Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Sabrina
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien dengan tolok ukur standar yang telah ditetapkan. Standar pelayanan kefarmasian meliputi pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas membantu tenaga kefarmasian dalam melaksanakan pelayanan yang sesuai standar dan mendukung fungsi pokok puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan panduan pelayanan farmasi klinis di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, dengan fokus pada standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung terhadap kegiatan farmasi klinis di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Hasil penelitian ini adalah penyusunan panduan pelayanan farmasi klinis yang sesuai dengan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang diterbitkan oleh Kemenkes, serta peraturan yang relevan. Perlu dilakukan penerapan standar pelayanan farmasi klinis secara konsisten guna meminimalkan risiko kesalahan dalam pelayanan farmasi klinis dan meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian secara keseluruhan.

Pharmaceutical services in community health centers also called as Puskesmas aim to enhance patient quality of life by adhering to established standards. These standards encompass clinical pharmacy services and the management of pharmaceutical preparations and disposable medical supplies. The Technical Guidelines for Pharmaceutical Service Standards in Puskesmas guide pharmacists in delivering standardized services and supporting the core functions of puskesmas. This study aimed to develop a clinical pharmacy service guideline for Pasar Rebo District Puskesmas, focusing on applicable pharmaceutical service standards. A descriptive-qualitative research method was employed, involving data collection through interviews and direct observation of clinical pharmacy activities at Pasar Rebo District Puskesmas. The research outcome was the creation of a clinical pharmacy service guideline aligned with the Technical Guidelines for Pharmaceutical Service Standards in Puskesmas issued by the Ministry of Health and relevant regulations. Consistent implementation of clinical pharmacy service standards is necessary to minimize medication error risks and improve overall pharmaceutical service quality.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tianna Dyatama Zarfani
"Permasalahan umum yang biasanya terjadi dalam pelayanan di puskesmas adalah berlebih atau kurangnya stok obat dan adanya obat rusak atau kadaluarsa yang masih ditemukan di gudang penyimpanan obat. Masalah ini kerap muncul karena dipengaruhi oleh sistem pengelolaan obat di puskesmas yang kurang baik. Beberapa hasil peneletian juga menunjukkan bahwa pengelolaan obat yang terkait perencanaan dan pendistribusian obat sudah memenuhi standar pengelolaan obat di puskesmas, tetapi pengadaan dan penyimpanan obat kurang baik dan tidak sesuai dengan pedoman pengelolaan obat yang ada. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pasar Rebo dengan tujuan untuk acuan dan referensi bagi instalasi farmasi PKC Pasar Rebo dalam melakukan pengelolaan sediaan farmasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif observational. Jenis data yang digunakan bersifat narasi, uraian serta penjelasan data dari informan baik lisan maupun perilaku subjek yang diamati di lapangan. Pedoman pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP PKC Pasar Rebo dibuat berdasarkan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskemas yang diterbitkan oleh kemenkes serta peraturan per-undang-undangan yang diterbitkan baik oleh kemenkes, presiden maupun pemerintah dareah setempat.

Common problems that usually occur in services at community health centers are excess or insufficient stock of medicines and the presence of damaged or expired medicines that are still found in medicine storage warehouses. This problem often arises because it is influenced by the poor drug management system at the community health center. Several research results also show that drug management related to planning and distribution of drugs meets drug management standards at community health centers, but drug procurement and storage are poor and do not comply with existing drug management guidelines. This research was conducted at the Pasar Rebo Community Health Center with the aim of being a reference and reference for the PKC Pasar Rebo pharmaceutical installation in managing pharmaceutical supplies. This research was conducted using descriptive observational methods. The type of data used is narrative, description and explanation of data from informants both verbally and subject behavior observed in the field. Guidelines for the management of pharmaceutical preparations and BMHP PKC Pasar Rebo were created based on the Technical Instructions for Pharmaceutical Service Standards at Community Health Centers issued by the Ministry of Health as well as statutory regulations issued by the Ministry of Health, the president and the local government."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wijaya
"Latar Belakang : Tesis ini membahas tentang Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat Untuk Mendukung Pelayanan Kefarmasian (Studi Kasus Di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi). Sistem Informasi ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi mulai dari pencatatan, pelaporan, pengarsipan yang baik, bertujuan agar lebih mudah dimonitor dan dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model sistem informasi manajemen obat untuk mendukung pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi.
Metode : Pendekatan yang dipergunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi ini adalah Pendekatan Rapid Application Development (RAD), Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman observasi dan Pedoman Wawancara.
