Ditemukan 135490 dokumen yang sesuai dengan query
Nindy Ageng Permana
"Pelabuhan merupakan salah satu sarana penting dalam kegiatan ekspor dan impor. Pelabuhan menyediakan fasilitas berupa terminal peti kemas yang memegang peran penting terhadap pergerakan peti kemas yang dapat memengaruhi performa Pelabuhan. Pergerakan peti kemas dipengaruhi oleh penanganan dokumen (custom clearance) yang disertai banyak campur tangan yang menyebabkan kegiatan behandle di Pelabuhan menjadi lama. Hal tersebut selalu menjadi permasalahan logistik nasional. Maka dari itu, pemerintah melahirkan pusat logistik berikat. Pusat Logistik Berikat (PLB) adalah fasilitas atau kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, di mana barang-barang impor dan ekspor dapat disimpan dan dikelola dengan status kepabeanan khusus. PLB lahir untuk mengurangi kegiatan behandle di Pelabuhan dengan mengalihkan beberapa kegiatan pemeriksaan barang yang semula dilakukan di Pelabuhan ke PLB. Namun pada kenyataannya, penggunaan PLB masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan oleh beberapa variabel yang tidak pasti dan fluktuatif dalam keadaan aktualnya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PLB terhadap kinerja pelayanan barang di Pelabuhan, serta mengatasi variabel yang tidak pasti dan fluktuatif dengan membangun sebuah model simulasi dari kegiatan bongkar di Pelabuhan. Penelitian ini menggunakan model simulasi Fuzzy System Dynamic untuk menganalisis kondisi aktual Pelabuhan dan membandingkannya dengan hasil simulasi. Pembuatan model simulasi dibantu dengan aplikasi Vensim dan MATLAB. Hasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan PLB dalam jalur impor dapat mengurangi durasi Dwelling Time hingga 10% per penambahan 20% container yang masuk ke PLB, serta memberikan efisiensi pada produktivitas bongkar di Pelabuhan.
Ports are a crucial component in export and import activities, providing essential facilities such as container terminals, which play a crucial role in container movement and can significantly affect port performance. Container movement is influenced by customs clearance processes, which involve extensive bureaucratic procedures, leading to prolonged behandle process at the port. This eventually became an issue in national logistics. Therefore, the government introduced Bonded Logistics Centers (PLB). A Bonded Logistics Center (PLB) is a bonded warehouse used to store goods from outside the customs area and/or from other places outside the customs area for a specified period before re-exportation. The PLB aims to reduce behandle process at ports by shifting some inspection activities from the port to the PLB. However, in practice, the utilization of PLBs has not been maximized due to several uncertain and fluctuating variables in realworld conditions. The purpose of this research is to determine the impact of PLBs on port performance and to solve the uncertain and fluctuating variables by developing a simulation model of port unloading activities. This research uses a Fuzzy System Dynamics approach to develop the simulation model to analyze the current port conditions and compare them with simulation results. The simulation model is developed using Vensim and MATLAB software. The results of this study indicate that the use of PLBs in the import process can reduce Dwelling Time by up to 10% for every 20% increase in containers directed to the PLB, thereby improving the efficiency of port unloading productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Depitasari
"Pelabuhan merupakan salah satu sarana penting kegiatan ekspor dan impor. Fasilitas pelabuhan berupa terminal peti kemas memberikan peran besar dalam likuiditas arus barang. Semakin cepat peti kemas bergerak, semakin berdampak baik pada performa pelabuhan. Arus peti kemas dipengaruhi oleh penanganan dokumen. Banyaknya campur tangan pihak serta proses penanganan dokumen impor yang cukup ketat, mengakibatkan kegiatan behandle ini menjadi lama. Hal tersebut selalu menjadi permasalahan logistik nasional. Maka dari itu, pemerintah menerbitkan pusat logistik berikat. Pusat Logistik Berikat yang selanjutnya disingkat PLB adalah Tempat Penimbunan Berikat untuk menimbun barang asal luar daerah pabean clan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, dapat disertai 1 (satu) atau lebih kegiatan sederhana dalam jangka waktu tertentu untuk dikeluarkan kembali. PLB hadir untuk mengurangi kegiatan behandle di pelabuhan dengan memindah alihkan beberapa kegiatan pemeriksaan barang yang semula dilakukan di pelabuhan menjadi di PLB. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh PLB terhadap kinerja pelayanan barang di pelabuhan, serta membuat model simulasi dari kegiatan bongkar di pelabuhan. Penelitian ini menggunakan Model Simulasi Sistem Dinamik untuk menganalisis kondisi aktual di pelabuhan dan membandingkan simulasi untuk mendapatkan hasil terbaik. Pembuatan model simulasi menggunakan software Vensim, dan hasilnya divalidasi dengan menggunakan uji behaviour pattern test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa impor jalur PLB dapat memangkas waktu dwelling time hingga 6%, meningkatkan ketersediaan kapasitas yard sebesar 11%, serta meningkatkan memberikan efisiensi sebesar 2% pada produktivitas bongkar di pelabuhan.
