Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helen Rosabella Arianto
"Manggarai Community Center hadir sebagai wadah bagi masyarakat kampung wadas dan masyarakat pendatang yang akan tinggal disekitar daerah TOD manggarai untuk memiliki ruang publik yang dapat mewadahi berbagai-macam kegiatan kemasyarakatan. Hal ini dikarenakan Mangarai akan berkembang menjadi kawasan TOD dimana berdasarkan data kependudukan, kepadatan penduduk di kawasan manggarai sendiri telah mencapai kurang lebih 42 ribu orang per km2. Sehingga dengan padatnya penduduk dalam kawasan tersebut menyebabkan keterbatasan ketersediaan lahan yang berujung pada minimnya ruang publik yang dapat mewadahi kegiatan kemasyarakatan. Bangunan ini diharapkan dapat mewadahi kegiatan komunal masyarakat sekitar, seperti: tempat kumpul bagi masyarakat, rapat RT/RW, bakti sosial, posyandu, bukber, acara kebersamaan warga, pemilu, donor darah dan lain sebagainya. Fasilitas yang ditawarkan dalam bangunan antara lain, ruang serbaguna, ruang membaca dan belajar, meeting room, ruang komunal dan mushola.

The Manggarai Community Center is a space designed for the residents of Kampung Wadas and newcomers who will live in the TOD Manggarai area to have a public space that can accommodate various community activities. This is because Manggarai will develop into a TOD area where, based on population data, the population density in the Manggarai area itself has reached approximately 42,000 people per km2. As a result, the dense population in the area has led to limited land availability, resulting in a lack of public spaces that can accommodate community activities. This building is expected to be able to accommodate communal activities for the surrounding community, such as: a gathering place for the community, RT/RW meetings, social services, posyandu, bukber, community events, elections, blood donation and so on. The facilities offered in the building include a multipurpose room, a reading and study room, a meeting room, a communal room and a mushola.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Shafira Ridhatiana
"Manggarai merupakan salah satu kawasan yang pertumbuhan penduduknya meningkat pesat sehingga mengakibatkan kepadatan yang tinggi pada ruang kotanya. Ruang terbuka hijau dan ruang-ruang publik dapat dikatakan sangat kurang sehingga anak-anak dan remaja tidak memiliki tempat untuk bermain, bereksplorasi, dan belajar di lingkungan alam. Hal ini telah terbukti dengan adanya perpecahan, seperti tawuran anak-anak yang terjadi di Manggarai. Hal tersebut menandakan bahwa kurangnya edukasi yang diberikan secara baik kepada mereka. Oleh karena itu, penting untuk menghadirkan fasilitas yang dapat memberikan lingkungan yang interaktif dimana anak-anak dapat mengeksplorasi berbagai bidang dan aktivitas sesuai dengan usianya sehingga dapat merangsang kreativitas, berpikir kritis, dan menemukan bakat pada anak secara lebih dini agar terhindar dari dilema di masa depan. Dari konteks tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas akhir ini akan merancang sebuah children’s discovery center yang dapat mengarahkan anak-anak untuk mengidentifikasi potensinya.

Manggarai is one of the areas where population growth is increasing rapidly, resulting in high density in the city. It can be said that green open spaces and public spaces are lacking, so children and teenagers do not have a place to play, explore, and learn in the natural environment. This has been proven by the existence of divisions, such as the children's brawl that occurred in Manggarai. This indicates that there is a lack of proper education given to them. Therefore, it is important to provide facilities that can provide an interactive environment where children can explore various fields and activities according to their age so that they can stimulate creativity, critical thinking and discover talents in children early to avoid dilemmas in the future. From this context, it can be concluded that this final assignment will design a children's discovery center that can direct children to identify their potential.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syafitri
"Skripsi ini membahas bagaimana sense of community warga kampung kota di kawasan Transit Oriented Development (TOD). Sense of community dapat dipahami sebagai pengalaman seseorang dalam komunitas yang melibatkan rasa kepemilikan dalam pemukiman. Komunitas yang dibahas berbentuk kampung kota, pemukiman perkotaan utama di Indonesia. Dalam skripsi ini, penerapan TOD di Indonesia yang diiringi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dibahas dari segi komunitas. Hal ini dilakukan karena konsep awal TOD adalah mengenai komunitas berkelanjutan yang tersedia melalui integrasi penggunaan lahan dengan transportasi. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, yaitu kajian literatur dan studi kasus berupa observasi dan wawancara. Studi kasus dilakukan terhadap dua kampung kota di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang berada dalam kawasan perencanaan TOD di sekitar MRT Jakarta. Tulisan ini menghasilkan pemahaman bahwa dalam membentuk sense of community warga Kampung Kota di kawasan TOD, daerah hunian yang memiliki peran yang paling penting, diikuti dengan daerah ruang publik, pemberhentian transit, dan perkantoran.

