Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adelia Angel
"Tingginya intensitas atau frekuensi kejadian gerakan tanah atau tanah longsor di Jawa Tengah terlebih di Kabupaten Cilacap yang merupakan salah satu wilayah dengan frekuensi kejadian longsor yang tinggi maka diperlukan adanya upaya mitigasi bencana yang tepat untuk mengurangi resiko bencana. Sejak tahun 1998-2023 terdapat 303 kejadian gerakan tanah, data tersebut dibagi menjadi 70% data training dan 30% data testing (validasi). Sebagai upaya mitigasi, diperlukan adanya kajian terkait analisis persebaran zona rawan longsor. Kajian tersebut mencakup identifikasi faktor penyebab tanah longsor melalui metode frequency ratio dan statistical index. Faktor penyebab gerakan tanah terdiri dari tingkat kemiringan lereng, elevasi, aspek lereng, intensitas curah hujan, jenis penutup lahan, tipe litologi, kerapatan sungai utama dan anak sungai, kerapatan jalan, kerapatan kelurusan, dan data kejadian longsor. Tujuan Frequency ratio yaitu mengokorelasikan kejadian gerakan tanah dengan faktor kausatif terkait dan Statistical index dapat memberikan bobot korelasi faktor tersebut terhadap kejadian gerakan tanah. Analisis dengan kedua metode tersebut dapat memperkuat interpretasi terkait pengaruh parameter gerakan tanah terhadap kejadian gerakan tanah. Kemudian akan dilakukan uji validasi melalui analisis Grafik AUC. Pada penelitian ini, hasil analisis frequency ratio bernilai AUC 84,9 dan hasil analisis statistical index sebesar 81,5. Kedua nilai tersebut termasuk kategori baik. Sehingga diperoleh bahwa faktor penyebab gerakan tanah di Cilacap dominan dipengaruhi oleh litologi batuan, tingkat kemiringan lereng, elevasi dan aspek lereng.

The high intensity or frequency of land movement or landslides in Central Java, especially in Cilacap Regency, which is one of the areas with a high frequency of landslides, means that appropriate disaster mitigation efforts are needed to reduce disaster risk. From 1998-2023 there were 303 ground movement incidents, the data was divided into 70% training data and 30% testing (validation) data. As a mitigation effort, a study is needed regarding the analysis of the distribution of landslide-prone zones. The study includes identifying factors that cause landslides using frequency ratio and statistical index methods. Factors causing land movement consist of slope level, elevation, slope Aspect, rainfall intensity, land cover type, lithology, density of main river network and tributary, density of road network, Lineament density, and data on landslide events. The purpose of the Frequency ratio is to correlate ground movement events with related causative factors and the Statistical index can provide a weight for the correlation of these factors with ground movement events. Analysis using these two methods can strengthen interpretations regarding the influence of ground motion parameters on ground motion events. Then a validation test will be carried out through AUC graph analysis. In this study, the results of the frequency ratio analysis were AUC 84.9 and the results of the statistical index analysis were 81.5. Both values are in the good category. So it was found that the factors causing land movement in Cilacap were predominantly influenced by rock lithology, slope level, elevation and slope aspect."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vido Ghifari
"Longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pada tahun 2021 wilayah Jawa Barat paling banyak mengalami bencana alam. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi terkait dengan zona kerentanan longsoran dalam mitigasi bencana sehingga dapat mengurangi dampak longsoran. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode Frequency Ratio (FR) dan Weight of Evidence (WoE). Berdasarkan hasil data yang di peroleh, terdapat 125 titik longsoran. Data tersebut di bagi menjadi dua untuk data train sebanyak 80% (100 titik) dan data testing sebanyak 20% (25 titik). Penelitian ini menggunakan sepuluh parameter, yaitu elevasi, kemiringan lereng, aspek lereng, curvature, NDVI, jarak dari sungai, jarak dari kelurusan, formasi, tutupan lahan, dan curah hujan setiap bulan. Hasil dari analisis tersebut akan menghasilkan peta zona kerentanan longsor setiap bulan yang dibagi atas 4 tingkat kerentanan, yaitu sangat rendah, rendah, menengah, dan tinggi. Model tersebut di validasi menggunakan kurva ROC dan mendapatkan nilai AUC di atas 50%.