orts are a crucial part of export and import activities. Container terminals in ports play a huge role in the liquidity of the flow of containers. The faster the containers flow, the better the impact on port performance. Container flow is affected by behandling process. In some cases, intervention from multiple parties can make the behandle process more complex and longer. This eventually became a national logistics problem. Therefore, the government created a bonded logistics center as a new policy. Bonded Logistics Center called as PLB (Pusat Logistik Berikat), is a bonded warehouse for storing imported or exported goods, which may involve one or more activities reissued within a certain period. Bonded logistics centers are present to reduce behandle activities at the port by transferring some of the goods inspection activities that were originally carried out at the port to the PLB. The purpose of this research is to determine the efficiency of PLB on port performance and to create a port unloading simulation model. This research uses the dynamic system simulation method to analyze the actual port condition and compare simulations to obtain optimal results. Simulation models were created using Vensim software, and results were validated using behavioral pattern testing. The results show that PLB can reduce dwelling time by 6%, increase available container yard capacity by 11%, and improve efficiency by 2% on port unloading productivity at the port."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laras Setyorini
"Penelitian ini menjelaskan mengenai implementasi fasilitas kepabeanan pada Pusat Logistik Berikat (PLB) yang telah ditetapkan berdasarkan PMK No. 28/PMK.04/2018 tentang perubahan atas PMK No. 272/PMK.04/2015. Melalui peraturan ini diuraikan mengenai ketentuan-ketentuan atas pendirian Pusat Logistik Berikat. Fokus dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasi dari pemberian fasilitas pada pusat logistik berikat serta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Selanjutnya, menganalisi dampak yang berpengaruh kepada Industri Besar yaitu Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan Industri Minyak dan Gas (Migas). Penelitian pada skripsi ini didasari dari penggunaan metode kualitatif dengan mendeskripsikan masalah dan studi yang dilakukan yaitu dengan studi literatur dan data sekunder diperoleh melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang kredibel. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa hasil dari implementasi Fasilitas Kepabeanan pada Pusat Logistik Berikat telah sesuai dengan tujuan penetapannya, dalam pelaksanaannya terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta dampaknya yang menguntungkan bagi Industri TPT dan Industri Migas.
This research describes the implementation of customs facilities at the Bonded Logistic Center (BLC) which has been stipulated on Ministry of Finance Regulation, PMK No.28/PMK.04/2018 concerning amendments to PMK No.272/PMK.04/2015. This regulation describes the provisions for the establishment of Bonded Logistic Center. The focus of this research is to explain the implementation of facilities given for Bonded Logistic Center, along with the supporting and inhibiting factors in its implementation. Furthermore, analyzing the impact that affects heavy industries, that is The Textile Industry and The Oil and Gas Industry. The research in this thesis is based on the use of qualitative methods by describing the problems and the studies of this research by literature study and the secondary data obtained through in-depth interviews with credible sources. The results of this research are that the results of the implementation of Customs Facilities at the Bonded Logistic Center are in accordance with the objectives of its application, in its implementation there are supporting and inhibiting factors, as well as beneficial impacts for The Textile Industry and The Oil and Gas Industry."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amalia Nan Renjana
"Transisi menuju kendaraan listrik menjadi salah satu agenda utama pemerintah Indonesia sebagai usaha menurunkan emisi dari transportasi jalan. Bus adalah salah satu moda transportasi yang diperkirakan akan memiliki tingkat elektrifikasi tertinggi jika dibandingkan dengan moda transportasi lain. Walaupun begitu, masih terdapat banyak faktor yang menghambat proses adopsinya. Salah satu hambatan terbesar proses adopsi bus listrik adalah besarnya biaya akuisisi bagi operator bus. Battery Leasing merupakan skema model bisnis inovatif yang dapat mendisrupsi model bisnis saat ini sehingga dapat meningkatkan daya beli operator bus dan mempercepat proses adopsi. Industri battery leasing merupakan sistem yang kompleks dan dinamis sehingga diperlukan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan industri battery leasing. Perusahaan battery leasing membutuhkan evaluasi secara sistematis untuk memperkirakan keberlangsungan sistem bisnis perusahaannya. Simulasi dengan pendekatan sistem dinamis dapat membantu memperoleh pengetahuan mengenai faktor- faktor pendorong seperti variabel eksogen dan intervensi kebijakan dalam pengembangan industri battery leasing. Tiga jenis skenario disimulasikan bersama dengan 3 alternatif kebijakan berupa subsidi pengadaan baterai, pemberian insentif daur ulang baterai, serta pembebasan pajak perusahaan. Ketiga alternatif kebijakan secara positif mempengaruhi keberlangsungan perusahaan secara finansial. Subsidi pengadaan baterai mampu memberikan tingkat akuisisi pelanggan yang paling tinggi serta keuntungan bagi penyedia jasa battery leasing yang paling tinggi.
