Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aaryya Wijana Saktyabudi
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai gejala anak yang dipekerjakan pada perkebunan rakyat tembakau di Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah kriminologi kritis. Data sekunder yang digunakan untuk membahas gejala anak yang dipekerjakan adalah laporan penelitian, artikel jurnal, dan skripsi yang membahas mengenai situasi anak yang dipekerjakan pada perkebunan rakyat tembakau. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak yang dipekerjakan pada perkebunan tembakau mengalami kekerasan pengabaian atau pembiaran berupa jam kerja yang berlebihan dan dampak kesehatan seperti Green Tobacco Sickness. Selain itu, terdapat pula faktor-faktor struktural seperti neoliberalisme, norma sosial, dan kemiskinan yang masih melekat pada masyarakat sehingga masih melanggengkan anak-anak untuk dipekerjakan dan berdampak pada child well-being mereka. Dalam hal ini, pemerintah sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab tidak berperan aktif dalam mengatasi gejala yang ada.

This final project discusses the symptoms of child labor on people’s tobacco plantations inIndonesia.Criticalcriminology isusedasananalysistoolinthiswriting.Secondary data used to discuss child labor symptoms include research reports, journal articles, and theses that discuss the situation of children working on people’s tobacco plantations. The analysis results show that children working on people’s tobacco plantations experience physical neglect and abuse, such as excessive working hours and health impacts like Green Tobacco Sickness. Additionally, there are structural factors like neoliberalism, social norms, and poverty that still persist in society, perpetuating the employment of children and affecting their well-being. In this case, the government, as an institution with responsibility, has not played an active role in addressing the existing symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartje, Clayton A.
"This book describes the concept of child victimization in all its facets. This volume researches and documents some of the ways in which young people throughout the world are victimized, and suggests strategies for preventing various forms of child vistimization. Eight distinct forms of victimization are identified and analyzed in detail. Included are discussions on child prostitution and pornography, economic exploitation through child labor and trafficking, physical and other abuse inflicted on young people in schools and other institutions, the use of children as armed combatants, and the denial of the basic needs and rights of children to such things as home and to education. In each chapter the authors discuss the nature of the victimization, its global dimensions and prevalence, and the measures governments and/or others are taking, or failing to take, to combat the harm based on the concept that youth victimization is a form of government crime."
New York: Springer, 2012
e20401016
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: State Minister of Women's Empowerment, 2005
362.76 VIO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Octa Amalia
"Kekerasan terhadap anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan anak di sepanjang hidupnya. Berdasarkan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada tahun 2022, lebih dari separuh kasus kekerasan terjadi pada anak dan 34,27% pada anak berusia 13-17 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berkontribusi pada kejadian kekerasan terhadap anak usia 13-17 tahun di Indonesia. Penelitian menggunakan kerangka model sosio-ekologi yang menganalisis faktor individu (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan), interpersonal (status domisili, status orang tua kandung, pengalaman menyaksikan kekerasan, dan status pernikahan), dan komunitas (tempat tinggal) terhadap kekerasan anak berusia 13-17 tahun. Penelitian ini menggunakan data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) di Indonesia tahun 2021 dengan studi cross sectional dan sampel sebanyak 4.903 anak berusia 13-17 tahun, yang dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari anak-anak usia 13-17 tahun mengalami kekerasan, dengan tingkat prevalensi sebesar 46,2% (95% CI: 43,6%-48,8%). Kekerasan ini terjadi pada anak perempuan sebanyak 50,6% dan anak laki-laki sebanyak 42,1%. Bentuk kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik (13,8%), kekerasan emosional (41,6%), dan kekerasan seksual (6,9%). Faktor yang berhubungan dengan kekerasan terhadap anak adalah status pekerjaan anak (OR: 1,852; 95% CI: 1,478-2,320), status domisili (OR: 1,253; 95% CI: 1,018-1,541), dan pengalaman anak menyaksikan kekerasan (OR: 6,784; 95% CI: 5,778-7,966) yang merupakan faktor paling dominan. Anak yang berpengalaman menyaksikan kekerasan berisiko hampir 7 kali untuk mengalami kekerasan dibanding yang tidak memiliki pengalaman, setelah dikontrol oleh status pekerjaan dan status domisili. Diperlukan peningkatan kesadaran, penguatan intervensi, dan deteksi dini dalam pencegahan kekerasan terhadap anak.

