Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Reihan Fadillah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan self-discipline (regulasi diri dalam membentuk identitas secara online) yang dilakukan oleh pencari kerja melalui pembentukan citra diri profesional lewat profil LinkedIn. Sejumlah studi terdahulu telah menunjukan soal proses pembentukan citra diri di LinkedIn. Namun, masih sedikit kajian yang menghubungkan pembentukan citra diri para pencari kerja dengan mengikuti prinsip-prinsip profesionalitas. Dengan meminjam konsep Foucault penelitian ini menunjukan bahwa pencari kerja menerapkan self-discipline dalam membentuk citra diri sebagai seorang profesional melalui profil LinkedIn mereka. Penerapan self-discipline tersebut dilakukan oleh pencari kerja dalam mengelola perilaku pribadi mereka guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh adanya perasaan terawasi oleh pengguna lain di platform tersebut karena menyadari bahwa profil LinkedIn mereka dapat dilihat oleh orang lain, sehingga cenderung melakukan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap informasi yang ingin ditampilkan. Pengawasan tersebut merupakan konsekuensi dari kekuasaan yang bekerja melalui fitur pada LinkedIn, sehingga memberikan berbagai efek bagi pencari kerja. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi digital, yang mengkombinasikan wawancara mendalam dan observasi digital terhadap aktivitas pencari kerja (usia 25-34 tahun) yang secara aktif memanfaatkan platform LinkedIn.

This research aims to examine the application of self-discipline (self-regulation in shaping one's identity online) conducted by job seekers through the creation of a professional self-image on LinkedIn profiles. Several previous studies have demonstrated the process of self-image formation on LinkedIn. However, there are still few studies that link job seekers' self-image formation with adhering to principles of professionalism. By borrowing Foucault's concept, this research shows that job seekers apply self-discipline in creating a professional self-image through their LinkedIn profiles. This self-discipline is applied by job seekers in managing their personal behaviour to achieve their desired goals. This is due to the feeling of being monitored by other users on the platform, as they are aware that their LinkedIn profiles can be viewed by others, thus tending to adjust and maintain the information they wish to display. This surveillance is a consequence of the power that operates through LinkedIn's features, affecting job seekers. The methodology used in this research is digital ethnography, which combines in-depth interviews and digital observation of the activities of job seekers (aged 25-34) who actively utilize the LinkedIn platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Angela Christina U
"Teknologi telah diadopsi dalam kegiatan SDM, termasuk rekrutmen. Secara khusus, perusahaan menggunakan media sosial dalam mencari dan menyaring kandidat. Peneliti juga telah mempelajari penggunaan media sosial untuk rekrutmen. Selain itu, Covid-19 telah mempercepat penggunaan teknologi, yaitu media sosial dalam proses rekrutmen karena penguncian dan pembatasan fisik/sosial di banyak negara. Namun, bagaimana media sosial meningkatkan efektivitas proses rekrutmen masih belum banyak diteliti. Kami melakukan studi kualitatif dan mewawancarai delapan perekrut profesional di Indonesia. Mengikuti protokol penelitian kualitatif, kami mengumpulkan dan menganalisis data secara berulang. Penelitian ini fokus pada bagaimana LinkedIn meningkatkan personal branding dan jaringan profesional pengguna yang membantu perekrut dalam mengidentifikasi dan memilih kandidat. Kami menemukan bahwa meskipun LinkedIn membantu perekrut, informasi yang diberikan oleh pengguna di profil LinkedIn mereka tidak lengkap atau tidak akurat. Temuan ini menyarankan perekrut mencari informasi lebih lanjut untuk membuat keputusan perekrutan. Bagi pengguna LinkedIn, mereka harus memberikan informasi lengkap yang membangun personal branding dan jaringan profesional mereka. Terakhir, kami mengembangkan model rekrutmen karyawan online dan kaitannya dengan personal branding & jaringan profesional.

