Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159254 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Guesvidha Nurhidayat As Putera
"Mengelola dan menjaga kualitas cemaran air limbah di industri sangatlah penting, dan hal ini memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan, masyarakat, serta keberlanjutan industri itu sendiri. Uji MPN (Most Probable Number) adalah metode perhitungan mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair. uji ini dapat memberikan panduan mengenai kualitas air limbah yang dihasilkan oleh proses industri. Jika jumlah coliform dalam air limbah industri melebihi batas yang ditetapkan oleh regulasi atau standar, itu bisa menandakan adanya masalah dalam pengolahan limbah atau kegiatan industri itu sendiri. Tindakan perlu diambil untuk meminimalkan dampak negatifnya. Perlu diingat bahwa standar nilai MPN untuk coliform dapat bervariasi berdasarkan regulasi lingkungan yang berlaku di wilayah tertentu, serta tujuan penggunaan air tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi industri untuk mengikuti dan mematuhi regulasi setempat terkait kualitas air dan pengelolaan limbah.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dan desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang analisis bakteri Coliform pada air limbah industri farmasi PT Sydna Farma.Nilai bakteri coliform yang diambil dari sampel air limbah PT Sydna Farma tergolong rendah jika bersumber pada PERMENLHK No.68 tahun 2016 yang menjelaskan tentang baku mutu air limbah industri domsetik pada bakteri coliform tidak lebih dari 3000 MPN/100ml. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jumlah sumber bakteri air limbah tersebut sedang tidak banyak atau dipengaruhi oleh pemberian Chlorine pada penampungan limbah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri coliform. Hasil yang diperoleh yaitu 3.1.0 yang memiliki nilai index MPN/100ml sebesar 22 dan perkiraan kepercayaan total bakteri coliform antara 3,5 – 26. Dari hasil tersebut maka nilai bakteri coliform yang diambil dari sampel air limbah PT Sydna Farma tergolong rendah dan tidak melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan oleh PERMENLHK No.68 tahun 2016.

Managing and maintaining the quality of wastewater pollution in industry is very important, and this has a significant impact on the environment, society and the sustainability of the industry itself. The MPN (Most Probable Number) test is a method for calculating microorganisms that uses data from the results of the growth of microorganisms in a liquid medium. This test can provide guidance regarding the quality of wastewater produced by industrial processes. If the number of coliforms in industrial wastewater exceeds the limits set by regulations or standards, it could indicate a problem in waste processing or the industrial activity itself. Actions need to be taken to minimize the negative impact. It should be remembered that standard MPN values for coliforms can vary based on environmental regulations that apply in certain regions, as well as the intended use of the water. Therefore, it is very important for industry to follow and comply with local regulations regarding water quality and waste management. The research method used in this research is Descriptive and the research design used is Cross Sectional which aims to provide an overview of the analysis of Coliform bacteria in waste water pharmaceutical industry PT Sydna Farma. The value of coliform bacteria taken from PT Sydna Farma wastewater samples is classified as low if it is based on PERMENLHK No.68 of 2016 which explains that the quality standard for domestic industrial wastewater for coliform bacteria is no more than 3000 MPN/100ml. This can be influenced by the number of bacterial sources in the waste water being small or influenced by the provision of chlorine in waste reservoirs which can inhibit the growth of coliform bacteria. The results obtained were 3.1.0, which has an MPN/100ml index value of 22 and a reliable estimate of total coliform bacteria between 3.5 – 26. From these results, the value of coliform bacteria taken from PT Sydna Farma wastewater samples is classified as low and does not exceed The maximum limit has been set by PERMENLHK No. 68 of 2016.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"Peraturan Menkes Rl No.416 tahun 1990 dalam standar kualitas Air Minum
menyatakan bahwa air minum tidak boleh terdapat bakteri Eschericia coli dalam 100 ml contoh air. Adanya bakteri Coliform merupakan indikasi air tercemar kuman pathogen, sehingga bakteri Coliform merupakan indikator pencemaran air secara mikrobiologis.