This thesis discusses the sense of community among kampung kota dwellers in the Transit-Oriented Development (TOD) area. Sense of community can be understood as an someone's experience within a community that involves a sense of belonging in the settlement. The community discussed here takes the form of kampung kota, the primary urban settlement in Indonesia. In this thesis, the implementation of TOD in Indonesia, that is accompanied by the development of Mass Rapid Transit (MRT), is discussed in the context of community. It is because the original concept of TOD revolves around sustainable communities created through the integration of land use and transportation. The methods used in this research are literature review and case study that involves observation and interview. The case study is conducted in two kampung kota locations in the Tanah Abang, Central Jakarta, which are within the TOD planning zone of the Jakarta MRT. The findings provide the understanding that in the TOD zone, residential areas play the most significant role in forming a sense of community of kampung kota dwellers, followed by public spaces, transit stops, and offices."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fauzan Hadi Yassin
"Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Manggarai, sebagai salah satu proyek pengembangan transportasi terintegrasi terbesar di Jakarta, diprediksi akan menjadi hub mobilitas dan aktivitas yang ramai. Hal ini memicu kebutuhan akan Tourist Information Center (TIC) yang berperan sebagai pusat informasi dan layanan bagi wisatawan. TIC di TOD Manggarai memiliki peran penting dalam menyambut dan melayani wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut. Kehadiran TIC akan memberikan informasi wisata yang komprehensif, membantu wisatawan dalam merencanakan perjalanan, dan menyediakan layanan pendukung lainnya seperti pemesanan tiket, penukaran mata uang, dan akses internet. Terintegrasinya TIC dengan TOD Manggarai menghadirkan sinergi yang bermanfaat bagi kedua pihak. TOD Manggarai menyediakan aksesibilitas yang mudah bagi wisatawan, sementara TIC membantu meningkatkan citra dan daya tarik kawasan TOD Manggarai sebagai destinasi wisata yang terintegrasi dan ramah wisatawan.

The Transit Oriented Development (TOD) Manggarai area, one of the largest integrated transportation development projects in Jakarta, is predicted to become a bustling hub for mobility and activities. This triggers the need for a Tourist Information Center (TIC) to serve as a center of information and services for tourists. A TIC in TOD Manggarai plays a crucial role in welcoming and serving tourists visiting the area. The presence of a TIC will provide comprehensive tourist information, assist tourists in planning their trips, and offer other supporting services such as ticket reservations, currency exchange, and internet access. The integration of TIC with TOD Manggarai presents a beneficial synergy for both parties. TOD Manggarai provides easy accessibility for tourists, while TIC helps enhance the image and appeal of TOD Manggarai as an integrated and tourist-friendly destination.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Dimas Nugroho
"Manggarai adalah sebuah daerah yang terkenal atas dua hal: Kedudukannya dalam kota Jakarta sebagai simpul besar transportasi umum Jakarta, dan keberadaan daerah Pasar Rumput, yaitu suatu kawasan komersil yang memiliki ikatan erat dengan penjualan barang bekas berupa toilet, perabotan, kendaraan roda, dll. Maka, daerah Manggarai cocok untuk dibangun menjadi daerah TOD (Transit Oriented Development), yang mengedepankan mobilitas rakyat menggunakan transportasi alternatif, seperti kendaraan umum, ridesharing, dan berjalan kaki. Namun, lingkup daerah TOD Manggarai cukup luas dan hampir melebihi batas kenyamanan pejalan kaki. Oleh karena itu, dinilai dibutuhkan bantuan untuk menyukseskan penghubungan seluruh daerah Manggarai demi mewujudkan TOD yang baik. Bantuan ini diusulkan dalam bentuk menyediakan pusat mobilitas mobii.us yang memanfaatkan aspek komersil kendaraan roda lokal Manggarai untuk menyediakan opsi transit.

Manggarai is an area known for two things: Its position in Jakarta as one of the major transit hubs of the city, and the presence of Pasar Rumput, a grassroots commercial area with strong connections to secondhand items such as sanitary items, furniture, transportation, etc. Therefore, Manggarai is considered suitable for development into a TOD (Transit Oriented Developmen) area, which prioritises mass mobility using alternative means of transportation such as mass transit, ridesharing, and walkability. However, the size of the Manggarai TOD Area is considered borderline too large to be fully traversable by foot. Thus, the Manggarai TOD Area requires transportation alternatives within the area itself to support the growth of the far reaches of the TOD. This alternative solution is provided by the mobii.us Mobiluty Hub, connecting the secondhand transport availability in the local area with the need for faster and easier transport within Manggarai.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrian Nabil Fauzi
"