Technology has been adopted in HR activities, including recruitment. Specifically, companies use social media in sourcing and screening candidates. Researchers have also studied the use of social media for recruitment. Furthermore, Covid-19 has accelerated the use of technology, i.e., social media in the recruitment process due to lockdowns and physical/social restrictions in many countries. However, how social media improves the effectiveness of recruitment process is still under-researched. We conducted a qualitative study and interviewed eight professional recruiters in Indonesia. Following a qualitative research protocol, we collect and analyze the data iteratively. We focus on how LinkedIn improves personal branding and a professional network of users that help recruiters in identifying and selecting candidates. Researcher found that although LinkedIn helps the recruiters, the information provided by users in their LinkedIn profiles is either incomplete or inaccurate. This finding suggests recruiters look for further information to make a hiring screening. For LinkedIn users, they should provide the complete information that build their personal branding and professional network. Finally, we develop a model of online employee recruitment and its relation to personal branding & professional network."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad 'Ammar Haikal
"Studi ini membahas bagaimana para pekerja muda dapat bersaing di dalam pasar tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Namun terdapat permasalahan yang dialami oleh para pekerja muda ketika mulai memasuki pasar tenaga kerja, yaitu terdapat ketidaksetaraan akses yang mengancam mereka kepada menjadi pengangguran. Adanya ketidaksetaraan ini yang menyebabkan mereka tidak dapat bersaing secara optimal di dalam pasar tenaga kerja. Salah satu upaya yang dapat mereka lakukan adalah dengan membangun modal sosial. Dimana dengan membangun modal sosial dapat membantu pekerja muda untuk bersaing dalam pasar tenaga kerja. Terlebih lagi di era digital seperti sekarang terdapat platform sosial media seperti Linkedin yang dapat memungkinkan mereka untuk mebangun modal sosial secara digital. Dalam modal sosial digital ini terdapat aktan yang merupakan aktor manusia dan non-manusia yang menjadi salah satu aspek penting di dalamnya. Maka dari itu studi ini memiliki argumen bahwa untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh pekerja muda di dalam persaingan pasar tenaga kerja, mereka memerlukan modal sosial digital. Hasil temuan menunjukan bahwa modal sosial digital membantu para pekerja muda dalam menguatkan posisi mereka di dalam pasar tenaga kerja. Adanya peran manusia dan non-manusia di dalam platform Linkedin membantu mereka untuk mengakses berbagai sumber daya. Studi ini menggunakan metode kualitatif dimana akan menggali lebih dalam bagaimana proses para pekerja muda berinteraksi di dalam suatu jaringan di platform Linkedin untuk membentuk modal sosial yang nantinya dapat menguatkan posisi mereka di dalam pasar tenaga kerja. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap pekerja muda yang dengan rentang umur 20-24 tahun.

This study discusses how young workers can compete in the labor market for jobs. However, there are problems experienced by young workers when they enter the labor market, namely inequality of access that threatens them to become unemployed. This inequality causes them to not be able to compete optimally in the labor market. One of the efforts they can make is to build social capital. Building social capital can help young workers to compete in the labor market. Moreover, in the digital era like now there are social media platforms such as Linkedin that can allow them to build social capital digitally. In this digital social capital, there are actants which are human and non-human actors who are one of the important aspects in it. Therefore, this study argues that to overcome the obstacles faced by young workers in the competitive labor market, they need digital social capital. The findings show that digital social capital helps young workers strengthen their position in the labor market. The existence of human and non-human roles in the Linkedin platform helps them to access various resources. This study uses a qualitative method where it will dig deeper into how the process of young workers interacting in a network on the Linkedin platform to form social capital that can later strengthen their position in the labor market. The data collection process will be conducted using in-depth interviews with young workers aged 20-24 years old."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Aziza Zabidi
"Teori strength of weak ties merupakan teori yang mengatakan bahwa ikatan lemah (weak ties) pada jaringan sosial dapat lebih menguntungkan dibanding hubungan dengan ikatan kuat pada kondisi tertentu yang mana sering digunakan untuk mencari peluang pekerjaan (Granovetter, 1973). Perkembangan teknologi komunikasi menciptakan cara baru dalam memanfaatkan ikatan lemah pada jaringan sosial. Dalam beberapa tahun ke belakang, teori ini digunakan untuk melihat fenomena berjejaring di situs jejaring sosial. Makalah ini bertujuan mengidentifikasi perkembangan pemanfaatan teori strength of weak ties pada konteks pencarian pekerjaan melalui situs jejaring sosial Linkedin. Penelitian dilakukan dengan kajian literatur dari 4 artikel penelitian dalam jangka publikasi 2003-2023 yang membahas Linkedin sebagai medium pencarian pekerjaan dengan pandangan kekuatan ikatan lemah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Linkedin memudahkan penggunanya untuk memelihara dan memanfaatkan hubungan ikatan lemah dalam perluasan jaringan saat mencari pekerjaan. Hal ini secara konsisten ditemukan pada semua penelitian yang ditinjau. Terdapat keterbatasan penelitian terkait dengan perbedaan metode penelitian yang digunakan pada penelitian terkait berbeda-beda. Keterbatasan ini membuat signifikansi dari kajian bersifat umum.

