meminimalkan total biaya pembuatan stasiun pengisian, biaya transportasi pengguna mobil listrik untuk melakukan pengisian, dan kerugian waktu pengguna mobil listrik untuk melakukan pengisian.


ABSTRACT

 


The high number of gasoline vehicles usage in Indonesia is the main cause of air pollution which affect the environment quality. One of the government programs to overcome this problem is to mass-produce electric cars, but the main problems that become barriers that prevent alternative fuel vehicles becoming more popular are the lack of charging stations and the limited vehicle range without charging. Therefore, this research will conduct optimization of charging station location for electric cars with case study in DKI Jakarta. The objective function used is to minimize the cost of making the charging station, the driver's transportation cost to do the charging, and the time spent by the driver to charge the electric vehicle.

 

"
2019
T52506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Fadhilah
"

Kendaraan Listrik adalah kendaraan ekonomis dan ekologis dengan tenaga yang berasal dari baterai yang dapat diisi ulang di dalam mobil. EV sendiri memiliki banyak keunggulan karena hampir tidak menghasilkan emisi karbon atau polusi, hemat biaya, dan senyap. Kerugian utama kendaraan ini adalah masalah pengisian ulang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi yang optimal untuk pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Jakarta melalui analisis multikriteria sebagai dasar perhitungan. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan pemerintah dan penelitian sejenis sebelumnya. Lokasi optimal SPKLU dilakukan melalui analisis spasial weighted overlay menggunakan metode Geographic Information System (GIS) dan pemeringkatan akhir dilakukan menggunakan Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART). Pada penelitian ini, terdapat empat skenario yang dirancang untuk mengestimasi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kriteria penentuan lokasi SPKLU yang optimal. Studi ini dilakukan untuk Kota Jakarta tanpa Kabupaten Kepulauan Seribu. Kriteria dengan nilai bobot tertinggi adalah kepemilikan kendaraan listrik dengan nilai 0,163 diikuti jumlah penduduk dan pendapatan penduduk dengan nilai 0,161 dan 0,131. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Kemayoran merupakan lokasi yang optimal untuk SPKLU pada kondisi tanpa skenario dengan skor 0,660.


Electric Vehicles (EV) are economical and ecological vehicles with power that comes from the rechargeable battery in the car. EV itself has many advantages because it produces almost no carbon emissions or pollution, is cost effective and is quiet. The main disadvantage of this vehicle is the problem regarding recharging. This study aims to determine the optimal location for the construction of Public Electric Vehicle Charging Stations (EVCS) in Jakarta through multi-criteria analysis as a basis for calculations. Optimal location of EVCS was carried out through weighted overlay spatial analysis using the Geographic Information System (GIS) method and the final ranking was carried out using the Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART). In this study, there are four scenarios designed to estimate external factors that may affect the criteria for determining the optimal EVCS location. This study was conducted for the City of Jakarta without the Thousand Islands Regency. The criteria with the highest weighted value are electric vehicle ownership with a value of 0.163 followed by the population and population income with values ​​of 0.161 and 0.131. The results show that Kemayoran District is the optimal location for EVCS in no-scenario conditions with a score of 0.660

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Ivan Hans Gilbert
"Energi yang bersumber dari bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama untuk pembangkitan energi listrik dan juga bahan bakar dari kendaraan bermotor. Berdasarkan Handbook of Energy & Economic Statistic of Indonesia Tahun 2022, sektor transportasi menempati urutan ke-2 sebagai bidang yang mengonsumsi bahan bakar fosil terbanyak, tentunya ini hal ini berdampak pada banyaknya polusi yang dihasilkan. Pemerintah Indonesia berusaha untuk mengurangi angka polusi dengan mendukung peralihan dari kendaraan bahan bakar minyak menjadi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Peralihan tersebut tentunya memiliki beberapa tantangan, salah satunya meningkatnya beban listrik dari jaringan distribusi terutama pada jam-jam sibuk. Penerapan teknologi Vehicleto-Grid (V2G) mampu berperan sebagai solusi untuk mengurangi keterbebanan jaringan listrik akibat adanya peralihan kendaraan. Skenario V2G telah ditentukan, di mana masing-masing skenario diterapkan teknologi V2G dengan jumlah kendaraan yang menerapkan berbeda di setiap skenario. Sistem eksisting dimodelkan dengan bantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory dan analisis quasi-dynamic load flow disimulasikan untuk melihat pengaruh pengaplikasian V2G pada jaringan terutama pada jam-jam sibuk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengaplikasian teknologi V2G memberikan pengaruh yang positif terhadap jaringan listrik dengan menurunkan kebutuhan listrik di jaringan akibat penerapan kendaraan listrik.

