Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isyfina Ziyantifani
"Skripsi ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi prekariat yang dialami oleh mitra pasok (supplier) anyam. Di samping itu, skripsi ini juga akan mendalami alasan mengapa mitra pasok (supplier) anyam memilih untuk bertahan pada profesinya meskipun dihadapkan dengan berbagai macam kesulitan. Secara teoretis, penelitian ini berangkat dari pandangan Guy Standing. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat pada bulan Februari – Maret 2024. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain participant observation dan wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mitra pasok (supplier) anyam termasuk ke dalam golongan dengan kondisi prekariat berupa tidak adanya jaminan kerja, ketidakpastian pendapatan, kurangnya akses terhadap perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan dan jaminan pensiun. Penelitian ini juga mengungkap bahwa meskipun dihadapkan pada berbagai macam kesulitan, para supplier memilih untuk bertahan pada profesinya karena beberapa alasan. Beberapa di antaranya adalah mempertahankan warisan leluhur, hubungan baik dengan pihak pabrik, keterbatasan pilihan pekerjaan lain, serta kesulitan memulai usaha baru.

This thesis aims to provide an overview of the precariat conditions experienced by woven supply partners (suppliers). Apart from that, this thesis will also explore the reasons why weaving supply partners (suppliers) choose to persist in their profession even though they are faced with various kinds of difficulties. Theoretically, this research departs from Guy Standing's views as written in his book entitled "The Precariat: The New Dangerous Class". This research was conducted in Cirebon Regency, West Java Province in February – March 2024. The method used in this research was a qualitative research method with an ethnographic approach. The data collection techniques carried out sequentially were participant observation and in-depth interviews. The research results show that woven supply partners (suppliers) are included in the precariat group. They are not bourgeois, but they are not proletarian either. They experience conditions of precarity in the form of no job security, income uncertainty, lack of access to social protection such as health insurance and pension guarantees. This research also reveals that even though they are faced with various kinds of difficulties, suppliers choose to stay in their profession for several reasons. Some of these include maintaining ancestral heritage, good relations with the factory, and limited other job options. There are also practical reasons such as the difficulty of starting a new business."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Yovani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sistem cluster yang merupakan kebijakan pemerintah baru untuk mengembangkan unit usaha dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, inovasi dan ekpansi usaha sebagai penentu daya saing setiap UK di sentra kayu Klender. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah inter-firm linkage dan dukungan serta peran pemerintah merupakan faktor yang esensial sebagai pendorong tingkat produktivitas, inovasi dan pembentukan usaha baru yang tinggi di dalam sentra usaha kecil UK-UK yang terletak di dalam sebuah sentra seperti sentra mebel kayu Pd.Bambu-Klender.
Pendekatan penelitian ini pada dasarnya adalah pendekalan kuantitatif dengan data sekunder dan data primer yang dikumpulkan melalui dengan jumlah responden 50 orang. Untuk memperoleh informasi-informasi yang tidak dapat trrsaring mrlalui survei maka peneliti menggunakan in-depth interview (wawancara mendalam). Analisa statistik yang digunakan merupakan analisa univariat tiap-tiap variabel dengan menggunakan mean, median. modus dan ukuran statistik deskriptif lainnya. Estimasi yang digunakan merupakan estimasi interval dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisa Bivariat dengan menggunakan tabel silang merupakan analisa yang digunakan untuk menguji ada tidaknya asosiasi antar variabel dengan ukuran statistik Chi-kuadrat (Pearcon Chi-Square).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio produktivitas baik itu produktivitas kapital maupun modal kecil, tingkat inovasi para UK-UK juga rendah dan pembentukan usaha baru terjadi di sentra ini. Pembentukan usaha baru tersebut ditandai dengan bertambahnya jumlah UK di dalam sentra tersebut secara cepat. Jumlah UK yang terus bertambah semata-mata hanya karena Klender sudah memiliki label sebagai industri furniture kayu, sehingga sebagian besar masyarakat Jakarta akan mengambil furniture dari area ini. UK-UK yang terus bertambah tersebut bukan merupakan UK-UK yang memiliki kemampuan usaha yang baik. Untuk variabel interfirm-linkage, ditemukan dari penelitian ini, bahwa ternyata mayoritas UK di dalam sentra mebel kayu Pondok-Bambu-Klender ini mengambil bahan-bahan baku dan mesin untuk produksinya dari luar sentra Klender karena harga yang anehnya justru lebih murah di luar sentra daripada di dalam sentra itu sendiri. Hanya beberapa komponen pendukung seperti engsel mebel, lem dan komponen lain yang diambil dari dalam Klender.