Landslide is one of the disasters that often occurs in Indonesia. In 2021 the West Java region experienced the most natural disasters. Therefore, it is necessary to identify the landslide susceptibility mapping in disaster mitigation to reduce the impact of the landslide. This research analyzed using the Frequency Ratio (FR) and Weight of Evidence (WoE) methods. Based on the results of the data obtained, there are 125 landslide points. The data is divided into 80% for training data (100 points) and 20% for testing data (25 points). This study used ten parameters, elevation, slope, slope aspect, curvature, NDVI, distance from river, distance from lineament, lithology (formation), land cover, and rainfall. The results of this analysis will produce a landslide susceptibility zone map every month which is divided into 4 levels of landslide susceptibility class, very low, low, medium, and high. The model was validated using the ROC curve and obtained an AUC value above 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syahputra Lingga
"Gerakan Tanah merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia khususnya di daerah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. BPBD Kabupaten Tasikmalaya, dari Januari hingga September 2021 terdapat 260 kejadian bencana. Dari total kejadian bencana itu, 51 persen atau 133 kejadian di antaranya bencana gerakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona kerentanan gerakan tanah berdasarkan parameter-parameter yang ada untuk menghasilkan peta persebaran zona kerentanan gerakan tanah di daerah Kabupaten Tasikmalaya dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada pengaruh cell size terhadap nilai AUC pada daerah penelitian. Oleh karena itu digunakan beberapa cell size untuk mengetahui pengaruh tersebut. Adapun cell size yang digunakan adalah 15, 20, 25, 30 dan 35. Penelitian ini menggunakan 2 metode dalam menentukan peta zona gerakan gerakan tanah yaitu metode frequency ratio dan logistic regression. Frequency ratio bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikan dari setiap kelas faktor. Sementara itu logistic regression menghasilkan nilai probabilitas gerakan tanah dan nilai signifikan dari setiap faktor penyebab gerakan tanah. Nilai probabilitas gerakan tanah bernilai 0 dan 1 semakin mendekati angka satu maka semakin tinggi tingkat zona kerentanannya. Terdapat 125 data kejadian gerakan tanah yang terdapat pada daerah penelitian dimana akan dibagi menjadi 80% data training dan 20% data validasi. Adapun parameter-parameter pendukung pada gerakan tanah adalah litologi, aspek lereng, kemiringan lereng, elevasi, penggunaan lahan, curah hujan, jarak dari kelurusan, jarak dari sungai, kelengkungan (curvature) dan NDVI. Kemudian akan dilakukan uji model. Uji model ini didapatkan dari grafik AUC. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah peta dapat diterapkan atau tidak. Pada penelitian ini, model pada frequency ratio memiliki nilai AUC berkisar 0,73 – 0,81 sedangkan pada model logistic regression memiliki nilai AUC berkisar 0,58 – 0,85. Dari hasil nilai AUC tersebut model frequency ratio termasuk kedalam model sedang – baik sedangkan pada model logistic regression termasuk kedalam model buruk – sedang. Kedua model ini dapat diterapkan pada daerah penelitian.