Fossil fuel-based energy is still the main choice for electricity generation and also fuel for motor vehicles. Based on the Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022, the transportation sector ranks second as the field that consumes the most fossil fuels, of course this has an impact on the amount of pollution produced. The Indonesian government is trying to reduce pollution by supporting the transition from gasoline vehicles to Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). This transition certainly has several challenges, one of which is the increasing electricity load from the distribution network, especially during peak hours. The implementation of Vehicle-to-Grid (V2G) technology can play a role as a solution to reduce the overloading of the electricity network due to the vehicle transition. V2G scenarios have been determined, where each scenario applies V2G technology with a different number of vehicles applying in each scenario. The existing system is modeled with the help of the DIgSILENT PowerFactory software and quasi-dynamic load flow analysis is simulated to see the impact of V2G application on the network, especially during peak hours. The results show that the application of V2G technology has a positive impact on the electricity network by reducing the electricity demand in the network due to the application of electric vehicles."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramarddhika Alfarist Bustaman
"Tren kendaraan listrik di Indonesia yang semakin meningkat mendorong industri manufaktur kendaraan listrik untuk meningkatkan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN). DC-DC converter menjadi salah satu komponen penting dari modul pengisian daya baterai kendaraan listrik. Topologi dari DC-DC converter dibagi menjadi dua, yaitu non-isolated DC-DC converter dan isolated DC-DC converter yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Penelitian ini akan melakukan simulasi dan analisis terhadap kerja dan efisiensi dari synchronous buck converter sebagai non-isolated converter dan flyback converter sebagai isolated converter untuk aplikasi pengisian daya baterai motor listrik. Variasi yang digunakan dalam penelitian adalah nilai duty cycle dari kedua rangkaian. Simulasi kedua rangkaian converter dilakukan dalam software LTspice. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai efisiensi tertinggi dari simulasi rangkaian synchronous buck converter sebesar 97,71% dan rangkaian flyback converter sebesar 96,65%.

The increasing trend of electric vehicles in Indonesia is encouraging the electric vehicle manufacturing industry to increase the value of the tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). The DC-DC converter is an important component of the electric vehicle battery charging module. The topology of DC-DC converters is divided into two, namely non-isolated DC-DC converters and isolated DC-DC converters, each of which has advantages and disadvantages. This research will simulate and analyze the work and efficiency of a synchronous buck converter as a non-isolated converter and a flyback converter as an isolated converter for electric motor battery charging applications. The variation used in the research is the duty cycle value of the two circuits. Simulation of both converter circuits is carried out in the LTspice software. The research results obtained from this research show that the highest efficiency value from the simulation of the synchronous buck converter circuit is 97.71% and the flyback converter circuit is 96.65%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enri Novalino Vidiawan
"Mobil atau kendaraan listrik (EVs) telah mendapatkan banyak perhatian di seluruh dunia sebagai solusi permasalahan pengurangan emisi gas buang. Dalam sistem mobil listrik tersebut baterai menjadi komponen vital sebagai sumber tenaga listrik penggerak yang efisien. Menjadi satu hal yang sangat penting diperhatikan adalah pengisian bateri secara on-board atau off-board yang efisien. Karena keterbatasan infrastruktur pengisian bateri cepat yang khusus, sebagian besar kendaraan listrik dilengkapi dengan On-Board Battery Charger (OBC) yang memungkinkan mereka mengisi daya dari soket utilitas yang ada di mana-mana. Untuk itu, menjadi penting untuk mengangkat tema penelitian tentang OBC. Studi ini menyajikan konverter non-isolasi dua tahap satu fase untuk pengisi daya baterai kendaraan listrik hybrid plug-in terpasang. Pada penelitian ini, kinerja konverter akan ditingkatkan dengan menerapkan Fractional-Order PID (FOPID) pada bagian kontrolernya. Evaluasi kinerja rancangan OBC dilaukan melalui simulasi untuk menunjukkan keefektifan sistem yang diusulkan. Rangkaian yang dihasil dapat menghasilkan pemakaian induktor sekitar 5 kali lebih kecil pada bagian Power Factor Correction (PFC) rangkaian, dapat lebih meminimalisisr rugi-rugi konduksi yang terjadi pada bagian DC-DC Converter, dan membuat sistem 0.03s lebih cepat sampai pada titik stabilnya. Diharapkan dengan peningkatan-peningkatan yang dilakukan diberbagai bagian rangkaian OBC pada studi ini, bisa menghasilkan rangkaian OBC yang dapat menjawab tantangan-tantangan yang ada saat ini dalam pengaplikasiannya, dan dapat diaplikasiakan dengan mudah di masa depan

