Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulan Kusuma Wardani
"Industri yang berada di wilayah rentan bencana akan meningkatkan potensi terjadinya bencana industri. Banyak studi menyoroti upaya mitigasi bencana industri di perusahaan, namun masalahnya belum banyak studi yang mempertimbangkan tingkat risiko bencana industri, kesadaran risiko, dan perilaku budaya keselamatan masyarakat dan karyawan sebagai upaya mitigasi risiko bencana industri. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep mitigasi risiko bencana industri di Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode mix method dengan menggunakan analisis univariat, bivariat, dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat aktivitas industri yang memiliki tingkat risiko tinggi di lokasi boiler. Kesadaran risiko karyawan tergolong rendah (58%). Perilaku budaya keselamatan masyarakat tergolong rendah (51,8%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan kesadaran risiko, dan jabatan karyawan dengan perilaku budaya keselamatan. Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat risiko, kesadaran risiko, dan perilaku budaya keselamatan dapat membentuk konsep mitigasi bencana industri secara komprehensif.

Industries located in disaster-prone areas will increase the potential for industrial disasters. Many studies highlight industrial disaster mitigation efforts in companies. Still, the problem is that few studies consider the level of industrial disaster risk, risk awareness, and safety culture behavior of the community and employees as efforts to mitigate industrial disaster risk. This research aims to develop a concept for industrial disaster risk mitigation in Citangkil District, Cilegon City in 2024. This research uses a mixed method using univariate, bivariate analysis, and SWOT analysis. The results of this research indicate that four industrial activities have a high level of risk at the boiler location. Employee risk awareness is low (58%). Community safety culture behavior is relatively low (51.8%). The results of the bivariate analysis show that there is a relationship between community education level and risk awareness and employee position with safety culture behavior. This research concludes that the level of risk, risk awareness, and safety culture behavior can form a comprehensive industrial disaster mitigation concept."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Hartono
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persoalannya Polres Pulang Pisau dalam merespon bencana alam tersebut menghadapi berbagai tantangan dari: kendala pemanfaatan teknologi informasi untuk mitigasi bencana; kurangnya kemampuan melakukan integrasi sistem informasi; mengalami keterbatasan infrastruktur; kurangnya kesadaran tenaga kerja tentang keamanan informasi; dan kurangnya koordinasi antara Polri dan lembaga terkait. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pemolisian interventif kelembagaan pada mitigasi bencana alam melalui aplikasi teknologi terpadu di kabupaten Pulang Pisau, menganalisis upaya kepolisian dalam mengintegrasikan aplikasi teknologi terpadu pada strategi mitigasi bencana alam guna memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat, dan mengevaluasi kendala yang dihadapi Polres Pulang Pisau dalam pengintegrasian aplikasi teknologi terpadu secara kelembagaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pemolisian interventif, teori kebijakan publik, teori kelembagaan, teori manajemen bencana, teori adopsi teknologi, teori integrasi teknologi informasi, dan teori manajemen risiko. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian eksploratif, yang dilaksanakan di wilayah hukum Polres Pulang Pisau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya kepolisian dalam mengintegrasikan aplikasi teknologi terpadu pada strategi mitigasi bencana alam guna memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan dengan program Commad Center yang merupakan sebuah pusat komando atau kontrol yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan semua aktivitas terkait dengan penanganan bencana alam. Kendala yang dihadapi Polres Pulang Pisau dalam pengintegrasian aplikasi teknologi terpadu secara kelembagaan berasal dari kesulitan dalam menentukan prioritas mitigasi yang sesuai dengan kondisi lokal seperti banjir dan kebakaran hutan, hingga kendala infrastruktur seperti keterbatasan jaringan internet di daerah terpencil serta masalah pendanaan untuk teknologi, setiap aspek menuntut koordinasi yang erat antarinstansi seperti BPBD dan dinas kesehatan. Pemolisian interventif kelembagaan pada mitigasi bencana alam melalui aplikasi teknologi terpadu di kabupaten Pulang Pisau selama ini menunjukkan bahwa nilai kelembagaan yang terbukti oleh ditemukannya persoalan korupsi masih menjadi tantangan utama dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah Pulang Pisau.

