Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riva Khansa Tsabita
"Industri minuman anggur di Indonesia mengalami peningkatan minat di kalangan masyarakat, di mana hal ini mendorong pertumbuhan pasar dalam negeri. Industri minuman anggur pasti menghasilkan limbah cair yang mengandung berbagai zat organik yakni senyawa-senyawa seperti polifenol, gula, asam organik, dan senyawa terkait lainnya sehingga pengolahan air limbah industri minuman anggur menjadi semakin penting. Teknologi pengolahan dengan menggunakan membran saat ini tengah berkembang pesat di beberapa dekade terakhir karena kelebihannya dalam mengolah air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis terkait efisiensi penyisihan serta performa dari teknologi membran dengan jenis material yang berbeda (PES dan keramik) untuk proses ultrafiltrasi dan juga pore size yang berbeda dari membran keramik (50 KDa dan 1 KDa) untuk proses ultrafiltrasi dan nanofiltrasi pada air limbah wine sintetik. Metode penelitian dilakukan pada kondisi constant flux dan juga menggunakan metode single filtration serta multicycle filtration dengan backwash di tengah siklus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa membran keramik memiliki efisiensi penyisihan senyawa organik yang lebih unggul dibandingkan dengan membran PES (penyisihan warna, COD, dan TOC). Selain itu, membran keramik juga memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fouling. Terkait membran keramik dengan pore size berbeda, pada penelitian ini masih belum dapat didefinisikan mana membran dengan efisiensi penyisihan yang lebih baik. Namun, jika dilihat dari performa membran, membran keramik 50 KDa (ultrafiltrasi) masih lebih unggul dari segi efektivitas proses backwash dan ketahanan pada permeabilitas membran.

The wine beverage industry in Indonesia is experiencing increased interest among the public, which is driving the growth of the domestic market. This industry inevitably generates liquid waste containing various organic substances such as polyphenols, sugars, organic acids, and related compounds, making wastewater treatment become more important. Membrane treatment technology has rapidly developed over the past few decades due to its advantages in wastewater processing. This study aims to provide an analysis of the removal efficiency and performance of membrane technology using different materials (PES and ceramic) for ultrafiltration processes, as well as different pore sizes of ceramic membranes (50 KDa and 1 KDa) for ultrafiltration and nanofiltration processes on synthetic wine wastewater. The research methodology involved constant flux conditions and utilized both single filtration and multicycle filtration methods with backwash during the cycles. The results of the study indicate that ceramic membranes have superior organic compound removal efficiency compared to PES membranes (color, COD, and TOC removal). Additionally, ceramic membranes exhibit better resistance to fouling. Regarding ceramic membranes with different pore sizes, the study has not yet defined which membrane has better removal efficiency. However, in terms of membrane performance, the 50 KDa ceramic membrane (ultrafiltration) is superior in terms of backwash process effectiveness and membrane permeability resistance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fillia Rezki Fajri
"Industri air limbah wine menghasilkan air limbah yang memiliki karakteristik tinggi kandungan organik serta pH bersifat asam. Pengolahan konvensional dalam mengolah air limbah industri wine sangat kompleks, sehingga membutuhkan penanganan secara khusus. Saat ini, terdapat teknologi pengolahan yang sesuai dengan karakteristik air limbah wine yaitu proses oksidasi Fenton dan teknologi membran. Teknologi membran memiliki ukuran pori yang berbeda-beda, saat ini banyak pemanfaatan membran jenis nanofiltrasi dalam pengaplikasian pengolahan limbah industri. Membran nanofiltrasi memiliki kemampuan yang mirip dengan reverse osmosis yang dapat menyisihkan kandungan bahan organik serta anorganik. Proses filtrasi pada penelitian ini dilakukan secara konstan fluks dengan variasi fluks 40 LMH, 50 LMH, dan 60 LMH. Hasil penyisihan COD, besi, dan warna pada fluks 40 LMH, 50 LMH, dan 60 LMH secara berturut-turut adalah 64% ; 93%; 100%, 75%; 93% ; 100%, dan 76%; 94%; 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan paling efektif pada fluks 60 LMH. Namun fluks 60 LMH rentan mengalami fouling yang menyebabkan permeabilitas menurun seiring berjalannya waktu. Selain itu, reversibility pada kondisi pengoperasian fluks 60 LMH didominasi oleh jenis irreversible fouling, sehingga proses mechanical backwash tidak cukup untuk mengembalikan performa membran dan membutuhkan chemical cleaning.