Electric cars or vehicles (EVs) have received a lot of attention worldwide as a solution to the problem of reducing exhaust emissions. In the electric car system, the battery becomes a vital component as an efficient source of electric power. One thing that is very important to note is efficient on-board or off-board battery charging. Due to the limitations of a dedicated fast charging infrastructure, most electric vehicles are equipped with an On-Board Battery Charger (OBC) that allows them to charge from the ubiquitous utility socket. For this reason, it is important to raise the theme of research on OBC. This study presents a single-phase two-phase non-insulated converter for a plug-in hybrid electric vehicle battery charger installed. In this research, the converter performance will be improved by applying Fractional-Order PID (FOPID) on the controller part. Evaluation of the performance of the OBC design is carried out through simulations to demonstrate the effectiveness of the proposed system. The resulting circuit can produce the use of an inductor about 5 times smaller in the Power Factor Correction (PFC) section of the circuit, can further minimize conduction losses that occur in the DC-DC Converter section, and make the system 0.03s faster to reach its stable point. It is hoped that with the improvements made in various parts of the OBC series in this study, it can produce an OBC series that can answer the challenges that exist today in its application, and can be applied easily in the futur"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Fakhar Arifin
"Kendaraan listrik (EV) telah menjadi solusi yang semakin populer untuk mengurangi emisi gas kendaraan bermotor dan mengatasi masalah lingkungan. Meningkatnya penggunaan EV menimbulkan tantangan baru terkait manajemen daya di stasiun pengisian daya. Masalahnya adalah kurangnya efisiensi dalam mengalokasikan daya saat kendaraan sedang mengisi daya di stasiun pengisian daya, yang dapat menyebabkan permintaan daya yang melebihi beban maksimum stasiun dan mengakibatkan lonjakan harga yang harus dibayar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengontrol manajemen daya yang efisien untuk stasiun pengisian daya kendaraan listrik berbasis deep reinforcement learning (DRL). DRL diterapkan karena kemampuannya untuk menyelesaikan sistem kontrol tanpa model yang akurat (free-based-model), terutama untuk stasiun pengisian daya EV yang memiliki faktor stokastik. Sistem akan secara otomatis mengontrol alokasi daya untuk pengisian daya kendaraan berdasarkan informasi dari setiap kendaraan yang terhubung ke stasiun pengisian daya dan variabel lainnya agar tidak melebihi batas daya maksimum stasiun pengisian daya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan algoritma DRL, terutama DDPG dengan pendekatan actor-critic, dapat mengalokasikan daya pengisian daya secara optimal untuk setiap EV dan secara signifikan memaksimalkan keuntungan stasiun dibandingkan dengan algoritma lainnya.