Bakteri E. Coli dapat menyebabkan Gastroenteristis. Salah satu cara mengurangi bakteri bakteri E. coli pada proses pengolahan air adalah dengan proses koagulasi (penggumpalan) yang diikuti proses flokulasi (pembentukan flok) dan sedìmentasi (pengendapan flok). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koagulan adalah penggunaan koagulan yang tepat untuk tingkat kekeruhan air baku yang sudah ditentukan (dalam hal ini kekeruhan tinggi). Koagulan yang umum digunakan adalah
AI2(SO4)3 yang biasa disebut tawas atau alum, karena cukup murah dan mudah didapat dipasaran. Kenyataan menunjukkan tingkat kekeruhan air baku (dalam hal ini sungai Ciliwung) semakin tinggi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih efektif. Penggunaan koagulan PAC (Poly Aluminum Chiorida) sebagai koagulan alternatif yang lebih efektif untuk air baku kekeruhan tinggi.
Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Sebagai kelompok eksperimen adalah sampel air baku yang diberi koagulan PAC, sedangkan kelompok pembanding adalah sampel air baku yang diberi koagulan Alum atau Tawas. Penelitian ini dilakukan dalam skala taboratorium, yaitu melalui analisa jartes untuk menentukan dosis optimum koagulan. Percobaan dilakukan di laboratonum pusat PAM Jaya dengan mengambil sampel air baku kekenihan tinggi (100 - 500 NTU) dan melakukan lima kali percobaan
dengan total sampel 30. Dosis koagulan yang digunakan adalah 20, 25, 30, 35, 40, 45
ppm.
Hasil yang diperoleh adalah Reduksi Eschericia coli rata-rata oleh PAC adalah 88.3166 dengari reduksi maksimum 99.97 % dan oleh Alum adalah 73.30 % dengan reduksi maksimum 96.67%. Secara statistik beda reduksi PAC terhadap Mum adalah perbedaan bermakna dengan nilai p <0,05. Dosis optimum rata-rata PAC adalah 20 ppmdengan rata-rata reduksi 89.01 %. Dosis optimum rata-rata Alum adalah 30 ppm dengan
rata-rata reduksi 81.60 %. Melihat kualitas air yang dihasilkan terhadap parameter pH,
kekeruhan, dan E. coil Iebih baik menggunakan PAC. Nilai rata-rata kualitas air pada
pemberian dosis optimum PAC adalah : kekeruhan 7,2 NTU, pH akhir 7.08 dan reduksi
E. coil 97.29%. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum Alum adalah:
kekeruhan 16.2 NTU, pH 6.8 dan reduksi E. coil 95.06%.
Secara ekonomis didapat penghematan yang cukup besar, yaitu dengan
pemakaian PAC dapat dihemat biaya Rp 47.740.400 / bulan untuk Instalasi I PAM DKI
Jaya. Perhitungan ini diambil dan penghematan penggunaan dosis koagulan dan dosis
kapur tohor, dimana dengan PAC tidak diperlukan pemakaian kapur tohor untuk
menaikkan pH.
Dari hasil ini disarankan untuk air baku kekeruhan tinggì PAC dapat dijadikan
koagulan pengganti Alum, karena dari segi teknis Iebih menguntungkan, yaitu tidak
perlu penambahan kapur tohor untuk menetralkan pH dan mengurangi dosis Kaponit
pada proses desinfeksi serta waktu digunakan lebih pendek, dari segi biaya lebih hemat,
dan dari segi kualitas air yang dihasilkan lebih baik.

In general, raw water which comes from the river has been contaminated by
human or animal feces which is shown by the existing of an organism society called
Coliform such as Bacterium coli, Bacilus coil or Eschericia coli which are the ones of
microbiologie parameter. The existent of Coliform bacteria is an indicator of pathogenic
bacteria, so the Coliform bacteria is an indicator of microbiological water
contamination. Ministry of health regulation no.416 1990 for standardization of drinking
water states that the drinking water mustn’t contain the Eschericia coil bacteria in 100
ml the sample of water.
The E. coil bacteria may cause Gastroenterist. One way of reducing E. coli
bacteri in the water treatment is by coagulation process which is followed by floculation
and sedimentation, One factor which determined the succes of coagulation is the use of
the right coagulant for determined standard turbid raw water (in high tu bid level
matter). The most commonly used coagulant is the AI2(SO4)3 called “Tawas” or “Alum”,
it is quite cheap and can be found easily. The fact shows that the high turbid level of raw
water (in Ciliwung river matter) is getting higher, so an alternative of more effective
coagulant is needed. Lise of the PAC (Poly Aluminum Chloride) coagulant is more
effective for high turbid level raw water.
