Ditemukan 193353 dokumen yang sesuai dengan query
Nopita Eka Rizna
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Upaya kesehatan yang memiliki peran untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi Masyarakat. Ada beberapa aspek dalam pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yaitu perencaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi. Kurang baiknya manejemen pengelolaan obat akan menyebabkan terjadinya kesalahan seperti salah dalam pemberian obat. Dalam penelitian dilakukan pengawasan dan pengendalian obat-obatan yang meliputi pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, dan pengendalian sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pengawasan dan pengendalian obat-obat yang perlu diwaspadai. Metode yang digunakan yaitu observasional deskriptif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan dan pengendalian obat di puskesmas kecamatan pasar rebo cukup baik.
Pharmaceutical services at community health centers are an integral part of the implementation of health efforts which have a role in improving the quality of services for the community. There are several aspects in managing pharmaceutical supplies and consumable medical materials, namely planning, requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording and reporting, as well as monitoring and evaluating. Poor drug management will result in errors such as incorrect drug administration. In the research, supervision and control of medicines is cariied out which includes inventory control, use control and control of lost, demaged and expired pharmaceutical preparations. The aim of the research is to evaluate the supervision and control of drugs of concern. The method used is descriptive observational. The research results show that supervision and control of drugs at the Pasar Rebo subdistrict health center is quite good."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Pajariana
"Ketersediaan obat adalah hal yang harus diperhatikan, sebab, kurang ataupun lebihnya sediaan farmasi akan berdampak pada keberlangsungan pelayanan kefarmasiaan pada pasien. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu perencanaan dalam proses pengelolaan sediaan kefarmasian agar dapat menjamin ketersediaan obat dalam jumlah yang mencukupi, aman, bermutu, bermanfaat, serta terjangkau. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan obat ialah metode konsumsi. Metode ini didasarkan pada analisis data konsumsi obat periode sebelumnya. Oleh sebab itulah diperlukan evaluasi terhadap penggunaan obat pada periode sebelumnya agar dapat diperkirakan jenis serta jumlah obat yang akan diadakan di periode selanjutnya. Pada karya ilmiah ini dilakukan evaluasi terhadap penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Ciracas sejak tahun 2017 hingga 2022 menggunakan metode ABC dan VEN. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Jenis obat pada kelompok A memiliki jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok B dan C, namun jumlah pemakaiannya paling banyak sehingga obat pada kelompok A menjadi prioritas dalam kegiatan perencanaan serta pengadaan sediaan farmasi di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Rata-rata banyak jenis obat kategori V (vital) yang telah digunakan di Puseksmas Kecamatan Ciracas dari tahun 2017 sampai 2022 lebih rendah daripada dua kategori lainnya.
Availability of medicines is something that must be considered, because whether there is a shortage or excess of pharmaceutical supplies will have an impact on the continuity of pharmaceutical services for patients. Therefore, a plan is needed in the process of managing pharmaceutical supplies in order to ensure the availability of medicines in sufficient quantities, safe, quality, useful and affordable. One method that can be used in drug planning is the consumption method. This method is based on analysis of drug consumption data from previous periods. For this reason, it is necessary to evaluate drug use in the previous period so that we can estimate the type and quantity of drugs that will be available in the next period. In this paper, an evaluation of drug use was carried out at the Ciracas District Health Center from 2017 to 2022 using the ABC and VEN methods. The evaluation results show that there are fewer types of drugs in group A compared to groups B and C. The average number of types of group V (vital) drugs that have been used at the Ciracas District Health Center from 2017 to 2022 is lower than the other two categories."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ronaldo
"Penggunaan obat off-label sudah meluas di dunia klinis, namun penggunaan obat diluar indikasi klinis yang disetujui dapat menyebabkan beberapa masalah terkait obat. Obat off-label digunakan karena obat yang tersedia dan disetujui tidak memberikan efek yang diinginkan sehingga dokter mencoba obat yang belum disetujui indikasinya. Tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan suatu ukuran mutu pelayanan farmasi mengenai pemilihan penggunaan obat off-label di Puskesmas Kecamatan Kalideres. Metode yang digunakan dalam laporan merupakan studi literatur terkait indikasi off-label obat-obatan yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Obat-obat yang memiliki indikasi off-label dari daftar obat di puskesmas kecamatan Kalideres yaitu: amitriptilin, asetilsistein, aspirin, asam folat, domperidon, kalsium glukonat, kotrimoksazol, deksametason, dimenhidrinat, ibuprofen, ketokonazole, metformin, metoklopramide, metronidazol, nifedipin dan prednison.