This research is motivated by the challenges faced by the Pulang Pisau Police Department in responding to natural disasters. These challenges include issues such as constraints in utilizing information technology for disaster mitigation, inadequate ability to integrate information systems, limited infrastructure, lack of awareness among personnel regarding information security, and insufficient coordination between the police and relevant agencies. Therefore, this study aims to analyze institutional intervention policing in natural disaster mitigation through integrated technology applications in Pulang Pisau district, assess police efforts in integrating integrated technology applications into natural disaster mitigation strategies to ensure community safety and welfare, and evaluate the challenges faced by the Pulang Pisau Police Department in institutionally integrating integrated technology applications. The theories employed in this research include institutional theory, disaster management theory, technology adoption theory, information technology integration theory, and risk management theory. This qualitative research utilizes an exploratory research method conducted within the jurisdiction of the Pulang Pisau Police Department. The findings of this study indicate that institutional intervention policing in natural disaster mitigation through integrated technology applications in Pulang Pisau district has shown that institutional values are evidenced by the discovery of corruption issues, which remain a major challenge in disaster response efforts in the Pulang Pisau area. Police efforts to integrate integrated technology applications into natural disaster mitigation strategies to ensure community safety and welfare are implemented through the Command Center program, which serves as a command and control center aimed at integrating and coordinating all activities related to natural disaster management. The challenges faced by the Pulang Pisau Police Department in institutionally integrating integrated technology applications stem from difficulties in determining mitigation priorities that fit local conditions such as floods and forest fires, as well as infrastructure constraints like limited internet networks in remote areas and funding issues for technology, all requiring close coordination among agencies "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Hidayati
"ABSTRAK
Persepsi risiko rumah tangga terhadap risiko bencana menjadi hal yang penting untuk mendorong rumah tangga melakukan langkah mitigasi bencana yang pada gilirannya akan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi risiko rumah tangga terhadap risiko bencana. Dua variabel utama akan diuji, yaitu tingkat risiko bencana tempat tinggal rumah tangga dan ringkat risiko bencana di wilayah tetangga.  Dalam hal ini, risiko bencana di daerah tetangga dianggap sebagai pendekatan pengalaman tidak langsung. Dengan menggunakan data Susenas 2017 yang terdiri dari 197.276 responden rumah tangga, dikombinasikan dengan data regional tentang tingkat risiko bencana (IRBI), estimasi logistik biner menunjukkan bahwa tingkat risiko bencana alam berkorelasi positif dengan probabilitas rumah tangga memiliki persepsi risiko terhadap bencana alam. Begitu pula tingkat risiko bencana di wilayah tetangga berkorelasi positif terhadap probabilitas rumah tangga memiliki persepsi risiko terhadap bencana. Rumah tangga yang pernah mengalami bencana dan mengetahui tanda peringatan bencana cenderung memiliki persepsi risiko bencana yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang diusulkan adalah meningkatkan pengetahuan bencana terutama bagi rumah tangga yang tidak mengalami bencana dengan tujuan untuk meningkatkan persepsi risiko terhadap bencana alam.

ABSTRACT
Households risk perception on disaster risk is important to induce households effort to take mitigation measures which will in turn increase community resilience to disaster impact. This study aims to look at factors that correlated with household disaster risk perception. Two main variables to be examined are disaster risk level at the region that household live and the disaster risk level at the neighboring region. In this case, disaster risk in neighboring areas is considered as an indirect experience approach. Using 2017 Susenas data consisting of 197,276 household respondents, combined with the regional data on disaster risk level (IRBI), the binary logistical estimate shows that the natural disaster risk level is positively correlated with the probability of household natural disasters awareness. Similarly, disaster risk level in the neighborhood areas is positively correlated to the probability of households risk perception of natural disaster. Households experiencing disaster damage and knowing the warning signs of disaster tend to have higher disaster risk perception. Thus, combining the results, one recommendation is to increase disaster knowledge particularly for those who never been suffered from disaster in order to increase their disaster risk perception."