Violence against children is a public health concern that has long-term impacts on their health and well-being. In 2022, the Online System for the Protection of Women and Children (SIMFONI PPA) reported that more than half of the violence cases involved children, with 34.27% of these cases affecting children aged 13-17 years. This study aims to identify the factors contributing to violence against children aged 13-17 years. Using a socio-ecological model framework, it analyzes individual factors (sex, education level, and employment status), interpersonal factors (living arrangement, biological parents' status, witnessing violence, and marital status), and community factors (place of residence), related to child abuse among 13-17 years olds. The study used data from the National Survey on Children and Adolescent’ Life Experience (SNPHAR) conducted in Indonesia in 2021. It employed a cross-sectional design, which involved a sample of 4,903 children aged 13-17 years, and conducted data analysis using logistic regression. The research findings indicate that nearly half of children aged 13-17 experience violence, with a prevalence rate of 46.2% (95% CI: 43,6%-48,8%). This violence occurs in 50,6% of girls and 42,1% of boys. The forms of violence include physical violence (13.8%), emotional violence (41.6%), and sexual violence (6.9%). The factors associated with violence against children include the child's employment status (OR: 1.852; 95% CI: 1.478-2.320), living arrangement (OR: 1.253; 95% CI: 1.018-1.541), and witnessing violence (OR: 6.784; 95% CI: 5.778-7.966), with witnessing violence being the most dominant factor. Children who have witnessed violence are at nearly 7 times higher risk of experiencing violence compared to those without such experiences, after controlling for employment status and living arrangement. There is need for increased awareness, strengthened interventions, and early detection in the prevention of violence against children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Dyah Kartika Sari
"Kekerasan seksual pada anak merupakan silent health emergency yang mempengaruhi status kesehatan dan kesejahteraan anak sepanjang hidupnya. Berdasarkan data SIMFONI PPA pada tahun 2023, kasus kekerasan seksual di Indonesia tahun 2019 hingga 2023 terus mengalami peningkatan dan lebih dari 30% terjadi pada anak usia 13-17 tahun. Anak di bawah 17 tahun memiliki kerentanan dasar, namun status disabilitas membuat anak menjadi 2-4 kali lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibandingkan dengan anak tanpa disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berkontribusi pada kejadian kekerasan seksual pada anak dengan disabilitas usia 13 – 17 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kerangka Teori Dependensi Ganda yang menganalisis faktor internal (jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan status pekerjaan) dan faktor eksternal (tingkat ekonomi, keberadaan orang tua kandung, tempat tinggal, status pasangan, dukungan keluarga, dan dukungan teman) terhadap kekerasan seksual pada anak dengan disabilitas berusia 13-17 tahun. Penelitian ini menggunakan data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) di Indonesia pada tahun 2021 dengan desain studi potong lintang dan sampel sebanyak 1.213 anak disabilitas berusia 13-17 tahun, yang dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 13,4% anak disabilitas mengalami kekerasan seksual, dengan 72,4% merupakan kekerasan seksual kontak dan 42,9% adalah kekerasan seksual non-kontak. Faktor yang berkontribusi pada kekerasan terhadap anak adalah jenis kelamin (OR: 1,50; 95% CI: 1,04-2,13), status pasangan (OR: 1,98; 95% CI: 1,41-2,78) yang merupakan faktor dominan, dan dukungan keluarga (OR: 1,73; 95% CI: 1,23-2,43). Anak disabilitas yang memiliki pasangan hampir 2 kali lebih berisiko mengalami kekerasan seksual dibandingkan anak disabilitas yang tidak memiliki pasangan, setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan dukungan keluarga. Diperlukan peningkatan kesadaran, penguatan intervensi, dan deteksi dini dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap anak dengan disabilitas.