The wine wastewater industry produces wastewater that is characterized by high organic content and an acidic pH. Conventional processing of wine industry wastewater is very complex, so it requires special handling. Currently, there are processing technologies that suit the characteristics of wine wastewater, namely the Fenton oxidation process and membrane technology. Membrane technology has different pore sizes, currently many nanofiltration type membranes are used in industrial waste processing applications. Nanofiltration membranes have capabilities similar to reverse osmosis which can remove organic and inorganic materials. The filtration process in this study was carried out at constant flux with flux variations of 40 LMH, 50 LMH, and 60 LMH. The COD, iron and color removal results at fluxes of 40 LMH, 50 LMH and 60 LMH respectively were 64%; 93%; 100%, 75%; 93% ; 100%, and 76%; 94%; 100%. The results showed that the removal efficiency was most effective at a flux of 60 LMH. However, 60 LMH flux is susceptible to fouling which causes permeability to decrease over time. Apart from that, reversibility at 60 LMH flux operating conditions is dominated by irreversible fouling, so the mechanical backwash process is not enough to restore membrane performance and requires chemical cleaning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Zhahirah Dadona
"Teknologi pengolahan air limbah wine terdapat banyak alternatif dan menggunakan berbagai kombinasi pengolahan untuk menghasilkan kualitas air yang lebih baik. Pada penelitian ini, dilakukan kombinasi pengolahan menggunakan Fenton heterogen dengan katalis fly ash serta membran ultrafiltrasi. Penelitian berorientasi pada performa membran ceramic UF sebagai teknologi pengolahan filtrasi. Performa yang ditinjau khususnya pada mekanisme serta efisiensi penyisihan COD, warna, UV274, dan besi serta pengaruhnya terhadap variasi fluks (80 LMH, 100 LMH, 120 LMH). Eksperimen yang dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan membran UF berbentuk flat sheet material ceramic dengan luas permukaan sebesar 13,1 cm2 yang akan difiltrasi dengan konsep multicycle sebanyak 8 siklus. Mekanisme fouling yang terbentuk dan keterkaitannya terhadap efisiensi penyisihan parameter menunjukkan hasil yang optimal pada fluks yang lebih tinggi. Pada keseluruhan eksperimen, didapatkan penurunan performa yang diindikasikan dari penurunan normalized permeability serta peningkatan besar energi (tekanan pompa) yang tidak lebih dari 35%. Sedangkan itu, didapatkan penurunan penyisihan keseluruhan eksperimen pada parameter warna >79%, COD >66%, dan besi >77%. Sedangkan itu, untuk parameter UV274 tidak efektif tersisihkan oleh membran ceramic UF, dengan maksimal penyisihan hanya berkisar pada 13%. Penggunaan fluks 100 LMH cenderung lebih optimal dengan mempertimbangkan besar tekanan (pompa) yang tepat serta mekanisme fouling yang lebih stabil dengan efisiensi penyisihan yang lebih baik.