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa peran pemerintah dan interfirm linkages merupakan faktor esensial bagi produktivitas, inovasi dan PUB sentra ini. Hal ini ditunjukkan dengan hubungan-hubungan asosiasi yang terbukti secara statistik bahwa produktivitas, inovasi yang rendah disebabkan oleh inter-firm linkage baik secara horisontal maupun vertikal tidak terjadi di dalam sentra ini. Begitu pula pemerintah, dibuktikan bahwa tidak adanya peran pemerintah berasosiasi dengan tingkat produktivitas dan inovasi yang rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T10422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Saptari
"Skripsi ini membahas tentang analisa pengendalian debu yang dilakukan pada area produksi Pre Cut PT X tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain observasional. Variabel yang diteliti adalah tingkat konsentrasi debu pekerja, ventilasi alami, local exhaust ventilation, housekeeping, dan alat pelindung diri.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian yang dilakukan pada area produksi Pre Cut belum efektif dalam mengendalikan debu. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengukuran konsentrasi debu di tiga unit (unit kerja pembelahan sebesar 1.765 mg/m3, unit kerja pemotongan sebesar 1.389 mg/m3, dan unit kerja penyerutan sebesar 0.016 mg/m3) dimana dua dari tiga unit kerja yang ada di area Pre Cut telah melewati Nilai Ambang Batas (1 mg/m3) yaitu unit kerja pmbelahan dan unit kerja pemotongan.

This research discusses the analysis of dust control in the Pre Cut production area at X Company 2011. This study is a semi-quantitative study with observational designs. The variables studied were level of dust concentration of workers, natural ventilation, local exhaust ventilation, housekeeping, and personal protective equipment.
Based on the results of research showed that the control in Pre Cut production areas have not been effective in controlling dust. This is evidenced by the results of measurements of dust concentration in the three units (fission units 1.765 mg/m3 division, cutting unit of 1.389 mg/m3, and shaving unit 0.016 mg/m3) in which two of the three units in the area pre Cut has passed the Threshold Limit Value (1 mg/m3) are fission unit and cutting unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adriyanto Teguh
"ABSTRAK
Penulisan karya akhir ini dimaksudkan untuk menganalisa kondisi perusahaan (CV.
Kurnia) baik dari sisi luar maupun dan sisi dalam yang nantinya agar dapat menjadi
masukan yang bagi perusahaan yang bersangkutan dan agar dapat dimanfaatkan untuk
melakukan perbaìkan-perbaikan yang akan membawa perbaikan pada kinerja perusahaan.
Karya tulis ini lebih banyak memberikan gambaran pada kondisi industri furniture
untuk pasar domestik pada umumnya dan lebih khusus lagi gambaran tentang industri
furniture di daerah Klender dan sekitarnya dengan mengamati dan menganalisa kondisi
yang terjadi pada CV. Kurnia. Pengamatan yang dilakukan penulis meliputi Iingkungan
luar industri (eksternal) dan lingkungan internal industri, lingkungan eksternal
perubahannya tidak dapat dicegah oleh industri itu sendiri seperti perubahan kondisi
ekonomi, kondisi sosial politik, teknologi dan informasi dan kondisi global, dari
pengamatan terhadap lingkungan eksternal ini díharapkan dapat mengidentifikasi
peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang mungkin timbul akibat terjadìnya
perubahan-perubahan tadi. Sedangkan lingkungan internal industri perubahan-perubahan
yang terjadi dapat diprediksi dan dapat diantisipasi oleh industri itu sendiri, hasil yang
diharapkan dari pengamatan ini adalah dapat teridentifikasiya kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Industri furniture secara umum merupakan industri yang berkembang secara pesat
baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor, dimasa krisis industri ini menjadi salah
satu sektor yang tetap dapat bertahan, ekspor furniture antik menjadi salah satu
primadona ekspor yang memberikan tambahan devisa negara. Keunggulan ¡ni terutama
sekali disebabkan oleh besarnya keunggulan kompetitif produknya. Untuk pasar lokal
pada masa sebelum krisis permintaan meningkat secara signifikan tapi setelah krisis
terjadi permintaan mulai menurun ¡agi karena daya beli maayarakat menurun.