Hasil : Pencatatan pengelolaan obat yang tertib dan lengkap belum dilaksanakan, sehingga sulit untuk monitoring dan evaluasi. Maka perancangan Sistem Informasi Manajemen Obat yang terintegrasi menggunakan basis data yang dapat memudahkan dalam pengorganisasian data untuk menghasilkan informasi sehingga perencanaan pengelolaan obat, monitoring dan evaluasi menjadi lebih mudah. Keluaran sistem informasi ini berupa laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) dan indikator monitoring dan evaluasi yang ditampilkan dengan grafik.
Kesimpulan : Terbangunnya model sistem informasi manajemen obat yang terintegrasi menggunakan basis data sehingga memudahkan dalam pencatatan, pelaporan dan monitoring serta evaluasi.

Background : This thesis discusses the development of Drug Management Information System to Support Pharmaceutical Services (Case Study In Health Center pejuang Bekasi). This information system is expected to support the administration ranging from record keeping, reporting, good filing, aims to be more easily monitored and evaluated. The purpose of this study to develop a model of Drug Management Information System to support pharmaceutical services at PHC Pejuang Bekasi.
Methods : The approach taken in the development of Drug Management Information System at the Health Center pejuang Bekasi is a Rapid Application Development (RAD), instrument used in this study is the observation and Interview Guide.
Results : Recording of medication management and complete order has not been implemented, making it difficult for monitoring and evaluation.Then the Drug Management Information System design using an integrated database that can facilitate in organizing the data to produce information that medication management planning, monitoring and evaluation easier. Output is in the form of laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) and monitoring and evaluation indicators are displayed with graphs.
Conclusion : Development of a model of management information systems using integrated drug database to facilitate the recording, reporting and monitoring and evaluation.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kurnia Oktaviani
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik.
Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja.

Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services.
In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds.
This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Ilhamsyah
"Penelitian Analisis Kualitas Jasa Pada Pelayanan Kesehatan di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2003 sampai dengan Juni 2003. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan dilihat dari dimensi: Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy. Disamping itu penelitian ini juga ingin mengetahui faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo.
Tidak semua pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Pasar Rebo yang diteliti, tapi hanya dibatasi pada unit pelayanan rawat jalan (poliklinik) saja. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap pengguna jasa layanan kesehatan di poliklinik RSUD Pasar Rebo tersebut. Kualitas diukur atas dasar kinerja pelayanan dan harapan dari pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo. Kinerja diukur dari persepsi pengguna jasa layanan kesehatan mengenai layanan yang telah mereka terima, sedangkan harapan diukur dari anggapan pengguna jasa layanan kesehatan tentang idealnya suatu pelayanan kesehatan. Tingkat kepuasan pengguna jasa diukur berdasarkan: mean skor dan persentase tingkat kepuasan dari 120 orang responden yang diambil secara acak memakai teknik pengambilan sampel aksidental, dengan mempergunakan model pengukuran kualitas jasa SERVQUAL yang terdiri dari dimensi tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Dimensidimensi itu kemudian dijabarkan menjadi 22 indikator variabel berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner. Dari data yang diperoleh dilakukan analisis reliabilitas, validitas, tingkat kepuasan, dan analisis faktor dengan mempergunakan SPSS 11,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 indikator variabel yang digunakan, hanya 20 indikator yang reliabel dan valid untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian diperoleh rata-rata tingkat kepuasan untuk masing-masing dimensi sebesar: -0,7222 (tangibility); -0,8700 (reliability); -0,8528 (responsiveness); -0,7375 (assurance); dan -0,5433 (empathy). Kalau dilihat dari masing masing indikator variabel, hasil tertiriggi berdasarkan mean skor adalah sebesar -0,23 yaitu indikator variabel Q14 (Persuasif) dengan tingkat kepuasan sebesar 94,04%. Sedangkan tingkat kepuasan terendah adalah indikator variabel Q17 (dukungan terhadap petugas) dengan mean skor sebesar -1,13 dan tingkat kepuasan sebesar 74,94%.Dari hasil analisis faktor yang dilakukan terhadap 20 indikator variabel, terbentuk 6 faktor utama yang menjadi pertimbangan pengguna jasa layanan kesehatan di RSUD Pasar Rebo. Pembentukan faktor-faktor tersebut juga didasarkan atas angka eigenvalues, dimana kriteria pemilihan banyaknya faktor yang terbentuk adalah faktor yang memiliki nilai eigennya lebih dari 1. Keenam faktor yang terbentuk dengan urutan persentase varian data masing-masing faktor adalah sebagai berikut: (1) faktor memahami pelanggan (29,300%); (2) faktor ketepatan dan keandalan layanan (9,446%); (3) faktor komunikasi (6,893%); (4) faktor kenyataan fisik (6,520%); (5) faktor profesionalisme petugas (5,526%); dan (6) faktor hubungan baik (5,150%).
