Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Nabeela
"Burnout sering terjadi di kalangan tenaga kesehatan, terutama pada perawat. Pekerjaan perawat, yang membutuhkan tenaga, perhatian, serta waktu yang banyak, rentan menyebabkan work-family conflict (WFC). Penelitian ini bertujuan melihat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta. Subjek penelitian didapatkan sebanyak 124 dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Work Family Conflict Scale (WAFCS) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Hasil analisis dilakukan menggunakan SPSS v.25 dan hasil menunjukkan bahwa terdapat peran work-family conflict (WFC) terhadap burnout. Dapat disimpulkan bahwa work-family conflict (WFC) memprediksi terjadinya burnout pada perawat di Rumah Sakit Kelas A di Jakarta.

Burnout is often observed among healthcare professionals, particularly nurses. The demanding task of nursing requires significant energy, attention, and time, which can lead to work-family conflict (WFC). This study aims to examine the role of work-family conflict (WFC) in burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta. A total of 124 subjects were recruited using convenience sampling. The measurement tools used were the Work Family Conflict Scale (WAFCS) and the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Analysis was conducted using SPSS v.25, revealing a significant relationship between work-family conflict (WFC) and burnout. It can be concluded that work-family conflict (WFC) predicts the occurrence of burnout among nurses at a Class A Hospital in Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Dhien Santoso
"Burnout menjadi masalah yang persisten dan memprihatinkan bagi tenaga keperawatan akibat beban kerja dan tuntutan yang besar. Terdapat sejumlah faktor yang berperan terhadap burnout, salah satunya adalah resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran resiliensi terhadap burnout pada perawat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah 126 perawat dengan rentang usia 22–53 tahun (M = 33.7; SD = 7.50) dengan minimal lama bekerja 1 tahun. Variabel resiliensi pada penelitian ini diukur menggunakan Connor–Davidson Resilience Scale (CD-RISC-10) dan variabel burnout diukur menggunakan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Pengambilan data penelitian dilakukan menggunakan kuesioner dan disebarkan pada rumah sakit yang telah menyetujui untuk dijadikan tempat pengambilan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi mampu memprediksi dan menjelaskan 14.1% varians pada burnout dalam konteks perawat. Oleh karenanya, pihak rumah sakit dapat merancang berbagai metode atau strategi-strategi khusus agar dapat mendorong terbentuknya resiliensi yang tinggi pada perawat.

Burnout has become a persistent and concerning issue for nursing staff due to heavy workloads and high demands. However, there are factors that play a role in burnout, one of which is resilience. This study aims to examine the role of resilience in burnout among nurses. It is a quantitative study with a cross-sectional design. The participants in this study were 126 nurses from 22–53 years old (M = 33.7; SD = 7.50) with a minimum work experience of one year. Resilience was measured using the Connor–Davidson Resilience Scale (CD-RISC-10) and burnout was measured using the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI). Data collection was conducted using questionnaires distributed in hospitals that had agreed to participate. The data from 126 participants were then analyzed using simple linear regression analysis. The results of this study indicate that resilience can predict and explain 14.1% of the variance in burnout among nurses. Therefore, hospitals can design various methods or specific strategies to foster high resilience among nurses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dwi Oktaviana
"Burnout pada perawat mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat. Faktor fisik dan psikologi perawat selama bekerja perlu menjadi perhatian bagi penyelenggara kesehatan. Laporan kasus ini menjelaskan mengenai burnout pada perawat di lingkungan kerja. Penilaian burnout dilakukan dengan observasi partisipatif, wawancara, dan survey dengan menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory (MBI) yang membahas tiga dimensi burnout, dimensi kejenuhan mental, dimensi depersonalisasi, dimensi pencapaian diri. Kuesioner terdiri dari 22 pernyataan dengan rentang nilai 0 – 10 dan dikategorikan menjadi empat kategori ringan (0 – 2), sedang (3 – 5), tinggi (6 – 8) dan sangat tinggi (9 – 10). Penelitian dilakukan pada 22 perawat di ruangan Healthcare Unit. Hasil observasi partisipatif menunjukkan bahwa perawat mengalami kelelahan secara fisik karena adanya beban kerja yang cukup padat. Hasil wawancara didapatkan bahwa perawat merasa lelah dengan banyaknya beban kerja yang didapat, Namun nyaman dengan lingkungan kerja sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan dengan baik. Hasil analisis deskriptif dari kuesioner didapatkan mean dari dimensi kejenuhan mental 3,2 kategori tingkat burnout sedang, dimensi depersonalisasi 1,1 kategori tingkat burnout rendah, dan dimensi pencapaian diri 3,3 kategori tigkat burnout sedang.  Secara umum, tingkat burnout perawat di ruangan yaitu kategori tingkat sedang. Evaluasi tingkat beban kerja dan skrining burnout secara berkala diharapkan mampu mengurangi tingkat kejadian burnout pada perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.