Electric vehicles (EVs) have become an increasingly popular solution to reduce motor vehicle gas emissions and address environmental concerns. The increasing use of EVs poses new challenges regarding power management at charging stations. The problem is the lack of efficiency in allocating power while vehicles are charging at charging stations, which can lead to power demand that exceeds the maximum load of the station and results in a spike in the price to be paid. The main objective of this research is to develop an efficient power management controller for electric vehicle charging stations based on deep reinforcement learning (DRL). DRL is applied because of its ability to solve the control system without an accurate model (free-based-model), especially for EV charging stations that have stochastic factors. The system will automatically control the power allocation for vehicle charging based on information from each vehicle connected to the charging station and other variables so as not to exceed the charging station's maximum power limit. The results of this study show that the use of DRL algorithms, especially DDPG using actor-critic approach, can optimally allocate charging power for each EV and significantly maximize the station's profit compared to the other algorithms. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akbar Hipi
"Pengembangan kendaraan listrik tentunya perlu didukung oleh sistem charging station yang bisa menjangkau pengguna kendaraan listrik secara umum dan di samping itu juga bermanfaat dalam pemanfaatan energi terbarukan. Masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi CS. Idealnya kendaraan listrik menggunakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini mengkaji strategi keberlanjutan dari Hybrid Charging station (HCS) dengan metode Life Cycle Costing (LCC), Life Cycle Assesment (LCA) dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, hreat). Metode penelitian menggunakan metode gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek ekonomi HCS tergolong efisien, kemudian pada aspek lingkungan komponen photovoltaic yang memberikan kontribusi terbesar terhadap dampak yang ditimbulkan. Stategi keberlanjutan HCS perlu didukung oleh seluruh stake holder yang berperan dalam  pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya. Kesimpulan penelitian adalah strategi pengembangan HCS yang tepat dapat mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan efisiensi dan memudahkan pengembangan charging station yang ramah lingkungan.

The development of electric vehicles certainly needs to be supported by a charging station system that can reach electric vehicle users in general and besides that is also beneficial in the use of renewable energy. The problem in this research is to examine the use of renewable energy as a CS energy source. Ideally electric vehicles use renewable energy sources that are environmentally friendly. The purpose of this study is to examine the sustainability strategy of the Hybrid Charging station (HCS) using the Life Cycle Costing (LCC) method, Life Cycle Assessment (LCA) and SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threat). The research method uses a combined method. The results showed that on the economic aspect HCS was classified as efficient, then on the environmental aspect the photovoltaic component contributed the most to the impact. The HCS sustainability strategy needs to be supported by all stakeholders who play a role in the development of electric vehicles and their supporting infrastructure. The conclusion of the research is that the right HCS development strategy can reduce environmental impact, increase efficiency and facilitate the development of environmentally friendly charging stations."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa Hilmy
"Dengan semakin meningkatnya jumlah kendaraan listrik di Indonesia, kebutuhan akan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) juga semakin meningkat. SPKLU besar dengan kapasitas pengisian daya yang besar dibutuhkan untuk melayani kebutuhan pengisian daya kendaraan listrik secara bersamaan. Namun, dalam keadaan keterbatasan jumlah energi, algoritma penentuan prioritas pengisian daya yang tepat perlu diterapkan agar semua kendaraan listrik dapat terlayani dengan baik. Dalam penelitian ini, algoritma Branch and Bound digunakan untuk menentukan prioritas pengisian daya mobil listrik di SPKLU besar dalam keadaan keterbatasan jumlah energi. Algoritma Branch and Bound adalah metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah optimasi kombinatorial. Algoritma ini bekerja dengan mengeksplorasi pohon pencarian biner dan kemudian mengeliminasi cabang tertentu berdasarkan batas-batas pada solusi optimal. Dalam skripsi ini, 3 indeks digunakan untuk menentukan prioritas kendaraan listrik yaitu Social Welfare (SW), Community Wellbeing (CW), dan Individual Satisfaction (IS). Terdapat 5 faktor penentu untuk menghitung ketiga indeks tersebut, yaitu Trip Purpose, EV Occupant, SOC Gap, Departure Time, dan Customer Behaviour. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma branch and bound dapat menghasilkan solusi yang optimal dalam menentukan prioritas pengisian daya kendaraan listrik di SPKLU dalam keterbatasan energi. Solusi yang dihasilkan dapat memaksimalkan penggunaan energi yang ada hanya pada kendaraan listrik yang dinilai memiliki prioritas tinggi.

