Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Diah Rosa Ekawati
"Dalam langkah transisi energi, gas hidrogen menjadi salah satu senyawa penting yang berpotensi sebagai bahan bakar dan bahan baku proses industri. Kajian tesis ini akan menganalisis konsumsi energi spesifik dari proses steam reforming dan elektrolisis dalam memproduksi gas hidrogen dengan menentukan kemurnian gas hydrogen >90%. Metode yang dilakukan yaitu menyusun model flowsheet dan simulasi proses produksi gas hidrogen menggunakan software simulasi Aspen HYSYS. Untuk melakukan simulasi, variabel yang digunakan pada proses steam reforming yaitu komposisi umpan metana 85,78, 90, 95, dan 100 %mol. Selain itu juga divariasikan laju alir produksi gas hidrogen dengan rentang 3000 - 12000 lb/hr. Untuk laju alir produksi gas hidrogen yang sama, pada proses elektrolisis akan divariasikan komposisi umpan brinewater 10, 15, 20, dan 25 %wt NaCl. Hasil yang diperoleh yaitu proses elektrolisis memiliki konsumsi energi spesifik 0,214-0,256 (106 Btu/lb) dan konsumsi energi spesifik pada steam reforming yaitu 0,084-0,107 (106 Btu/lb). Konsumsi energi spesifik elektrolisis lebih besar karena energi yang dibutuhkan untuk memecah molekul air yang kuat hanya mengandalkan listrik konvensional yang berasal pemerintah. Primary reformer dan electrolyzer adalah alat yang paling banyak mengonsumsi energi. Dari segi ekonomi, dibandingan nilai investasi CAPEX (Capital Expenditure) dan OPEX (Operational Expenditure) untuk masingmasing proses. Untuk produksi gas hidrogen menggunakan teknologi steam reforming nilai CAPEX sebesar USD 215.731.465 dan OPEX USD 1.723.279/tahun dan nilai investasi pada proses elektrolisis sebesar CAPEX USD 127.045.825 dan OPEX USD 180.408.705/tahun.

In the energy transition phase, hydrogen gas has become a key compound with potential as both a fuel and a raw material for industrial processes. This thesis study analyzes the specific energy consumption of the steam reforming and electrolysis processes in producing hydrogen gas, aiming for a hydrogen gas purity of >90%. The method involves developing a flowsheet model and simulating the hydrogen gas production process using Aspen HYSYS simulation software. For the simulation, the variables used in the steam reforming process include methane feed compositions of 85.78, 90, 95, and 100 mol%. Additionally, the hydrogen gas production rates are varied at 3000, 6000, 9000, and 12000 lb/hr. For the same hydrogen gas production rates, the electrolysis process will vary the brine water feed compositions at 10, 15, 20, and 25 wt% NaCl. The results showed that the electrolysis process has a specific energy consumption of 0.214-0.256 (106 Btu/lb) and the steam reforming process has a specific energy consumption of 0.084-0.107 (106 Btu/lb). The specific energy consumption of electrolysis is higher because the energy required to break the strong water molecules relies solely on conventional electricity from the government. The primary reformer and electrolyzer are the most energy-consuming equipment. Economically, the investment for hydrogen gas production using steam reforming technology is CAPEX USD 215,731,465 and OPEX USD 1,723,279 per year and for electrolysis is CAPEX USD 127,045,825 and OPEX USD 180,408,705 per year."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darrell Sanjaya
"Hidrogen merupakan salah satu bahan bakar yang diusulkan sebagai energi karena memiliki sifat ramah lingkungan serta memiliki kapasitas penyimpanan energi tinggi (143 MJ/kg). Hidrogen dapat diproduksi melalui proses elektrolisis sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan proses steam methane reforming (SMR). Pada dasarnya, elektrolisis larutan NaCl memiliki prinsip mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi energi dalam konversi ini adalah bahan dan geometri elektroda, konsentrasi larutan, pola alir larutan, serta elektron transfer pada permukaan. Untuk memastikan transfer elektron maksimal, tipe aliran yang digunakan adalah elektrolisis kontinyu. Dalam hal ini, larutan yang digunakan adalah larutan NaCl pada konsentrasi 1M dan 2M. Selain itu, terdapat variasi ukuran mesh, yakni 30; 40; 60; 80; dan 100, dengan variasi arus listrik pada 3A dan 5A. Bahan elektroda yang digunakan adalah lembaran Stainless Steel (SS316) yang digulung sehingga membentuk elektroda sirkular. Didapatkan hasil laju produksi gas hidrogen tertinggi pada 2 gulung mesh untuk konsentrasi 2M hingga 40mL/s dibandingkan dengan 1 gulung mesh yang hanya 35mL/s. Efisiensi energi tertinggi didapat pada mesh 60 (35,7%), disusul dengan mesh 80 (29,8%). Pada mesh 100 terdapat penurunan efisiensi (27,9%). Hal ini diakibatkan karena pembentukkan senyawa Fe yang mengendap pada permukaan aktif elektroda.