The transition to electric vehicles is one of the main agendas of the Indonesian government as an effort to reduce emissions from road transportation. Bus is one of the transportation modes that is expected to have the highest electrification rate when compared to other modes of transportation. Even so, there are still many factors that hinder the adoption process. One of the biggest obstacles to the adoption of electric buses is the high acquisition cost for bus operators. Battery Leasing is an innovative business model scheme that can disrupt the current business model so as to increase the purchasing power of bus operators and accelerate the adoption process. The battery leasing industry is a complex and dynamic system, so several alternative strategies are needed in developing the battery leasing industry. Battery leasing companies need a systematic evaluation to estimate the sustainability of the company's business systems. Simulation with a dynamic system approach can help gaining knowledge about the driving factors such as exogenous variables and policy interventions in the development of the battery leasing industry. Three types of scenarios are simulated along with 3 alternative policies which are subsidies for battery procurement, battery recycling incentives, and corporate tax exemptions. The three alternative policies positively affect the company's financial sustainability. Battery procurement subsidies are able to provide the highest level of customer acquisition and the highest profit for battery leasing service companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cristi Devi Darnita
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas implementasi kebijakan Pusat Logistik Berikat studi pada KPPBC TMP B Balikpapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan postpositivis dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi kebijakan Pusat Logistik Berikat pada tiga PLB dibawah pelayanan dan pengawasan KPPBC TMP B Balikpapan telah berjalan dan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan kebijakan Pusat Logistik Berikat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, lingkungan eksternal, disposisi dan komunikasi sehingga impikasi dari pelaksanaan kebijakan PLB di Balikpapan dapat menurunkan masa dwelling time dan menambah revenue negara. Dalam implementasi kebijakan Pusat Logistik Berikat juga berdampak dari sisi presfektif Supply Tax Policies dan Asas Ease of Administration.
ABSTRACTThis study is aimed to analyze implementation of Bonded Logistics Center Study at KPPBC TMP B Balikpapan. This research uses postpositivis approach with descriptive research type. The result of this research concludes that the implementation of Bonded Logistics Center policy on three Bonded Logistics Center under the service and supervision of KPPBC TMP B Balikpapan has been run and implemented. In the implementation of the policy of Bonded Logistics Center is influenced by several factors that are the standard and target of policy, resources, characteristic of implementing agent, external environment, disposition and communication so that implication from implementation of Bonded Logistics Center policy in Balikpapan can decrease dwelling time and increase state revenue. Implementation of Bonded Logistics Center Policy policy also impacts from the perspective of Supply Tax Policies and Ease of Administration Principles."
2017
T49170
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Christianto
"Value stream mapping adalah sebuah pendekatan konsep lean yang memiliki tujuan dalam memetakan aliran material dan informasi pada suatu bisnis untuk mendeteksi dan mengurangi pemborosan guna menciptakan waktu dan proses yang lebih efisien. Industri logistik tumbuh dan menerima dorongan sebagai akibat dari kebutuhan masyarakat selama pandemi. Akibatnya, perusahaan logistik harus terus mengembangkan dan meningkatkan layanan pelanggan mereka sehingga kebutuhan masyarakat dan pengiriman barang dapat ditangani secara efektif. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pelanggan yang dialami oleh PT. XYZ Nusantara, sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor logistik; akibatnya, perusahaan harus meningkatkan efisiensi prosesnya dan meminimalkan pemborosan dalam penyimpanan. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan konsep lean warehousing dan pendekatan value stream mapping, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses pergudangan, serta menghilangkan operasi yang tidak memberikan nilai. Penggunaan value stream mapping dan root cause analysis dengan menggunakan diagram fishbone analysis dan FMEA, bertujuan untuk mengembangkan rencana perbaikan proses agar dapat menghilangkan pemborosan yang terjadi. Hasilnya menunjukkan bahwa process time berkurang 39% dan lead time berkurang 3% pada proses pergudangan PT. XYZ Nusantara. Strategi yang digunakan untuk menghilangkan pemborosan adalah penggunaan forklift, pembuatan Standard Operating Procedure dan scheduling, penerapan lean 5S, dan penerapan sistem FIFO untuk penempatan barang serta pengaturan tata letak.
