Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114201 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasyim Dhafirozi Andi
"Tanah ekspansif menjadi salah satu permasalahan dalam membangun jalan. Sifatnya yang mengembang dan menyusut membuat jalan di atasnya dapat menjadi rusak. Ditambah pengaruh beban di atasnya membuat pengaruh pengembangan dan penyusutan semakin besar Untuk menentukan bentuk perilaku yang disebabkan oleh beban tambahan, maka dalam  penelitian ini menerapkan siklus pembebanan pada uji oedometer dengan menetapkan tekanan pengembangan sebagai tegangan maksimum. Tujuan utama penelitian ini untuk mengetahui perilaku pengembangan tanah ekspansif akibat beban berulang. Material yang digunakan merupakan tanah ekspansif dari Meikarta dengan variasi kadar air (10%, 15%, dan 20%) dan kondisi inisial yang sama (γd = 1,53 gr/cm3 dan σ’o = 10 kPa). Untuk pembanding, setiap variasi kadar air terdapat dua sampel, jadi total sampel dalam penelitian berjumlah enam sampel. Metode pengujian pengembangan mengacu pada ASTM D-4546 metode C dengan siklus pembebanan. Hasil pengembangan awal menunjukkan pengembangan terbesar terjadi pada salah satu sampel dengan kadar air 15%. Untuk hasil pengembangan dengan siklus pembebanan, perubahan pengembangan signifikan terjadi dari siklus 0 ke siklus pertama. Setelah siklus pertama, perubahan pengembangan cenderung konstan dan stabil setelah siklus ke empat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pada tanah ekspansif adalah tegangan ambang batas dan penetapan tekanan sebagai tegangan maksimum. Tegangang ambang batas menyebabkan tanah ekspansif Meikarta mengalami irreversible deformation pada fase loading, sehingga nilai potensi pengembangan dan tekanan pengembangan menurun dengan bertambahnya jumlah siklus. Hal ini ditandai dengan kemiringan kurva yang lebih curam setelah melewati tegangan ambang batas. Sedangkan tekanan pengembangan mempengaruhi perilaku pengembangan pada fase unloading, dimana pengembangan pada awal fase tersebut lebih besar dibandingkan di akhir fase. Hal ini ditandai dengan kemiringan kurva yang lebih curam setelah tegangan yang diangkat kurang dari tekanan pengembangan.

Expansive soil has been one of the problems in road construction. Its expanding and shrinking nature makes the road on it can be damaged. To determine the form of behavior caused by surcharge, in this study applied the number of loading and unloading cycles on oedometer test by applying the swelling pressure as the maximum stress. The purpose of this study is to find swelling behaviour due to number of loading and unloading cycles. The soil material was from Meikarta with varying water content (10%, 15%, and 20%) and initial same condition ((γd = 1,53 gr/cm3 and σ’o = 10 kPa). For comparison, each of samples had two test, so the total samples were used in this research was six samples. The method of swelling test referred to ASTM D-4546 method C with number of loading and unloading cycles. The results of initial swelling were  the greatest swelling occurred on sample with 15% water content. For the swelling with the number of loading and unloading cycles, the most significant change occurred from zero cycle to first cycle. After the first cycle, the change of swelling potential tended to similar and stabilized after the fourth cycle. Factors that influenced the behavior of expansive soil were threshold stress and the determination of pressure as the maximum stress. The threshold stress caused the Meikarta expansive soil to experience irreversible deformation in the loading phase, so that the values of swelling potential t and swelling pressure decrease with increasing number of cycles. This was proven by a steeper slope of the curve after passing the threshold stress. Meanwhile, the swelling pressure affected the swelling behavior in the unloading phase, where the swelling at the beginning of the phase was greater than at the end of the phase. This was characterized by a steeper slope of the curve after the stress raised was less than the swelling pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanzil, Gunawan
"For centuries humankind has wondered at the instability of earth material, especially clays; one day they are dry and hard, and the next wet and soft. The result are usually excessive deflections and diffrential movements resulting in damage to foundation systems structural elements and architectural features. Foundation materials that exhibit volume change from change in soil moisture are referred to as expansive or swelling clay soils. Expansive soils many parts of the United States a significant hazard to foundations for light buildings. Swelling clays derived from residual soils can exert uplift pressures of as much as 5.500 psf to 15,000 psf. In the United States alone the damage caused by the shrinking and swelling soils amounts to about 9 billion dollars per year, which is greater than the combined damages from natural disasters such as floods, hurricanes, earthquakes and tornados.South Sumatra local Government is planning to build a new International and Modem Trading Port including Industrial and Ware Housing Estate at Tanjung Api-Api area. Most of soils around Tanjung Api-Api area are expansive soils, so the objective of this study to analize and obtain suitable foundation on unsaturated expansive soil, that can be implemented in Tanjung Api-Api area. From the result ofOedometer test, it can be concleded that the swelling potential value is about 15 percent, and the soil uplift pressure is about 2,0000 psf."