TOD kini sedang menjadi slogan di Jakarta, semenjak pengoperasian mass rapid transit. TOD, yang sebenarnya merupakan pengembangan daerah urban berorientasikan transit, telah di miskonsepsi menjadi sebuah superblok mixed-use bagi kelas menengah keatas disekitar stasiun transit oleh pengembang. Pentingnya dari bertinggal dan tinggal disekitar TOD telah diabaikan, karena area-area ini merupakan tempat tinggal para pekerja. Kampung mereka mulai diubah menjadi, yang mereka anggap, TOD yang ideal bagi pengembang dan penggusuran pun tidak terelakkan. Penelitian ini akan mengeksplorasi potensi dari kampung sebagai salah satu tipologi mengenai cara bertinggal sebagai tipe dari Transit Oriented Development. Metode yang digunakan dalam riset ini melingkupi studi literatur, simulasi kapasitas area, studi kasus untuk mengumpulkan pengamatan mengenai peningkatan bangunan dan mewawancarai warga untuk memperoleh pandangan yang jelas terhadap Kampung TOD. Studi kasus dari Kampung Muka, Jakarta Utara, dipilih karena jaraknya yang relatif dekat Stasiun Jakarta Kota dan Kampung Bandan. Dalam pengamatan ini Kampung Muka berpontensi untuk diklasifikasikan sebagai sebuah kampung transit-oriented development.


TOD is becoming a catchphrase nowadays in Jakarta, since the operation of mass rapid transit. TOD which is actually a transit oriented urban development that has been misconcepted as a middle upper-class mixed-use superblock development around stations by developers. The significance of dwelling and living around TOD has been neglected, since these areas has originally been occupied by the working class. The kampungs are being transformed into the so-called ideal TODs by developers and evicting the original dwellers which have lived their whole lives there. This paper will explore the potential of kampung as one of the living typologies as one type of Transit Oriented Development. Methods used in this research are literature study, areal density simulation, case study as to collect field observation to observe the buildings increments and locals interview to obtain a clear view of locals towards kampung TOD. The case study of Kampung Muka, North Jakarta, was chosen because of its close proximity to Jakarta Kota and Kampung Bandan Station. In this observation, Kampung Muka has potential to be classified as a kampung transit-oriented development.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlan Hamizan Ekantoro
"Pertumbuhan populasi yang pesat di Jakarta telah menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah dan kualitas udara yang buruk. Permasalahan ini mendorong penerapan strategi Transit-Oriented Development (TOD) untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum dan mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi. Proyek TOD Dukuh Atas bertujuan menciptakan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan stasiun-stasiun transit dengan area komersial dan perumahan di sekitarnya, meningkatkan vibrancy melalui pengembangan penggunaan campuran. Studi ini melihat vibrancy Dukuh Atas, dengan fokus pada interaksi sosial dan tempat berkumpul, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti furnitur jalan, aksesibilitas, ruang hijau, dan keterlibatan komunitas. Menggunakan metode kualitatif, studi ini menyoroti interaksi signifikan di area seperti Jl. Blora, Taman Dukuh Atas, dan Terowongan Kendal, yang ditingkatkan oleh kehadiran pedagang kaki lima dan tempat duduk. Temuan menunjukkan bahwa faktor spasial dan nonspasial berkontribusi pada terjadinya interaksi sosial, dan menciptakan vibrancy, mendukung efektivitas TOD dalam menarik dan menjaga pergerakan orang di area tersebut. Dengan mendorong vibrancy, TOD mengurangi ketergantungan pada mobil, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas udara, berkontribusi pada lingkungan perkotaan yang berkelanjutan di Jakarta.

Jakarta's rapid population growth has led to severe traffic congestion and poor air quality, prompting the implementation of Transit-Oriented Development (TOD) strategies to improve public transport and reduce car dependency. The Dukuh Atas TOD Project aims to create a sustainable urban environment by integrating transit stations with surrounding commercial and residential areas, enhancing vibrancy through mixed-use development. This study examines the vibrancy of Dukuh Atas, focusing on social interactions and gathering places, influenced by factors such as street furniture, accessibility, green spaces, and community engagement. Using qualitative methods, the study highlights significant interactions in areas like Jl. Blora, Dukuh Atas Park, and the Kendal Tunnel, enhanced by the presence of street vendors and seating. Findings show that both spatial and non-spatial factors contribute to social interactions, which results in vibrancy, supporting TOD's effectiveness in attracting and maintaining a steady flow of people in the area. By doing this, TOD becomes more effective in reducing car dependency, mitigating congestion, and improving air quality, contributing to a sustainable urban environment in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrido William
"ABSTRAK
Kebutuhan akan transportasi massal atau publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan untuk mengurangi kemacetan, waktu dan uang, namun hal tersebut masih susah untuk terwujud bila sistem transportasi dan kawasan tempat transportasi itu terletak, tidak berjalan secara baik dan terintegritas, terlebih bila hal tersebut berada di Kota Metropolitan Jakarta serta daerah sekitarnya dan daerah daerah satelitnya seperti Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi untuk penelitian ini. Keberadaan Commuter Line perlu dianggap sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, melalui konsep pembangunan yang berorientasi transit (TOD). Kondisi ini kemudian menjadi pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana karakteristik wilayah di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah sekitar di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Metode yang digunakan yaitu skoring, pembobotan serta analisis spasial yang dinilai berdasarkan pada prinsip TOD: diversity & destination, density, distance & design, dan demand management yang terbagi atas 10 sub-variabel penilaian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah 3 tipologi TOD. Lalu, hasil dari 6 wilayah transit yang dinilai yaitu terdapat 3 wilayah transit sebagai TOD Kota, 2 wilayah transit sebagai TOD Sub Kota, dan 1 wilayah transit sebagai TOD Lingkungan.