Masalah utama yang dihadapi dari para produsen furniture di daerah Klender dan
sekitarnya adalah persaingan yang terjadi diantara mereka sendiri. Sebetulnya majalah
persaingan tersebut bukanlah masalah baru, dan dulu persaingan juga sudab ada tap
dalam beberapa tahun terakhir ini persaingan menjadi semakin tajam. Meningkatnya
persaingan secara tidak langsung dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi dínegara kita,
yang menyebabkan banyak terjadi pengangguran karena Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), banyak diantara mereka yang karena susah mencari kerja lalu berwiraswasta,
diantaranya industri kecil furniture ini, selain itu permintaan yang tídak pernah surut
menyebabkan industri ini kelihatan menarik, mendatangkan banyak keuntungan dan
tingkat resikonya relatif rendah.
CV. Kurnia sebagai salah satu pemain didaerah Klender sadar bahwa persaingan
yang terjadi sekarang bermuara pada persaingan harga, tetapi pada dasarnya persaingan
harga mengharuskan setiap pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produknya,
pelayanan yang maksimal dan produksi yang tepat waktu, dan itu semua dapat dilakukan
dengan melakukan efisiensi-efisiensi dalam proses produksinya.
Dalam anaiisa yang dilakukan, penulis mengidentifikasi indikator-indikator
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta kesempatan dan ancaman yang
dihadapi. Selanjutnya indikator-indikator tersebut diberi bobot dan nilai, hasil dan
penilaian tersebut menjadi dasar bagi penulis untuk memberikan alternatif-alternatif
strategi yang dapat diterapkan oleh CV. Kurnia untuk dapat bersaing dan berkembang
menjadi Iebih besar.
"
2002
T5842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Infebri Ambarwati
"ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang strategi pekerja transportasi roda dua dalam merespon ketiadaan perlindungan sosial di era pasar kerja fleksibel. Berbagai studi sebelumnya menemukan bahwa sistem pasar kerja fleksibel menyebabkan ketiadaan perlindungan sosial sebagai respon dari perusahaan. Selain itu, studi lainnya menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah mengenai perlindungan sosial secara substansial yang dirancang khusus untuk pekerja informal tidak berjalan. Argumen dari penelitian ini adalah komunitas pekerja yang tidak terlembagakan penting membentuk inisiatif informal sebagai perlindungan sosial karena implementasi sistem perlindungan sosial nasional yang diharapkan belum memberikan dampak signifikan bagi masyarakat Indonesia. Studi ini secara khusus menggambarkan bentuk inisiatif-inisiatif informal komunitas pengemudi transportasi online sebagai perlindungan di tengah keterbatasan institusi-instiusi perlindungan sosial yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pengemudi Go-jek dan Grab di wilayah Jakarta Selatan.