Landslide is the most frequent natural disaster in Indonesia, especially in the Tasikmalaya Regency, West Java. BPBD Tasikmalaya Regency, from January to September 2021 there were 260 disaster events. Of the total disaster events, 51 percent or 133 incidents were landslides. This study aims to determine the vulnerability zones of ground movement based on existing parameters to produce a map of the distribution of ground movement vulnerability zones in the Tasikmalaya Regency area with the help of a Geographic Information System (GIS). In addition, this study also focuses on the effect of cell size on AUC values in the study area. Therefore, several cell sizes are used to determine the effect. The cell sizes used are 15, 20, 25, 30 and 35. This study uses 2 methods in determining the ground motion zone map, namely the frequency ratio method and logistic regression. Frequency ratio aims to determine the significant level of each factor class. Meanwhile, logistic regression produces probability values of ground motion and significant values of each factor causing ground motion. The value of the probability of ground motion is 0 and 1, the closer to number one, the higher the level of the zone of susceptibility. There are 125 data on ground motion events in the research area which will be divided into 80% training data and 20% validation data. The supporting parameters for ground motion are lithology, slope aspect, slope, elevation, land use, rainfall, distance from fault, distance from river, curvature and NDVI. Then a model test will be carried out. This model test is obtained from the AUC graph. This test aims to determine whether the map can be applied or not. In this study, the frequency ratio model has an AUC value ranging from 0.73 to 0.81 while the logistic regression model has an AUC value ranging from 0.58 to 0.85. From the results of the AUC value, the frequency ratio model is included in the medium - good model, while the logistic regression model is included in the bad - medium model. Both of these models can be applied to the research area. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Abdullah Adiwijaya
"

Tanah longsor merupakan pergerakan material pembentuk lereng (tanah, batuan, dan campurannya) pada bidang longsor atau lereng yang bergerak secara cepat atau singkat dalam jumlah atau volume yang relatif besar. Selama 10 tahun terakhir telah terjadi lebih dari 125 kasus tanah longsor di Kabupaten Banyumas dan menghasilkan banyak kerugian dan korban. Pembuatan peta kerentanan tanah longsor menjadi salah satu solusi untuk dapat mengurangi kerugian akibat tanah longsor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan zona kerentanan tanah longsor di Kabupaten Banyumas menggunakan metode analysis hierarchy process (AHP) dan metode frequency ratio (FR). Penelitian ini dilakukan menggunakan data kejadian tanah longsor sebanyak 125 titik yang dibagi menjadi 2 set data yaitu training data (70%) dan testing data (30%). Pengolahan dan analisis untuk membuat peta kerentanan terhadap dua metode dilakukan menggunakan training data dengan acuan delapan parameter yang berpengaruh terhadap tanah longsor, yaitu kemiringan lereng, elevasi, arah lereng, litologi, curah hujan, penggunaan lahan, jarak terhadap sungai, dan jarak terhadap sesar. Hasil pengolahan data dan analisis menggunakan kedua metode adalah dua buah peta kerentanan tanah longsor yang masingmasingnya dibagi menjadi empat kelas kerentanan. Peta kerentanan juga divalidasi menggunakan training data (success rate) dan testing data (predictive rate) untuk mengetahui akurasi model yang dibuat. Hasil validasi menunjukkan kedua metode menghasilkan nilai AUC yang cukup baik dan dapat diterima, tetapi metode AHP memiliki nilai AUC yang lebih tinggi dari metode FR.