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, disarankan agar pihak pengelola (management) RSUD Pasar Rebo lebih memperhatikan dan memahami keinginan pasien yang membutuhkan layanan kesehatan dalam meningkatkan kinerja pelayanannya, karena belum ada satupun dari indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini memberikan hasil yang memuaskan pengguna jasa. Penelitian untuk mengukur kualitas layanan kesehatan di rumah sakit ini harus dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu, sebab persepsi dari pengguna jasa suatu layanan akan terus berubah. Disamping itu perlu juga dilakukan penelitian serupa pada rumah sakit-rumah sakit yang dikelola oleh swasta, agar dapat memberikan perbandingan kualitas yang diberikan berdasarkan persepsi pengguna jasa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyatillah
"Praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan untuk mengevaluasi jumlah obat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan klasifikasi Beers Criteria Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Metode pelaksanaan dilakukan dengan melihat daftar lemari obat yang berada di ruang farmasi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Data diambil berupa daftar obat di lemari obat yang berisi obat oral, topikal, tetes mata, tetes telinga, obat narkotika dan psikotropika. Kemudian penelusuran literatur menggunakan Beers Criteria sebagai kategori untuk tiap-tiap obat. Obat-obat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang termasuk ke dalam Beers criteria adalah sebanyak 20% (19 obat). Adapun obat yang termasuk kategori 1 sebanyak 47% (9 obat), kategori 2 sebanyak 26% (5 obat), kategori 3 sebanyak 11% (2 obat) dan kategori 5 sebanyak 16% (3 obat).

The aim of the professional pharmacist work practice at the Puskesmas Pasar Rebo is to evaluate the number of drugs at the Puskesmas Pasar Rebo based on the Beers Criteria classification. The implementation method is carried out by examining the list of drug cabinets in the pharmacy room of the Puskesmas Pasar Rebo, East Jakarta. The data collected consists of the list of drugs in the cabinet, including oral, topical, eye drops, ear drops, narcotics, and psychotropic drugs. Subsequently, a literature review using the Beers Criteria is conducted to categorize each drug. The drugs at the Puskesmas Pasar Rebo that fall under the Beers Criteria account for 20% (19 drugs). Among these, drugs in category 1 make up 47% (9 drugs), category 2 makes up 26% (5 drugs), category 3 makes up 11% (2 drugs), and category 5 makes up 16% (3 drugs).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ainun Nisa
"Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini membahas terkait medication error yang terjadi pada tahap peresepan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Dalam penelitian ini peneliti menilai dari berbagai aspek antara lain dari segi kelengkapan administrasi, farmasetis, dan klinis. Kemudian dikelompokkan juga temuan yang terjadi tergolong Kejadian Nyaris Cedera(KNC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), atau Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan juga dilakukan grading risk untuk melihat tergolong minor, moderat, atau ekstrim temuan yang terjadi. Setelah dilakukan penentuan kategori kemudian dianalisa akar masalah untuk mengetahui penyebab masalah tersebut dari segi orang, mesin, bahan, lingkungan, dan juga prosedur. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan metode deskriptif dengan teknik random sampling dalam menentukan sampel resep yang diambil. Terdapat 6 (5.00%) medication error yang terjadi ketidaktepatan indikasi, ketidaktepatan dosis, ketidaktepatan obat, adanya alergi, adanya interaksi obat, dan adanya kontraindikasi. Dari hasil penelitian ini disarankan agar sebaiknya pendokumentasian tabel checklist pengkajian resep tetap terlaksana aktif, pelaporan insiden keselamatan pasien tetap selalu berjalan dengan baik dan ditindaklanjuti untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien.