Hydrogen is proposed as a fuel source due to its high energy storage capacity (143 MJ/kg).Although commonly produced through steam methane reforming, production through electrolysis is more evironmentally friendly. The electrolysis of NaCl solution has a principle of turning electrical into chemical energy in the form of hydrogen gas. Several factors that influence the efficiency energy of this conversion is the raw material, electrode geometry, solution concentration, solution flow pattern, and electron transfer on the surface. To ensure maximum surface reaction, the type of flow used is continuous electrolysis. Several variations made in this research include concentration of 1M and 2M, mesh sizes of 30; 40; 60; 80; and 100, and electric current variations at 3A and 5A. The electrodes utilized are made of Stainless Steel (SS316) wrapped to form a circular electrode. The results indicates that the flow rate of hydrogen is highest at 2 layers of mesh reaching up to 40mL/s compared to 1 layer of mesh at only 35mL/s. The highest energy efficiency is obtained at 60 mesh (35,7%), followed by mesh 80 (29,8%). At 100 mesh, there is a decline of energy efficiency (27,9%). This is due to the formation of Fe which deposits at the active surface of the electrode."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arandityo Narutomo
"ABSTRAK
Elektrolisis adalah suatu proses penguraian senyawa air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gas hidrogen hasil elektrolisis air diharapkan mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja motor bakar 4 langkah. Gas hidrogen hasil elektrolisis air tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar tambahan sehingga penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat dikurangi. Penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas pembakaran di dalam ruang bakar sehingga emisi gas buang yang dihasilkan menjadi lebih baik. Pemasukan gas hidrogen ke dalam ruang bakar juga merupakan faktor yang vital untuk memperbaiki kinerja motor bakar. Pemasukan gas hidrogen dilakukan baik menggunakan injektor hidrogen maupun mixer hidrogen. Hasil pengujian secara eksperimental kemudian divalidasi menggunakan sumber referensi yang didapat dari jurnal yang berkaitan dengan topic penelitian yang dilakukan. Validasi dilakukan untuk menjelaskan dan menjawab fenomena yang terjadi terhadap hasil eksperimen yang telah dilakukan sehingga dapat dilihat trend yang terjadi sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan.

ABSTRACT
Electrolysis is a process that can break chemical bonding of water into hydrogen and oxygen. Hydrogen, the result of electrolysis process, is expected giving positive impact in 4 stroke combustion engine performance. Hydrogen from electrolysis process can be used as additive fuel so it can reduce fossil fuel utilization. Hydrogen utilization is also expected improving combustion quality in combustion chamber so exhaust emission is better. Hydrogen injection to combustion chamber is the important factor to improve 4 stroke engine performance. Hydrogen injection uses either hydrogen injector or hydrogen mixer so hydrogen flow can be entered into intake manifold. Then the experimental results will be validated using international journal and the other references. Validation is important to explain the phenomena in combustion chamber based on experimental data after hydrogen addition so that can be analysed and the conclusion can be drawn.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T31331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Septian Hogantara