Palembang: Program studi magister Teknik Siping Univ.Sriwijaya, 2006
624 CAN 1 (1-2) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Trizi Afrianza Rachman
"Pembengkakan pada tanah liat adalah salah satu masalah yang sering dijumpai dalam reservoir gas lapisan batubara. Aktivitas ini dapat mengakibatkan beberapa kesalahan seperti kegagalan pompa, penghentian produksi dan penurunan permeabilitas lapisan batubara. Pengendapan Mg(OH)2 dalam struktur tanah liat telah di evaluasi dengan menggunakan bentonite clay sebagai model tanah liat dalam penelitian. Efek konsentrasi dari MgCl2.6H2O dan NaOH dalam membentuk pengendapan pada tanah liat yang dapat membengkak, telah di pelajari dan dijelaskan dalam skripsi ini. Kesimpulan menunjukan adanya penurunan indeks pembengkakan ketika konsentrasi MgCl2.6H2O ditambahkan dari 2wt% to 10wt%. Namun, terjadi penurunan yang signifikan pada angka indeks pembengkakan ketika konsentrasi diantara 4wt% dan 6wt%. Demikian, penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui karateristik tanah liat dengan melihat konsentrasi MgCl2.6H2O, yaitu 4.5wt%, 5wt% and 5.5wt%. Indeks pembengkakan menunjukan hasil yang serupa dengan penelitian sebelumnya, sesuai dengan perhitungan ketidakpastian. Penelitian lain telah dilakukan, dengan memvariasikan konsentrasi NaOH dan menetapkan konsentrasi garam Magnesium pada 6wt%. Hasil ini menunjukan penurunan angka indeks pembengkakan ketika konsentrasi NaOH ditambahkan. Namun, angka indeks pembengkakan menjadi lebih tinggi ketika jumlah MgCl2.6H2O digunakan lebih banyak daripada konsentrasi NaOH. Fenomena ini dapat terjadi dikarenakan jumlah OH- yang digunakan lebih sedikit yang bisa berinteraksi dengan ion Mg2+. Sedangkan ion natrium dilarutkan karena lebih banyak ion khlorida dalam larutan yang digunakan.

Clay swelling is one of the biggest issue in coal seam gas reservoir. This leads to several problems like pump failure, production shutdown and reduction in permeability. In this report, precipitation of Mg(OH)2 on clay structure has been evaluated by utilising bentonite as model clay. The effect of MgCl2.6H2O and NaOH concentrations on the precipitation and swelling index have been studied and reported in this work. The conclusion showed a gradually decreased in swelling index when increasing MgCl2.6H2O concentration from 2wt% to 10wt%. However, there was a significant decreased of swelling index value when the concentration is between 4wt% and 6wt%. Thus, advance experiment was done to identify this behaviour by performing 4.5wt%, 5wt% and 5.5wt% Mg salt (MgCl2.6H2O) concentration. The swelling indexes indicated similar behaviour to previous experiment, based on uncertainty measurement. Another experiment with varying NaOH concentration while maintaining concentration of 6wt% Mg salt was also undertaken. These results showed decreasing behaviour in swelling index as the amount of NaOH concentration was increased. However, higher swelling index was achieved when amount of MgCl2.6H2O was higher than NaOH concentration. This might occur due to less amount of OH- to be coordinated by Mg2+, while sodium ions were dissolved since more chlorite ion presence in the solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nena Maulidta
"Tanah ekspansif dapat mengembang ke segala arah, baik arah vertikal maupun lateral. Pada arah lateral, tanah ekspansif menimbulkan tekanan pengembangan lateral atau lateral swelling pressure (LSP) yang mengakibatkan kerusakan berupa deformasi pada struktur. Aktivitas pengembangan tersebut dapat terjadi akibat adanya perubahan kadar air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergeseran tiang pancang pada galian tanah ekspansif menggunakan aplikasi berbasis metode elemen hingga MIDAS GTS NX dengan studi kasus pergeseran tiang pancang jenis spun pile di Gresik, Jawa Timur. Pemodelan tiang pancang dilakukan dengan memodelkan material tiang yang bersifat elastis-plastis menggunakan mohr-coulomb serta bersifat elastis. Analisis dilakukan untuk mencari besar tekanan tanah ekspansif yang terjadi di lokasi penelitian dengan back analysis dan untuk mengetahui pengaruh kedalaman galian, kadar air awal, muka air tanah, serta beban alat berat terhadap pergeseran lateral tiang pancang. Hasil back analysis menunjukkan bahwa tiang akan mengalami pergeseran lateral sesuai dengan kondisi di lapangan ketika terdapat tekanan pengembangan lateral tanah ekspansif sebesar 527 KPa pada model elastis dan 478 KPa pada model elastis-plastis. Pada analisis pengaruh, pergeseran lateral tiang pancang akan semakin meningkat seiring dengan semakin dalamnya galian, semakin kecilnya kadar air awal, tidak tergenangnya galian oleh MAT, dan adanya alat berat di sisi galian