Burnout on nurses affects the performance of nurses in providing nursing care in the ward. The physical and psychological factors of nurses during work need to be a concern for health providers. This case report describes burnout in nurses in the work environment. Burnout assessment is carried out by participatory observation, interviews, and surveys using the Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnaire which discusses the three dimensions of burnout, the dimension of mental saturation, the dimension of depersonalization, and the dimension of self-morality. The questionnaire consists of 22 statements with a value range of 0-10 and the contents are divided into four categories of mild (0-2), moderate (3-5), high (6-8) and very high (9-10). The study was conducted on 22 nurses in the Healthcare Unit room. Participatory observation results show that nurses experience physical fatigue due to a fairly heavy workload. The results of the interviews showed that nurses felt tired with the amount of workload they received, but were comfortable with the work environment so that nurses were able to provide good care. The results of the descriptive analysis of the questionnaire obtained an average of the dimensions of mental saturation 3.2 categories of moderate burnout levels, depersonalization dimensions 1.1 categories of low burnout levels, and self-selling dimensions 3.3 categories of moderate burnout levels. In general, the burnout level of nurses in the room is the medium level category. Periodic evaluation of workload levels and burnout screening is expected to be able to reduce the incidence of burnout in nurses so as to improve the quality of nursing care provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Putri Pratama
"Penelitian mengenai hubungan antara konflik kerja-keluarga (work-family conflict) dan kepuasan pernikahan pada berbagai sampel dengan karakteristik yang berbeda masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Perawat merupakan kelompok profesi yang menarik untuk diteliti terutama mengingat perpaduan tuntutan mental, emosional, dan fisik yang harus dihadapi dalam pekerjaan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work-family conflict dengan kepuasan pernikahan pada perawat, terutama di Rumah Sakit X di Jakarta. Variabel work-family conflict diukur menggunakan Work and Family Conflict Scale (WAFCS) sedangkan kepuasan pernikahan diukur menggunakan Couple-Satisfaction Index-16 (CSI-16). Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-family conflict berhubungan negatif secara signifikan dengan kepuasan pernikahan (r = -0.215; p < 0.05). Analisis mengenai hubungan kedua arah work-family conflict dengan kepuasan pernikahan menunjukkan bahwa arah family interference with work (FIW) memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kepuasan pernikahan (r = -0.220; p < 0.05). Sedangkan work interference with family (WIF) tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan pernikahan. Hasil tersebut berimplikasi pada pentingnya mengatasi dan memahami bagaimana keluarga dapat memengaruhi kewajiban pekerjaan untuk bisa meningkatkan kepuasan pernikahan serta keseimbangan kehidupan pekerjaan dan keluarga individu.