2020
T54607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christoffel Maximilian Remy Wantah
"Fenomena perubahan iklim dengan curah hujan ekstrem secara global mengalami tren peningkatan yang berdampak pada meningkatnya kejadian banjir. Kota Tangerang dalam hal ini Kecamatan Periuk adalah kota padat penduduk dengan populasi dan aset ekonomi yang tinggi. Masalah dalam penelitian adalah banjir yang terjadi di Kecamatan Periuk kota Tangerang Indonesia yang berdampak pada perekonomian, lingkungan, maupun sosial masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi risiko banjir yang didukung oleh teori perilaku terencana guna pengurangan risiko banjir masyarakat. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis SMART PLS SEM dengan total responden sebanyak 220 yang adalah penduduk di wilayah kecamatan Periuk kota Tangerang yang ditetapkan berdasarkan kriteria. Hasil penelitian ini menemukan korelasi positif antara modal sosial, persepsi risiko, self eficacy, pengetahuan dan kesiapsiagaan terhadap niat melakukan mitigasi yang berpengaruh meningkatkan perilaku kesiapsiagaan masyarakat, yang mana pengetahuan adalah variabel yang terkuat dalam mempengaruhi niat melakukan mitigasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan penerapan perilaku kesiapsiagaan risiko banjir berbasis partisipasi masyarakat melalui literasi bencana, pemahaman risiko, keterkaitan di masyarakat, kesiapsiagaan di daerah berisiko banjir khususnya di daerah sungai dan akan berperan dalam ketahanan bencana masyarakat.

The phenomenon of climate change with extreme rainfall globally is experiencing an increasing trend that has an impact on the increase in flood events. Tangerang City, in this case Periuk District, is a densely populated city with a high population and economic assets. The problem in the study is the flood that occurred in Periuk District, Tangerang City, Indonesia, which had an impact on the economy, environment, and social community. The purpose of this study is to analyze community preparedness behavior in flood risk mitigation supported by planned behavior theory to reduce community flood risk. The method used was using SMART PLS SEM analysis with a total of 220 respondents who were residents in the Periuk sub-district area of Tangerang city which was determined based on criteria. The results of this study found a positive correlation between social capital, risk perception, self-efficacy, knowledge and preparedness to the intention to mitigate
which had the effect of increasing community preparedness behavior, where knowledge was the strongest variable in influencing the intention to mitigate. The conclusion of this study is the need to increase the implementation of flood risk preparedness behaviors based on community participation through disaster literacy, risk understanding, linkages in the community, preparedness in flood-risk areas, especially in river areas and will play a role in community disaster resilience."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Gamma
"Penelitian ini menggunakan integrasi Earned Value Management dan Risk Management dalam melakukan rancangan mitigasi risiko keterlambatan proyek pipa gas alam. Dengan melakukan komparasi terhadap nilai Planned Value, Earned Value dan Actual Cost pada data historis dan hasil simulasi monte carlo (perangkat lunak Crystal Ball) diperoleh hasil bahwa dari 3 (tiga) skenario simulasi biaya dan waktu, skenario terbaik adalah skenario ke-2 di masing masing proyek. Pada minggu ke-21 di proyek 1, nilai Cost Performance Index (CPI) dan Schedule Performance Index (SPI) adalah 1; minggu ke-20 di proyek 2, nilai CPI dan SPI adalah 1; dan minggu ke-7 di proyek 3, nilai CPI dan SPI adalah 1.
Mitigasi risiko dilakukan pada aktifitas-aktifitas dalam jalur kritis ketiga proyek, sebanyak 14 (empat belas) aktifitas pada 9 (Sembilan) jalur kritis di proyek 1; 16 (enam belas) aktifitas pada 4 (empat) jalur kritis di proyek 2; dan 22 (dua puluh dua) aktifitas pada 2 (dua) jalur kritis di proyek 3. Nilai SPI pada awal proyek 1 dan 2 diatas angka '2', mengindikasikan aktifitas pengadaan material yang tidak dapat dipenuhi akibat proses produksi, transportasi, dan distribusi material yang tidak terencana. Langkah yang dapat dilakukan adalah memisahkan pengadaan material dari kegiatan konstruksi proyek.

The study used integration of Earned Value Management and Risk Management for conducting risk delays mitigation plan the natural gas pipeline project. By performing a comparison of Planned Value, Earned Value and Actual Cost on historical data and the results of a monte carlo simulation (Crystal Ball) that the results obtained from the 3 (three) cost and time simulation scenario, the best case scenario is the 2nd scenario in each project. At week 21 (twenty one) in the project no. 1, the Cost Performance Index (CPI) and Schedule Performance Index (SPI) value is 1; week 20 (twenty) in the project no. 2, the CPI and SPI value is 1; and the week 7 (seven) in the project no. 3, CPI and SPI values are 1.
