Ditemukan 117428 dokumen yang sesuai dengan query
Danil Anugrah Jaya
"Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan kesehatan. Leadership WalkArounds (LWA) adalah pendekatan yang terbukti efektif meningkatkan keselamatan pasien di berbagai negara. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas LWA di Rumah Sakit Harapan Jayakarta (RSHJ) terhadap persepsi staf mengenai komunikasi terbuka, respon tidak menghukum, frekuensi pelaporan insiden, dan umpan balik terhadap kesalahan. Metode: Penelitian mixed methods dengan desain sequential explanatory dilakukan di RSHJ pada Oktober-Desember 2023. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner daring kepada 47 staf pelayanan, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pimpinan dan staf, serta telaah dokumen. Hasil: LWA terbukti efektif meningkatkan komunikasi terbuka, respon tidak menghukum, frekuensi pelaporan insiden, dan umpan balik terkait kesalahan. Namun, terdapat perbedaan persepsi antara pimpinan dan staf klinis mengenai respon terhadap kesalahan. Hambatan dalam pelaksanaan LWA meliputi rendahnya partisipasi dokter, inkonsistensi jadwal pelaksanaan, belum adanya daftar pertanyaan terstruktur, sistem pelaporan insiden yang masih manual, dan belum optimalnya komposisi dewan pengawas. Kesimpulan: LWA efektif meningkatkan budaya keselamatan pasien di RSHJ. Namun, efektivitasnya perlu ditingkatkan dengan mengatasi hambatan-hambatan yang ada, seperti meningkatkan partisipasi dokter, menindaklanjuti temuan secara konsisten, dan memperkuat budaya pelaporan insiden.
Background: Patient safety is a top priority in healthcare. Leadership WalkArounds (LWA) is an approach proven effective in improving patient safety in various countries. This study aims to evaluate the effectiveness of LWA at Harapan Jayakarta Hospital (RSHJ) on staff perceptions regarding open communication, non-punitive response, incident reporting frequency, and feedback on errors. Methods: A mixed-methods study with a sequential explanatory design was conducted at RSHJ from October to December 2023. Quantitative data was collected through online questionnaires from 47 service staff, while qualitative data was obtained through in-depth interviews with leaders and staff, and document reviews. Results: LWA was found to be effective in improving open communication, non-punitive response, incident reporting frequency, and feedback on errors. However, there were differences in perception between leaders and clinical staff regarding the response to errors. Barriers to LWA implementation include low doctor participation, inconsistent scheduling, lack of structured questions, a manual incident reporting system, and a suboptimal composition of the supervisory board. Conclusion: LWA is effective in improving patient safety culture at RSHJ. However, its effectiveness needs to be enhanced by addressing existing barriers, such as increasing doctor participation, consistently following up on findings, and strengthening the incident reporting culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lusianah
"Pengembangan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang merupakan elemen krusial dalam peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit. Kepemimpinan yang tidak aman dapat mengakibatkan capaian tujuan keselamatan terganggu namun hanya sedikit yang diketahui tentang model safety leadership yang dapat meningkatkan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model safety leadership yang menggunakan kerangka kerja teori human caring dan social cognitive, dan menguji efektivitasnya terhadap peningkatan kompetensi dan efikasi diri kepala ruang. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap: tahap pertama: identifikasi masalah melalui wawancara mendalam (penelitian kualitatif), tahap kedua: pengembangan model (integrasi hasil tahap 1, studi literatur dan konsultasi pakar) dan tahap ketiga uji efektivitas model (penelitian kuantitatif dengan non-equivalent control group pretest-posttest design. Pada penelitian kualitatif melibatkan 17 partisipan dan bertujuan mengembangkan model safety leadership berdasarkan human caring theory dan teori social cognitive. Model dikembangkan berdasarkan sintesis studi literatur, temuan studi kualitatif dan konsultasi pakar. Teridentifikasi enam tema yaitu kesadaran tentang keselamatan pasien, caring relationship, pemberdayaan staf, perencanaan keselamatan pasien bersama pasien, kepemimpinan diri dan dukungan rumah sakit. Penelitian kuantitatif bertujuan menguji efektivitas model safety leadership terhadap kompetensi dan efikasi diri kepala ruang dengan desain quasi eksperimen pre dan post terhadap 32 responden pada kelompok kontrol dan 32 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian berdasarkan analisis general linear model repeated measured menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model safety leadership terhadap peningkatan sikap safety leadership dalam kurun waktu 8 minggu intervensi dan tidak ada pengaruh model safety leadership terhadap peningkatan pengetahuan, perilaku dan efikasi diri kepala ruang.