Studies on the relationship between work-family conflict and marital satisfaction on various samples with different characteristics still show inconsistent results. Nurses are an interesting professional group to study, especially due to the combination of mental, emotional, and physical demands that must be faced in nursing. This study aims to look at the relationship between work-family conflict and marital satisfaction in nurses, especially at Hospital X in Jakarta. Work-family conflict was measured using the Work and Family Conflict Scale (WAFCS) while marital satisfaction was measured using the Couple-Satisfaction Index-16 (CSI-16). The results showed that work-family conflict was significantly and negatively correlated with marital satisfaction (r = -0.215; p < 0.05). Analysis of the relationship between the two directions of work-family conflict and marital satisfaction showed that family interference with work (FIW) had a significant negative relationship with marital satisfaction (r = -0.220; p < 0.05). Meanwhile, work interference with family (WIF) does not have a significant correlation with marital satisfaction. These results imply the importance of addressing and understanding how family can influence work obligations to improve the individual’s marital satisfaction and work-family life balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Donovan Hariyanto
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi peran perceived social support pada burnout terhadap perawat di rumah sakit X kelas A di Jakarta. Penelitian ini mengolah data dari 124 partisipan yang berstatus perawat berusia 22-53 tahun, bekerja di rumah sakit X kelas A di Jakarta, dan durasi lama bekerja dari 1 hingga lebih dari 10 tahun. Pengukuran tingkat perceived social support  dan burnout dilakukan dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) keduanya dalam bentuk short form. Hasil analisis korelasi (r=-0.203, p<0.05) dan regresi (r=-0.203, p<0.05) terbukti bahwa terdapat peran perceived social support secara signifikan pada burnout. Dengan kata lain, makin tinggi perceived social support maka akan makin rendah tingkat burnout yang dialami oleh perawat. Pada penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi dari perceived social support yang paling berpengaruh pada burnout adalah dimensi keluarga (p=0.003), jika dibandingkan dengan kedua dimensi yang lainnya, seperti teman (p=0.650), dan sosok yang spesial (p=0.610). Dengan demikian, hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perceived social support memiliki peran protektif terhadap burnout.

The objective of this study is to explore the role of perceived social support on burnout among nurses at Class A Hospital X in Jakarta. This research processes data from 124 participants who are nurses aged 22-53 years, working at Class A Hospital X in Jakarta, with a working duration ranging from 1 to over 10 years. The measurement of perceived social support and burnout levels was conducted using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and the Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), both in short form. The results of the correlation analysis (r=-0.203, p<0.05) and regression analysis (r=-0.203, p<0.05) showed that perceived social support has a significant role in burnout. In other words, the higher the perceived social support, the lower the level of burnout experienced by nurses. This study also found that the dimension of perceived social support that most influences burnout is the family dimension (p=0.003), compared to the other two dimensions, such as friends (p=0.650), and significant others (p=0.610). Thus, these results are consistent with previous research indicating that perceived social support has a protective role against burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ikhwan
"Perawat adalah satu profesi pelayanan kesehatan yang berisiko tinggi mengalami kejenuhan kerja karena beban kerja yang berat dan stres kerja yang tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kinerja dan produktifitas kerja, Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengetahui gambaran kejenuhan (burnout) dan kinerja perawat dan unit rawat inap salah satu rumah sakit rujukan nasional di Jakarta. Jumlah partisipan pada penelitian sebanyak 96 perawat (usia rata-rata 30,36; SD=7,990) yang dipilih berdasarkan metode random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner burnout dari MBI (Maslach Burnout Inventory), kuesioner kinerja perawat dan kuesioner stres perawat ENSS (Expanded Nursing Stress Scale).
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar partisipan penelitian mengalami stres kerja sedang (66,7%), mempunyai tingkat kejenuhan (burnout) sedang (83,3%), dan mempunyai kinerja sangat baik (80,2%). Rumah sakit diharapkan dapat lebih memberikan perhatian terhadap stres dan kejenuhan kerja terhadap para perawatnya agar dapat menberikan situasi kerja yang lebih kondusif yang dapat mempengaruhi kenyamanan perawat dalam bekerja.