Strength of weak ties theory stated that weak ties in social networks can be more beneficial than relationships with strong bonds under certain conditions which are often used to find job opportunities (Granovetter, 1973). Developments in communications technology create new ways of exploiting weak bonds in social networks. In the past few years, this theory has been used to look at networking phenomena on social networking sites. This paper aims to identify the development of the use of the theory of strength of weak ties in the context of job search through social networking site LinkedIn. Data was gathered by literature review from 4 research articles within 2003-2023 publication which discusses LinkedIn as a job search medium with weak ties viewpoint. Result shows that LinkedIn helps user to maintain and utilize weak ties in network expansion in job search. The result is consistently found in all studies reviewed. There are research limitations related to different research methods used. This limitation makes this paper have general significance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Febryan Dwi Putra
"ABSTRAK
Studi mengenai ketenagakerjaan banyak beralih dari hanya sekedar membahas bagaimana pekerjaan bisa didapatkan menjadi isu mengenai employability. Employability mengacu pada kemampuan seseorang untuk bisa menjadikan dirinya tetap layak dipekerjakan. Artikel ini membahas mengenai peran media sosial sebagai sarana untuk meningkatkan employability. Penulis melihat bahwa seseorang dapat meningkatkan employabilitynya dengan berusaha melakukan identity work, yaitu menyesuaikan identitas sosial dirinya dengan situasi sosial untuk mempermudah interaksi. Studi dalam tulisan ini dikembangkan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik survei. Survei dilakukan terhadap responden yang berjumlah 45 orang yang merupakan alumni Sosiologi Universitas Indonesia pada tahun 2016-2018 yang sudah bekerja dan memiliki akun Linkedin. Hasilnya menunjukan bahwa jenis kelamin bisa berperan sebagai variabel kontrol dalam hubungan antara identity work dan employability. identity work memiliki pengaruh yang negatif terhadap employability pada responden wanita dan positif pada responden pria. Dalam tulisan ini menemukan bahwa latar belakang pendidikan dan jaringan sosial merupakan identitas sosial yang paling banyak digunakan oleh seseorang ketika mencari pekerjaan.

ABSTRACT
Labour studies have mostly shifted from focusing on employment to employability. Employability refers to one rsquo;s ability to keep theirself employable throughout his or her career. This article discusses the role of social media as a tool to develop one rsquo;s employability. The author sees that one can increase their employability using the concept of identity work , which is an adjustment of social identity within a certain social situation in order to help one rsquo;s interaction with other person. This article uses quantitative method with data collected through survey to respondents that consist of 45 sociology students from Universitas Indonesia that have graduated between 2016 to 2018. The results shows that identity work seems to have negative effecton employability, with sex can taking a role of control variable in the realtion between the two. In addition, it was found that educational background and social network are the most prominent identification used in job seeking."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Aulia Rahman
"Penelitian ini membahas Personal Branding yang dilakukan Hadi Wenas melalui media sosial LinkedIn. Berkembangnya media sosial mendorong banyak orang melakukan Personal branding melalui media sosial, salah satu medianya adalah LinkedIn yang dikenal di kalangan profesional. Hadi Wenas selaku CEO dari MatahariMall.com menggunakan LinkedIn untuk mempromosikan budaya perusahaannya, dengan tujuan mendorong khalayak untuk menjadi pelanggan, penjual, atau bagian dari perusahaannya.
Menggunakan EPIC Model yang dikembangkan AC Nielsen, peneliti dapat mengetahui bahwa personal branding Hadi Wenas efektif dilihat dari seluruh dimensi Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication. Dimana dimensi Empathy yang melibatkan kognisi dan afeksi; serta Persuasion yang melibatkan perubahan kepercayaan dan perilaku; memiliki skor kumulatif tertinggi di kisaran 3,60 (Sangat Efektif), sementara dimensi Impact yang melibatkan keingintahuan dan keterlibatan; serta Communication yang melibatkan kemampuan memahami dan dorongan bertindak; memiliki skor kumulatif dibawahnya di kisaran 3,30 (Cukup Efektif). Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa LinkedIn terbukti efektif dan dapat dijadikan alternatif media konvensional untuk membangun personal branding.