The use of off-label drugs has become widespread in clinical practice worldwide, but the use of drugs outside approved clinical indications can lead to several drug-related issues. Off-label drugs are used when drugs do not produce the desired effects, prompting doctors to try drugs whose indications have not been approved. This report aims to provide a measure of the quality of pharmacy services regarding the selection of off-label drug use at the Kalideres Sub-district Community Health Center. The method used in the report is a literature study related to off-label indications of drugs available at the Kalideres Sub-district Community Health Center in West Jakarta. Drugs with off-label indications from the list of drugs at the Kalideres Sub-district Community Health Center include: amitriptyline, acetylcysteine, aspirin, folic acid, domperidone, calcium gluconate, cotrimoxazole, dexamethasone, dimenhydrinate, ibuprofen, ketoconazole, metformin, metoclopramide, metronidazole, nifedipine, and prednisone."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sandra Febrianti
"Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar setiap tahunnya dapat diketahui bahwa penyakit masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia serta diakibatkan oleh tidak tepatnya tata laksana diare baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Penelitian ini dilakukan terhadap Rekam medik balita yang mengalami diare yang datang ke poli Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penelitian ini dibagi kedalam 5 kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, indeks masa tubuh, penggunaan obat dan bentuk obat, dan tempat dosis. Hasil menunjukkan bahwa Pasien diare balita berjenis kelamin laki-laki memiliki kasus terbanyak yaitu 32 pasien (51.6%) dan perempuan berjumlah 30 pasien (48.4%). Jumlah usia pasien diare pada balita usia 0 tahun berjumlah 16 pasien (25.8%) dan usia 1 – 5 tahun berjumlah 46 pasien (74.2%). Kelompok indeks masa tubuh pasien diare pada balita berdasarkan standar WHO yaitu kelompok indeks masa tubuh kurang berjumlah yang diberikan 58 pasien (93.5%) dan indeks masa tubuh normal berjumlah 4 pasien (6.5%). Berdasarkan penggunaan obat dan bentuk sediaan obat diperoleh penggunaan obat pada pasien diare balita di poli MTBS lebih ke terapi supportif dengan oralit dan zinc. Pengobayan diare tepat dosis pada obat oralit dan zinc sebanyak 0 kasus (100%), dan cotrimoxazole tepat dosis sebanyak 2 kasus (66.67 %) dan terdapat 1 kasus (33.33%) tidak tepat dosis.
Based on the Household Health Survey, Mortality Study and Basic Health Research every year it is seen that disease is still the main cause of under-five mortality in Indonesia and is caused by improper handling of diarrhea both at home and in health. Facility. This research was conducted on the medical records of toddlers who experienced diarrhea who came to the Integrated Management of Sick Toddlers at the Pasar Rebo District Health Center. This study was divided into 5 groups based on gender, age, body mass index, drug use and drug form, and place of drug administration. The results showed that male toddlers with diarrhea had the most cases, namely 32 sufferers (51.6%) and 30 female sufferers (48.4%). The number of diarrhea sufferers in toddlers aged 0 years was 16 sufferers (25.8%) and aged 1-5 years were 46 sufferers (74.2%). Based on WHO standards, the body mass index group for diarrhea sufferers was less than 58 patients (93.5%) and 4 patients (6.5%) had normal body mass index. Based on the use of drugs and drug dosage forms, it was found that the use of drugs in children with diarrhea under five at the MTBS poly was more supportive of therapy with ORS and zinc. Treatment of diarrhea with ORS and zinc was dosed correctly in 0 cases (100%), and co-trimoxazole was dosed correctly in 2 cases (66.67%) and there was 1 case (33.33%) wrong dose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kandida Syifaa Diandra Putri
"Tuberkulosis resisten obat (TB RO) merupakan salah satu masalah kesehatan global yang sangat dikhawatirkan karena pengobatan untuk TB RO membutuhkan obat antibiotik lini kedua, yang kurang efektif, lebih mahal dan juga lebih toksik, serta peralatan untuk menguji sensitivitas obat tidak tersedia di seluruh daerah. Seperti jenis antibiotik lainnya, antibiotik yang digunakan untuk TB juga tidak luput dari resistensi. Resistensi yang terus terjadi terhadap OAT akan mengakibatkan TB menjadi penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mengingat hal-hal terkait dengan efek dan risiko penggunaan antibiotik lini kedua untuk TB RO, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk menetapkan kebutuhan regimen terapi antibiotik yang sesuai dan aman untuk pasien sehingga pengobatan berlangsung secara tepat indikasi dan optimal. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan seperti yang dicantumkan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pasien, seleksi, dan analisis data. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, seluruh pasien diberikan OAT sesuai dengan indikasi dan dosis yang direkomendasikan oleh tatalaksana. Namun, durasi terapi yang dijalani lebih dari durasi terapi yang ditentukan berdasarkan waktu konversi biakan. Analisis data juga menunjukan bahwa pengalihan regimen terapi pendek ke panjang diakibatkan oleh efek samping obat yang dialami selama pengobatan dan hasil uji yang menandakan resistensi terhadap obat regimen jangka pendek.