Landslides are the rapid or sudden movement of materials forming slopes (soil, rocks, and their mixtures) in large amounts or volumes. Over the past 10 years, there have been more than 200 cases of landslides in Banyumas Regency, resulting in significant losses and casualties. The creation of a landslide vulnerability map is one solution to reduce the damages caused by landslides. This study aims to determine the zone of landslide vulnerability in Banyumas Regency using the Analytic Hierarchy Process (AHP) and Frequency Ratio (FR) methods. The study utilizes data from 100 landslide incidents, divided into two sets: training data (70%) and testing data (30%). Processing and analysis to create vulnerability maps for both methods are carried out using the training data with reference to eight parameters influencing landslides: slope gradient, elevation, slope aspect, lithology, rainfall, land use, distance to rivers, distance to faults, and distance to roads. The processing and analysis results using both methods produce two landslide vulnerability maps, each divided into four vulnerability classes. The vulnerability maps are also validated using the training data (success rate) and testing data (predictive rate) to assess the accuracy of the models created. The validation results indicate different values for the success rate and predictive rate, where the frequency ratio method has a higher success rate, and the AHP method has a higher predictive rate.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvita Rahmawanti
"Analisis kerentanan gerakan tanah sangat diperlukan sebagai upaya mitigasi untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh gerakan tanah. Namun ketidaktepatan pemilihan faktor pengontrol dalam pemodelan kerentanan gerakan tanah, sering kali menghasilkan peta kerentanan yang kurang akurat dan kurang rasional. Faktor linier diskrit berupa jarak terhadap sungai, jarak terhadap jalan, dan jarak terhadap struktur, tidak memiliki makna keterkaitan yang jelas antara faktor pengontrol dengan evolusi gerakan tanah, yang menyebabkan penurunan akurasi pemodelan. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan faktor pengontrol kontinu berbasis densitas spasial seperti densitas sungai, densitas jalan, dan densitas struktur untuk meningkatkan kesesuaian faktor linier. Kabupaten Sumedang dipilih sebagai lokasi pada penelitian kali ini, dengan 65 sejarah gerakan tanah dan 12 faktor pengontrol terpilih. Pertama, jarak terhadap jalan, sungai, dan struktur, serta 9 faktor lainnya merupakan faktor asli dari pemodelan kerentanan gerakan tanah. Kedua, jarak terhadap jalan, sungai, dan struktur, masing-masing diganti dengan densitas sungai, densitas jalan, dan densitas struktur menjadi faktor yang ditingkatkan. Ketiga, dilakukan perhitungan nilai frequency ratio untuk mengetahui faktor yang dominan terhadap gerakan tanah. Keempat, pemodelan kerentanan gerakan tanah berdasarkan logistic regression dengan faktor asli dan faktor dikembangkan, dikonstruksikan dan dibandingkan. Terakhir, dilakukan uji validasi pemodelan gerakan tanah. Hasil menunjukkan bahwa (1) nilai FR >1 pada kelas setiap faktor menunjukkan pengaruh dominan terhadap gerakan tanah, seperti elevasi 552 – 738 m, kemiringan lereng 24° – 29°, dan lainnya. (2) Zona kerentanan gerakan tanah dibagi menjadi empat yaitu, tinggi, menengah, rendah, sangat rendah, dengan persebaran dari tinggi ke rendah terletak pada arah barat daya ke timur laut lokasi penelitian. (3) Hasil uji validasi terhadap peta kerentanan gerakan tanah menggunakan faktor yang dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan faktor asli, dapat disimpulkan bahwa faktor densitas lebih layak daripada faktor linier.

Landslide susceptibility analysis is needed as a mitigation effort to reduce losses caused by soil movement. Inaccurate selection of controlling factors in landslide susceptibility modeling, often results in less accurate and less rational susceptibility maps. Discrete linear factors such as distance to rivers, distance to roads, and distances to structures, do not have a clear relationship between controlling factors and the evolution of landslide, which leading to a decrease in modeling accuracy. Therefore, this study proposes continuous control factors based on spatial density such as river density, road density, and structural density to improve the suitability of linear factors. Sumedang Regency was chosen as the location for this study, with 65 landslide histories and 12 control factors selected. First, distance to roads, rivers, and structures, and 9 other factors constitute the original factors from landslide susceptibility modeling. Second, distance to roads, rivers, and structures, respectively replaced by river density, road density, and structural density to constitue improved factors. Third, the calculation of the frequency ratio value is carried out to determine the dominant factor in landslide susceptibility. Fourth, landslide susceptibility modeling based on logistic regression with original factors and improved factors, constructed and compared. Finally, the landslide susceptibility modeling is validated. Results show that (1) the FR value >1 in the class of each factor show a dominant influence on landslide, such as elevation 552 – 738 m, slope slope 24° – 29°, and others. (2) The landslide susceptibility zone is divided into four susceptibility levels, high, medium, low, and very low, with the distribution from high to low located in the southwest to northeast of the study area. (3) The results of the validation test on landslide susceptibility map using improved factors are higher than the original factors, it can be concluded that the density factor is more feasible than the linear facto"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Punta Ambi Rio