"Gas hidrogen merupakan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan karena proses pembakarannya yang tidak menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Di sisi lain, kebutuhan oksigen untuk menangani pasien khusus harus tersedia secara instan. Ketersediaan gas hidrogen harus diproduksi dengan teknologi yang cukup rumit seperti steam reforming, sedangkan produksi oksigen harus menggunakan teknologi yang sangat kompleks yakni teknologi kriogenik. Penelitian ini berupaya memberikan solusi yang sederhana dan mudah dioperasikan untuk memproduksi gas H2 maupun O2 melalui reaksi elektrolisis larutan KOH menggunakan metode elektroda unggun tetap yang tersusun atas stainless steel ball. Rancangan unggun tetap dengan berat unggun 300 gram didapatkan luas permukaan sebesar 362 cm2, tinggi unggun 3,05 cm, yang tersusun atas 286 stainless steel ball ukuran diameter 0,635 cm/ball. Terdapat tiga buah variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu tegangan listrik (3, 3,5, 4, 4,5, dan 5 V), laju alir sirkulasi elektrolit (100, 200, 300, 400, 500 mL/menit), dan kadar KOH (1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% W/W). Hasil percobaan menunjukkan kondisi optimum diperoleh pada tegangan 3 V, laju alir sirkulasi elektrolit 500 mL/menit, dan kadar KOH 3% didapatkan produktivitas gas hidrogen sebesar 0,813 mL/s dan oksigen sebesar 0,409 mL/s serta efisiensi energi sebesar 49,75%
Hydrogen gas is a green fuel that is environmentally friendly because the combustion process does not produce carbon dioxide (CO2) gas. On the other hand, oxygen requirements for treating special patients must be available instantly. The availability of hydrogen gas must be produced with a complicated technology such as steam reforming, while the production of oxygen must use a very complex technology, namely cryogenic technology. This study seeks to provide a simple and easy-to-operate solution to produce H2 and O2 gas through the electrolysis reaction of KOH solution using a fixed bed electrode method composed of stainless steel ball. The fixed bed design with a bed weight of 300 grams obtained a surface area of 362 cm2, a bed height of 3,05 cm, which was composed of 286 stainless steel balls with a diameter of 0,635 cm/ball. There are three variations carried out in this study, namely the electric voltage (3, 3,5, 4, 4,5, and 5 V), the circulation rate of the electrolyte solution (100, 200, 300, 400, 500 mL/minute), and KOH content (1%, 2%, 3%, 4%, and 5% W/W). The experimental results showed that the optimum conditions were obtained at a voltage of 3 V, a circulation rate of 500 mL/minute of electrolyte solution, and a 3% KOH level. The productivity of hydrogen gas was 0,813 mL/s and oxygen was 0,409 mL/s and energy efficiency was 49,75%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nanda Faria
"Pengembangan pemanfaatan energi dari sumber energi terbarukan marak dilakukan sebagai bentuk dari gerakan menuju pemanfaatan energi rendah karbon di masa yang akan datang. Salah satu bentuk energi alternatif yang dikembangkan adalah hidrogen yang dihasilkan dengan proses elektrolisis air. Berbagai faktor perlu diperhatikan dalam pengembangan fasilitas produksi hidrogen salah satunya adalah faktor keselamatan, khususnya keselamatan proses. Pertimbangan faktor keselamatan proses adalah untuk melihat sejauh mana potensi kehilangan (losses) yang dapat terjadi jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan proses sehingga perlu dilakukan kajian terkait risiko keselamatan proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan lingkup fasilitas produksi hidrogen dengan proses alkaline electrolyzer. Metode yang dilakukan dalam studi ini adalah secara semi-quantitative dengan memanfaatkan penilaian risiko dengan teknik Hazard and Operablitity Study (HAZOP) serta Layer of Protection Analysis (LOPA). Hasil dari HAZOP dari skenario 22 causes dan 26 consequences pada 7 nodes menunjukkan bahwa keberadaan 29 safeguards dapat menurunkan risiko keselamatan proses pada operasi dari rentang low to very high risk menjadi low to medium risk sedangkan hasil dari 4 skenario LOPA menunjukkan bahwa tidak diperlukan penambahan lapisan proteksi dan sebagai kesimpulan fasilitas produksi hidrogen dapat dioperasikan dengan kategori risiko As Low As Reasonably Practicable (ALARP).