There are many alternative wine wastewater treatment technologies and various treatment combinations are used to produce better water quality. In this study, a combination of treatment using heterogeneous Fenton with fly ash catalyst and ultrafiltration membrane was conducted. The research was oriented towards the performance of ceramic UF membrane as filtration treatment technology. The performance reviewed was specifically on the mechanism and efficiency of COD, colour, UV274, and iron removal and its effect on flux variations (80 LMH, 100 LMH, 120 LMH). Experiments were conducted on a laboratory scale using a UF membrane in the form of a flat sheet of ceramic material with a surface area of 13.1 cm2 which will be filtered with the concept of multicycle for 8 cycles. The fouling mechanism formed and its relationship to the parameter removal efficiency showed optimal results at higher fluxes. In all experiments, there was a decrease in performance indicated by a decrease in normalised permeability and an increase in energy (pump pressure) of no more than 35%. Meanwhile, a decrease in the overall experimental removal was obtained for colour parameters >79%, COD >66%, and iron >77%. Meanwhile, the UV274 parameter was not effectively removed by the ceramic UF membrane, with a maximum removal of only around 13%. The use of 100 LMH flux tends to be more optimal by considering the right amount of pressure (pump) and a more stable fouling mechanism with better removal efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Aditya
"Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan oksigen terlarut yang dapat mencemari perairan. Oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi metode koagulasi-flokulasi dan mikrofifltrasi untuk mengolah limbah cair industri tahu. Koagulan yang digunakan pada penelitian ini adalah PAC dan membran yang digunakan adalah keramik. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pH limbah 6 hingga 9; tekanan pada proses mikrofiltrasi 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pH 7 pada tahap koagulasi-flokulasi dan tekanan 1 bar pada proses mikrofiltrasi. Kombinasi proses ini menghasilkan penyisihan COD sebesar 71 , TSS sebesar 98 dan kekeruhan sebesar 97.

The wastewater generated from tofu plant still contains suspended solids and oxygen dissolved that can contaminate water. Therefore, the levels must be lowered before being discharged. This study aims to look at the performance of combination of coagulation flocculation and microfiltration for treating wastewater from tofu plant. Coagulant will be used in this study is PAC and the membrane will be used is ceramic. Variations are made on this study that wastewater pH of 6, 7, 8 and 9 microfiltration pressure of 0,5 bar, 1 bar and 1,5 bar. The best result were obtained from this research that pH 7 is the optimum condition for coagulation flocculation process and 1 bar is the optimum condition for microfiltration. This combination resulted 71 removal of COD, 98 of TSS and 97 of turbidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimba Naufal Hafizh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa filtrasi biodiesel B30 menggunakan ceramic membrane filter dengan metode crossflow filtration berdasarkan variasi transmembrane pressure dan ukuran diameter pori filter. Pada penelitian ini, digunakan ceramic membrane filter dengan ukuran pori yang telah ditentukan antara lain 0.05, 0.1, 0.2, 0.4, dan 1.2 µm serta nilai TMP yang digunakan sebanyak 3 variasi yaitu 0.5, 1, dan1.5 bar. Sampel biodiesel B30 yang diambil dari tangki penyimpanan kapal laut, dialirkan secara kontinyu melalui membran dengan tekanan yang diatur. Kemudian, parameter filtrasi seperti fluks permeat dan penurunannya, serta kekeruhan atau turbiditas biodiesel diukur dan dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TMP dan ukuran diameter pori filter memiliki pengaruh terhadap performa filtrasi. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai TMP dan semakin besar ukuran pori maka fluks permeat yang dihasilkan akan semakin besar. Akan tetapi pada semakin meningkatnya nilai TMP maka penurunan fluks permeat juga semakin tinggi. Penyebab utama penurunan fluks permeat yang tinggi pada TMP tinggi dapat disebabkan salah satunya oleh pembentukan endapan pada membran atau membrane fouling. Hal ini dapat menyebabkan fluks permeat yang dihasilkan jadi berkurang jumlahnya sehingga menurunkan keefektifan performa filtrasi. Untuk evaluasi pengaruh diameter pori terhadap performa filtrasi dilakukan uji turbiditas. Hasil uji menunjukkan bahwa pada ukuran pori 0.4 µm menunjukkan hasil peningkatan kejernihan yang paling baik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami laju pembentukan endapan pada membran. Endapan yang terbentuk pada membran sangat berpengaruh pada proses filtrasi karena mempengaruhi hasil dari fluks permeat. Hal ini perlu dilakukan karena akan memberikan pemahaman yang mendalam terkait agar pemilihan variable performa filtrasi seperti material, TMP dan ukuran pori dapat ditentukan untuk proses filtrasi biodiesel yang paling efektif.