Expansive soil can swell in any direction, both vertically and laterally. In the lateral direction, expansive soils cause lateral swelling pressure (LSP) which results in deformations of the structure. The swelling can occur due to changes in moisture content. This study aims to analyze the displacement of piles in expansive soil excavations using a finite element method-based application MIDAS GTS NX with a case study of spun pile displacement in Gresik, East Java. Piles are modeled with elastic-plastic material behavior using mohr-coulomb and elastic material behavior. The analysis was conducted to find the pressure of expansive soil that may occurs in the study site with back analysis and to determine the effect of excavation depth, initial water content, groundwater level, and heavy equipment load on pile lateral displacement. The results of the back analysis show that the piles will be displaced laterally in accordance with the actual conditions when there is a lateral swelling pressure of 527 KPa in the elastic model and 478 KPa in the elastic-plastic model. In the effect of environmental conditions and construction stage analysis, the lateral displacement of the piles will increase with the deeper the excavation, the smaller the initial water content, the non-inundation of the excavation by MAT, and the addition of heavy equipment on the side of the excavation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Raafiaji Mashudi
"Hidrogel homopolimer poliakrilamida dan poli(N-metilol akrilamida) serta hidrogel IPN poliakrilamida-poli(N-metilol akrilamida) disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi radikal bebas. Pada proses sintesis dilakukan variasi konsentrasi pengikat silang N,N'-metilen bis akrilamida (MBA) pada jaringan polimernya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap swelling. Variasi konsentrasi pengikat silang menyebabkan perubahan matriks hidrogel sehingga rasio swelling akan berbeda. Proses polimerisasi berhasil, ditandai dengan hilangnya puncak C=C dan C-H sp2 alkena pada FTIR. Uji swelling dilakukan pada suhu ruang dan variasi pH 3, 5, 7, 9, dan 12 selama 24 jam perendaman.  Hasil swelling hidrogel IPN ditemukan lebih tinggi dibandingkan hidrogel homopolimer dikarenakan keberadaan jaringan kedua. Swelling variasi pH pada hidrogel PNMA dan IPN mempunyai swelling tertinggi pada pH 5. Hidrogel dengan konsentrasi pengikat silang 1% untuk PAAm dan IPN PAAm serta konsentrasi pengikat silang 2% untuk PNMA dan IPN PNMA memiliki swelling tertinggi.

Homopolymer hydrogel polyacrylamide and poly(N-methylol acrylamide) also IPN hydrogel polyacrylamide-poly(N-methylol acrylamide) were synthesized using the free radical polymerization method. In the synthesis process, variations of concentration N, N'-methylene bis acrylamide (MBA) crosslinkers were used on the polymer network to determine their effect on swelling behaviour. Variations of crosslinker concentration  caused changes in the hydrogel structure and thus the swelling ratio will be different. The polymerization process conducted successfully, which was marked by the loss of the C = C and C-H sp2 alkene peaks at FTIR. Swelling test were carried out at room temperature and pH 3, 5, 7, 9, and 12. The IPN hydrogel swelling ratio was found to be higher than homopolymer hydrogel due to the presence of the second network. The highest swelling behaviour in different pH for PNMA and IPN hydrogels was found at pH 5. Hydrogels with a crosslinking concentration of 1% for PAAm, IPN PAAm and 2% for PNMA, IPN PNMA had the highest swelling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, John D.