ABSTRACT
This article discusses motorbike online transport worker strategies in responding to the lack of social protection in a labour market flexibility era. Previous studies have found that a flexible labor market system leads to the lack of social protection in response to firms. In addition, other studies explain that substantial government policy on social protection specifically designed for informal workers is not working. The argument from this study is that an unorganized worker community is important to establish informal initiatives as social protection because the implementation of the national social protection system that is expected to be the social protection of the entire community has not had a significant impact on the people of Indonesia. This study specifically describes the informal initiatives of the community of online transport drivers as a protection amid the limitations of existing social protection instituu8tions. This study used a qualitative approach conducted with in-depth interviews to Go-jek and Grab drivers in South Jakarta area. "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indrahti
"Perkembangan industri kerajinan ukir di Jepara tahun 1945 - 2001 memberikan pengaruh pada orientasi aktivitas ekonomi masyarakatnya. Terutama setelah terjadinya promosi pemasaran pada pesanan internasional pada sekitar periode tahun 1980-an. Industri kerajinan ukir telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Jepara meskipun pemanfaatan laharnya lebih banyak pada bidang pertanian. Kemampuan menampung angkatan kerja yang ada sebanding dengan semakin meningkatnya angka eksportir. Menandakan bahwa dari segi kuantitas tampak bahwa industri kerajinan ukir mengalami perkembangan yang pesat terutama setelah datangnya eksportir ke daerah produsen (Jepara). Upaya antisipasi perlu dilakukan rnenyangkut hak paten, ketersediaan bahan-bahan dasar untuk produksi, keterampilan tenaga kerja serta jaringan pemasaran yang memadai.
Pendekatan historis pada penelitian ini digunakan untuk memahami perkembangan industri kerajinan seni ukir Jepara tahun 1945 - 2001. pendekatan historis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang berbagai kondisi yang melatarbelakangi proses perkembangan itu sendiri, serta dampak dari perkembangan bagi masyarakat pendukungnya secara khsus dan umum.
Pada periode tahun 1945 - 1979, perkembangan kerajinan ukir masih dalam lingkup lokal, terutama untuk memenuhi permintaan pasaran dalam negeri. Hal ini disebabkan keterbatasan modal, promosi serta jaringan pema saran. Wilayah kecamatan yang ada di kabupalen Jepara, hanya tiga kecamatan yaitu Tahunan, Jepara dan Batealit yang menjadi aktivitas kerajinan ukir.
Ketiga kecamatan tersebut menjadi tempat memproduksi kerajinan ukir sekaligus memasarkannya. Pada tahun 1980 - 1990 terjadi pertambahan wilayah produksi yang hampir merata pada seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Jepara. Perkembangan ini juga ditandai dengan semakin berperannya eksportir dan PMA. Lonjakan perkembangan sangat cepat pada periode tahun 1991 - 2001, terutama akibat krisis moneter. Peningkatan jumlah eksportir dan PMA diikuti dengan peningkatan jumlah volume dan nilai ekspor. Keberhasilan ini berpengaruh dalam nilai total ekspor di Jawa Tengah.
Upaya menumbuhkan mitra kerja antara PMA dan pengusaha lokal di lakukan oleh pemda dan masyarakat, dengan strategi, PMA yang melakukan aktivitas produksi di Jepara harus mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Pengusaha lokal meningkatkan sikap yang lebih aktif untuk mengambil peluang-peluang yang ada terutama alih teknologi, promosi dan pema saran Dari segi modal, keterampilan, teknologi serta desain maka dapat dikatakan bahwa PMA mempunyai keunggulan dibanding dengan pengusaha lokal. Di sisi lain pengusaha lokal juga menguasai keterampilan di bidang pengembangan keterampilan ukir. Kedua kelebihan tersebut apabila dipadukan, maka dapat menghasilkan mitra usaha yang baik.

The development of carving industry in Jepara 1945 - 2001 influenced the orientation of economic activities of the local society. Especially, after marketing promotion, international orders increased in 1980-s period. Carving industry had been the main work of Jepara society although agriculture used more lands. The capacity of receiving workers was in line with the increase of export rate. Quantitatively, it seemed that carving industry developed rapidly especially after the exporters had come to the producers' area, Jepara. To anticipate the development, it is necessary to handle copyrights, raw material supplies, workers' skill, and marketing networks.
Historical method used in this research is to understand the development of carving art in Jepara 1945 - 2001. By using this method it is expected to give a comprehensive understanding on several conditions that had been the background of the development process itself, and the impact of the development on the supporting society in part and in general.