Sexual violence against children is a silent health emergency that affects the health and well-being of children throughout their lives. According to SIMFONI PPA data in 2023, cases of sexual violence in Indonesia from 2019 to 2023 have continued to increase, with more than 30% occurring in children aged 13-17 years. Children under 17 have inherent vulnerabilities, but having a disability makes them 2-4 times more likely to experience sexual violence compared to children without disabilities. This study aimed to analyze the factors contributing to the occurrence of sexual violence in children with disabilities aged 13-17 years in Indonesia. This study used the Double Dependency Theory framework to analyze internal factors (gender, education level, reproductive health knowledge, and employment status) and external factors (economic level, presence of biological parents, place of residence, relationship status, family support, and peer support) affecting sexual violence in children with disabilities aged 13-17 years. This study used data from the 2021 National Survey of Children's and Adolescents' Life Experiences (SNPHAR) in Indonesia with a cross-sectional study design and a sample of 1,213 children with disabilities aged 13-17 years, analyzed using logistic regression tests. The findings of this study indicated that 13.4% of children with disabilities experience sexual violence, with 72.4% being contact sexual violence and 42.9% being non-contact sexual violence. Factors contributing to violence against children include gender (OR: 1.50; 95% CI: 1.04-2.13), relationship status (OR: 1.98; 95% CI: 1.41-2.78), which is a dominant factor, and family support (OR: 1.73; 95% CI: 1.23-2.43). Children with disabilities who have partners are almost twice as likely to experience sexual violence compared to children with disabilities who do not have partners, after controlling for gender and family support. Increased awareness, strengthened interventions, and early detection are needed to prevent sexual violence against children with disabilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hurin Fidyafi
"ABSTRAK
Penelitian ini menemukan adanya kejahatan yang dilakukan oleh negara, terhadap anak dari perempuan pekerja migran yang mengalami kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan melakukan wawancara terhadap S, M dan A. Ke tiga subjek adalah anak yang lahir dari perempuan pekerja migran yang mengalami kekerasan seksual. Peneliti menggunakan teori feminis sosialis oleh Rosermarie Putnam Tong, dalam menjelaskan permasalahan perempuan pekerja migran terkait kapitalisme dan patriarki. Kemudian teori ekologi milik Bronfenbrenner, dalam menjelaskan lapisan-lapisan terjadinya kekerasan pada anak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan yang terjadi pada anak dari perempuan pekerja migran, tidak dapat terpisahkan dari permasalahan yang terjadi pada ibu mereka. Sedangkan negara tidak hanya abai terhadap permasalahan kekerasan yang terjadi pada anak. Tetapi juga melakukan diskriminasi terhadap pencatatan administrasi negara dalam bentuk akta kelahiran, melihat latarbelakang anak yang dilahirkan tidak dalam status pernikahan.

ABSTRACT
It was found that there are cases of crime committed by state towards children of women migrant workers who had occurred sexual violence. This study uses qualitative method and in-depth interview technique on S, M, and A. Each subject is children who are born from women migrant workers who had occurred sexual violence. We use socialist feminist theory by Rosemarie Putnam Tong to explain the female migrant workers? issues on capitalism and patriarchy and ecological theory by Bronfenbrenner to explain some levels of violence against children. The results show that the children?s issue cannot be separated from their mother?. Meanwhile, state is not only neglects them, but also discriminates them. Especially in way of birth certificate making. State tends to problematize them, related to their ?status? as children who were not born under the marriage status."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misliharira Shaumi Putri
"Realitas gejala perkawinan anak mengekspos ketidaksetaraan gender yang dipertahankan melalui struktur patriarki yang mendominasi, memperkuat pola kekerasan struktural, dan menciptakan kerentanan perempuan terhadap viktimisasi berganda. Perkawinan anak masih menjadi isu yang signifikan, tidak terkecuali di Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam konteks perkawinan anak dengan menggunakan perspektif kriminologi feminis radikal, serta peran multi-agensi di Kota Semarang yang dijelaskan dalam kerangka konsep the square of crime. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan tinjauan pustaka dan wawancara untuk memahami realitas gejala perkawinan anak dan kekerasan terhadap perempuan. Hasil dari penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik yang mengintegrasikan upaya pencegahan, perlindungan, dan penegakan hukum untuk melindungi anak perempuan. Namun, selama dispensasi usia perkawinan masih dapat diajukan, upaya yang dilakukan oleh multi-agensi tidak akan sepenuhnya menghentikan praktik perkawinan anak. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang lebih tegas dan berpihak pada perlindungan anak serta penekanan pada upaya rekonstruksi sosial di masyarakat, sehingga perkawinan anak tidak lagi menjadi pilihan atau praktik yang dapat diterima dalam masyarakat.