New York: John Wiley & Sons, 1992
624.1 NEL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aldriez Tresna Fachrezzy
"Bioplastik sebagai alternatif plastik konvensional dapat disintesis dengan berbahan dasar poli(vinil alkohol) (PVA) dan bahan alami di alam yaitu pati dari tepung tapioka. Bioplastik disintesis melalui metode ikat silang (crosslinking) dengan ditambahkan asam maleat dimana terjadi reaksi esterifikasi Fischer yang bertujuan untuk mengurangi mobilitas dari struktur dan dapat meningkatkan kekuatan mekanis dari polimer plastik yang disintesis. Plastik tersebut lalu ditambahkan dengan filler selulosa yang termodifikasi dengan asam palmitat yang berguna untuk menurunkan tingkat asupan air dan meningkatkan kekuatan daripada lapisan campuran PVA/Pati sehingga menghasilkan produk bioplastik biodegradable yang memiliki sifat ketahanan tarik yang tinggi dan memiliki tingkat swelling yang rendah. Plastik tersebut lalu dikarakterisasi dan diuji tingkat kekuatan tarik, kelarutan dan kemampuan swelling.

Bioplastics as an alternative to conventional plastic can be synthesized from poly(vinyl alcohol) (PVA) and natural ingredients in nature such as starch especially from tapioca flour. Bioplastic was synthesized through a crosslinking method by adding maleic acid where a Fischer esterification reaction occurs which aims to reduce the mobility of the structure and can increase the mechanical strength of plastic. The plastic was then added with cellulose which was modified with palmitic acid which is useful to reduce the level of water intake and increase the strength of the PVA/starch mixture layer to produce bio-based plastic products that are biodegradable but can also can have high tensile resistance features, be resistant to water and have a low level of swelling. The plastic was then characterized and tested the level of tensile strength, solubility and swelling ability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Barto Hendricho
"Lempung ekspansif adalah lempung yang memiliki sifat khusus yaitu kapasitas pertukaran ion yang tinggi yang akan mengakibatkan lempung jenis ini memiliki potensi pengembangan yang cukup tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Kadar air bertambah, tanah lempung ekspansif akan mengembang (swelling) disertai dengan kenaikan tekanan air pori dan tekanan pengembangannya (swelling pressure). Sebaliknya, jika kadar air turun sampai dengan batas susutnya, lempung ekspansif akan mengalami penyusutan yang cukup tinggi. Tanah lempung ekspansif ini adalah tanah yang memiliki sifat-sifat yang buruk dan sering merugikan pekerjaan konstruksi diatasnya. Sifat-sifat tanah yang buruk dan merugikan pada tanah lempung ekspansif ini antara lain plastisitas yang tinggi, kekuatan geser yang rendah, kemampatan atau perubahan volume yang besar dan potensi kembang susut yang besar, hal ini tentu sangat merusak bagi konstruksi diatasnya.Pada penelitian ini sampel tanah yang akan diuji adalah sampel tanah lempung ekspansif yang diambil dari daerah Lippo Cikarang, Jawa Barat. Sampel tanah yang diuji ini merupakan sampel tanah disturbed, dimana sampel tanah diambil dengan menggunakan karung, sehingga diasumsikan sudah terganggu, atau sampel tanah yang diambil sudah termodifikasi dan tidak sesuai dengan struktur asli tanah dilapangan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik tanah ekspansif. Penelitian ini difokuskan terhadap pengamatan potensi kembang susut tanah ekspansif baik sebelum mengalami pencampuran maupun setelah ditambahkan bahan additif sebagai bahan stabilisasi. Stabilisasi yang dilakukan denganpencampuran pasir dan semen atau campuran pasir dan kapur. Bahan stabilisasi yang digunakan pasir, semen dan kapur, diberikan variasi kadar campuran, pasir 10% dan semen kapur 5%, 10% dan 15%. Pada penelitian ini digunakan dua jenis pemadatan, standar proctor dan modified proctor, hal ini bertujuan untuk membandingkan sejauh mana pengaruh jenis pemadatan pada besarnya potensi pengembangan tanah asli maupun campuran yang akan diuji swelling. Hasil dari pemadatan berupa kadar air optimum dan berat isi kering (dry density) akan digunakan dalam pencetakan sampel untuk uji swelling. Uji swelling yang dilakukan menggunakan dua alat uji, yaitu perangkat alat consolidometer test dan perangkat alat swelling pressure test (geonor). Dilakukan uji swelling dengan menggunakan dua alat untuk mendapatkan korelasi keduanya, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.Sebelum dilakukan uji pengembangan (swelling test) untuk tanah campuran akan dilakukan pemeraman, pemeraman yang dilakukan adalah final curing dimana pemeraman dilakukan setelah sampeL hasil uji compaction dicetak dengan menggunakan kadar air optimum. Variasi waktu pemeraman untuk tanah campuran adalah 0, 4, 7, dan 14 hari, pemeraman dilakukan didalam desikator kaca yang memiliki kadar air dan kadar suhu yang tetap, sehingga diasumsikan tidak mempengaruhi kadar air sampel yang sedang diperam.