In 1945 - 1979 periods, the development of carving industry was still in the local scope, especially to fulfill domestic orders. It was caused by the limited capital, promotion and marketing network. The carving activities in Jepara Regency were held only in three sub-districts -Tahunan, Jepara and Batealit.
In 1980 - 1990 periods, the production areas extended to all sub-districts of Jepara Regency. It was also signed by the participation of exporters and foreign investments. The development increased rapidly in 1991 - 2001 because of monetary crisis. The quantitative increase of exporters and foreign investments implicated to the quantitative increase of export volumes and values. This success influenced on the total export values in Central Java.
In order to develop join venture between foreign investment and local businessmen was done by the local govemment and society. E.g., the foreign investors who hold production activities in Jepara should obey the given rules. The local businessmen should increase their business manner more actively to take opportunities such as technology, promotion, and marketing. In dealing with captal, skill, technology, and design, it could be concluded that the foreign investors had more superior qualities than those of local businessmen did. On the other hand, the local businessmen had good skills of carving. lf both of the excellent qualities unite, they will be a good join venture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T3095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Indira Padmadewi
"ABSTRACT
Studi ini membahas tentang strategi pelaku usaha sektor informal, seperti pekerja ojek konvensional, sebagai representasi kelas prekariat dalam menghadapi ketidakamanan dan kerentanan pekerjaan mereka. Ketidakamanan dan kerentanan kerja menjadikan para pekerja sektor informal masuk ke dalam golongan prekariat. Studi-studi sebelumnya hanya melihat pentingnya intervensi keterlibatan pihak eksternal, seperti melalui program pemberdayaan dan regulasi pemerintah dalam mempertahankan keberlangsungan kerja para pelaku usaha sektor informal. Studi-studi tersebut mengabaikan bahwa pelaku sektor informal memiliki kapasitas untuk bernegosiasi dan menciptakan strategi internal mereka sendiri untuk mempertahakan keberlangsungan kerja mereka. Dalam hal ini, penulis berargumen bahwa pemanfaatan jaringan sosial dan model penguasaan ruang menjadi alternatif strategi bertahan yang dapat dilakukan oleh kelompok usaha sektor informal dalam mempertahankan keberlangsungan pekerjaan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif. Peneliti mendeskripsikan strategi bertahan melalui pemanfaatan klaim atas ruang dan relasi jaringan sosial yang dilakukan oleh pelaku sektor informal, seperti pelaku usaha ojek konvensional dalam mempertahankan keberlangsungan usaha mereka. Subjek penelitian ini adalah kelompok ojek konvensional Lubang Buaya.

ABSTRACT
This study deals with informal sector business actors, such as conventional motorcycle taxi drivers, as a representation of the precariat group in dealing with the insecurity and vulnerability of their work. Both of these, Insecurity and work vulnerability, are two of the reasons why informal sector workers belong to the precarious group. Previous studies have only seen the importance of external stakeholder engagement interventions, through empowerment programs, government regulation in maintaining the sustainability of informal sector workers, and etc. But neglecting that informal sector actors have the capacity to negotiate and create their own internal strategies to sustain their work. In this study, the authors argue that the use of social networks and the model of mastery of space is an alternative survival strategy that can be used by informal sector business groups to sustain the sustainability of their wor. This research uses a qualitative approach with this type of research included into descriptive research. Researchers describe defensive strategies through the utilization of claims to space and social network relations conducted by informal sector actors, such as conventional motorcycle taxi drivers in maintaining their business continuity.Keywords precariat, social network, space control, defensive strategy, informal sector business group, conventional motorcycle taxi "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Suryo Bhuwono Winarso
"Banyaknya para pemain bisnis kedai kopi dalam skala mikro membentuk satu kelemahan dari strategi “red ocean” yaitu “persaingan pasar dagang sangat sengit dan rumit”. Kelemahan dari strategi “red ocean” mengakibatkan beberapa pemilik usaha bisnis kedai kopi tersebut mengambil keputusan yaitu menjual kopi dengan harga yang terjangkau. Keputusan tersebut berpengaruh terhadap barista seperti: penurunan gaji pokok barista, tunjangan dan bonus yang minim, serta tidak ada upah insentif. Penurunan tersebut dinilai mampu menyebabkan kerentanan terhadap profesi barista. Studi ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap kondisi kerentanan yang terjadi terhadap profesi barista berdasarkan pengalaman kerja serta melakukan eksplorasi terhadap konteks yang melatarbelakangi terjadinya kerentanan tersebut. Penelitian dilakukan dengan mempelajari pengalaman hidup yang didapatkan dengan melakukan wawancara secara mendalam dan bersifat semi-terstruktur terhadap 12 barista dalam rentang waktu 1-2 bulan. Penelitian juga dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pemilik kedai kopi sebagai uji keabsahan data. Penelitian tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan: (1) kerentanan yang disebabkan dari pekerjaan, (2) kerentanan yang disebabkan oleh lingkungan sosial, dan (3) kerentanan yang disebabkan oleh perspektif barista dalam melihat karier kedepan.