Value stream mapping is a lean concept approach that aims at the flow of materials and information in a business to detect and reduce waste to create more efficient time and processes. The logistics industry is growing and receiving a boost as a result of society's needs during the pandemic. As a result, logistics companies must continue to develop and improve their services so that people's needs and freight forwarding can be handled effectively. This can be seen from the increase in the number of customers experienced by PT. XYZ Nusantara, a state-owned company engaged in the logistics sector; As a result, companies have to increase the efficiency of their processes and increase wastage in storage. In this case, this research uses the concept of lean warehousing and a value stream mapping approach, with the aim of identifying and reducing waste in the warehousing process, as well as eliminating operations that do not provide value. The use of Value stream mapping and root cause analysis using fishbone analysis diagrams and FMEA, aims to develop improvement plans in order to eliminate waste that occurs. The result is that the processing time is reduced by 39% and the lead time is reduced by 3% in the warehousing process of PT. XYZ Nusantara. The strategies used to eliminate waste are the use of forklifts, the manufacture of Standard Operating Procedures and scheduling, the application of lean 5S, and the application of the FIFO system for the placement of goods and layout arrangements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Alfiyah
"Wilayah Jabodetabek yang terdiri dari kota-kota besar dan pusat perekonomian memicu terjadinya urbanisasi. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah perjalanan, kebutuhan akan sistem transportasi yang memadai akan diperlukan untuk menunjang mobilitas. Pemerintah telah menyediakan berbagai moda transportasi umum masal seperti layanan bis dan juga kereta api, namun jumlah pengguna angkutan umum masih rendah. Dalam rencana induk transportasi Jabodetabek terdapat target untuk meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum sebesar 60% dari total seluruh pergerakan yang ada sehingga dapat mengurangi kemacetan. Sebagai sebuah kebijakan baru dalam pembangunan transportasi, pemerintah perlu menganalisis untuk mengetahui keberhasilan dalam upaya meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum dan manfaat lain yang didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model dan mengeksplorasi alternatif kebijakan yang dapat menunjang pemenuhan public transport share menggunakan sistem dinamis. Penelitian ini befokus pada dua faktor objektif yaitu jumlah pengguna angkutan umum dan V/C ratio yang menggambarkan kondisi lalu lintas. Terdapat tiga skenario yang dapat mendorong tercapainya objektif, yaitu pembatasan kendaraan pribadi, perluasan jaringan angkutan umum dan penambahan kapaitas angkutan umum. Dari analisa yang dilakukan dapat diketahui bahwa model yang dirancang dapat mensimulasikan kondisi dan elaborasi perilaku dan penyebabnya.
The Jabodetabek area, consisting of large cities and economic centers, becomes an urbanization spot. The increasing total population and commutes require a sufficient transportation system to support people's mobility. In doing so, the government has provided various modes of mass public transportation, such as bus and train services. However, the total of public transportation users is still low. In the Master Plan of the Jabodetabek Transportation System, there is a target to increase the total of public transportation users by 60% of the total existing movements to reduce traffic jams. As a new policy in transportation development, the government requires to analyze its success to increase the total of public transportation users and other benefits. Then, this research aims to obtain a model and explore alternative policies that can support the satisfaction of public transportation sharing using a dynamic system. Particularly, the study focuses on two objective factors, such as the total of public transportation users and the V/C ratio, which describes traffic conditions. Three scenarios could encourage the achievement of objectives, such as limiting private vehicles, expanding the public transportation network, and increasing public transportation capacity. Based on the analysis results, it can be concluded that the designed model could simulate the conditions and elaboration of behavior and its causes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nina Kade Nirmala
"Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan demikian transportasi laut merupakan hal mutlak bagi Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan betapa pentingnya mengembangkan transportasi laut dan prasarana pendukungnya. Upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pelabuhan yaitu menggunakan sistem kerjasama pemerintah dan badan usaha pelabuhan. Namun, sampai saat ini baru 5 lima pelabuhan yang sudah menerapkan sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja investasi pelabuhan menggunakan pendekatan Game Theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kinerja investasi pelabuhan dapat meningkat saat tanah disediakan oleh pemerintah, mengefisiensikan biaya OM, dan kenaikan tarif yang berkala.