The nurse is a profession of health services at high risk of job burnout because of the heavy workload and job stress high can cause a decrease in performance and productivity of work, this research uses descriptive design that aims to know the description saturation (burnout) and the performance of nurses and unit inpatient one national referral hospital in Jakarta. The number of participants in the study were 96 nurses (average age 30.36; SD = 7.990) were selected by random sampling method. The research instruments used questionnaires burnout of the MBI (Maslach Burnout Inventory), questionnaires performance of nurses and nurse Enns stress questionnaire (Expanded Nursing Stress Scale).
Results research shows the majority of study participants were experiencing work stress (66.7%), has a saturation level (burnout) moderate (83.3%), and has a very good performance (80.2%). The hospital is expected to give more attention to stress and job burnout against the nurses in order to give more employment situation more conducive to affect the comfort of nurses in work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Talenta
"Burnout merupakan kondisi seseorang yang mengalami stres kerja sehingga berakibat kepada kelelahan fisik, emosional, perubahan perilaku, dan penurunan pencapaian kerja. Sedangkan, perilaku caring merupakan inti dari praktik keperawatan sebagai fenomena universal yang berpengaruh terhadap komunikasi, cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku satu sama lain.
Hasil penelitian pada 87 perawat di RS Kanker menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara tingkat burnout dengan perilaku caring perawat onkologi di RS Kanker jakarta dikarenakan hasil distribusi data yang tidak normal. Sekitar 50,7% perawat yang memiliki tingkat burnout tinggi tergolong berperilaku caring tinggi dan 49,3% tergolong berperilaku caring rendah.
Berdasarkan hasil analisis data, rumah sakit sebaiknya meningkatkan pelatihan mengenai excellent service dan patient safety, gathering antar perawat dan tenaga kesehatan, serta rotasi ruangan kerja perawat sesuai kompetensi agar dapat menurunkan tingkat burnout dan meningkatkan perilaku caring yang berdampak pada pelayanan kesehatan optimal kepada klien kanker.

Burnout is a condition when a person experiencing stress over work, resulting in physical and emotional exhaustion, as well behavioral changes and declining employment achievement. Caring behavior is the core of nursing practice, as the universal phenomenon which has implications on communication, ways of thingking, feelings, and behavior to each other.
Ther result from a study on 87 nursing staffs at Hospital of Cancer in Jakarta showed that there was no significant relationship between the levels of burnout and caring behavior among oncology nurse in Hospital of Cancer, since the data distribution of the variables were abnormal.
Based on the data analysis, the hospital need to develop training programs for nurses and other health care professionals, alos arranging job rotations which fit the nurses competencies, in order to reduce levels of burnout, while upgrading nurses caring behavior, which improve the optimality of the health care service for oncology clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Indonesian females lecture are expected to perform double roles to do their jobs and to take care of their families. This condition may create conflicts if female lecturers cannot perform their duties as expected by their employers and families. These conflicts then turn into mental pressure and experiences of burnout. The aim of this study is to find out the impacts of work-family conflicts and burnout among female lecturers. The subjects of this study are 160 lecturers who are female, are married, and have children. Research data are generated using family-work conflict scale and burnout scale. The data are analyzed using regression analysis technique. The results of data analysis also show that the conflict between work and family strongly associate with burnout among female lecturers. The result findings also show that there are two dimensions of work-family conflicts which may cause burnout: behavior-based conflict dan timebased conflict. By implication, this study can help expand the understanding of burnout among female lecturers which may lead to the improvement of the quality of their working environments. In this way, better understanding of the impacts of living environments and individual characteristics on burnnouts can benefit the lecturers themselves and the institutions they work at.