This Pharmacist Professional Work Practices Report discusses medication errors that occur at the prescribing stage at the Pasar Rebo District Health Center. In this study, researchers assessed various aspects, including administrative, pharmaceutical, and clinical completeness. Then the findings that occur are grouped into Near-Injury Events (KNC), Unexpected Events (KTD), or Non-Injury Events (KTC), and risk grading is also carried out to see whether the findings that occur are minor, moderate, or extreme. After determining the category, the root of the problem is then analyzed to find out the cause of the problem in terms of people, machines, materials, environment, and also procedures. This research was carried out observationally using descriptive methods with random sampling techniques to determine the recipe samples taken. There were 6 (5.00%) medication errors involving inaccurate indications, inaccurate dosages, inaccurate medications, allergies, drug interactions, and contraindications. From the results of this research, it is recommended that documentation of the prescription review checklist table should continue to be carried out actively, patient safety incident reporting should always run well and be followed up to provide optimal service to patients."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annie Trisusilo Y. Kadarusman
"Unit Rawat Jalan merupakan bagian yang srategis dari suatu rumah sakit. Dalam menjalankan fungsinya akan mencerminkan salah satu penampilan dari rumah sakit tersebut. Beberapa faktor penting yang menentukan penampilan Unit Rawat Jalan adalah faktor kebersihan, pelayanan medik dan manajemen pasien. DaIam manejemen pasien, perlu diusahakan agar waktu tunggu dari pasien dapat dikurangi seminimal mungkin, melalui pengaturan dari arus dan penatalaksanaan dari waktu pelayanan harus benar-benar diperhatikan. Karena hal ini menyangkut aspek petugas, dalam hal ini adalah tenaga dokter di poliklinik dengan masing-masing karakteristiknya dan juga pasien yang datang ke poliklinik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung peningkatan efisiensi waktu pelayanan/penggunaan waktu kerja dari tenaga dokter di Poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, agar dicapai kualitas pelayanan yang optimal dengan mengetahui waktu antar kedatangan dari pasien yang berkunjung ke poliklinik Kesehatan Anak dan menentukan jumlah tenaga yang efisien yang disesuaikan dengan purata kunjungan pasien per hari serta penentuan lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien untuk Poliklinik Kesehatan Anak.
Penelitian ini merupakan penelitian operasional dan bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metoda Modifikasi Patient Flow Analysis dan Queuing System Simulation yang mencatat penggunaan waktu dari petugas dan pasien. Hasil penelitian pada poliklinik Kesehatan Anak menunjukkan adanya variasi dalam hal waktu kontak dan efisiensi waktu pelayanan dari petugas (dokter). Dan dari hasil perhitungan, efisiensi waktu pelayanan dan dokter Spesialis Anak didapatkan nilai 18.56% sampai 64%, sedangkan untuk dokter umum 14.83% sampai 50% dengan nilai purata Efisiensi Waktu Pelayanan berdasarkan empirik adalah sebesar 39.5%.
Dengan bantuan simulasi, dapat ditentukan lama kontak yang efisien, jumlah petugas yang sesuai dan waktu tugas yang efisien untuk tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa waktu antar kedatangan dari satu pasien ke pasien berikutnya dalah 3.2 menit yang disesuaikan dengan waktu tugas yang efisien dan jumlah purata kunjungan pasien per hari. Jumlah petugas yang efisien (sesuai) untuk poliklinik Kesehatan Anak adalah 3 orang dan waktu tugas selama di poliklinik yang efisien adalah 4 jam (240 menit), serta lama kontak yang efisien antara dokter dan pasien adalah 7 menit. Ini semua dalam rangka pencapaian standar efisiensi waktu pelayanan 65% di poliklinik Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Reba Jakarta. Disarankan kepada pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo Jakarta, perlu ketaatazasan terhadap waktu tugas dari para tenaga dokter di poliklinik Kesehatan Anak, penempatan petugas disesuaikan dengan kebutuhan yang efisien dan jumlah pasien yang diperkirakan, serta menggalakkan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada personil Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Juga disarankan agar jam buka poliklinik lebih awal dari sebelumnya, dengan mengingat pola kedatangan dari pasien dan mencegah terjadinya penumpukan pasien pada Unit Rawat Jalan. Mencoba diterapkannya sistem perjanjian atau penentuan hari pemeriksaan bagi pasien follow up/kontrol.;

Outpatient Unit is a Strategic part of the Hospital. In conducting the function, it reflects one of the appearances of the hospital. Some important factors that influence the appearance of outpatient unit are the hygiene, the medical service and the management of patient. Regarding the management of patients, it is necessary to minimize the waiting time of patients, through the arrangement of flow, and the settlement of service time. Since it is related to the work aspect, it includes the doctors with each characteristic and the patients in the polyclinic.
The objective of this research is to calculate the increase of efficiency of service time or the use of work hours of the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, so that the optimal qualified services can be done by knowing the time of patient's arrival and by determining the total of efficient work-force which is suited to the mean value of patients arrival per day and ales by determining the efficient contact length between the doctors and the patients at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research is operational and is an descriptive analysis by using the modification method "Patient Flow Analysis" and "Queuing system Simulation" which record the time used by the workers and patients. According to the research, there are variation of the contact time and of the service time efficiency from the doctors at the Health Polyclinic of Children from the calculation, the efficiency of service time for the Children Specialist is 56% until 64%, while the one of physician is 14.83% until 50% with the mean value of 39.5%.