Improving patient safety in hospitals is crucial. Ineffective leadership can prevent safety goals from being met, thereby highlighting the need for strong safety leadership models. However, there is a lack of a comprehensive understanding of leadership models that can enhance the competencies and self-efficacy of head nurses. The main objective of this research was to develop a new safety leadership model that embraces human care and social cognitive theories, with the ultimate goal of strengthening the competencies and self-efficacy of head nurses. The study consisted of three main stages: qualitative interviews, the development of the model through insights from the interviews and a literature review, and an empirical examination of the model’s effectiveness using a quantitative approach. During the qualitative phase, 17 participants developed a safety leadership model based on human care and social cognitive theory. This model incorporated insights from literature reviews, interviews, and expert evaluations. Six crucial dimensions of the model emerged: patient safety awareness, caring relationships, staff empowerment, collaborative patient safety planning, self-leadership, and organizational support. The quantitative phase aimed to measure the effectiveness of the safety leadership model in improving head nurses’ competencies and self- efficacy. This phase involved 32 respondents from both the control and intervention groups. The findings from the analysis revealed that the safety leadership model had a positive impact on improving safety leadership attitudes within an 8-week intervention period. However, there were no significant improvements in knowledge acquisition, behavior, or self-efficacy among head nurses. This study highlights the potential of a safety leadership model based on human care and social cognitive theories to enhance safety attitudes. However, further exploration and refinement are needed to comprehensively address different aspects of leadership effectiveness and patient safety improvement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Aam Sumadi
"
ABSTRAKRisiko kesalahan perioperatif sangat besar sehingga keselamatan pasien harus diupayakan. Fungsi Pengendalian kepala ruai1gan memastikan kelja sama tim sesuai tujuan perencanaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap te1jadinya insiden atau kejadian yang tidak diharapkan.
Penelitian ini be1tujuan untuk mengetahui efektifitas fungsi pengendalian kepala ruangan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien perioperatif. Desain penelitian menggunakan preeksper;,nen dengan rancangan pretest-pastiest ·without control. Sampel yang digunakan 75 perawat pelaksana yang terlibat keperawatan perioperatif. Data analisis dengan Paired t test menunjukkan efektifitas fungsi pengendalian kepala ruangan P = 0,0001, (CI= 120,79-127,01) meningkatkan pelaksanaan keselamatan pasien perioperatif oleh perawat pelaksana P = 0,000 I, (CI 141,59-147, 15) setelah intervensi dengan tingkat hubunga1T sedang dan berkorelasi positif.
Penelitian ini merekomendasikan monitoring- dan evaluasi pelaksanaan pengendalian kepala ruangan dan pengembangan model pengendalian yang lebih lengkap.
ABSTRACTThe risk of errors in the perioperative period is very large so that patient safety should be supported and the team is obligated to cooperate in raising awareness toward the occurrence of the 1ncident or event that is not expected. Head nurse control function ensure appropriate planning objectives accomplished.This research aims to know the effectiveness of the control function of the head nurse tO\;vard the implementation of perioperative patient safety. This research design using preexperiment with pretestposHest design without control. The sample size of 75 nurses that involved in perioperative nursing service. Data analysis using paired t test represent the effectiveness of the control function of the head nurse with p value = 0.000 I (CI = 120.79- 127.01) and the improve of implementation ofperioperative patient safety by nurses of post intervention that indicates positive correlation with p value = 0.0001 (CI = 141.59 - 147.15).This research recommends there should be monitoring and evaluation of implementation of the control head room and a development model that is more complete control."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41951
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ratu Raira Azzahra Pinasty
"Rumah sakit menghadapi kompleksitas dalam operasional sehari-hari, di mana semua elemen, mulai dari pengunjung hingga pegawai, saling berinteraksi pada proses pemberian pelayanan. Untuk menjaga keselamatan seluruh elemen rumah sakit, perlu dibangun kesadaran budaya keselamatan yang terintegrasi. Rumah Sakit XYZ telah mengembangkan pengukuran budaya keselamatan terintegrasi yang dinamakan Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang budaya keselamatan terintegrasi serta perkembangannya di RS XYZ dari tahun 2021 hingga 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, dengan menggunakan data sekunder hasil survei berulang selama tiga tahun dengan jumlah sampel berturut-turut 419 (tahun 2021), 305 (tahun 2022), dan 418 (tahun 2023) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit XYZ telah mencapai tingkat budaya keselamatan terintegrasi yang baik, di mana sebagian besar dimensi budaya keselamatan berada pada "Level 4- Proaktif" dan sebagian lainnya pada "Level 5- Progresif". Terdapat peningkatan capaian budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu untuk semua dimensi, kecuali dimensi komitmen manajemen dan komunikasi efektif dan umpan balik yang mengalami penurunan atau stagnansi. Ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistic dalam tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi pada variabel jenis kelamin. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna variabel usia, pendidikan, masa kerja, dan unit kerja dengan tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi.