This research discusses the personal branding that Hadi Wenas do through social media LinkedIn. The evolution of social media has encouraged peoples to build their personal branding through social media. One of social media that popular enough to build personal branding is LinkedIn, which is better known in professional circles. Hadi Wenas as CEO of MatahariMall.com use LinkedIn to promote the culture of his company, with the aim of encouraging the audience to become customers, vendors, or part of the company.
Using EPIC model developed by AC Nielsen, researchers can tell that Hadi Wenas personal branding os effective views of the whole Empathy, Persuasion, Impact, and Communication dimension. Where is the Empathy dimension involving cognition and affection; and Persuasion dimension involving changes in beliefs and behavior; has the highest cumulative score in the range of 3.60 (Highly Effective). While the Impact dimension that involves curiosity and engagement; and Communication dimension which involve the ability to understand and encouragement to act; have a cumulative score below it in the range of 3.30 (Quite Effective). Through this research we can know that LinkedIn is proven effective and can be used as alternative to conventional media to build personal branding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qatrunnada Nadhifah
"Di masa pandemi COVID-19, Gen Z menghadapi krisis besar ketika berusaha memasuki dunia kerja, dan cara agar Gen Z tetap dapat bertahan dalam menjunjung karier ialah melalui personal branding di media sosial LinkedIn. Kondisi ini juga memberi dampak pada lulusan Universitas Indonesia, dimana alumni Universitas Indonesia yang ada pada kategori Gen Z menjadi pihak-pihak yang terdampak oleh terjadinya pandemi COVID-19 ketika akan memulai dan mengembangkan karirnya. Sehingga penelitian ini berfokus pada bagaimana Gen Z memahami Personal Branding dalam rangka mengembangkan karir. Penelitian ini juga tertarik untuk menelusuri bagaimana personal branding dimanfaatkan melalui LinkedIn oleh Gen Z dalam rangka melakukan pengembangan karir. dan mengetahui pentingnya personal branding melalui LinkedIn bagi pengembangan karir Gen Z di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan menggunakan Alumni tingkat Sarjana Universitas Indonesia yang terdampak Pandemi COVID-19 yang lulus di tahun 2019 sampai dengan 2022 sebagai subjek penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Gen Z dalam kasus ini ialah alumni Tingkat Sarjana UI terdampak pandemi COVID-19 telah memiliki pemahaman terkait personal branding sebagai sebuah cara berkomunikasi sehingga dapat meninggalkan kesan pada orang lain sesuai dengan kebutuhannya. Dalam mencapai personal branding yang kuat, menarik, dan terdiferensiasi di masa pandemi terdapat kriteria yang dimiliki oleh Gen Z yakni kredibel, aktif, dan terstruktur. Dengan memanfaatkan fitur LinkedIn, Gen Z dalam kasus ini telah merasakan dampak dengan menerapkan cara-cara yang sesuai dengan kriteria tersebut.

During the COVID-19 pandemic, Gen Z is facing a major crisis when trying to enter the world of work, and a way for Gen Z to survive in upholding their career is through personal branding on LinkedIn social media. This condition also had an impact on Universitas Indonesia graduates, where Universitas Indonesia alumni in the Gen Z category became the parties affected by the COVID-19 pandemic when they were about to start and develop their careers. Therefore, this research focused on how Gen Z understands Personal Branding in order to develop a career. This research is also interested in exploring how personal branding is used through LinkedIn by Gen Z in the context of career development, and recognize the importance of personal branding through LinkedIn for Gen Z career development during the COVID-19 pandemic. This research used a qualitative approach with the case study method, and used Universitas Indonesia Graduate Alumni who were affected by the COVID-19 Pandemic who graduated from 2019 to 2022 as research subjects. From the results of this study, it was found that Gen Z, in this case is UI Graduate alumni who were affected by the COVID- 19 pandemic, already have an understanding of personal branding as a way of communication so that they can leave an impression on others according to their needs. In achieving a strong, attractive and differentiated personal branding during a pandemic, there are criteria that belong to Gen Z, namely being credible, active and structured. By taking advantage of LinkedIn's features, Gen Z in this case has felt the impact by implementing methods that fit these criteria."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardyna Ulfa Ramadhanty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kepribadian serta motif implisit pengguna Social Networking Sites (SNS) LinkedIn di Indonesia dalam memperoleh Networking Career Benefits. Hal ini dilatarbelakangi oleh penggunaan SNS yang semakin marak bukan hanya untuk kepentingan personal individu, tetapi juga profesional. Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah Extraversion, Protean Career Orientation, Implicit Motives, Networking Behavior, Penggunaan LinkedIn, dan Networking Career Benefits. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna LinkedIn di Indonesia yang berusia 25-34 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan data kuesioner dan observasi akun LinkedIn terhadap 615 responden. Pengukuran yang digunakan menggunakan pendekatan multidimensi. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisa jalur (path analysis) menggunakan tool SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik extraversion memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan LinkedIn: active scope tetapi tidak dengan protean career orientation. Selain itu, tidak semua networking career benefit diterima individu dalam penggunaan Linkedin; hanya berupa work-related assistance, job-search assistance, protection and political guidance serta information and ideas