The large number of coffee shop business players on a micro scale forms one weakness of the "red ocean" strategy, namely "trade market competition is very fierce and complicated". The weakness of the "red ocean" strategy resulted in some coffee shop business owners making decisions by selling coffee at affordable prices. The decision affected baristas such as: lowering barista's salary, allowances and bonuses with minimum standard, and no incentive pay. The decrease is considered to be able to cause precarious to the barista profession. This study aims to explore the conditions of precarious that occur to the barista profession based on work experience and explore the context in which this precarious occurs. The research was conducted by studying the lived experiences obtained by conducting in-depth, semi-structured interviews with 12 baristas over a period of 1-2 months. The research was also conducted by interviewing coffee shop business owners as a test of data validity. The research was analyzed by using thematic analysis. This research resulted in several findings: (1) precarious caused by work, (2) precarious caused by the social environment, and (3) precarious caused by barista’s perspectives on future careers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinarti Zata Amani Mulia Putri
"Meningkatnya jumlah limbah plastik di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh organisasi untuk membuat ecofurniture, yaitu perabot ramah lingkungan. Media sosial membantu mempromosikan produk ini, memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Penelitian ini mengkaji pengaruh pengetahuan produk, efektivitas konsumen, pemasaran di media sosial, trust, attitude, subjective norms, perceived behavioral control dan perceived price terhadap purchase intention ecofurniture di Indonesia. Studi kuantitatif ini mengumpulkan data melalui metode survei kuesioner online yang digunakan untuk mengumpulkan data dari 320 responden dengan kriteria pengguna media sosial yang mengetahui produsen perabot ramah lingkungan melalui media sosial di Indonesia. Data akan diolah dan dianalisis menggunakan metode Structural Equation Model - Partial Least Square (SEM-PLS). Temuan pada penelitian ini mengungkapkan bahwa attitude, trust, product knowledge dan perceived consumer effectiveness secara signifikan berpengaruh positif terhadap purchase intention. Product knowledge ditemukan secara signifikan berpengaruh positif terhadap trust dan perceived consumer effectiveness. Perceived consumer effectiveness secara signifikan berpengaruh positif terhadap attitude. Serta variabel perceived social media marketing secara ignifikan berpengaruh positif terhadap subjective norms, perceived consumer effectiveness dan product knowledge. Sedangkan variabel price consciousness, subjective norms, perceived behavioral control ditemukan tidak secara signifikan berpengaruh terhadap purchase intention. Perceived behavioral control dan perceived social media marketing juga tidak secara signifikan berpengaruh terhadap price consciousness. Begitu juga dengan hubungan antara variabel product knowledge dengan attitude tidak secara signifikan berpengaruh.