The development of energy use from renewable energy sources is widely carried out as a form of movement towards the use of low-carbon energy in the future. One form of alternative energy being developed is hydrogen which is produced by the electrolysis of water. Various factors need to be considered in the development of hydrogen production facilities, one of which is the safety factor, especially process safety. The consideration of process safety factors is to see the extent of potential losses that can occur in the event of an accident related to the process, so it is necessary to conduct a study related to process safety risks that will be carried out in this study with the scope of hydrogen production facilities with alkaline electrolyzer processes. The method used in this study is semi-quantitative by utilizing risk assessment using the Hazard and Operability Study (HAZOP) and Layer of Protection Analysis (LOPA) techniques. The results of HAZOP from 22 causes and 26 consequences scenarios at 7 nodes shows that the presence of 29 safeguards can reduce process safety risk in operation from low to very high risk to low to medium risk, while the results from 4 LOPA scenarios indicate that no additional layer of protection is required. The study conclude that the hydrogen production facility can be operated under the As Low As Reasonably Practicable (ALARP) risk category."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Yuniawati
"Pembentukan hidrogen pada proses elektrolisis plasma di sekitar katoda dipengaruhi oleh besarnya energi penguapan. Penggunaan selubung, meminimalkan pendinginan di fasa liquid dan memaksimalkan pendinginan di fasa gas menjadi parameter penting guna meningkatkan efisiensi proses produksi hidrogen. Memaksimalkan pendinginan pada fasa gas akan mengoptimalkan terbentuknya plasma pada katoda sehingga dapat menekan konsumsi energi hingga 50%. Energi yang digunakan akan lebih banyak untuk konversi dibandingkan evaporasi. Penggunaan selubung digunakan untuk melokalisasi panas yang dihasilkan oleh katoda dalam pembentukan plasma. Untuk itu, diperlukan modifikasi reaktor untuk meningkatkan efisiensi proses produksi hidrogen agar dapat menekan jumlah energi yang digunakan dan meningkatkan jumlah produk gas hidrogen. Pada karakterisasi arus dan tegangan, semakin tinggi konsentrasi larutan maka tegangan yang dibutuhkan untuk membentuk plasma akan semakin rendah. Semakin bertambahnya konsentrasi dan tegangan, maka laju produksi, komposisi, dan G (H2) juga meningkat dan dapat menekan konsumsi energi (Wr). Kondisi optimum yang diperoleh dari variasi penggunaan selubung adalah dengan menggunakan panjang selubung 5 cm pada kedalaman katoda 1 cm dibawah permukaan larutan. Untuk mencapai efisiensi proses produksi hidrogen, dapat dilakukan dengan penambahan aditif metanol. Hasil terbaik dari berbagai variasi yang dilakukan, dicapai saat menggunakan aditif metanol 15% volume pada 0,01 M NaOH dengan rasio gas hidrogen tertinggi hasil proses elektrolisis plasma dibandingkan Faraday dengan nilai G (H2) sebesar 151,88 mol/mol, konsumsi energi terendah yaitu 0,89 kJ/mmol, laju produksi hidrogen tertinggi yaitu 31,45 mmol/menit, dan komposisi hidrogen terbesar yaitu 78,6%.

Hydrogen generation of plasma electrolysis process around the cathode is affected by the amount of evaporation energy. Utilization of veil, minimizing cooling in liquid phase, and maximizing cooling in gas phase become important parameters to improve process efficiency of hydrogen production. Maximizing cooling on gas phase can optimize the plasma formed around the cathode that will decrease energy consumption until 50%. Conversion takes more energy than evaporation process. The utilization of veil is used to localize the heat produced by cathode of plasma generation. Therefore, an improvement of electrolysis plasma reactor modification is needed to improve process efficiency of hydrogen production, suppress the amount of energy consumption and improve the amount of hydrogen production. On the characterization of current and voltage, as the concentration gets higher, the voltage needed to form the plasma will be lower. As the concentration and voltage get increasing; the rate of production, composition, and G (H2) also gets increasing while the energy consumption (Wr) is reduced. The optimum conditions obtained from variations of veil is 5 cm of length, when the depth of cathode is 1 cm below the surface of solution. Achieving efficiency process of hydrogen production can be done by adding methanol. The best result is achieved using 15% volumes of methanol additive in 0.01 M NaOH with the highest hydrogen ratio plasma electrolysis process results compared with the Faraday electrolysis, G (H2) is 151,88 mol/mol, the lowest energy consumption is 0,89 kJ/mmol, the highest hydrogen production rate is 31,45 mmol/minute and the highest hydrogen composition is 78,6%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nizar
"Air yang dalam bahasa kimianya adalah H2O disusun oleh 1 molekul Oksigen dan 2 molekul hidrogen, kedua unsur tersebut jika dipisahkan menjadi gas hidrogen dan oksigen merupakan unsur yang ideal untuk pembakaran. Elektrolisa merupakan suatu teknik pemisahan air menjadi gas oksigen dan hidrogen.