"Kabupaten Sumedang merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kejadian bencana gerakan tanah tertinggi di Jawa Barat. Kejadian gerakan tanah merupakan bencana yang dapat merugikan secara ekonomi hingga dapat memakan korban jiwa, sebab itu kajian mengenai bencana gerakan tanah perlu dilakukan. Kajian yang dilakukan di Indonesia umumnya menggunakan data kejadian gerakan tanah berupa titik, padahal sejatinya gerakan tanah merupakan kejadian yang melibatkan suatu area sehingga penggunaan data kejadian berbasis poligon lebih representatif terhadap kejadian sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reliabilitas data kejadian poligon jika dibandingkan dengan titik dalam pembuatan peta zona kerentanan gerakan tanah (ZKGT). Pembuatan peta ZKGT menggunakan metode weight of evidence (WoE) dengan parameter penyebab gerakan tanah berupa elevasi, kemiringan lereng, aspek lereng, TWI, plan curvature, profile curvature, jarak terhadap sungai, jarak terhadap sesar, formasi batuan, dan tutupan lahan. Data kejadian gerakan tanah yang digunakan berjumlah 336 kejadian berbentuk poligon dan 336 titik centroid dari kejadian poligon sebagai pembanding. Data kejadian gerakan tanah dibagi menjadi training set dan testing set masing-masing sebesar 70% dan 30%. Penelitian membandingkan pemodelan WoE dengan data kejadian poligon dan titik dalam menghasilkan peta ZKGT. Hasil validasi AUC menunjukkan bahwa peta ZKGT berbasis kejadian titik memiliki AUC success rate dan predictive rate yang lebih baik. Namun Peta ZKGT berbasis kejadian poligon tergolong reliabel untuk dapat digunakan dan diterapkan sebab pada penelitian ini menunjukkan hasil validasi AUC yang dikategorikan baik dan memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan.

Sumedang Regency is one of the highest region with landslide occurrence rate in West Java. The occurrence of a landslide can cause economic loss and loss of lives, therefore any study about landslide disaster needs to be carried out. Common studies in Indonesia use point-based landslide data, however landslide is actually an event that involves an area so using polygon-based landslide data represent the actual event more. The purpose of this research is to know how reliable polygon-based data compared to point-based data in making landslide susceptibility zone. Landslide susceptibility zone created using weight of evidence method with elevation, slope, slope aspect, TWI, plan curvature, profile curvature, distance to streams, distance to faults, rock formation, and land cover as causative parameters. 336 polygon-based landslide occurrence and 336 point-based landslide occurrence from centroid polygon are used. The landslide occurrence data then divided into 70% for training sets and 30% for testing sets. The study compares WoE modelling with polygon-based and point-based landslide occurrence data in producing landslide susceptibility maps. The result of AUC validation shows that point-based landslide susceptibility map has higher success and predictive rate AUC. However, polygon-based landslide susceptibility still classified as reliable for any use and application because the success and predictive AUC classified as good and the AUC value does not significally different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Dovanega Satjadibrata
"Gerakan tanah merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia. Pulau Jawa merupakan pulau besar dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, di mana wilayah Jawa Barat memiliki tingkat kejadian gerakan tanah paling tinggi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona kerentanan gerakan tanah (ZKGT) pada salah satu kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Majalengka. Identifikasi ZKGT dilakukan untuk memetakan serta mengidentifikasi zona longsoran agar dapat dilakukannya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak merugikan dari longsoran. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Wight of Evidence (WoE) dengan data berbasis poligon dan titik serta menggunakan beberapa kelas ukuran piksel untuk menentukan ukuran piksel paling optimum dalam pemetaan ZKGT di Kabupaten data kejadian gerakan tanah yang digunakan dalam penelitian ini berupa 319 kejadian berbentuk poligon dan 319 kejadian berbentuk titik yang kemudian di bagi menjadi training set (70%) dan test set (30%). Penelitian membandingkan pemodelan WoE dengan data poligon dan titik pada tujuh kelas ukuran piksel yaitu 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40. Hasil kedua model reliabel untuk digunakan dan diterapkan untuk menentukan zona kerentanan di Kabupaten Majalengka di mana pengolahan dengan data poligon menghasilkan success rate yang lebih tinggi dan pengolahan dengan data titik menghasilkan predictive rate yang lebih tinggi. 