By simulation, it can be determined the efficient contact length, the total of suitable workers and the efficient work hours for the doctors at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
This research concludes that the arrival time between one patient and another is 3.2 minutes, which is suited to the efficient work hours and the mean value of patient?s arrival per day. The total of efficient workers for the Health Polyclinic of Children are 3 persons and the efficient work hours is 4 hours (240 minutes), and the efficient contact length between the doctors and patients is 7 minutes. All is conducted in order to reach the standard of efficient service time, 65% at the Health Polyclinic of Children in the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta.
It is suggested to the directors of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta, to by obey the basic regulation of work hours for the physicians, to place the workers suited to the efficient needs and to control and to manage the personnel of the General Hospital of Pasar Rebo Jakarta. It is also suggested to make earlier the open hour concerning the patient arrival and in order to avoid the stack of patients in the out patient unit. It should be tried to use the system of appointment at the confirmation of examination day for the follow-up/control patients.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nagiot Cansalony
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan bentuk kelembagaan RS Pasar Rebo dari Unit Swadana menjadi PT terhadap pelayanan rumah sakit. Perubahan akan dilihat melalui tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayanan serta tingkat kunjungan pasien.
Metode yang digunakan adalah statistik nonparametris untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel yang berkorelasi. Alasan dari penggunaan statistik nonparametris karena distribusi data tidak normal (asymetris). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs (WMP) dengan bantuan SPSS. Alasan dari penggunaan uji WMP karena uji ini dapat membuat penilaian tentang ?lebih besar dari" antara dua perbedaan dalam masing-masing sarnpel yang berkorelasi, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang berbeda yang timbul dari setiap dua sampel yang berkorelasi.
Hasil yang didapatkan adalah secara keseluruhan berdasarkan variabel tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayan tidak ada perbedaan secara signifikan. Perbedaan terjadi pada beberapa indikator dari 3 variabel. Pada instalasi rawat inap terdapat 2 perbedaan yang meningkat, 2 perbedaan yang menurun dan 8 tidak ada perbedaan. Pada kunjungan di instalasi rawat jaian, pasien Askes meningkat di 10 klinik, rnenurun di 1 klinik dan tetap di 6 klinik. Pasien Karyawan meningkat tidak ada, menurun di 8 klinik dan tetap di 9 klinik. Pasien DKK meningkat di 4 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 13 klinik. Pasien Kartu Sehat meningkat di 15 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 2 klinik. Pasien Jaminan Perusahaan meningkat di 13 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 6 klinik. Pasien umum meningkat tidak ada, menurun di 14 klinik dan tetap di 6 klinik. Selain itu, secara bermakna ada perbedaan dalam tingkat kunjungan seluruh pasien di Klinik Mata serta Klinik Gigi dan Mulut."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus mematuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan, termasuk kesesuaian peresepan dengan Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian peresepan obat di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan Formularium Nasional pada April 2023. Hasil menunjukkan bahwa dari 390 item obat yang diresepkan, 256 item (65,64%) sesuai dengan Formularium Nasional, sedangkan 134 item (34,36%) tidak sesuai. Peresepan BPJS yang tidak sesuai mayoritas berasal dari klinik anak, penyakit dalam, neurologi, dan pulmonologi. Keseluruhan peresepan BPJS yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional adalah 27.749 obat (18,98%). Penelitian ini mengindikasikan bahwa kesesuaian peresepan obat di RSUI belum mencapai standar 100% yang diharapkan, disebabkan oleh ketidaktersediaan beberapa obat dalam Formularium Nasional. Disarankan agar dokter lebih memperhatikan formularium dalam penulisan resep untuk meningkatkan kesesuaian dan efisiensi biaya.

Pharmaceutical services in hospitals must comply with the minimum service standards set, including the conformity of prescriptions with the National Formulary. This study aims to evaluate the conformity of drug prescriptions at the outpatient pharmacy depot of the University of Indonesia Hospital (RSUI) with the National Formulary in April 2023. The results showed that of the 390 prescribed drug items, 256 items (65.64%) were by the National Formulary, while 134 items (34.36%) were not in accordance. The majority of inappropriate BPJS prescriptions came from pediatric clinics, internal medicine, neurology, and pulmonology. The total number of BPJS prescriptions that were not by the National Formulary was 27,749 drugs (18.98%). This study indicates that the conformity of drug prescriptions at RSUI has not reached the expected 100% standard, due to the unavailability of several drugs in the National Formulary. It is recommended that doctors pay more attention to the formulary in writing prescriptions to improve conformity and cost efficiency.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>