This research aims to evaluate the performance of B30 biodiesel filtration using a ceramic membrane filter with crossflow filtration method based on variations in transmembrane pressure and filter pore diameter size. In this study, ceramic membrane filters with predetermined pore sizes of 0.05, 0.1, 0.2, 0.4, and 1.2 µm were used, along with three variations of TMP (transmembrane pressure), namely 0.5, 1, and 1.5 bar. B30 biodiesel samples taken from the storage tank of a ship were continuously passed through the membrane under controlled pressure. Then, filtration parameters such as permeate flux and its decline, as well as the turbidity of biodiesel, were measured and evaluated. The research results showed that both TMP value and filter pore diameter size have an influence on filtration performance. The study indicated that higher TMP values and larger pore sizes result in higher permeate flux. However, as the TMP value increases, the decline in permeate flux also becomes higher. The main cause of significant decline in permeate flux at high TMP values can be attributed to the formation of deposits on the membrane, known as membrane fouling. This can reduce the amount of permeate flux produced, thereby decreasing the effectiveness of filtration performance. To evaluate the effect of pore diameter on filtration performance, turbidity tests were conducted. The test results showed that the 0.4 µm pore size exhibited the best clarity improvement. Further research is needed to understand the rate of deposit formation on the membrane. The deposits formed on the membrane significantly affect the filtration process as they influence the outcome of permeate flux. This is necessary to gain a deeper understanding in order to determine the most effective variables for biodiesel filtration, such as material selection, TMP, and pore size."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fathia
"Produksi tahu di Indonesia menghasilkan limbah cair membentuk emulsi dan lebih pekat dibanding limbah tempe karena adanya proses penggilingan kedelai menjadi bubur, bersifat asam akibat penambahan asam saat penggumpalan tahu, dan berbau. Limbah cair tahu dapat diuraikan oleh mikroorganisme air, namun hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air dan menimbulkan dampak terhadap ekosistem dan lingkungan sehingga masih membutuhkan metode pengolahan yang lebih efektif.
Penelitian ini mengombinasikan ultrafiltrasi membran polisulfon dan osmosis balik dengan pretreatment berupa proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan tawas. Proses koagulasi-flokulasi dilakukan dengan variasi dosis koagulan 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, dan 800 ppm, proses ultrafiltrasi dengan variasi tekanan umpan 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, dan 2 bar, sedangkan osmosis balik dilakukan dengan variasi tekanan umpan 4 bar, 5 bar, dan 6 bar. Limbah cair tahu memiliki karakteristik pH 3-5, TSS 600-1200 mg/L, kekeruhan 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, dan BOD 4600 mg/L.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulasi-flokulasi yang optimal terjadi pada dosis tawas 300 ppm dengan hasil penyisihan TSS sebesar 82%, ultrafiltrasi optimal terjadi pada tekanan 0,5 bar dengan penyisihan TSS 93,6%, TDS 88%, kekeruhan 92,4%, dan COD 95,1%, serta osmosis balik optimal terjadi pada tekanan umpan dengan penyisihan TSS 100%, TDS 99%, kekeruhan 100%, dan COD 98,8%, di mana persentase penyisihan BOD total adalah 99,6%.

Tofu industry in Indonesia produces wastewater as its byproduct, which forms emulsion and more concentrated than tempeh wastewater as a result of soybean grinding process to form solid soy pulp, morevover it has acidic properties for its coagulation process with acid coagulant. Tofu wastewater can be degraded by water microorganism with reducing dissolved oxygen level in water as a drawback, and eventually impacts the environment.
