Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Alfaruqi Abdurrahman
"Tanah lunak merupakan salah satu jenis tanah yang sering kali menimbulkan permasalahan jika tidak dilakukan perencanaan yang baik. Salah satu alternatif untuk meningkatkan daya dukung tanah lunak adalah dengan memanfaatkan material bambu sebagai cerucuk dan matras pada pondasi struktur bangunan. Material bambu memiliki keunggulan yaitu jumlah yang melimpah, murah, umur panen singkat, ramah lingkungan, gaya buoyancy yang dapat dioptimalkan. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan penurunan tanah antara metode analitis, elemen hingga dengan pengamatan instrumentasi lapangan pada suatu bangunan dermaga di tepi sungai Kapuas, Pontianak yang memanfaatkan cerucuk matras bambu sebagai perkuatan struktur pondasinya. Deposit tanah pada lokasi tersebut didominasi oleh tanah lunak hingga ketebalan 28 m dengan muka air tanah yang dangkal. Analisis penurunan dilakukan menggunakan metode analitis dan metode elemen hingga. Konstruksi struktur revetment dibuat secara bertahap mengikuti hasil observasi alat instrumentasi lapangan. Pada metode analitis penurunan elastis tanah dimodelkan sebagai material elastik sedangkan pada perhitungan penurunan konsolidasi menggunakan teori konsolidasi 1 dimensi. Pada analisis elemen hingga, lapisan tanah dimodelkan sebagai Mohr-Coulomb. Cerucuk bambu dimodelkan sebagai elastic-plastic spring. Matras bambu dimodelkan elastic beams. Dari hasil observasi instrumentasi dan perhitungan metode analitis dan elemen hingga didapatkan bahwa bangunan revetment dengan struktur cerucuk matras bambu memberikan kestabilan dari kelongsoran dan kegagalan daya dukung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bambu sebagai struktur cerucuk dan matras untuk perkuatan tanah lunak dapat dilakukan dan mampu memberikan tambahan daya dukung untuk tanah lunak.

Soft soil is one type of soil that often causes problems if proper planning is not carried out. An alternative method to improve the bearing capacity of soft soil is by utilizing bamboo materials as piles and mattress in the foundation of a building structure. Bamboo material is chosen because of its advantages such as abundance, affordability, short harvesting period, environmental friendly, and buoyancy optimization. In this study, a comparison of settlement was conducted between analytical method, finite element method, and field instrumentation observations on a wharf structure along the Kapuas River in Pontianak, which utilizes bamboo mattress piles as soil reinforcement. The soil deposit at the site is predominantly soft soil up to 28 m for the thickness with shallow groundwater levels. Settlement analyses were performed using analytical method and finite element method. The construction of the revetment structure was done gradually following observations from instrumentation. In the calculation of elastic settlement using analytical methods, the soil is modelled as an elastic material whereas in the calculation of consolidation settlement the soil is modelled using one dimensional consolidation theory. In the finite element method, the soil layers were modelled as Mohr-Coulomb materials. Bamboo piles were modelled as elastic-plastic springs, while bamboo mattress were modelled as elastic beams. From the instrumentation observations and analytical and finite element method, it was found that the revetment structure with bamboo pile and mattress provided stability against sliding and failure of bearing capacity. Thus, it can be concluded that the use of bamboo as piles and mattresses for reinforcing soft soil can be carried out and provides additional support for soft soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Colin J.F.P.
London: Butterworth; Thomas Telford, 1985
624.151 63 JON e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Soil stabilization has been used for an extensive period . Various soil properties can be improved or altered by soil stabilization. There are several techniques available by which soil properties like strength, workability, permeability and volome changes can be improved or altered..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Azhar
"Telah dilakukan penelitian stabilisasi tanah dasar-yang berkadar air tinggi, menggunakan clean set cement sebagai bahan pencampur.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi per-baikan sifat fisis tanah, dan peningkatan daya dukung/kekutan tanah setelah dicampur dengan clean set cement dalam porsentase perbandingan taerat 3,5%; 7,0%; dan 10,5 %, serta di peram dalatn waktu 0 hari, 3 hari dan 7 hari.
Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa penggunaan clean set cement merupakan sal ah satu alter-natif untuk perbaikan tanah dasar."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Sofyan Arifin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23280
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam menunjang pembangunan salah satu infra struktur pada pembangunan jangka panjang II, pembangunan jalan raya termasuk salah satu unsur penting dalam persiapan menuju tahap tinggal landas bagi bangsa Indonesia. Pembangunan jalan raya diatas tanah dasar masih termasuk pilihan yang paling murah bila dibandingkan dengan jalan layang yang memerlukan biaya mahal. Tanah dasar merupakan bagian penting dari kontruksi jalan karena tanah ini mendukung seluruh kontruksi jalan beserta muatan lalu lintas diatasnya. Tanah dasar menentukan mahal tidaknya pembangunan jalan tersebut karena kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan. Tanah dasar dalam keadaan asli merupakan suatu bahan yang kompleks dan sangat bervariasi kandungan mineralnya, Pembangunan jalan raya tidak selalu berada diatas tanah dasar yang relatif baik, ada kemungkinan dibuat diatas tanah yang kurang baik. Akibatnya, tanah tersebut tidak dapat langsung dipakai sebagai lapisan dasar (subgrade). Oleh karena itu tanah dasar perlu dipersiapkan secara baik antara lain dengan perbaikan tanah. Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang ada. Pada prinsipnya stabilisasi tanah merupakan suatu penyusunan kembali butir-butir tanah agar lebih rapat dan saling mengunci. Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah banyak dilakukan stabilisasi tanah dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini dilakukan stabilisasi dengan bahan kimia GEOSTA-A, Clean Set Cement Type CS-10, Consolide C444, Supercement dan Borresperse CA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan kimia yang digunakan terhadap sifat-sifat tanah. Selain itu untuk mengetahui pengaruh bahan tersebut terhadap kekuatan tanah dasar. Tanah yang akan di teliti adalah tanah sensitif pada lapisan yang tidak dalam dan tanah gambut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
"Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Dalam menunjang pembangunan salah satu infra stuktur pada pembangunan jangka panjang II, pembangunan jalan raya termasuk salah satu unsur panting dalam persiapan menuju tahap tinggal landas bagi bangsa Indonesia. Pembangunan jalan raya diatas tanah dasar masih termasuk pilihan yang paling murah bila dibandingkan dengan jalan layang yang memerlukan biaya mahal.
Tanah dasar merupakan bagian penting dari kontruksi jalan karena tanah ini mendukung seluruh kontruksi jalan beserta muatan lalu lintas diatasnya. Tanah dasar menentukan mahal tidaknya pembangunan jalan tersebut karena kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan. Tanah dasar dalam keadaan asli merupakan suatu bahan yang kompleks dan sangat bervariasi kandungan mineralnya. Pembangunan jalan raya tidak selalu berada diatas tanah dasar yang relatif baik, ada kemungkinan dibuat diatas tanah yang kurang baik. Akibatnya, tanah tersebut tidak dapat langsung dipakai sebagai lapisan dasar (subgrade). Oleh karena itu tanah dasar perlu dipersiapkan secara baik antara lain dengan perbaikan tanah. Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat tanah yang ada. Pada prinsipnya stabilisasi tanah merupakan suatu penyusunan kembali butir-butir tanah agar lebih rapat dan saling mengunci. Dengan kemajuan tehnologi saat ini sudah banyak dilakukan stabilisasi tanah dengan berbagai cara. Dalam penelitian ini dilakukan stabilisasi dengan bahan kimia, seperti geosta, Sistem Consolid, Fascrete.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan kimia yang digunakan terhadap sifat-sifat tanah."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Deks Sazha Salsabil
"Salah satu permasalahan yang terjadi akibat kompleksitas tanah adalah pergeseran pada lereng Jembatan Cisomang yang berada pada Jalan Tol Purbaleunyi KM 100 700 Cikampek-Padalarang. Peninjauan yang dilakukan oleh Pusjatan menunjukkan adanya pergeseran/deformasi lateral lereng sebesar 57,02 cm yang dapat menyebabkan keruntuhan/kegagalan struktur jembatan. Hal ini diduga karena adanya degradasi kekuatan dari jenis tanah clayshale akibat infiltrasi air Sungai Cisomang. Clayshale adalah jenis tanah yang sangat sensitif dan kompleks akibat kandungan montmorillonite didalamnya. Sehingga memiliki karakter kembang susut yang besar akibat perubahan kadar air yang ada.
Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh perkuatan lereng dengan metode penambahan borepile sebagai dinding penahan tanah. Selain itu juga dilakukan analisis balik terkait kondisi struktural pondasi eksisting dari Jembatan Cisomang, khususnya pada titik P2, akibat deformasi yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi metode elemen hingga finite element method dalam menyimulasikan kondisi tanah yang ada.
Hasil analisis didapatkan bahwa dengan beberapa variasi penambahan borepile sebagai perkuatan lereng, dapat mengurangi deformasi lateral yang terjadi. Hasil lainnya yang didapatkan adalah, banyak pondasi eksisting terutama di titik P2 jembatan yang telah mengalami kegagalan/keruntuhan struktur akibat deformasi lateral. Dari hal tersebut maka diperlukan perkuatan lereng Jembatan Cisomang serta analisis lebih lanjut terkait perbaikan pondasi eksisting.