Method used in this research is true experimental. The experiment group consists
of samples of raw water with the PAC coagulant, compared with samples of raw water
with Tawas or Alum coagulant Research was done in an laboratory scale, through
jartest analysis to decide the optimum dose of coagulant. The experiment was done at
the PAM Jaya Laboratory by taking samples of high turbid of raw water (100-500 NTU)
and doing 5 times experiment with total samples of 30. The coagulant doses used of are
20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm.
Average reduction of E. coli by the PAC is 88,32%, with maximum reduction of
99.97%, and by the Alum is 73.3% with the maximum reduction of 96.67%.
Statistically, the reduction difference between PAC and Alum is (15.02 ± 5.33)% With P
<0.05 in CI 95% of significant difference. The avarage optimum dose of PAC is 20 ppm
with average reduction of 89 %. The average optimum dose of Alum is 30 ppm with
average reduction of 81.6%. If we see the produced water quality the parameters Like:
pH, turbidity, and E.coli, it would be better for us to use the PAC. The average values of
water quality with PAC optimum dose given are : the turbidity is 7.2 NTU, the last pH is
7.08 and the E. coli reduction is 97.29%. Condition with Alum are: the turbidity is 16.2
NTU, the PH is 6.8 and the E.coli reduction is 95.06%.
Economically, by using the PAC we can save costs for about Rp
47.740.000/month. This calculation was done by savings in coagulant dose and in quick
lime dose, which by using the PAC we do not need the quick-lime to increase the pH
anymore.
Using the results obtained, it’s recomended , for the high level turbidity of the
raw water, to use the PAC as a substitution of Alum. Technically, it gives more revenues
by not using the quick-lime addition to neutralize the pH, reduces the “Kaporit” dose in
the dissinfection process, and shortens the process time. We can also reduce costs,
because it’s cheaper, and we can get better water quality than before.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T3644
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aisyah Al Anbiya
"Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. Kimia Farma Plant Jakarta mengolah air limbah yang berasal dari kegiatan produksi obat, pencucian, limbah domestik yang menggunakan proses biologis dengan metode anaerob-aerob. Setelah 20 tahun beroperasi, IPAL tidak pernah dicek kesesuaian parameter disain unit pengolahannya sehingga harus dilakukan evaluasi untuk meningkatan efisiensinya. Evaluasi dilakukan dengan menghitung parameter-parameter disain pada kondisi eksisting dan membandingkannya dengan kriteria disain padaliteratur.Hasilnya yaitu efisiensi pengolahan keseluruhan penyisihan BOD=91%, COD=88%, TSS=96% dan telah masuk kriteria disain. Selain itu, terdapat beberapa parameter yang tidak masuk rentang kriteria disain diantaranya waktu tinggal dan organic loading (bak anaerob), F/M dan MLSS (bak aerob), overflow rate (bak sedimentasi). Sehingga pada perhitungan keseuaian kondisi rencana IPAL, bak anaerob tidak difungsikan dan dilakukan beberapa kontrol perbaikan agar mencapai nilai kinerja MLSS 4000 mg/L, F/M Ratio 0,076, kebutuhan udara 4195,37 m3/day, overflow rate 8,182 m3/m2.h.

Wastewater Treatment Plant of PT Kimia Farma Jakarta processesinfluent from the units of producingdrugs and washing equipment. It also processes waste water from biological process using anaerobic-aerobic method.After 20 years of operation, WWTP of PT Kimia Farma Plant Jakarta have never checked the suitability of the design parameters and the application in each unit, so that should have been done to improve the efficiency of The WWTP. An evaluation is conducted by calculating the design parameters on existing conditions and comparing it to the design criteria?s literature. The results of the overall processing efficiency in removal BOD were : 91%, COD: 88%, TSS: 96%.Moreover, there are several parameters that are not in the range of design criteria such as residence time and organic loading (unit of anaerobic), the F/M ratio and MLSS (unit of aerobic), overflow rate (unit of sedimentation). So that in the planning process, anaerobic unit was not used. Then, the writer used some improvements to achieve the performance value of MLSS 4000 mg/L, the F/M Ratio 0,076, aeration air demand 4195,37 m3/day, overflow rate 8,182 m2 m3/h.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Dodi
"ABSTRAK
Proyek konstruksi menghasilkan sejumlah besar limbah yang tidak ramah lingkungan
dan merugikan untuk anggaran proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya limbah konstruksi, dan untuk
mengetahui respon apa saja yang dilakukan dalam upaya mengurangi limbah
konstruksi. Metode penelitian yang digunakan adalah survey, dengan pengolahan
datanya menggunakan metode statistik. Analisa resiko yang digunakan untuk menguji
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap timbulnya limbah konstruksi adalah ISO
31000. Output dari penelitian ini adalah 3 sumber resiko yang paling dominan dalam
waste management dari 2 kategori terhadap timbulnya limbah konstruksi. Dua
sumber resiko untuk kategori material yaitu: (X7) Melakukan pekerjaan plesteran dan
pengecoran langsung di site dan (X6) Pemanfaatan potongan material yang kurang
efektif. Satu sumber resiko untuk kategori Metode yaitu: (X14) Kontraktor tidak
mempunyai peralatan untuk mendaur ulang limbah. Penelitian ini juga memberikan
respon apa saja yang dilakukan terhadap penyebab timbulnya resiko. Respon tersebut
berupa pencegahan maupun koreksi yang harus dilakukan.