Drug-resistant tuberculosis is a global health problem with great concern because treatment for drug-resistant tuberculosis requires second-line antibiotics, which are less effective, more expensive, more toxic, and equipment to test drug sensitivity is not available in all regions. Like other types of antibiotics, the antibiotics used for TB are also not immune from resistance. Resistance that continues to occur to antituberculosis drugs will cause TB to become an incurable disease. Given the issues related to the effects and risks of using second-line antibiotics for drug resistant tuberculosis, it is necessary to carry out a thorough evaluation to determine the need for an appropriate and safe antibiotic therapy regimen for the patient so that treatment takes place according to indications and is optimal. Therefore, this research was conducted with the objectives as stated earlier. The research was conducted by collecting patient data, selection, and data analysis. Based on the evaluation that was carried out, all patients were given antituberculosis drugs according to the indications and doses recommended by the guidelines. However, the duration of therapy was more than the duration of therapy determined based on the culture conversion time. Data analysis also showed that the switch from a short to a long regimen was caused by side effects of drugs experienced during treatment and test results indicating resistance to short-term regimen drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rifa Nadya Syahira
"Pengelolaan persediaan obat di fasilitas kesehatan merupakan aspek penting dalam mendukung pelayanan kesehatan. Sistem pengelolaan yang tidak efektif dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan stok, sehingga menghambat distribusi obat kepada pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengendalian persediaan obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Duren Sawit menggunakan metode FSN (Fast, Slow, Non-Moving) selama periode Januari – Desember 2023. Metode FSN membantu mengidentifikasi perputaran obat berdasarkan tingkat konsumsi, yang dibagi menjadi kategori fast moving (cepat bergerak), slow moving (lambat bergerak), dan non-moving (tidak bergerak). Hasil analisis menunjukkan bahwa dari keseluruhan obat, 52,16% masuk dalam kategori fast moving, 22,84% termasuk slow moving, dan 25% dikategorikan sebagai non-moving. Pada program Pasien Rujuk Balik (PRB), sebagian besar obat juga masuk dalam kategori fast moving, yang menunjukkan tingginya tingkat penggunaan obat tertentu. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan stok yang efisien, terutama bagi obat fast moving, untuk menghindari risiko kekurangan maupun surplus stok. Rekomendasi yang diajukan meliputi penerapan metode FEFO (First Expired First Out) guna memprioritaskan penggunaan obat berdasarkan tanggal kedaluwarsa serta pelaksanaan audit berkala. Dengan langkah ini, pengelolaan persediaan dapat dioptimalkan sehingga distribusi obat lebih tepat sasaran dan mutu layanan farmasi di fasilitas kesehatan meningkat.
The management of medicine inventory in healthcare facilities plays a crucial role in supporting patient care services. Ineffective inventory management may lead to stock shortages or surpluses, disrupting medicine distribution to patients. This study aimed to analyze the control of medicine inventory in the Pharmacy Installation of Duren Sawit Public Health Center using the FSN (Fast, Slow, Non-Moving) method during the period of January -December 2023. The FSN method categorizes medicines based on their consumption rate into three categories: fast-moving, slow-moving, and non-moving. The analysis results revealed that 52.16% of medicines were categorized as fast-moving, 22.84% as slow-moving, and 25% as non-moving. In the Pasien Rujuk Balik (PRB) program, the majority of medicines also fell under the fast-moving category, indicating high utilization rates. This study highlights the importance of efficient stock management, especially for fast-moving medicines, to mitigate the risks of stock shortages or surpluses. Recommendations include implementing the FEFO (First Expired First Out) method to prioritize medicines nearing expiration and conducting regular audits. These measures aim to optimize inventory management, ensure timely medicine distribution, and improve pharmacy service quality in healthcare facilities. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Firdiena Titian Ratu
"Layanan resep elektronik adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menurunkan kesalahan peresepan obat. Pada pelaksanaannya, pelayanan resep elektronik juga memiliki beberapa kelemahan, seperti kesalahan input obat oleh pemberi resep, biaya sistem terkait, serta kurangnya keamanan informasi medis pasien. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan resep elektronik untuk mengembangkan dan menyempurnakan sistem yang telah ada demi meningkatkan keamanan pasien. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan studi literatur dan identifikasi masalah di lapangan sebagai sumber untuk mengevaluasi keabsahan atau legalitas dan keselamatan pasien dalam sistem peresepan elektronik. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan resep elektronik memberikan manfaat berupa penurunan kesalahan membaca obat, ketidaklengkapan penulisan informasi, serta kecepatan waktu pelayanan sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien. Permasalahan peresepan elektronik terkait keselamatan pasien berupa kesalahan input obat dapat diantisipasi dengan menambahkan fitur alarm atau peringatan terkait peresepan pada aplikasi peresepan elektronik meliputi indikasi, interaksi, dosis, serta efek samping yang dapat terjadi pada pasien sehingga angka kejadian medication error semakin dapat berkurang.