Project risk had mitigated on the activities in the critical path of the three projects, a total of 14 (fourteen) activities in the 9 (nine) critical path in the project 1; 16 (sixteen) activity in 4 (four) critical path in the project 2; and 22 (twenty two) activity in 2 (two) critical path in the project 3. SPI value at the beginning of the project 1 and 2 above figures '2', indicated that the material procurement activities can not be met due to the process of production, transportation, and distribution of materials unplanned. The best actions to do is to separate the material procurement from construction activities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulandari
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk kota yang cepat dan tak terkendali menyebabkan tekanan terhadap ketersediaan lahan. Selain itu berbagai masalah seperti fasilitas umum yang tidak merata hingga bencana seperti banjir dan longsor yang terjadi saat ini akan semakin parah di masa yang akan datang. Penelitian ini berusaha untuk melakukan proyeksi mengenai pertambahan penduduk agar ketersediaan lahan yang ada dapat digunakan secara berkelanjutan. Sistem pemodelan merupakan metode yang dapat menggambarkan situasi nyata mengenai ketersediaan lahan. Penilaian kesesuaian penggunaan lahan merupakan penentu utama dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Variabel yang diambil untuk penelitian ini adalah kemiringan, ketinggian, dan tutupan lahan. Studi ini memberikan informasi mengenai proyeksi pertumbuhan penduduk dan wilayah terbangun, serta kesesuaian lahan untuk pembentukan kota di masa depan dan strategi mitigasi bencana banjir dan longsor untuk pengembangan wilayah terbangun.


The rapid and uncontrolled population growth of the city causes pressure on the availability of land. In addition, various problems such as uneven public facilities such as disasters such as floods and landslides that occur at this time will be even worse in the future. This research attempts to make projections regarding population growth so that the available land can be used sustainably. Modeling system is a method that can describe real situations regarding land availability. Land use suitability assessment is the main determinant in the planning and decision making process. The variables taken for this study are slope, altitude, and land cover. This study provides information on projections of population growth and built areas, as well as land suitability for future city formation and flood and landslide mitigation strategies for the development of built areas.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T52308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Wiyanti
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat rentan terhadap bencana alam. Bencana alam dapat berpengaruh terhadap penerimaan dan belanja pemerintah namun pengaruh tersebut akan berbeda antar negara satu dengan lainnya. Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh bencana alam terhadap keseimbangan fiskal baik sisi penerimaan maupun sisi belanja di tingkat pemerintah daerah. Dengan menggunakan data panel dan metode fixed effect, studi ini memberikan hasil bahwa bencana alam yang terjadi tahun 2010-2018 dapat mengganggu keseimbangan fiskal melalui indikator budgetary solvency di tingkat pemerintah kabupaten/kota dan provinsi melalui penurunan PAD, peningkatan belanja bantuan sosial, belanja tidak terduga, belanja modal, dan belanja barang dan jasa. Jenis belanja yang paling berisiko untuk meningkat di tingkat kab/kota adalah belanja barang dan jasa dan di tingkat provinsi yaitu belanja tidak terduga. Meningkatnya belanja modal dapat diakibatkan oleh adanya beban fiskal akibat tertundanya proyek yang sedang berjalan atau adanya kebutuhan rekonstruksi pasca bencana. Studi ini juga memberikan hasil bahwa bencana banjir dan kekeringan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap keseimbangan fiskal di daerah.