This study aims to process tofu wastewater by combining ultrafiltration by polysulfone membrane and reverse osmosis with coagulation-flocculation by aluminum sulfate as pretreatment. Coagulation-flocculation was conducted with coagulant dose of 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, and 800 ppm, while ultrafiltration was conducted with feed pressure variation of 0,5 bar, 1 bar, 1,5 bar, and 2 bars, and reverse osmosis was conducted with feed pressure variation of 4 bars, 5 bars, and 6 bars. Tofu wastewater feed has characteristics of pH value of 3-4, TSS 600-1200 mg/L, turbidity 800-1400 FAU, TDS 1200-1600 mg/L, COD 5000-8000 mg/L, and BOD 4600 mg/L.
Experimental result showed that optimum coagulation-flocculation occured at aluminum sulfate dose of 300 ppm with TSS rejection  of 82%, optimum ultrafiltration occured at 0,5 bar feed pressure with rejection value of TSS 93,6%, TDS 88%, turbidity 92,4%, and COD 95,1%, as well as optimum reverse osmosis occured at 6 bars feed pressure with rejection value of TSS 100%, TDS 99%, turbidity 100%, and COD 98,8%, where overall BOD rejection was 99,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofi Rahmawati Azzah Rawaani Samputra
"Air tanah merupakan salah satu sumber air minum bagi masyarakat, namun akibat sering ditemukan mengandung zat-zat pencemar (seperti besi, mangan, amonia dan Linear Alkylbenzene Sulfonate/LAS) menyebabkan masyarakat yang mengkonsumsi air tanah tersebut akan mengalami gangguan kesehatan. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi untuk dapat menyisihkan zat-zat pencemar di dalam air tanah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengolah air tanah adalah dengan proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran keramik. Proses oksidasi lanjut dalam penelitian ini menggunakan gabungan ozonasi dan kavitasi hidrodinamik untuk menghasilkan radikal hidroksida yang merupakan oksidator kuat yang mampu menguraikan senyawa organik maupun anorganik bersifat racun dan sulit terurai di dalam air. Sedangkan proses filtrasinya menggunakan membran mikrofiltrasi berbahan keramik dimana bahan membran tersebut bersifat sangat stabil secara kimiawi, suhu, dan mekanis.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses oksidasi lanjut dan filtrasi membran keramik cukup efektif dalam menyisihkan besi dan LAS, namun tidak cukup efektif dalam menyisihkan mangan dan amonia. Persentase penyisihan bahan pencemar besi, mangan, amonia dan LAS secara terpisah masing-masing sebesar 99,78%, 26,21%, 3,73% dan 80,52%. Sedangkan untuk penyisihan bahan pencemar yang dicampur didapatkan persentase penyisihan untuk besi sebesar 99,36 %, mangan 21,55 %, amonia 2,89 % dan LAS 80,1 %, dimana penyisihan antara bahan pencemar yang terpisah dan tercampur menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Ground water is one source of drinking water for communities, but often found contaminant substances in it (such as iron, manganese, ammonia and Linear Alkylbenzene sulfonate/LAS), causing people who consume the groundwater will getting health problems. Therefore we need a technology to be able to removal a contaminant substances in the groundwater. One of the methods to treat ground water of iron, manganese, ammonia and linear alkylbenzene sulfonate compounds is by advanced oxidation process and ceramics membrane filtration. Advanced oxidation process in this research uses a combination ozone/ cavitation hydrodynamicto produce hydroxide radicals which is a strong oxidant that can destroy the organic and inorganic compounds are toxic and difficult to break down in the water. Process filtration uses a membrane made from ceramic which is very stable chemically, temperature, and mechanical.