Tridarma perguruan tinggi menuntut dosen untuk lebih optimal menjalankan tugas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Di sisi lain, wanita di Indonesia dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak di rumah. Kondisi ini dapat menimbulkan konflik jika dosen wanita tidak mampu memenuhi kewajibannya di pekerjaan maupun di keluarga. Konflik yang terjadi akan menyebabkan tekanan yang pada akhirnya menimbulkan burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak konflik pekerjaan-keluarga terhadap burnout pada dosen wanita. Subjek pada penelitian ini adalah 160 dosen wanita, menikah, dan telah memilikki anak. Data penelitian diungkap dengan skala work family conflict dan skala burnout. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh terhadap burnout di kalangan dosen wanita. Hasil analisis juga menunjukkan ada dua dimensi konflik pekerjaan-keluarga yang berpengaruh terhadap burnout yaitu behaviour-based conflict dan time-based conflict. Implikasi dari studi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai burnout yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bekerja. Pemahaman akan pengaruh lingkungan dan pribadi terhadap burnout memiliki keuntungan bagi lembaga dan dosen."
Medan: Universitas Sumatera Utara. Faculty of Psychology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Sabrina Syamsul
"Perawat memegang peranan vital dalam pelayanan kesehatan. Tuntutan yang banyak serta shift kerja yang tidak seperti jam kerja pada umumnya membuat penelitian mengenai kepuasan kerja perawat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran work-family conflict (WFC) beserta dimensi-dimensinya, work-interference-with-family (WIF) dan family-interference-with-work (FIW) terhadap kepuasan kerja pada perawat di rumah sakit di Jakarta. Partisipan penelitian adalah 124 perawat di rumah sakit X kelas A di Jakarta yang telah bekerja minimal 6 bulan dan berusia maksimal 60 tahun. WFC diukur menggunakan Work and Family Conflict Scale (WAFCS) serta kepuasan kerja dengan McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa WFC menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). WIF dan FIW menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Secara spesifik, pengaruh negatif WIF lebih besar dan signifikan daripada pengaruh FIW terhadap kepuasan kerja. Temuan ini dapat membantu rumah sakit mengembangkan intervensi kepuasan kerja dengan menggunakan faktor-faktor anteseden terkait WIF.

Nurses play a pivotal role in healthcare delivery, facing demanding workloads and irregular work schedules. These factors necessitate research into their job satisfaction. This study aims to examine the influence of work-family conflict (WFC) and its dimensions, work-interference-with-family (WIF) and family-interference-with-work (FIW), on job satisfaction among nurses in Jakarta hospitals. The study involved 124 nurses working at Hospital X, a Class A hospital in Jakarta who had been working at the hospital for at least 6 months and at a maximum age of 60 years old. WFC was measured using the Work and Family Conflict Scale (WAFCS), while job satisfaction was assessed using the McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). The findings revealed a significant negative relationship between WFC and job satisfaction (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). Both WIF and FIW were found to negatively impact job satisfaction (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Notably, the negative influence of WIF was stronger and more significant than that of FIW on job satisfaction. These findings can guide hospitals in developing job satisfaction interventions by targeting antecedent factors related to WIF."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliyana
"Menurunnya kualitas pelayanan bukan hanya karena faktor mutu tenaga, tetapi dapat juga karena tingginya beban kerja yang berakibat perawat menjadi letih secara fisik dan mental sehingga terjadi burnout.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor demografik, faktor personal dan faktor organisasi terhadap burnout perawat pelaksana di unit rawat inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat.
Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif potong lintang menggunakan instrumen MBI (Maslach Burnout Inventory). Sampel yang diambil adalah total sampling berjumlah 122 orang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa burnout perawat pelaksana dalam kategori rendah sebesar 82,8% dan kategori sedang sebesar 17,2% serta variabel yang paling dominan dengan burnout adalah variabel beban kerja.

Beside the improper quality of personnel, the decline of hospital quality may be caused by the high workload which resulting to nurses physical and mental exhaustion, which lead to burnout.
The study aims to determine the relationship between demographic factors, personal factors and organizational factors toward burnout of nurses in the inpatient unit RSJ West Kalimantan Province.
It is a quantitative study with cross-sectional approach using MBI (Maslach Burnout Inventory) instrument. Samples are the total population amounted to 122 nurses.
The results showed that 82.8% are nurses with low category of burnout while 17.2% in middle category of burnout. The most dominant variables related to burnout is the workload of nurses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T28920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>