ABSTRACT
The construction project produces a large amounts of waste that are not friendly to
environmentally, and disserve to the budget of project. This research aim to know
what the factors are causing the generation of construction waste, and to know the
respons of waste management in reducing construction waste industri. The research
methodology employed in this study is a survey, which data will be run by using a
statistical method. The risk analysis used to test the variables which have an influence
on the performance is the ISO 31000. The output of this research are three most
dominant sources of risk of the two categories in waste management with causing the
generation of construction waste. Two sources of risk for material categories, namely:
(X7) Do plaster work and concrete on site and (X6) Utilization of pieces of material
that are less effective. One source of risk for the method categories: (X14) The
contractor does not have the equipment to recycle waste. This research also give the
respons of the risk causes. The respons by preventive and corective action."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Kualifikasi mesin, peralatan produksi, dan sarana penunjang merupakan bentuk penjaminan mutu pada industri farmasi yang dapat menjadi bentuk pembuktian dari operasional proses yang terkendali dan konsisten sesuai dengan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Salah satu aspek pengendalian yang penting adalah pemetaan suhu dan kelembapan pada alat penyimpanan dengan lingkungan terkontrol (climatic chamber). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan pemetaan suhu dan kelembapan pada alat climatic chamber dibandingkan CPOB serta menentukan titik penempatan sampel untuk pemantauan harian suhu kelembapan pada. PT. Sydna Farma.
Penelitian dilakukan secara observasional melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun observasi dilakukan melalui studi literatur berdasarkan referensi ilmiah, regulasi nasional, dan dokumen operasional di PT. Sydna Farma serta pengambilan data pada lokasi sampling. Lokasi sampling mewakili antara lain area terdekat dan terjauh dari suplai udara, area titik monitoring harian, dan area dekat titik sensor T/RH. Pemetaan suhu dan kelembapan dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata keseluruhan, nilai maksimal dan minimal individual setiap titik, dan nilai mean kinetic temperature (MKT). Dari analisa tersebut, diperoleh bahwa pengujian alat telah memenuhi CPOB dan memiliki titik penempatan sampel yang bervariasi pada kondisi 25 ºC / 60 % RH (titik 1, 3, 9, 12), 30 ºC / 60 % RH (titik 4 dan 6), dan 40 ºC / 70 % RH (titik 5, 7, 12)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Yulian Chandra
"PT. Sydna Farma merupakan perusahaan farmasi yang terspesialisasi dalam produksi sediaan parenteral berupa ampul. Sediaan steril yang diproduksi oleh PT. Sydna Farma sebagian besar merupakan produk aseptis di mana sterilisasi dilakukan menggunakan cara penyaringan dan pengisian dilakukan secara aseptis dengan meminimalkan kontaminasi. Oleh karena itu, PT. Sydna Farma harus melaksanakan prosedur media fill sebagai validasi proses aseptis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan Broth Filling Trial sebagai salah satu kegiatan pemastian mutu produk steril di PT. Sydna Farma. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode studi literatur terkait media filling dengan literatur utama yaitu Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 2018. Kemudian, dilakukan telaah dokumen SOP terkait, Batch Manufacturing Record, dan Laporan Broth Filling Trial yang telah dilaksanakan oleh PT. Sydna Farma pada 23 Februari s.d. 10 Maret 2023 dengan nomor batch TRXXXXX. Parameter yang ditelaah dari dokumen tersebut meliputi pemantauan mikrobiologi dan sikap aseptis personel, pengujian WFI, sterilisasi alat untuk mixing dan filling, integritas filter, konsentrasi larutan TSB, bioburden larutan TSB, inspeksi visual, dan growth promotion test. Broth Filling Trial TRXXXXX telah sesuai dengan prosedur yang tertera pada protokol dan SOP serta memberikan hasil bahwa proses aseptik memenuhi syarat dan dapat menghasilkan produk parenteral yang memenuhi syarat sterilitas.