Indonesia is an archipelago country, making it fairly vulnerable to natural disasters. While natural disasters generally affect government revenue and expenditure, their effects likely vary by country. This study examines the effect of natural disasters on the fiscal balance, revenue, and expenditure of local governments. We used panel data and fixed effects methods to estimate the degree to which natural disaster severity influences budgetary solvency at the district and provincial levels in Indonesia between 2010 and 2018. This study reveals that natural disasters can strain fiscal balance at the district and provincial levels due to a decrease in own-source revenue and an increase in social assistance expenditure, capital expenditure, consumption expenditure, and unexpected expenditure. The district expenditure type most threatened by natural disasters is consumption expenditure, while the provincial expenditure type most threatened is unexpected expenditure. We also found that an increase in capital expenditure can lead to financial burden due to delays of planned projects or post-disaster reconstruction. Based on these findings, it is clear that forms of insurance or other financing schemes are necessary to mitigate the adverse impacts of natural disasters on regional fiscal balance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffi Alexandra
"ABSTRAK
Kesiapsiagaan Emergency Response Team Kota CilegonTerhadap : Bencana Industri Di Kawasan Industri Zona I;Pembimbing : Prof. Dra.Fatma Lestari, M.Si, PhD.Perkembangan Industri Kota Cilegon memberikan dampak kerawanan bencanateknologi yang tinggi, kerawanan tersebut terlihat dari banyaknya jumlah industridengan pengelolaan bahan kimia sebagai bahan dasarnya, Luas Kota Cilegon 17.550Ha, dengan letak geografis pada posisi 5 52 rsquo;24 rdquo; - 6 04 rsquo;07 rdquo; Lintang Selatan dan105 54 rsquo;05 rdquo; - 106 05 rsquo;11 rdquo; Bujur Timur, jumlah usaha / perusahaan yang ada di KotaCilegon sebanyak 43.900 perusahaan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2016 ,dari sejumlah usaha /perusahaan tersebut Kota Cilegon membagi menjadi tiga KawasanIndustri, yaitu:a. Zona Satu berada di Kecamatan Citangkil, Ciwandan, Cilegon, Grogol;b. Zona Dua berada di Kecamatan Citangkil, Ciwandan, Grogol;c. Zona Tiga berada di Kecamatan Grogol dan Pulomerak.Sebagai salahsatu bentuk kesiapsiagaan bencana industri di Kota Cilegon makadibentuklah Emergency Response Team dari lintas sektoral baik dari unsur TNI-Polri,Lembaga atau Non Lembaga Kementrian, OPD Pemerintah Kota Cilegon di bidangBencana, Pihak Swasta terutama di tiga kawasan industri yang dikenal dengan ZonaAMC Anyer, Merak, Ciwandan , kawasan dengan Risiko bencana industri terbesaradalah Zona I Kawasan Industri Kota Cilegon, sehingga Zona I membentuk CiwandanEmergency Response Team sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap bencana industri, danperlu program , sarana prasarana, jalur komando dalam membangun kesiapsiagaan yangtangguh sebagai kesiapsiagaan terhadap bencana industri..Kata kunci:Bencana Industri, Kesiapsiagaan , Emergency Response Team Kota Cilegon
Abstract Industrial Development of Cilegon City gives high impact of technological disaster, the vulnerability is seen from the number of industries with chemical management as its basic material, Cilegon City Area 17,550 Ha, with geographical position at 5 52 39 24 6 04 39 07 South Latitude and 105 54 39 05 106 05 39 11 East longitude, the number of businesses companies in the City of Cilegon as many as 43,900 companies Central Bureau of Statistics of Banten Province, 2016 , from a number of businesses companies Kota Cilegon divided into three Industrial Zones, namely a. Zone One is located in Citangkil Sub district, Ciwandan, Cilegon, Grogol b. Zone Two is located in Citangkil Sub district, Ciwandan, Grogol c. Zone Three is located in District Grogol and Pulomerak.As one of the forms of industrial bancana preparedness in Cilegon City, Emergency Response Team was formed from cross sectoral from elements of TNI Polri, Institution or Non Ministry Institution, OPD Cilegon Government in Disaster, Private Party especially in three industrial area known as Zone AMC Anyer, Merak, Ciwandan , the largest industrial disaster area is Zone I of Cilegon Industrial Zone, so Zone I establishes the Ciwandan Emergency Response Team as an effort to prepare for industrial disaster, and needs program, infrastructure, command line in building preparedness tough as disaster preparedness for industry. Keywords Industrial Disaster, Preparedness, Emergency Response Team Kota Cilegon "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawanti Kumalasari
"ABSTRAK
Indonesia mempunyai sumber panas bumi yang besar namun terletak di perbukitan dan lereng gunung sehingga rawan terhadap longsor, salah satunya adalah lapangan panas bumi X, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat risiko longsor yang ditinjau dari tingkat ancaman, kerentanan dan kapasitas serta memberikan alternatif upaya mitigasi bencana melalui penataan ruang. Metode penelitian ini adalah penilaian tingkat risiko dengan pembobotan dan skoring, kemudian sebaran spasial diinterpretasikan kedalam peta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 57 wilayah studi berada pada tingkat risiko longsor sedang atau seluas luas 3.783,2 ha, hal ini disebabkan oleh sebagian besar wilayah studi berada pada tingkat ancaman longsor menengah, tingkat kerentanan tinggi dan tingkat kapasitas sedang. Alternatif upaya mitigasi untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan energi panas bumi ditinjau dari tiga aspek yaitu keberlanjutan ekologi, produksi panas bumi, dan sosial kemudian disusun penataan pola ruang yang dibagi menjadi tiga zona yaitu zona inti, zona penyangga dan zona pengembangan.