Electronic prescription services are one of the efforts that can be made to prevent and reduce drug prescribing errors. In practice, electronic prescription services also have several weaknesses, such as drug input errors by prescribers, related system costs, and the lack of security of patient medical information. Based on this, it is necessary to evaluate the implementation of electronic prescription services to develop and perfect the existing system to improve patient safety. The research was conducted qualitatively by studying the literature and identifying problems in the field as a source for evaluating the legitimacy or legality and patient safety of the electronic prescribing system. The results obtained show that the use of electronic prescriptions provides benefits in the form of reducing drug reading errors, incomplete information writing, and speed of service time so as to improve patient safety. Electronic prescribing problems related to patient safety in the form of drug input errors can be anticipated by adding prescribing-related alarm or warning features to electronic prescribing applications including indications, interactions, doses, and side effects that can occur in patients so that the incidence of medication errors can be reduced."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Riezki Tri Wahyuni
"Dalam bidang pelayanan kesehatan puskesmas berperan sebagai fasilitas pelayanan masyarakat tingkat pertama untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, puskesmas memiliki pelayanan kefarmasian yang merupakan satu kesatuan dari pelaksanaan upaya kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayan kesehatan bagi masyarakat. Permasalahan umum dalam pelayanan kefarmasian yang biasa terjadi di puskesmas adalah stok obat yang berlebih atau kurang dan adanya obat rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di gudang penyimpanan obat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan pemantauan terhadap pengelolaan obat kadaluarsa dan mengetahui metode penandaan obat kadaluarsa di unit farmasi Puskesmas Pasar Rebo. Penelitian dilakukan pada tanggal 03 - 17 April 2023. Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obat kadaluarsa di Puskesmas Pasar Rebo yang diterapkan sudah mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan penandaan obat kadaluarsa yang diterapkan di tiap kemasan obat di ruang farmasi Puskesmas Pasar Rebo yaitu menggunakan metode traffic light dengan label warna merah, kuning, dan hijau.
In the field of health services, community health centers act as first level community service facilities to achieve optimal levels of health. Community health centers have pharmaceutical services which are an integral part of implementing health efforts to improve the quality of health services for the community. Common problems in pharmaceutical services that usually occur in community health centers are excessive or insufficient stock of medicines and damaged or expired medicines that are still found in medicine storage warehouses. The aim of this research is to monitor the management of expired medicines and find out methods for marking expired medicines in the Pasar Rebo Community Health Center pharmacy unit. The research was conducted on 03 - 17 April 2023. From the research that has been carried out it can be concluded that the management of expired medicines at the Pasar Rebo Community Health Center which is implemented refers to the applicable Standard Operating Procedures (SOP) and the marking of expired medicines which is applied on each medicine packaging in the room. The Pasar Rebo Community Health Center pharmacy uses the traffic light method with red, yellow and green labels."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Safira Rizky Fidiana
"Anggaran pengadaan persediaan obat membutuhkan biaya yang besar dan dapat mencapai 40% dari total anggaran Rumah Sakit. Persediaan obat di Rumah Sakit Kanker " Dharmais" perIu dikendalikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dengan memperhatikan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit dan merencanakan pengendalian persediaan obat dengan menggunakan analisis matriks ABC-YEN. Penelitian ini dilakukan digunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian crosssectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Pemakaian Obat 2019 berupa data pemakaian obat beserta harganya pada bulan Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan persentase pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit adalah 44,03% dan pemakaian obat diluar forn1Ularium rumah sakit adalah 10,69%. Perencanaan pengendalian persediaan terhadap 9 kelompok obat berdasarkan nilai kritis dan nilai investasi adalah memprioritaskan pengendalian persediaan berupa perencanaan kebutuhan dan penyimpanan terhadap kelompok AY (87 item); kelompok BV (76 item); dan kelompok CV (459 item). Obat esensial pada kelompok AE (26 item); kelompok BE (90 item); dan kelompok CE (1069 item) barus dibeli semua. Bila diperlukan penyesuaian rencana pengadaan, maka pengurangan obat nonesensial dapat dilakukan dengan pengurangan berturut-turut pada kelompok AN (4 item); kelompok BN (19 item); dan kelompok CN (237 item).