Dalam tugas akhir ini akan dihitung seberapa besar efisiensi dari proses tersebut ditambah lagi bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan katalisator elektrolit asam, dalam percobaan ini digunakan KOH. Untuk menghitung seberapa besar efisiensi dan juga pengaruh dari persentasi KOH, kami menggunakan sebuah tabung reaktor dimana proses elektrolisa dilakukan. Tabung reaktor tersebut terdiri dari pelat-pelat yang terpisah-pisah dengan jarak yang telah ditentukan, yang dipasang berjajar dan saling bersilangan antara plat positif dan plat negatif dengan jumlah pelat yang dapat ditambah atau dikurangi. Tabung reaktor tersebut diisi oleh air yang kemudian dielektrolisa, dan dimonitor bagaimana kebutuhan energinya (arus, voltase), seiring dengan penambahan waktu dan juga kondisi keluarannya yaitu laju gas oksigen dan hidrogen serta perbedaan temperatur yang terjadi berbanding lurus dengan laju waktu.
Pengujian elektrolisa dilakukan dalam berbagai nilai molar KOH terhadap air. Seiring dengan membesarnya jumlah molar KOH hambatan elektrolisa yang terjadi semakin berkurang sehingga arus yang mengalir semakin besar, berbading lurus dengan volume gas yang dihasilkan. Didalam menghitung volume gas yang dihasilkan penulis menggunakan metode bubble growth, dimana dari perubahan bentuk bubble yang semakin membesar dapat diketahui laju pergerakan gas yang dihasilkan, kesimpulan dari perhitungan yang dilakukan, efisiensi dari proses elektrolisa setelah ditambah dengan konsentrasi KOH berkisar pada angka 17%. Lalu mengaplikasikan hasil gas hidrogen ini pada kendaraan (motor). Data terakhir diperoleh pengiritan rata-rata sebesar 8%.

H2O is the chemistry molecular bound the water form, which is build from 1 oxygen molecule and 2 hydrogen molecules, both molecule can be separate to became ideal gas for internal combusting as oxygen gas and hydrogen gas. Electrolysis is one of other method to separating chemically bonded. It separating chemically bonded elements and compounds by passing an electric current through them. It is using to separate water to become oxygen gas and hydrogen gas.
In this last report, we are going to calculate the efficiency from those processes as the effect acid catalyst added using KOH. To calculate the efficiency of the process and the effects of the catalyst, we conduct the electrolysis process using a reactor tube. The tube consists of several metal sheets, placed parallel in a positive - negative positive order with a predetermined space between sheets. The sheets can be added or reduced easily. The tube is then filled with water, and the electrolysis process starts. The energy needs (voltage, ampere) are then monitored, and then over time, the flow of oxygen, hydrogen and the changes in temperature are all measured. All variables here correlate positively to time.
The electrolysis test is carried out with several molar values of KOH. Upon the increase of KOH molar there is a decrease in the electrolysis resistance, resulting in a greater flow and a greater volume of gas produced. In calculating the volume of gas produced, the bubble growth method is used. In this method, the flow of gas produced from the electrolysis process is calculated by examining bubbles formed by the flow of gas from the process. The research reveals that the efficiency rate of the electrolysis process added with KOH catalyst ranges around 17%. And then we try simply using this reactor to the vehicle (motorcycle). Fuel saver means to 8% according to the last data.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38232
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arandityo Narutomo
"Elektrolisis adalah suatu proses penguraian senyawa air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen. Gas hidrogen hasil elektrolisis air diharapkan mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja motor bakar 4 langkah. Gas hidrogen hasil elektrolisis air tersebut dapat digunakan untuk bahan bakar tambahan sehingga penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat dikurangi. Penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas pembakaran di dalam ruang bakar sehingga emisi gas buang yang dihasilkan menjadi lebih baik. Parameter gas buang pada reaksi pembakaran dapat dilihat dari kadar karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrokarbon (HC), dan oksigen (O2). Selanjutnya, penggunaan gas hidrogen juga diharapkan mampu memperbaiki performa dari motor bakar. Performa motor bakar dapat dilihat dari brake horse power (BHP) dan Torsi mesin."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S70330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pasha Wibisono
"Menurut perkiraan para analis, beberapa dekade yang akan datang air tawar akan menjadi salah satu sumber daya yang paling langka di dunia serta banyak negara akan mengkonsumsi air yang telah didesalinasi. Kelangkaan ini terjadi karena meskipun 1/3 bumi adalah air, tetapi 97,7% air yang tersedia di bumi mengandung garam. Hanya 2,3% sisanya yang tidak mengandung garam, itupun 99,5% dari jumlah tersebut berbentuk es, air tanah, dan atmosfir. Dengan metode desalinasi, kebutuhan air untuk keberlangsungan hidup manusia dapat terpenuhi dengan memanfaatkan presentase jumlah air laut yang sangat melimpah. Pada penelitian kali ini, metode desalinasi yang digunakan yaitu metode desalinasi menggunakan throttling valve dan menggunakan secondary product atau air dingin sebagai refrigeran yang digunakan untuk mendinginkan ruangan.pada penelitian ini juga akan membahas tentang bagaimana pengaruh temperatur keluar heat exchanger 1 dan tekanan cyclone terhadap konsumsi energi spesifik dan kalor pendinginan untuk membuktikan seberapa efisiek metode desalinasi terbarukan dalam menghasilkan air aquadest yang nantinya diharapkan dapat membantu ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan air.