Pada perubahan kenaikan dry density dari dua jenis pemadatan, standar proctor dan modified proctor, kenaikan dry density tanah asli ataupun campuran yang dipadatkan dengan modified proctor lebih besar dibandingkan standard proctor. Jika dikorelasikan dengan potensi kembang susut tanah, semakin besar nilai dry density, maka akan semakin kecil potensi kembang susut (swelling potensial dan swelling pressure) tanah.Untuk uji swelling, variasi campuran yang diuji adalah tanah asli, tanah dengan campuran 10% pasir dan 15% semen, dan tanah dengan campuran 10% pasir dan 15% kapur. Digunakan kadar 15% campuran semen dan kapur karena kadar ini lebih efisien dalam peningkatan nilai-nilai sifat fisik tanah lempung ekspansif, yaitu kenaikan nilai Specific Grafity, penurunan indeks plastisitas, dan peningkatan ukuran gradasi butiran tanah jika dibandingkan dengan kadar campuran 5%, 10% semen atau kapur. Pada penelitian yang dilakukan variasi waktu pemeraman (final curing) didapat kesimpulan bahwa waktu pemeraman pada campuran sangat mempengaruhi besarnya nilai pengembangan tanah, semakin lama suatu campuran diperam, maka semakin kecil pula potensi pengembangan dan tekanan pengembangannya. Hal ini terlihat jelas pada grafik penurunan potensi pengembangan (swelling potential) dan tekanan pengembangan (swelling pressure). Dari uji pengembangan yang dilakukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang didapat dari alat consolidometer dan alat geonor. Nilai potensi pengembangan paling kecil, atau penurunan pengembangan paling besar (efektif) jika dibandingkan dengan tanah asli terdapat pada pemeraman 14 hari. Hal ini karena bahan campuran (kapur dan semen) butuh waktu untuk bereaksi dengan partikel kimia dan air yang terkandung didalam tanah, dengan pemeraman 14 hari maka reaksi kimia yang terjadi antara partikel tanah dan partikel zat kimia pada bahan stabilisasi sudah bereaksi lebih sempurna dibandingkan dengan pemeraman 7 hari dan 4 hari. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir, kapur dan semen sangat efektif dalam mengurangi potensi pengembangan dan tekanan pengembangan tanah ekspansif, hal ini akan lebih efektif lagi jika diberikan waktu pemeraman setelah tanah dicampur dan dipadatkan sebelum diuji.

Expansive clays are clays that have special properties, namely high ion exchange capacity which will result in this type of clay has a high potential for Swelling if there is a change of water content. Increased water content, expansive clays will swell (swelling) accompanied by a rise in pore water pressure Swelling and pressure (swelling pressure). Conversely, if the moisture content down to the limit susutnya, expansive clays will have a fairly high shrinkage. This expansive clay soils have the properties of a poor and often detrimental to construction work on it. Soil properties and harm the poor in this expansive clays, among others, high plasticity, low shear strength, congestion or a large volume change and shrinkage of a large Swelling potential, it is certainly very damaging for the construction thereon. In this study soil samples to be tested is expansive clay samples taken from the Lippo Cikarang, West Java. A soil sample tested was a sample of disturbed soil, where soil samples taken using the bag, so it is assumed to already disturbed, or soil samples are taken and not modified in accordance with the original structure of the soil in the field.