Landslide is one of the most occurring natural disaster in Indonesia. Java Island is one of Indonesia’s largest Island with the highest population density in Indonesia, where the West Java region has the highest rate of natural disasters. This research aims to determine the landslide vulnerability zone in one of the regency in West Java Province, which is Majalengka Regency. Identification of landslides vulnerability zones is carried out to map and identify landslides zones so that disaster mitigation can be carried out to reduce the adverse effects of a landslides. This research was conducted using the Wight of evidence (WoE) method with polygon based data and multiple pixel class to find the most optimal pixel class to map the landslides vulnerability zones in Majalengka Regency. this research used Weight of Evidence method with two sets of data which are polygon and point, with multiple pixel size to find the optimum pixel size to make a landslide susceptibility map. This research used 319 set of data in a form of polygon and 319 set of data in a form of point. The WoE method was used in seven pixel size which are 10, 15, 20, 25, 30, 35 and 40. The result are both of the data set are reliable to use in making landslide susceptibility model where in the polygon data set, the success rate is higher and in the point data set the predictive rate is higher."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maltin Palulun
"Penelitian geologi dilakukan di Kabupaten Sukabumi yang memiliki luas sekitar 4.145  dan terbagi menjadi 47 Kecamatan. Berdasarkan data statistik BNPB tahun 2021, tercatat di Jawa Barat terjadi kurang lebih 585 bencana dan 268 diantaranya adalah tanah longsor. Bencana tanah longsor tersebut diketahui berdampak pada lebih dari 8000 orang baik secara material maupun imaterial. Dari 268 bencana tanah longsor tersebut, 44 diantaranya terjadi di Kabupaten Sukabumi. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kerentanan gerakan tanah di daerah penelitian dan daerah zonasi kerentanan gerakan tanah dalam waktu yang cepat. Penelitian dilakukan berdasarkan metode frequency ratio dan information value yang telah dikemas dengan menggunakan LSAT toolbox. Dari kesepuluh parameter kerentanan gerakan tanah yang dipakai, intensitas curah hujan, jenis litologi, dan kemiringan lereng adalah faktor utama terjadinya longsor di Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan metode frequency ratio dan information value, persebaran gerakan tanah di wilayah Kabupaten Sukabumi dibagi menjadi 5 (lima) kelas yaitu kelas sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Dalam analisis menggunakan kedua metode tersebut, wilayah Kabupaten Sukabumi didominasi oleh kelas kerentanan gerakan tanah yang tinggi-sangat tinggi. Tipe kerentanan gerakan tanah tersebut ditemukan dominan pada Formasi Beser. Kemampuan prediksi dan keberhasilan algoritma frekuensi rasio lebih baik daripada algoritma nilai informasi.