The drug procurement budget required a large budget and could reach 40% of the total Hospital budget. Drug inventory in the "Dharmais" Cancer Hospital needed to be controlled to improve the efficient usage of the budget by also paying attention to health services. This study aimed to determine drug usage based on hospital formulary and to plan drug inventory control using ABC-VEN matrix analysis. This research was conducted using an observational descriptive method with cross-sectional study design. Data were collected retrospectively using secondary data obtained from the 2019 Drug Usage Report in the form of drug usage data and prices in January-December 2019. The results showed the percentage of drug usage based on hospital formulary was 44.03% and the usage of drugs outside the hospital formulary is 10.69%. Inventory control planning for 9 groups of drugs based on the critical value and investment value is to prioritize inventory control for the AV group (87 items); BV group (76 items); and CV group (459 items). essential drugs in the AE group (26 items); BE group (90 items), and the CE group (1069 items) must be purchased. if there were adjustments in the procurement plan, nonessential drugs can be reduced successively in the AN group (4 items); BN group (19 items); and CN group (237 items)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S70476
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lely Puspita Andri
"Perencanaan, pengadaan dan pengendalian obat adalah hal penting dalam pelayanan farmasi di rumah sakit khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional. Pengendalian persediaan obat yang efektif menjadi prioritas pihak manajemen rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas fungsi pengendalian persediaan obat dengan metode ABC Indeks Kritis terhadap obat formularium di rumah sakit Dr. Mintoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel input pada penerapan formularium belum optimal, kepatuhan dokter dalam peresepan belum mencapai 100%, faktor anggaran yang terbatas mendorong upaya efisiensi, serta belum berjalannya sistem informasi rumah sakit (SIMRS) menambah kendala pada proses pengendalian obat. Variabel proses menunjukkan bahwa perencanaan obat dan perencanaan pengadaan belum berjalan dengan baik. Variabel output menunjukkan setelah dilakukan analisa ABC Indeks kritis pada sampel sejumlah 108 item obat yang merupakan gabungan kelompok A nilai pakai dan nilai investasi ditemukan bahwa pada persediaan obat menurut formularium rumah sakit adalah kelompok A 29 item (26,85%), kelompok B 78 item (72,22%) dan kelompok C 1 item (0,93%). Penghitungan EOQ, SS dan ROP sebagai metode pengendalian persediaan obat merupakan usaha dalam menjaga jumlah stok yang efisien. Dengan demikian dapat diketahui jumlah ekonomis yang akan dipesan, berapa stok aman selama masa tunggu dan kapan harus dipesan kembali dapat diketahui pada proses pengadaannya.
Planning, procurement and management of drugs are key aspects in the pharmacy service in Dr. Mintoharjo Naval Hospital, especially so in the era of Jaminan Kesehatan Nasional. Effective management of drug inventory is a priority for the hospital. The purpose of this study was to determine the effectiveness function of drug inventory control for Dr Mintoharjo hospital using the ABC Critical Index method. This qualitative research is using a cross sectional data. The results of the research reveal that the input variables in the hospital formulary application is not optimal, the doctor's compliance in prescribing has not reached 100%, limited budget requires efficiency, and the inoperative of hospital management information system caused further obstacles for drug control. Process variables indicate the ineffective process of drug planning and procurement planning. With the analysis of ABC critical index on the sample of 108 items of drugs comprised of group A use value and investment value, the results indicate stock of Forsal MTH A group is 29 items (26.85%), group B is 78 items (72, 22%) and group C is 1 item (0.93%). EOQ, SS and ROP calculations are methods of controlling Forsal MTH drug inventory in an attempt to maintain an efficient amount of stock, giving suggestions of the optimal order amount, necessary safe stock for the waiting period, and reordering time in the process of procurement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50438
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library