ABSTRACT
Indonesia has huge sources of geothermal which are located in mountain hills and slopes, it makes Indonesia prone to landslide. One of the geothermal sources can be found in X geothermal field, West Java Province. The aims of this study are to analysis the risk level of landslide reviewed by the hazard level, vulnerability and capacity and to provide an alternative form of disaster mitigation efforts through the spatial planning. The methods of this research are the assessment of the level of risk by weighting and scoring, then spatial distributions are interpreted into a map. The result of the study shows that 57 or 3.783,2 ha area of the study is in the medium risk level of landslide. It is because most area of the study is in medium risk level with high level vulnerability and medium level capacity. The alternative mitigation effort to keep the sustainability of geothermal energy consumption are reviewed in three aspects which are environmental sustainability, the production of geothermal, and social patterns that are divided into three zones core zone, buffer zone, and transition zone."
2017
T49790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Restu Wirawan
"Bencana kota Palu pada tahun 2018 berdampak secara fisik maupun non-fisik, dengan jenis bencana gempa bumi, liquifaksi dan tsunami. Sebagai kota yang dilewati oleh patahan Palu Koro, Palu sangat rentan terhadap ancaman bencana alam, sehingga pembangunannya harus berorientasi pada ketahanan bencana terutama dalam rencana tata ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak bencana terhadap struktur dan pola ruang, menganalisis ketahanan masyarakat dalam mengahadapi bencana tsunami, menganalisis kebijakan dan program pemerintah pasca bencana, dan merumuskan strategi mitigasi bencana berbasis penataan ruang pasca bencana di kota Palu. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode gabungan (mixed methods). Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, dan studi literatur. Hasil analisis menunjukan bahwa dampak bencana pada struktur dan pola ruang kota Palu cukup massif, ditandai dengan rusaknya prasarana kota dan kawasan budidaya terutama permukiman. Untuk ketahanan masyarakat, dari social vulnerability index diketahui masyarakat memiliki kerentanan kerentanan sedang – tinggi terhadap bencana dengan kepadatan penduduk menjadi faktor utama, sedangkan modal sosial diketahui modal sosial masyarakat cukup baik dengan rata-rata menjawab Setuju. Hasil analisis kebijakan menunjukan bahwa ketidaksesuaian antara aturan yang ditetapkan dan kondisi eksisting. Oleh karena itu, perlu dilakukan penataan ruang di kota Palu yang berbasis mitigasi bencana dengan mengutamakan isu inklusivitas, integrasi rencana tata ruang dengan zona rawan bencana, melakukan pemerataan persebaran permukiman, serta senantiasa melibatkan masyarakat dalam perumusan penataan ruang.

The Palu city disaster in 2018 had physical and non-physical impacts, with the types of earthquakes, liquefaction and tsunami disasters. As a city traversed by the Palu Koro fault, Palu is very vulnerable to the threat of natural disasters, so its development must be oriented towards disaster resilience, especially in spatial planning. This study aims to identify the impact of disasters on spatial structures and patterns, analyze community resilience in dealing with the tsunami disaster, analyze post-disaster government policies and programs, and formulate disaster mitigation strategies based on postdisaster spatial planning in Palu city. The approach used is quantitative with mixed methods. Data was collected by distributing questionnaires, in-depth interviews, and literature studies. The results of the analysis show that the impact of the disaster on the structure and spatial pattern of the city of Palu is quite massive, marked by the destruction of city infrastructure and cultivation areas, especially settlements. For community resilience, from the social vulnerability index, it is known that the community has moderate to high vulnerability to disasters with population density being the main factor, while social capital is known to be quite good with community social capital with an average answer of Agree. The results of the policy analysis show that there is a discrepancy between the established rules and the existing conditions. Therefore, it is necessary to carry out spatial planning in the city of Palu based on disaster mitigation by prioritizing the issue of inclusiveness, integrating spatial plans with disaster-prone zones, distributing settlements evenly, and always involving the community in the formulation of spatial planning."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>