The increasing amount of waste generated in Indonesia each year can be utilized by several organizations to process plastic waste, which then becomes eco-furniture. With the help of social media to promote their products, the public can gain knowledge about eco-furniture from the content provided by household furniture manufacturers. This research aims to examine the influence of product knowledge, perceived consumer effectiveness, perceived social media, trust, TPB, and price consciousness on purchase intention of ecofurniture in Indonesia. This quantitative study gather data through an online questionnaire survey method used to collect data to gather 321 respondents with criteria a social media users who knows ecofurniture producers through social media in Indonesia. The data will be processed and analyzed using the Structural Equation Model - Partial Least Square (SEM-PLS) method. The findings in this study reveal that attitude, trust, product knowledge, and perceived consumer effectiveness significantly positively influence purchase intention. Product knowledge was found to significantly positively influence trust and perceived consumer effectiveness. Perceived consumer effectiveness significantly positively influences attitude. Additionally, the perceived social media marketing variable significantly positively influences subjective norms, perceived consumer effectiveness, and product knowledge. However, the variables of price consciousness, subjective norms, and perceived behavioral control were found to have no significant influence on purchase intention. Perceived behavioral control and perceived social media marketing also do not significantly influence price consciousness. Similarly, the relationship between product knowledge and attitude is not significantly influential."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ihsan
"ABSTRAK
Lingkungan bisnis industri kayu dan furnitur telah berkembang dengan pesat dan semakin kompleks. Selain mementingkan fungsi dasar, banyak konsumen semakin mempertimbangkan desain sesuai selera pribadi guna mewakili jatidiri. Furnitur telah menjadi semakin bersifat identitas personal, sehingga konsumen cenderung menghindari membeli dengan desain dan produk yang sama dengan milik orang lain. Selain itu, sentimen isu lingkungan melalui isu ekolabeling turut membuat lingkungan bisnis industri kayu dan furnitur makin kompleks. Perubahan tersebut menuntut industri kayu dan furnitur meningkatkan mutu, desain dan standar eko-labeling dengan melakukan strategi inovasi yang tepat untuk menciptakan daya saing yang berkelanjutan .Inovasi menjadi dilema, untuk bertahan perusahaan dituntut meningkatkan efisiensi melalui optimalisasi resource, disisi lain harus berinvestasi mencari peluang atau produk baru. Akan tetapi penelitian sebelumnya menyatakan perusahaan yang sukses memiliki kemampuan inovasi yang dapat mengoptimalkan resource, sekaligus mencari cara, pasar, peluang, dan produk baru. Tujuan penelitian ini mengkaji anteseden yang mempengaruhi kemampuan inovasi pada perusahaan kayu dan furnitur di Jawa Tengah.Penelitian menggunakan unit analisis perusahaan kayu dan furnitur di Jawa Tengah dan teknik statistik yang digunakan adalah SEM dengan metode PLS. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan bisnis, struktur organisasi, SDM, dan interfirm linkage mempengaruhi inovasi, dan inovasi mempengaruhi kinerja perusahaan kayu dan furnitur di Jawa Tengah. Kata kunci:Innovation, dynamic environment, competitive environment, struktur organisasi, SDM, interfirm linkage, performance, kinerja, perusahaan kayu dan furnitur

ABSTRACT
The business environment of wood and furniture industry has grown rapidly and become more complex. Beside the basic functions concerned, many consumers are increasingly considering the design according to personal taste in order to represent their identity. Furniture has become as personal identity, therefor consumers tend to avoid buying the same product design with anyone else. In addition, environmental issues through the Eco labeling issues involved in making the business environment increasingly complex. The change of business eviornment requires the industry to improve quality, design and eco labeling standards by doing the right innovation strategy to create sustainable competitiveness. Innovation becomes a dilemma, the companies must improve efficiency through the optimization of resources to survive, on the other side they should invest to look for opportunities or new products. However, previous studies stated a successful company has the innovation ability to optimize the resource, as well as seeking ways, markets, opportunities, and new products. The purpose of this study examines the antecedents that affect the ability of innovation in the wood and furniture industry in Central Java. The research using wood and furniture company in Central Java as unit analysis, and the statistical techniques used is SEM with PLS method. The results showed the business environment, organizational structure, human resources, and interfirm linkage affect innovation, and innovation affect the performance of Wood and Furniture Company in Central Java. "
2017
T47796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>