The reality of child marriage exposes gender inequality within the dominating patriarchal structure, reinforces patterns of structural violence, and creating vulnerability for girls to multiple victimizations. Child marriage remains a significant issue, including in the city of Semarang. This research aims to analyze the factors causing violence against women in the context of child marriage using the perspective of radical feminist criminology, and the role of multi-agency in Semarang explained within the framework of the concept of the square of crime. This research is a qualitative study that uses literature review and interviews to understand the reality of the child marriage and violence against women. The findings of this study highlight the importance of a holistic approach that integrates prevention, protection, and law enforcement efforts to safeguard girls. However, as long as marriage age dispensations can still be requested, the efforts by multi-agency initiatives will not completely stop the practice of child marriage. Therefore, stricter policies are needed to protect girls by prioritizing child protection and emphasize social reconstruction efforts within the community, so that child marriage is no longer a choice or an acceptable practice in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadza Muthia
"Skripsi ini membahas stage mother sebagai pelaku kekerasan terhadap anak dalam anime Shigatsu wa Kimi no Uso. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dan teori sosiologi sastra, konsep representasi Stuart Hall, serta teknik sinematografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa bentuk kekerasan terhadap anak oleh ibu dalam anime Shigatsu wa Kimi no Uso didominasi oleh kekerasan mental. Selain itu, ditemukan bahwa pelaku kekerasan terhadap anak dalam anime ini merupakan seorang stage mother yang menaruh ekspektasi berlebihan kepada anaknya. Hal ini disebabkan impian ibu yang tidak tercapai sehingga ia mengharapkan anaknya untuk menggantikannya dalam meraih mimpinya tersebut.

The focus of this research is to analyze how stage mother become a perpetrator of child abuse in Shigatsu wa Kimi no Uso anime. This research uses descriptive analysis method and uses sociology of literature theory, Stuart Hall rsquo s representation concept, and cinematographic technique. The analysis result shows that psychological abuse is the most frequently happened in Shigatsu wa Kimi no Uso anime. The analysis result also discovers that the perpetrator of child abuse in this anime is a stage mother that caused by her failed attempt to achieve her dream. Because of that, she has exaggerated expectation towards her child to replace her achieving her dream.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Ratri Kusuma Wardhani
"Skripsi ini membahas tentang kriminalisasi yang dialami oleh perempuan pekerja migran domestik Indonesia yang bekerja di Timur Tengah. Penelitian dilakukan dengan melihat adanya kerentanan perempuan pekerja migran domestik Indonesia dalam menghadapi sistem hukum negara tujuan berdasarkan teori feminis sosialis dan feminis jurisprudensi dimana kelas dan gender mempengaruhi praktek hukum di Timur Tengah. Tiga orang perempuan pekerja migran yang pernah mengalami kriminalisasi menjadi subjek penelitian yang pengalamannya digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kritis untuk melihat bagaimana kriminalisasi perempuan pekerja migran domestik Indonesia di Timur Tengah adalah bentuk dari kekerasan terhadap perempuan.

This undergraduate thesis discusses about criminalization of Indonesian women migrant domestic workers in the Middle East. This research sees the vulnerability of Indonesia women migrant domestic workers in facing the countries’ law based on Socialist Feminist and Feminist Jurisprudence Theory. Three Indonesian women migrant domestic workers were interviewed as the subjects in this research due to their experienced of criminalization. Then, it all would be used for analyzing as according to the theoritical framework. Critical approach had been applied for viewing how the criminalization of Indonesian women migrant domestic workers was a form of violence against women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianali Pitasari
"Anak menjadi pembahasan utama dalam penulisan skripsi ini, dengan mengangkat kekerasan terhadap anak sebagai bentuk nyata dari permasalahan yang terjadi dalam relasi antara anak dengan orang dewasa/orang tua, terutama di dalam relasi yang bersifat paternalistik. Konsep anak yang diusung oleh Locke akan dijadikan sebagai fondasi utama dalam memahami anak sebagai subyek yang masih berkembang dan bagaimana peran orang tua di dalam masa perkembangannya dengan menjadikan akal sebagai acuan dari kedewasaan.

Child become the main discussion in this thesis, by raising issue about violence against children as a tangible form of the problem that occur in relations between children and adults/parents, especially in relation that are paternalistic. The concept of the child that Locke propose will be the foundation in understanding child as a subject who is still developing and becoming and the important role of parent in the process of development by making reason as a reference to maturity. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>