ABSTRACT
The need for mass or public transportation is needed by people living in urban areas to reduce congestion, time and money, but this is still difficult to realize if the transportation system and the area where transportation is located, does not work well and has integrity, especially if it is it is located in the Metropolitan City of Jakarta and the surrounding area and its satellite areas such as Bekasi City and Bekasi Regency for this research. The existence of a Commuter Line needs to be considered as one of the efforts to realize this, through the concept of transit oriented development (TOD). This condition later becomes a research question, What are the characteristics of the surrounding region at each Manggarai until Cikarang station with TOD concept?". The aim of the study is to understand the characteristics of the surrounding region at each station from Manggarai to Cikarang with TOD concept. The methods used are scoring, weighting and spatial analysis which are assessed based on the TOD principle: diversity & destination, density, distance & design, and demand management which are divided into 10 sub variables of assessment. The expected research results are 3 typologies of TOD. Then, the results of 6 transit areas are assessed, namely there are 3 transit area as City TOD, 2 transit areas as Sub-City TOD, and 1 transit areas as Environmental TOD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetriana Vivi Oktora Taolin
"Kehidupan kita dipengaruhi oleh kota tempat tinggal kita, oleh sistem yang berjalan di dalam kota. Karakter urban tertentu menghasilkan reaksi yang tertentu pula. Misalnya jika sebuah kota tidak menyediakan ruang terbuka publik sementara pusat perbelanjaan tersebar dimana-mana, maka masyarakat kota cenderung konsumtif karena tempat tersebut menjadi sarana utama kehidupan sosial dan rekreasi mereka. Dampaknya, komunitas semakin terpisah satu sama lain.
Orang akan membentuk kelompok sosial berdasar kesamaan minat, gaya hidup atau klasifikasi sosial lainnya, sementara tidak mengenal orang-orang di lingkungan tinggalnya sendiri. Kehidupan publik juga banyak dipengaruhi oleh sirkulasi dan pergerakan dalam kota. Transportasi adalah salah satu penentu tataran urban. Salah satu konsep baru mengenai pembangunan tata kota berkaitan dengan sistem transportasi adalah Transit Oriented Development.
TOD adalah konsep pengembangan kawasan yang mengutamakan perbaikan di sekitar titik transit dengan radius sejauh jarak yang dapat dijangkau berjalan kaki. Dalam konsep TOD, kawasan tersebut harus menggunakan tata guna lahan mixed-use. Tujuannya adalah merangsang penggunaan transit dan merevitalisasi kehidupan komunitas di area tersebut. Agar orang beraktivitas di kawasan TOD, menggunakan transit dan berinteraksi sosial, harus diadakan sebuah tataran lingkungan fisik yang mendukung. Karakteristik dan tataran fisik di kawasan TOD diyakini dapat mempengaruhi kehidupan publik penggunanya menjadi lebih baik.

We are shaped by our city. Our daily life is much affected by networks of system that occur in the city we live in. Certain urban setting can lead to specific reaction. For example, when there is lack of urban open space and many large-format retail spread out the entire city, there will be no doubt that citizens will become consumptive and socially segregated each other.
People tend to gather in a community of interest and lifestyle rather than community of place, of geographical proximity towards each other. The latter is what we known as traditional neighborhood. Public life in the city is also much affected by the way we move within the city. Transportation system is a key determinant to urban setting. One arising concept about urban planning related with transportation system is Transit Oriented Development.
TOD is a planning concept that basically encourages development along transit nodes. It implies that an area within walking distance from station should be enriched by variety of land use. The goals are to increase transit ridership and revitalize community's life. TOD will only succeed when it implement an comprehensive planning to create attractive and functional environment that induce people to walk trough the development, use transit and also be involved in social interaction. Therefore, a certain characteristic and criteria needed to be applied. Urban planners believe that physical settings of TOD can influent public realm of the city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48453
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>