According to forecasts, analysts estimate the coming decades of freshwater will be one of the world’s rarest resources and many countries will consume water that has been desalinated.This scarcity occurs because although 1/3 earth is water, but 97.7% of the water available on Earth contains salt. Only 2.3% of the remainder do not contain salt, and 99.5% of the amount is ice, groundwater, and atmosphere. With desalination method, the need for water for human survival can be fulfilled by utilizing a large percentage of sea water amount. In this study, desalination method used is desalination method using throttling valve and use secondary product or cold water as refrigerant used to cool room. In this study will also discuss on how the impact of temperature heat exchanger 1 and Cyclone pressure on specific energy consumption and cooling temperatures to prove how efficient the method of renewable desalination in producing aquadest water is expected to help water availability to meet the water needs."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bally Jan Kamanjaya
"Pemanasan global merupakan isu yang sekarang sedang marak di dunia yang dimana pemanasan global akan berpengaruh tidak hanya menaikan suhu di permukaan bumi namun juga mengubah dari sisi cuaca, bencana yang meluas serta berkurangnya oksigen pada atmosfer sehingga hal tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia. Pemanasan global dipengaruhi oleh naiknya kadar CO2 di atmosfer sehingga dengan naiknya kadar CO2 tersebut mempengaruhi dari ketebalan lapisan ozon dan juga CO2 yang tinggi akan mengakibatkan efek Gas Rumah Kaca. Indonesia saat ini menempati peringkat 24 di seluruh dunia pada tahun 2020 sebagai peringkat kinerja performa pengurangan CO2 serta kinerja kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Peringkat ini berdasarkan Climate Change Performance Index (CCPI) dimana hal ini sebagai instrument penilaian yang telah disepakati dalam kesepakatan Paris Aggreement. Sebagai langkah lanjut untuk menigkatkan peringkat Indonesia dalam hal kontribusi terhadap pengurangan emisi GRK serta mencapai tujuan yang terkandung dalam Paris agreement yang telah di setujui indonesia, maka pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan penting untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan tersebut salah satunya ialah menetapkan pajak karbon yang akan mulai berlaku tahun 2022 dimulai dari pembangkit dan industry dan selanjutnya gedung serta terakhir sector transportasi. Sehingga dari kebijakan itu perlu dilakukan sebuah solusi terutama untuk gedung dan solusinya ialah Green Building. Green Building sendiri merupakan salah satu konsep untuk melakukan Energi Saving pada saat pengoperasiannya. Untuk melakukan Energy Saving maka harus dilakukan beberapa langkah salah satunya efisiensi konsumsi energi pada gedung. Standarisasi untuk Energi Saving sendiri berdasarkan kriteria Green Building yang telah ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Dimana kriteria tersebut diantaranya 1). Dry Bulb Temperature and Humidity Condition, 2). Room Lighting Levels. 3). Water Used Efficiency. 4). Utilization of alternative water resources, 5). The efficiency of energy usage dan terakhir 6). natural lighting. Hasil dari penilaian tersebut akan diberikan berupa Platinum, Gold Plus, dan terakhir Gold."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>