With the increasing number of electric vehicles in Indonesia, the need for Electric Vehicle Charging Stations (EVCS) is also increasing. Large EVCS with high charging capacity are needed to serve the charging needs of electric vehicles simultaneously. However, in a situation of limited energy supply, an appropriate charging priority algorithm needs to be implemented so that all electric vehicles can be well served. In this study, the Branch and Bound algorithm is used to determine the charging priority of electric cars at large EVCS in a situation of limited energy supply. The Branch and Bound algorithm is a method used in solving combinatorial optimization problems. This algorithm works by exploring binary search tree and then eliminating certain branches based on bounds on the optimal solution. In this thesis, 3 indices are used to determine the priority of electric vehicles, namely Social Welfare (SW), Community Wellbeing (CW), and Individual Satisfaction (IS). There are 5 determinant factors to calculate these three indices, namely Trip Purpose, EV Occupant, SOC Gap, Departure Time, and Customer Behaviour. The research results show that the branch and bound algorithm can produce an optimal solution in determining the charging priority of electric vehicles at EVCS in energy limitations. The solution produced can maximize the use of existing energy only on electric vehicles that are considered to have high priority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhityo Adyahardiyanto
"Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa sekitar 33% dari total emisi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Indonesia berasal dari kegiatan di sektor energi. Jumlah yang signifikan ini membuat Indonesia menjadi negara kontributor GRK global terbesar ke-6 (enam) di dunia. Berkaitan dengan fakta tersebut, pemerintah Indonesia sejatinya telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK dalam Paris Agreement, sebagaimana diratifikasi sebagai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention Climate Change. Sebagai salah satu upaya tersebut, Pemerintah Indonesia melakukan penyusunan kebijakan percepatan pemanfaatan tenaga listrik untuk penggerak kendaraan bermotor dan membangun sistem Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) secara bertahap. Secara lebih lanjut, hal ini diejawantahkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan (Perpres 55/2019). Dalam pendekatan umum, KLBB memang dapat mengatasi permasalahan emisi GRK dari kendaraan BBM. Namun jika dilihat lebih dekat, sejatinya kerangka kebijakan terkait infrastruktur untuk KLBB ini dapat menciptakan katastrofi selanjutnya dalam pengelolaan SDA, energi, serta keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Sebab, energi yang diperoleh SPKLU tersebut diperoleh dari sumber-sumber energi tidak terbarukan. Atas hal tersebut, penulis kembali mempertanyakan komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi GRK guna menciptakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kelestarian lingkungan, khususnya ketahanan iklim, sebagaimana dijanjikan dalam UU 16/2016 terkait target penurunan emisi GRK. Penulis menggunakan penelitian yuridis-normatif dimana penulis melihat kesesuaian antara kebijakan SPKLU dengan berbagai bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Selain itu, utamanya penulis akan mengaitkan kebijakan tersebut dengan prinsip-prinsip kebijakan pengelolaan energi di Indonesia. Dari penelitian ini, Pemerintah Indonesia demikian perlu untuk mengevaluasi kembali penerapan kebijakan infrastruktur SPKLU di Indonesia. Hal ini tidak lain guna mendorong kesuksesan pencapaian target penurunan emisi GRK di Indonesia.

The International Energy Agency (IEA) report indicates that approximately 33% of Indonesia's total Greenhouse Gas (GHG) emissions come from activities in the energy sector. This significant amount makes Indonesia the 6th largest global contributor to GHG emissions. In light of these facts, the Indonesian government has committed to reducing GHG emissions as part of the Paris Agreement, ratified under Law Number 16 of 2016 concerning the Ratification of the Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change. As part of these efforts, the Indonesian government has formulated policies to accelerate the use of electric power for motor vehicles and gradually establish Public Electric Vehicle Charging Stations (SPKLU). This commitment is further articulated in Presidential Regulation Number 55 of 2019 on the Acceleration of Battery Electric Vehicle (BEV) Programs for Road Transportation (Presidential Regulation 55/2019). While electric vehicles can address the issue of GHG emissions from conventional fuel vehicles in a general sense, a closer examination reveals that the policy framework regarding the infrastructure for Battery Electric Vehicles (BEVs) could potentially lead to further catastrophes in the management of natural resources, energy, and environmental sustainability in Indonesia. This is because the energy obtained from these charging stations comes from non-renewable sources. In light of this, the author questions the Indonesian government's commitment to achieving GHG emission reduction targets for sustainable development, particularly in terms of climate resilience, as promised in Law 16/2016 regarding GHG emission reduction targets. The author employs a juridical-normative research approach, examining the compatibility of the SPKLU policy with various primary, secondary, and tertiary legal sources. Based on this research, it is imperative for the Indonesian government to reevaluate the implementation of SPKLU infrastructure policies in Indonesia. This is essential to ensure the success of achieving GHG emission reduction targets in the country."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>