PT. Sydna Farma is a pharmaceutical company specializing in the production of parenteral preparations especially ampoules. Most of the sterile products produced by PT. Sydna Farma are aseptic where sterilization is carried out using filtration method and filling is carried out aseptically by minimizing contamination during the procedure. Therefore, PT. Sydna Farma has to carry out media fill procedure as validation of the aseptic process. This study aimed to examine the Broth Filling Trial as the procedure to ensure the quality of sterile products at PT. Sydna Farma. This research was carried out using literature study method of literature related to media filling with the main literature, namely Cara Distribusi Obat yang Baik (CPOB) 2018. Consequently, a review of PT Sydna Farma’s documents was conducted. The documents reviewed were SOP documents, Batch Manufacturing Records, and Broth Filling Trial Reports of Broth Filling Trial that was carried out by PT. Sydna Farma on 23 February - March 10, 2023 with batch number TRXXXXX. Parameters reviewed from the document included microbiological ix Universitas Indonesia monitoring and aseptic behavior of personnel, WFI testing, sterilization of equipment for mixing and filling, filter integrity, concentration of TSB solution, bioburden of TSB solution, visual inspection, and growth promotion test. The TRXXXXX Broth Filling Trial complied with the procedures stated in the SOP and the aseptic process meets the requirements to be able to produce parenteral products that meet the sterility requirements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Perusahaan X merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam produksi komponen-komponen elektronik dengan waktu operasi 24 jam sehari.
Untuk operasi tersebul dibuluhkan fasilitas-fasilitas pendukung atau biasa disebul "utility" yang salah satunya adalah instalasi pengolah air limbah (Waste water treatment plant), dimana air buangan dari proses produksi diolah terlebih dahulu sampai mencapai ambang batas kandungan logam berbahaya tertentu sebelum disalurkan ke saluran umum.
Oleh karena pabrik X berada dalam suatu kawasan industri dengan peraluran dan kontrol yang ketat dalam masalah air Iimbah ini. maka diperlukan pengelolaaan jadwal pemeliharaan yang baik agar instalasi selalu berada dalam kondisi yang baik, sehingga penggunaannya dapat menjadi optimal.
Untuk mencapai fungsi tersebut diperlukan suatu jadwal pemeliharaan terencana dan pelaksanaan pemeliharaan itu sendiri yang menjamin fungsi alat tetap terjaga dengan baik.
Diharapkan hasil dari jadwal pemeliharaan inslalasi air limbah ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memelihara/merawat setiap peralatan-peralatan yang mendukung pada instalasi pengolah air limbah pada PT. X. sehingga instalasi tersebut selalu dapat bekerja dengan optimal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Harka Putri
"Sistem HVAC atau sistem Heating, Ventilation, and Air Conditioning didefinisikan sebagai suatu sistem udara yang harus mencapai empat tujuan secara bersamaan, yaitu kontrol suhu udara, kontrol kelembaban udara, kontrol sirkulasi udara, dan kontrol kualitas udara (Patil et al., 2018). Kualifikasi Kinerja merupakan proses pembuktian terdokumentasi yang menyatakan bahwa suatu mesin/ peralatan ataupun sistem yang telah terpasang/ mengalami modifikasi beserta peralatan/sistem pendukungnya dapat beroperasi efektif dalam jangka waktu tertentu (berulang) berdasarkan proses, metode, maupun spesifikasi yang telah ditetapkan (Departemen QA PTSF, 2019). Kualifikasi Kinerja berkala sistem HVAC di area Tabletting, Primary Packaging & Dispensing di Area Estrogenik dengan parameter yang diuji meliputi pengukuran perubahan udara, pemantauan suhu, kelembaban relatif, dan tekanan ruangan, pemeriksaan partikulat udara dan kontaminasi mikroba. Kualifikasi sistem HVAC secara berkala sangat penting untuk dilakukan untuk memastikan bahwa aspek ini dapat mendukung kegiatan produksi. Berdasarkan hasil pelaksanaan kualifikasi kinerja sistem HVAC di area tableting esterogen PT Sydna Farma disimpulkan bahwa kualifikasi kinerja sistem HVAC di area tableting esterogen dalam kondisi yang baik dan dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang telah dipersyaratkan.