From this research, it was found that advanced oxidation processes and ceramic membrane filtration can be effective for remove iron and LAS, but uneffective for remove manganese and ammonia in ground water. Respectively, percentage of removal for separate contaminants : iron, manganese, ammonia and LAS are 99.78%, 26.21%, 3.73% and 80.52%. For mixed pollutants, percentage removal iron are 99.36%, 21.55% manganese, 2.89% ammonia and 80.1% LAS, where percentage removal separate and mixed contaminants are not much different.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T28321
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Riva Ariella
"Ultrapure water merupakan air yang digunakan pada unit khusus di rumah sakit, seperti unit laboratorium dan unit hemodialisis, dengan standar kualitas yang diterapkan lebih ketat dibandingkan air minum. Dalam kaitannya dengan pengolahan ultrapure water, membran filtrasi merupakan metode yang paling banyak digunakan menghilangkan partikulat sampai ukuran nano dan lebih efektif apabila dibandingkan dengan teknologi konvensional. Teknologi pre-treatment tepat guna harus dilakukan untuk menjaga efektivitas Instalasi Ultrapure Water untuk operasi yang berkelanjutan. Optimalisasi proses dapat dilakukan dengan kombinasi hybrid menggunakan Activated Carbon (AC) komersial berbahan dasar tempurung kelapa/batubara dan membran ultrafiltrasi keramik yang memiliki keunggulan tahan terhadap fouling. Proses hybrid ini menggunakan karbon aktif bubuk tempurung kelapa dan di pre-coat permukaan membran keramik flat sheet skala lab luas permukaan 13,1 cm2, ukuran pori 10 – 20 nm dengan sistem batch selama 1 jam. Pada penelitian ini mengamati proses adsorpsi single, filtrasi membran keramik dan hybrid PAC/Membran Keramik UF dengan pre-coat dengan menggunakan kedua matriks air yaitu air tanah dan air PAM. Kombinasi PAC/Ceramic UF pada air tanah efektif menyisihkan kekeruhan, logam besi, TDS, senyawa organik, dan sisa klor dengan efisiensi penyisihan secara berturut-turut sebesar 53,8%; 78,57%; 2,56%; 47,5%; dan 8,33%. Sementara itu, kombinasi PAC/Ceramic UF pada air PAM efektif menyisihkan kekeruhan, logam besi, TDS, senyawa organik, dan sisa klor dengan efisiensi penyisihan secara berturut-turut sebesar 51,2%; 71,43%; 6,29%; 81,87%; 75%.

Ultrapure water is used in specialized units in hospitals, such as laboratory units and hemodialysis units, with quality standards that are stricter than those for drinking water.In the processing of ultra-pure water, membrane filtration is the most widely used method of removing particles to nanosize and is more effective when compared to conventional technology. Proper pre-treatment technology must be used to maintain the efficiency of the ultrapure water installation for sustainable operation. The process can be optimized with a combination of a commercial activated carbon (AC) base of coconut or coal and a ceramic ultrafiltration membrane that has the advantage of fouling resistance. The hybrid process uses coconut-coated activated carbon powder on a pre-coated surface of a ceramic membrane flat sheet of laboratory surface scale of 13.1 cm2, 10–20 nm porous size, with a batch system for 1 hour. This study investigated single adsorption with powder activated carbon (PAC), single filtration ceramic membrane UF and and hybrid PAC/Ceramic Membrane UF with precoat using both groundwater and PAM water matrices. The combination between PAC and Ceramic UF in groundwater effectively removes hardness, metal, TDS, organic compounds, and chlorine residues with a sequential cleaning efficiency of 53,8%; 78,5%; 2,56%; 47,5%; and 8.33%. Meanwhile, the combination PAC/Ceramic UF with PAM Water effectively removes hardness, metal, TDS, organic compounds, and chlorine residues with a sequential cleaning efficiency of 51,2%; 71,43%; 6,29%; 81,87%; 75%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Firmansyah
"Penyisihan bahan kimia berbahaya dari limbah cair dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan filtrasi membran. Masalah utama pada filtrasi membran adalah sering terjadinya fouling. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan proses pretreatment dengan ozonasi. Dari hasil identifikasi laju reaksi penyisihan terhadap data-data penelitian sebelumnya, dengan metode pendekatan hukum pangkat sederhana, didapatkan bahwa nilai konstanta laju reaksi penyisihan dengan proses gabungan ozonasi dan filtrasi membran pada tingkat 1 sampai tingkat 3 masing - masing sebesar: 3 x 108/M2.s, 1,5 x 109/M2.s, dan 2 x 109/M2.s untuk timbal; 4,19 x 104/M2.s, 3 x 10-8 M/s, dan 5 x 106/M2.s untuk tembaga; 3 x 10-8 M/s, 3,486/M2.s, dan 2,8315/M2.s untuk amonia; serta 7,7 x 104/M2.s, 5,6 x 10-2/M0.5.s, dan 0,11/M0,5.s untuk linier alkil benzen sulfonat.