As an archipelago country, Indonesia much depends on water transportation. Water transportation including marine transportation is a crucial facility for Indonesia. Thus, it is very important for Indonesia to develop marine transportation infrastructures and facilities. The way to accelerate ports infrastructure development is using a Public Private Partnership system. However, there are only five ports that have implemented the system. This study aimed to Increase Port Investment Performances using Game Theory approach. The result indicate, port investment performances can be increased when the land provided by the government, improving operational and maintenance cost efficiency and increase the tariff continuously."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47152
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arief Sudrajat
"Obat ARV adalah obat yang digunakan untuk menghambat perkembangan virus HIV dan memperpanjang harapan hidup ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Kompleksitas demand obat ARV sangat dipengaruhi oleh pola penularan penyakit HIV/AIDS, tuntutan pengobatan seumur hidup, dampak program jangkauan pelayanan ART dan tingkat kepatuhan pasien. Oleh karena itu diperlukan suatu perancangan model inventory yang menjamin service level di rumah sakit yang tinggi. Tesis ini membahas mengenai cara perancangan model inventory sistem logistik desentralisasi obat ARV berdasarkan model epidemi penyakit HIV/AIDS dengan pendekatan sistem dinamis. Penggunaan sistem dinamis dapat menunjukkan keterkaitan hubungan antara model epidemi penyakit HIV/AIDS dengan model inventory. Hasil perancangan model kemudian diverifikasi dan divalidasi dengan serangkaian pengujian. Struktur prilaku dari model yang dihasilkan menunjukkan prilaku yang sama dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil dari analisa kebijakan inventory untuk sistem logistik desentralisasi dengan sistem dinamis menunjukkan bahwa kebijakan buffer inventory di rumah sakit sebesar 2.5 bulan , gudang propinsi 4 bulan dan gudang pusat 15 bulan tetap menghasilkan service level 100% dan inventory cost yang minimal.
ARV Drugs are drugs used to hinder the development of HIV virus and prolong life expectancy of People Living with HIV/AIDS (ODHA/Orang Dengan HIV/AIDS). The demand complexity of ARV drugs is largely influenced by infection pattern of HIV/AIDS disease, requirement of lifetime treatment, impact of ART outreach program and patient adherence level. There is a need for an inventory model design that guarantees high service level at hospitals. This thesis explains about inventory model design of ARV drugs decentralization logistics system based on HIV/AIDS epidemic model with dynamic system approach. The use of dynamic approach can show relationship between HIV/AIDS epidemic model and inventory model. The result of model design is then verified and validated with a series of testing. Behavioral structure of the result model shows the same behavior occuring in real situation. The result of inventory policy analysis for decentralization logistics system with dynamic system shows that inventory buffer policy at hospitals for 2,5 months, provincial warehouse for 4 months and central warehouse for 15 months still results in 100% service level and minimum inventory cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27606
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Aries Richi
"Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi ke era Internet of Things (IoT) dan komputasi awan, performa aplikasi web semakin menjadi perhatian. Oleh karena itu, peningkatan performa sistem terus diteliti oleh ilmuwan di seluruh dunia, melahirkan teknologi pipeline pada web yang dikembangkan oleh Facebook dengan nama BigPipe. SPADOCK, sebagai pengembangan sistem pipeline adaptif BigPipe dengan menggunakan arsitektur sistem terdistribusi dengan memanfaatkan WebSocket dari teknologi HTML5 diajukan.
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap performa SPADOCK dibandingkan dengan teknologi-teknologi yang telah dikembangkan sebelumnya. Parameter-parameter yang digunakan dalam pengukuran adalah latency, beban CPU, memory, serta bandwidth. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa SPADOCK dapat mengurangi latency sebesar 68.28% dibandingkan dengan sistem web normal, dan 20.63% lebih cepat dibandingkan dengan BigPipe.
As information technology grows to the era of Internet of Things (IoT) and cloud computing, the performance of web application and web service which acts as the information gateway becomes an issue. Thus, system performance improvement is being studied by scientists around the world, giving birth to BigPipe pipeline technology which was developed by Facebook. SPADOCK, an adaptive pipeline system which is built under distributed system architecture with the utilization of HTML5 WebSocket is proposed. This paper purpose is to measure and testify its performance compared to the existing techniques. Parameters used for the measurement are latency, workload, and bandwidth. The result shows that SPADOCK could reduce serving latency by 68.28% compared with the conventional web, and it is 20.63% faster than BigPipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45518
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library