HVAC system or Heating, Ventilation, and Air Conditioning system is defined as an air system that must achieve four objectives simultaneously, namely air temperature control, air humidity control, air circulation control, and air quality control (Patil et al., 2018). Performance Qualification is a documented proof process stating that a machine/equipment or system that has been installed/modified along with its supporting equipment/systems can operate effectively within a certain period of time (repeated) based on predetermined processes, methods, and specifications (PTSF QA Department, 2019). Qualification Periodic performance of the HVAC system in the Tabletting, Primary Packaging & Dispensing area in the Estrogenic Area with tested parameters including measurement of air changes, monitoring of temperature, relative humidity, and room pressure, inspection of air particulates and microbial contamination. Periodic qualification of the HVAC system is essential to ensure that this aspect can support production activities. Based on the results of the implementation of the HVAC system performance qualification in the esterogen tableting area of PT Sydna Farma, it is concluded that the HVAC system performance qualification in the esterogen tableting area is in good condition and can operate according to the required specifications.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
"Dalam proses produksi suatu obat, sangat penting untuk menjaga konsistensi kualitasnya agar hak konsumen dalam mendapatkan produk yang baik dapat terjamin. Pemastian mutu merupakan salah satu cara yang tercantum dalam CPOB untuk menjaga konsistensi kualitas suatu obat. Salah satu cakupan pemastian mutu adalah pengendalian mutu produk dan salah satu contoh pengendalian mutu produk adalah mengendalikan temperatur, kelembaban, dan tekanan udara pada ruangan produksi obat. Dalam proses produksi obat, ini merupakan hal yang patut diperhatikan sebab akan mempengaruhi kualitas obat yang dihasilkan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui alasan dilakukannya kajian monitoring temperatur, kelembaban, dan tekanan udara pada ruang produksi obat sekaligus melihatnya apakah sudah sesuai yang dipersyaratkan atau tidak, dan jika tidak sesuai maka mengetahui kemungkinan penyebab dan tindakan perbaikan termasuk pengaruh yang akan terjadi pada produk yang sedang diproses. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa kajian monitoring dilakukan untuk memastikan agar kualitas obat yang dihasilkan memenuhi persyaratan serta untuk melihat kembali apakah keadaan ruangan produksi selama 1 tahun kebelakang tetap sesuai yang dipersyaratkan. Secara umum temperatur, kelembaban, dan tekanan udara di area produksi PT. Sydna Farma memenuhi persyaratan internal yang ditetapkan. Salah satu tindakan perbaikan yang dapat dilakukan adalah menyiapkan temperatur, kelembaban, dan tekanan udara sesuai persyaratan sebelum digunakan untuk proses produksi dan salah satu penyebab ruangan produksi tidak memenuhi persyaratan adalah ruangan tersebut baru selesai dibersihkan.

In the process of drug production, it's especially important to maintain consistency of quality so that consumers' rights to obtain a good product can be guaranteed. Quality assurance is one of the ways listed in GMP to maintain the quality of a drug. Part of quality assurance is product quality control, and the example of product quality control is controlling temperature (T), relative humidity (RH), and air pressure (P) in drug production rooms. This should be considered because it will affect the quality of the drug produced. This study aims to find out the reason for carrying out a study of monitoring T, RH, and P in the drug production room as well as to see whether it's exactly like the requirements or not, and if it's not same then find out the potential causes and corrective actions including the effects that will occur on the drug being processed. From the observations, it's known that monitoring studies are carried out to ensure the quality of the drugs produced meets the requirements and to review whether the condition of the production room for the past 1 year has remained as required. In general, T, RH, and P in the production area are like the specified internal requirements. One of the corrective actions that can be taken is to prepare the T, RH, and P correctly like requirements before being used and one of the causes of the production room not meeting the requirements is because the room has just been cleaned."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Melianawati Agustinia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
TA499
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>