Degradation of hazardous chemicals from the wastewater can be done in various ways, one of them is by using membrane filtration. The main problem in membrane filtration is a frequent occurrence of fouling. To overcome this can be done by using apretreatment process with ozonasi. From the results of the identification of degradation rate of previous research data, with a simple power - law approach, it was found that the degradation rate constant value with a ozonation and membrane filtration hybrid process at level 1 to level 3, each for: 3 x 108/M2.s, 1.5 x 109/M2.s, and 2 x 109/M2.s for lead; 4.19 x 104/M2.s, 3 x 10-8 M/s, and 5 x 106/M2.s for copper; 3 x 10-8 M/s, 3.486/M0.5.s, and 2.8315/M2.s for ammonia; and 7.7 × 104/M2.s, 5.6 x 10-2/M0.5.s, and 0.11/M0.5.s for linear alkyl benzene sulfonate. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S896
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Zeta
"DKI Jakarta merupakan kota metropolitan dengan kepadatan penduduk dan timbulan volume air limbah domestik yang tinggi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Krukut merupakan perwujudan dari pengolahan air limbah terpusat skala perkotaan yang digunakan di Jakarta. Air limbah domestik yang tidak terolah dengan baik dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang akan menjelaskan mengenai metode pengumpulan limbah, volume limbah, kualitas limbah, metode pengolahan, dan efektivitas pengolahan di IPAL Krukut pada periode bulan Mei 2022 sampai dengan bulan Mei 2023. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan rumus efektivitas oleh Spellman. Air limbah domestik dialirkan dari penghasil ke IPAL Krukut menggunakan sistem jaringan perpipaan. Metode pengolahan dilakukan melalui inlet chanel, moving bed biofilm reactor, koagulasi flokulasi, high rate clarifier, disinfeksi, dan filtrasi sand carbon filter. Rerata volume air limbah yang diolah oleh IPAL Krukut sebesar 6.979 m3 air limbah domestik setiap harinya yang berasal dari bangunan rumah tangga, niaga kecil, niaga besar, bangunan sosial, dan industri. Sebagian besar hasil effluent IPAL Krukut sudah memenuhi baku mutu yang berlaku dan IPAL Krukut sudah efektif dalam mengurangi kadar pencemar pada air limbah domestik di DKI Jakarta.

DKI Jakarta is a metropolitan city with a high population density and generation of domestic wastewater. The Krukut Wastewater Treatment Plant (WWTP) is an embodiment of the urban-scale wastewater treatment used in Jakarta. Domestic wastewater that is not treated properly can pollute the environment and cause various environmental and public health problems. This study uses a descriptive design that will explain the wastewater collection method, wastewater volume, wastewater quality, processing method, and treatment effectiveness at the Krukut WWTP in the period from May 2022 to May 2023. Quantitative analysis was carried out using the effectiveness formula by Spellman. Domestic wastewater is channeled from the producer to the Krukut WWTP using a pipe network system. Processing methods are carried out through inlet channels, moving bed biofilm reactors, flocculation coagulation, high rate clarifiers, disinfection, and carbon filter sand filtration. The average volume of wastewater treated by Krukut WWTP is 6,979 m3 of domestic wastewater every day, originating from household buildings, small businesses, large businesses, social buildings, and industries. Most of the Krukut WWTP effluent has met the applicable quality standards and the Krukut WWTP has been effective in reducing pollutant levels in domestic wastewater in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>