One of the problem caused by the complexity of soil is the deformation of Cisomang Bridge rsquo s slope on Purbaleunyi Highway KM 100 700 Cikampek Padalarang. The observation done by Pusjatan stated there is 57,02 cm lateral deformation happened that can cause structural failure of the bridge. This is happened because there is soil strength reduction of the clayshale caused by infiltration of water from Cisomang river. Clayshale is one of the sensitive and complex kind of soil because of montmorillonite mineral inside. So this kind of soil has big shrinkage characteristic based on change of the water content.
Because of that, this research analyze the influence of reinforced slope by bore pile as retaining wall. Furthermore, this also analyze the structural condition of existing foundation of the bridge, especially on P2 point. This research is done by 3 dimensional modelling of finite element method to simulate the condition of the soil.
The analysis result is, from some variation of the bore pile as retaining wall, can decrease the lateral deformation happened. In addition, it is also obtained that a lot of existing foundations on P2 point that have structural failure because of the lateral deformation. According to those analyses, it is necessary to reinforce the slope of Cisomang Bridge, and also it is needed to have further analysis of the existing foundation reparation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Astrini Wijayanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41153
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pustika Apsari
"

Skripsi ini bertujuan untuk memberikan tinjauan tentang bagaimana menggunakan bambu sebagai material ramah lingkungan, dalam rangka untuk mengidentifikasi penggunaannya sebagai elemen struktur pada arsitektur. Relevansi penggunaan bambu dalam bangunan arsitektur di daerah tropis dapat diidentifikasi dengan mengkaji sifat dari material tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini berasal dari ulasan literatur, dengan meneliti teori tentang bambu sebagai struktur, potensi bambu, dan definisi mengenai elemen struktural pada bangunan di daerah beriklim tropis, serta tinjauan studi kasus bangunan di daerah beriklim tropis. Beberapa aspek yang ditinjau, yaitu kemampuan material struktur menahan beban, ketahanan material bangunan, dan fleksibilitas material pada bangunan. Berdasarkan hasil tinjauan, didapatkan bahwa material bambu masih relevan ketika digunakan sebagai elemen struktural pada bangunan di iklim tropis. Bambu mampu digunakan sebagai struktur melengkung dan digunakan sebagai struktur kolom – balok. Kemudian, bambu dapat digunakan sebagai elemen yang membutuhkan fleksibilitas material pada bangunan, seperti pada struktur melengkung, panel precast, dan struktur funicular. Yang mana bambu mampu mengakomodasi kelengkungan pada struktur, dapat digunakan sebagai Bamboo Reinforced Concrete, serta dapat digunakan sebagai campuran beton atau Bamboo Fiber Reinforced Concrete (BFRC) agar lebih lentur dan tidak mudah retak. Dan untuk menjaga ketahanan bambu diperlukan proses pengawetan yang efektif, antara lain dengan metode Simple sap displacement technique atau Modified Boucherie technique, yang kemudian diberikan finishing touchwood coating. Selain dengan pengawetan, untuk menjaga ketahanan bambu, dapat dilakukan dengan pemilihan desain yang tepat, yaitu desain dengan overhang, konsep open plan, optimalisasi penghawaan dan pencahayaan alami, serta menggunakan pondasi batu kali dan pijakan beton pada kolom bambu.


This thesis aims to provide an overview of how to use bamboo as an environmentally friendly material in order to identify its use as a structural element of architecture. The relevance of bamboo used in architectural buildings in tropical areas can be identified by examining the properties of the material. The data collection method used in this thesis is derived from the review of the literature, by examining the theory of bamboo as the structure, potential of bamboo, and the definition of structural elements on buildings in tropical climates, as well as an overview of the case study of buildings in the tropical climate region. Some aspects are reviewed, namely the ability of structure material withstand the burden, durability of building materials, and material flexibility in buildings. Based on the results of the review, the bamboo material is still relevant when used as a structural element of buildings in tropical climates. Bamboo is able to be used as a curved structure and used as a column structure – beams. bamboo can be used as elements requiring material flexibility in buildings, such as the curved structure, precast panels, and the funicular structure. Moreover, bamboo is able to accommodate the curvature of the structure, can be used as a Bamboo Reinforced Concrete, and can be used as a mixture of concrete or Bamboo Fiber Reinforced Concrete (BFRC) to be more flexible and not easy to crack. And to keep the bamboo endurance is required effective preservation process, namely by the method Simple sap displacement technique or Modified Boucherie technique, which is then given the finishing touchwood coating. In addition, to maintain the durability of bamboo can be done with the right design selection, namely the design with an overhang, the concept of open plan, the optimization of the natural ventilation and lighting, and by using the foundation of the Riverstone and concrete footing in the bamboo column.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>