This study aims to determine the personality characteristics and implicit motives of LinkedIn Social Networking Sites (SNS) users in Indonesia in obtaining Networking Career Benefits. This is motivated by the increasingly widespread use of SNS not only for individual personal interests but also for professionals. The variables tested in this study were Extraversion, Protean Career Orientation, Implicit Motives, Networking Behavior, Use of LinkedIn, and Networking Career Benefits. The sample used in this study is LinkedIn users in Indonesia aged 25-34 years. The research was conducted using quantitative methods with questionnaire data collection and LinkedIn account observations of 615 respondents. The measurement used is multidimensional. The analysis was done using path analysis using SmartPLS tools. The results of this study indicate that xetraversion characteristics have a positive influence on the use of LinkedIn: active scope but not with protean career orientation. In addition, not all networking career benefits are received by individuals in using Linkedin; only in the form of work-related assistance, job-search assistance, protection and political guidance and information and ideas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shavira Hanza Renadia
"Tesis ini membahas penelitian mengenai tingkat keterbukaan dan kolaborasi public dalam menciptakan open government maturity di LinkedIn milik Kementerian Investasi/BKPM. Penyusunan strategi komunikasi di Kementerian Investasi/BKPM berlandaskan government communication decision wheel dan praktik penggunaan media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis konten LinkedIn pada Februari 2021 hingga Januari 2022 dan wawancara mendalam. Penelitian ini membuktikan kegiatan humas pemerintahan secara umum telah dilaksanakan Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dan humas pemerintahan promotive telah terlaksana pada Direktorat Pameran. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media sosial LinkedIn oleh Kementerian Investasi/BKPM RI telah mencapai keterlibatan dimana-mana menurut open government maturity model yang dipengaruhi faktor – faktor pendukung dari internal serta eksternal organisasi.

This thesis discusses the level of information disclosure which is analyzed using the open government maturity model on LinkedIn owned by the Ministry of Investment/BKPM. The existence of a communication strategy formulation at the Ministry of Investment/BKPM is influenced by the concept of the government communication decision wheel and the use of social media by public sector organization. This research uses qualitative methods with LinkedIn content analysis techniques from February 2021 to January 2022 and in-depth interviews. It was found that the public relations function of the government is generally in the Bureau of Communications and Information Services and has carried out government public relations activities with a broad target audience. In addition, the Directorate of Exhibitions and Promotional Facilities carries out promotive government public relations activities. The Ministry of Investment/BKPM RI has achieved ubiquitous involvement according to the open government maturity model which is influenced by supporting factors from internal and external organizations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audreyana Nadhira
"Penggunaan media sosial untuk berbagi pengetahuan terkait pekerjaan telah sering dilakukan oleh para pekerja. Namun, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan LinkedIn untuk melakukan knowledge sharing dalam pekerja sektor keuangan belum sepenuhnya tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penggunaan LinkedIn dengan mengadopsi The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara daring kepada 160 para pekerja sektor keuangan di DKI Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan SEM-PLS untuk memverifikasi model penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa performance expectancy, knowledge sharing self-efficacy, dan habit memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention. Selain itu, facilitating conditions dan behavioral intention memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap actual use behavior. Ditemukan bahwa efek moderasi age hanya berpengaruh positif dan signifikan pada hubungan knowledge sharing self-efficacy terhadap behavioral intention dan efek moderasi experience hanya berpengaruh positif dan signifikan pada hubungan performance expectancy terhadap behavioral intention.

The use of social media for knowledge sharing related to work has often been practiced by employees. However, the factors influencing the use of LinkedIn for knowledge sharing in the financial sector have not been fully validated. This research aims to analyze the factors affecting the use of LinkedIn by adopting The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). This study employs a quantitative approach by distributing online questionnaires to 160 workers in the financial sector in DKI Jakarta. The data analysis technique used is SEM-PLS to verify the proposed model. The results of this study indicate that performance expectancy, knowledge sharing self-efficacy, and habit have a positive and significant influence on behavioral intention. Moreover, facilitating conditions and behavioral intention have a positive and significant influence on actual use behavior. It was found that the moderating effect of age only has a positive and significant impact on the relationship between knowledge sharing self-efficacy and behavioral intention, and the moderating effect of experience only has a positive and significant impact on the relationship between performance expectancy and behavioral intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>