This study aims to improve the physical properties and mechanical expansive soil. The study focused on observations of soil shrinkage potential of expansive Swelling both prior to and after mixing the additive material is added as a stabilizing agent. Stabilization is performed by mixing sand and cement or a mixture of sand and lime. Stabilizing agent used sand, cement and lime, given variations in levels of the mixture, 10% sand, cement and lime 5%, 10% and 15%. In this study used two types of compaction, standard proctor and modified proctor, it aims to compare the extent of the influence of type of compaction on the magnitude of the potential Swelling of the original soil or mixture to be tested swelling. The results of compaction of the optimum moisture content and dry weight (dry density) will be used in the compacted of test samples for swelling. Swelling test is performed using two tests, namely the test tools and software tools consolidometer swelling pressure test (geonor). Swelling test performed by using two tools to get the correlation of the two, and get more accurate results. Prior to the test Swelling (swelling test) for the soil mix will be done curing, curing is carried out is the final curing when curing is done after the sample compaction test results are printed by using the optimum moisture content. Variation of curing time for the soil mix is 0, 4, 7, and 14 days, curing performed in glass desiccator which has a moisture content and temperature levels are fixed, so it is assumed not to affect the water content of the sample being brooded. On changes in dry density increases from two types of compaction, standard proctor and modified proctor, an increase in dry density or a mixture of native soil was compacted by modified proctor larger than the standard proctor. If correlated with the Swelling potential of the soil shrinkage, the greater the value of dry density, the smaller the potential for fireworks shrinkage (swelling potential and swelling pressure) land. For the swelling test, variations in the mixture being tested is the native soil, soil with a mixture of 10% sand and 15% cement, and ground with a mixture of 10% sand and 15% lime. Levels of 15% used a mixture of cement and lime because the levels are more efficient in increasing the values of physical properties of expansive clay soil, which increases the value of Specific Grafity, decreasing plasticity index, and an increase in the size of a grain of soil gradation when compared to the levels of a mixture of 5%, 10% cement or lime. In the study conducted variations of curing time (final curing) obtained the conclusion that the curing time on the mixture strongly influences the value of land Swelling, the longer a mixture brooded, the smaller the potential for Swelling and Swelling pressure. This can be seen clearly on the graph reduction potential of (swelling potential) and the Swelling pressure (swelling pressure). Of Swelling that do not test there are significant differences between the results obtained from the equipment and tools geonor consolidometer. The Swelling potential of small value, or decrease the Swelling of the (effective) when compared with the original soil contained in the curing of 14 days. This is because the mixture of materials (lime and cement) need time to react chemically with the particles and the water contained in the soil, with 14 days curing of the chemical reactions that occur between the soil particles and particle chemicals react in a stabilizing agent is more perfect than the curing 7 days and 4 days. From this study it can be concluded that the addition of sand, lime and cement are very effective in reducing the potential for Swelling and expansive land Swelling pressures, this will be even more effective if given curing time after the soil is mixed and compacted before being tested.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuliana
"Dalam seni ekologis, materialitas objek-objek alam dihadirkan sebagai representasi hubungan manusia dan multispesies non-manusia. Dalam karya seni kontemporer yang partisipatif, Jatiwangi art Factory memaknai ulang tanah yang menjadi elemen penting bagi masyarakat Jatiwangi, Jawa Barat, yang dikenal sebagai penghasil genteng sejak 1905. Penelitian ini berlatar di Jatiwangi dan Kassel, Jerman—lokasi di mana peneliti terlibat dalam sebuah karya seni ekologis berjudul New Rural Agenda, sebuah konferensi performatif yang menghadirkan representasi human dan non-human untuk membicarakan agenda baru pedesaan, yang dipresentasikan di Documenta Fifteen, sebuah perhelatan penting bagi seni kontemporer dunia. Penelitian ini menggunakan metode autoetnografi, di mana peneliti melakukan refleksi dan analisis pengalaman ketubuhan “mengalami tanah” yang tersituasikan, dan menggunakan paradigma materiality turn dalam kajian Antropologi. Penelitian ini ingin menarasikan dan mengurai proses terbentuknya materialitas baru dan memori kolektif akan “tanah” dan multispesies lainnya dari mengalami “peristiwa seni” dari sudut pandang seniman.

In ecological art, the materiality of natural objects is involved as a representation of the relationship between humans and non-human multispecies. In contemporary participatory works of art, Jatiwangi art Factory reinterprets land as an essential element for the people of Jatiwangi, West Java, who have been known as tile producers since 1905. This research is set in Jatiwangi and Kassel, Germany, where researchers are involved in a work of ecological art entitled New Rural Agenda. This performative conference presents human and non-human representations to discuss the new rural agenda presented at Documenta Fifteen, a historical event for contemporary world art. This thesis research uses the autoethnography method, in which the researcher reflects and analyzes the bodily experience of "experiencing Tanah" on situated and views it from the paradigm of materiality turn in Anthropology studies. This research aims to narrate and describe the process of forming new materiality and collective memory of "Tanah" and other multispecies from experiencing art performance from the artist's point of view."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Knuti, Leo Leonard, 1903-
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1962
631.4 KNU p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>