Geological research was carried out in Sukabumi Regency, which has an area of around 4,145 km² divided into 47 sub-districts. Based on BNPB statistical data for 2021, West Java recorded approximately 585 disasters, 268 of which were landslides. The landslide disaster is known to have impacted more than 8,000 people both materially and immaterially. Of the 268 landslides, 44 occurred in Sukabumi Regency. The aim of the research is to obtain information about the factors influencing the vulnerability to land movements in the research area and the zoning area for land movement susceptibility in a short time. The research was carried out based on the frequency ratio and information value method, which was packaged using the LSAT toolbox. Of the ten landslide vulnerability parameters used, rainfall intensity, lithology type, and slope are the main factors causing landslides in Sukabumi Regency. Based on the frequency ratio and information value methods, the distribution of land movement potential in Sukabumi Regency is divided into five classes: very low, low, medium, high, and very high. In the analysis using these two methods, the Sukabumi district area is dominated by the high to very high ground movement vulnerability class. The type of landslide vulnerability was found to be dominant in the Beser Formation. The prediction ability and success of the frequency ratio algorithm are better than the information value algorithm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedict Avner
"Bidang gelincir adalah penyebab terjadinya bencan Gerakan tanah. Bidang gelincir bisa di artikan sebagai bidang yang menjadi batasan bergeraknya massa tanah terhadap massa tanah yang diam. Gerakan tanah yang terjadi di Desa Pairsuren memberikan dampak kerusakan bagi permukiman dan area persawahan di sekitar lokasi bencana. Untuk mengantisipasi adanya gerakan tanah susulan, maka dilakukan analisis mengenai penyebab gerakan tanah dan identifikasi bidang gelincir menggunakan metode geofisika. Ground penetrating radar (GPR) merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bawah permukaan tanah. Kontras amplitudo yang didapat pada perekaman data digunakan sebagai pendekatan litologi batuan dan lapisan batuan bawah permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab longsor. Metode Resistivitas DC digunakan untuk memperoleh informasi mengenai bidang gelincir pada area gerakan tanah berdasarkan tahanan jenis batuan. Pengukuran kedua metode tersebut dilakukan pada satu lintasan yang sama. Hasil dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan sekaligus informasi tentang potensi akan daerah rawan longsor.

The slip plane is the cause of the ground motion disaster. The slip plane can be interpreted as a field which is the boundary for the movement of the soil mass against the stationary soil mass. The ground movement that occurred in Pairsuren Village had a damaging impact on settlements and rice fields around the disaster site. To anticipate any subsequent ground motions, an analysis of the causes of ground motions is carried out and identification of slip planes using geophysical methods. Ground penetrating radar (GPR) is one of the geophysical methods that can be used to identify the subsurface. The amplitude contrast obtained in the data recording is used as an approach to rock lithology and subsurface rock layers so that it can be used to identify the causes of landslides. The DC resistivity method is used to obtain information about the slip planes in the ground motion area based on the rock resistivity. Measurements of both methods are carried out on the same trajectory. The result of conducting this research is that it can provide knowledge as well as information about the potential for landslide-prone areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Ekaputra Lucky Suryajaya
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena amplifikasi gerak tanah gempa untuk Universitas Indonesia (Depok). Amplifikasi gerak tanah gempa merupakan peristiwa perbesaran gerakan tanah saat terjadinya gempa bumi akibat berbagai faktor geologi, termasuk sifat mekanik tanah dan karakteristik geoteknik. Metode penelitian yang digunakan meliputi: analisis data hasil pencatatan gempa, pemodelan satu dimensi (1D) dengan perangkat lunak DEEPSOIL v7, serta analisis komparatif terhadap hasil pencatatan gerak tanah gempa di permukaan tanah Hutan UI dan FMIPA UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan secara nonlinear memberi akurasi yang lebih baik dibandingkan ekuivalen linear. Selain itu, perubahan stratigrafi akan berdampak signifikan bagi amplifikasi gerak tanah gempa. Studi ini juga mengidentifikasi hubungan antara variasi muka air tanah dan variasi nilai overconsolidation ratio (OCR) terhadap amplifikasi gerak tanah gempa yang terjadi.

This research aims to analyze the phenomenon of seismic ground motion amplification for the University of Indonesia (Depok). Seismic ground motion amplification is the phenomenon of increased ground motion during an earthquake due to various geological factors, including soil mechanical properties and geotechnical characteristics. The research methods used include: analysis of earthquake recording data, one-dimensional (1D) modeling using DEEPSOIL v7 software, and comparative analysis of recorded seismic ground motion at the Hutan UI and FMIPA UI surface sites. The research results show that nonlinear modeling provides better accuracy compared to equivalent linear modeling. Additionally, changes in stratigraphy have a significant impact on seismic ground motion amplification. This study also identifies the relationship between variations in groundwater levels and variations in the overconsolidation ratio (OCR) with respect to seismic ground motion amplification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>