Hospitals face complexity in their day-to-day operations, where all elements, from visitors to employees, interact in the process of providing care services. To ensure the safety of all hospital elements, it is necessary to cultivate an awareness of integrated safety culture. The XYZ Hospital has developed a measurement of integrated safety culture called the Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. This study aims to provide an overview of the integrated safety culture and its development at XYZ Hospital from 2021 to 2023. The study adopts a quantitative approach with a cross-sectional study design, utilizing secondary data from repeated surveys over three years with successive sample sizes of 419 (2021), 305 (2022), and 418 (2023) respondents. The findings of this research indicate that the XYZ Hospital has achieved a good level of integrated safety culture, with most dimensions of safety culture at "Level 4-Proactive" and some at "Level 5-Progressive". There has been an improvement in patient safety culture over time for all dimensions, except for management commitment and effective communication/feedback, which have experienced decline or stagnation. Significant differences were found in the level of integrated safety culture maturity based on gender. However, there were no significant differences in age, education, length of employment, and work unit regarding integrated safety culture maturity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elita Mulya Fitriyanti
"Keselamatan pasien adalah pencegahan bahaya bagi pasien. Salah satu strategi untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien adalah dengan menerapkan Walkrounds yang diperkenalkan sebagai program kepemimpinan Rumah Sakit dalam menjaga hubungan baik dengan praktisi perawatan garis depan, mengidentifikasi bahaya dan mengumpulkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan tentang keselamatan pasien yang melibatkan tim multidisiplin rumah eksekutif. sakit (Frankel et al, 2008 dan Saadati et al 2016). Banyak negara telah menerapkan PSLWA sebagai program untuk menanamkan budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara. Dengan budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS Hermina Daan Mogot. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perawat mengikuti pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara komitmen pemimpin dan keterlibatan perawat dalam pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan bahwa penerapan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan untuk menyebarluaskan tujuan implementasi walkrounds untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien yang lebih baik.
Patient safety is the prevention of danger for patients. One strategy to improve patient safety culture is to implement Walkrounds which are introduced as Hospital leadership programs in maintaining good relations with frontline care practitioners, identifying hazards and gathering information that is useful in making decisions about patient safety involving multidisciplinary home executive teams. sick (Frankel et al, 2008 and Saadati et al 2016). Many countries have implemented PSLWA as a program to instill a culture of patient safety. This study aims to determine the relationship between. With the culture of patient safety at the Inpatient Installation of Hermina Daan Mogot Hospital. This research is a quantitative study with a survey method and cross-sectional approach. The results showed that there was a relationship between the intensity of nurses following the implementation of walkrounds with the safety culture of nurse patients in Inpatient Installation. However, there is no significant relationship between the commitment of the leader and the involvement of nurses in the implementation of walkrounds with the nurse patient safety culture in the Inpatient Installation. Therefore, the researchers recommend that the application of walkrounds be carried out in accordance with existing theories and to disseminate the purpose of applying walkrounds to improve better patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rezi Nizma Revinisya
"Patient Safety Leadership Walkrounds telah banyak digunakan di organisasi pelayanan kesehatan di negara Barat untuk meningkatkan keselamatan pasien. Strategi ini merupakan strategi yang efektif dalam melibatkan kepemimpinan, mengidentifikasi isu keselamatan, dan mendukung budaya keselamatan pasien. Akan tetapi, di Asia, termasuk Indonesia, penerapan Patient Safety Leadership Walkrounds ini masih dinilai sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Patient Safety Leadership Walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini merupakkan penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 82,7 tenaga keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSPAD Gatot Soebroto telah memiliki persepsi yang baik terhadap budaya keselamatan pasien. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel intensitas paparan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara keterbukaan komunikasi dalam walkrounds dan komitmen pemimpin dalam walkrounds terhadap budaya keselamatan pasien dikarenakan ketidaktepatan dalam pelaksanaan walkrounds. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pelaksanaan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada untuk mencapai budaya keselamatan pasien yang baik.
Patient Safety Leadership Walkrounds have been widely used in Western Country rsquo s healthcare organizations to improve patient safety. This strategy appears to be an effective strategy for engaging leadership, identifying safety issues, and supporting a culture of patient safety. However, in Asia, including Indonesia, the implementation of Patient Safety Leadership Walkrounds is still lacking. This study aims to determine the association between Patient Safety Leadership Walkrounds and patient safety culture at RSPAD Gatot Soebroto. This study is a quantitative research using cross sectional approach and survey method. The result showed that 82,7 of nursing staff at inpatient installation of RSPAD Gatot Soebroto have a good perception towards the patient safety culture. There is a significant relationship between intensity of exposure to walkrounds with patient safety culture. However, there is no significant relationship between communication openness in walkrounds and commitment leadership in walkrounds towards patient safety culture due to inaccuracy in the implementation of walkrounds. Therefore, it is recommended that the implementation of walkrounds is done in accordance with existing theories to achieve a better patient safety culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Novi Anggraeni
"Keselamatan pasien merupakan salah satu aspek penting dalam mengurangi terjadiya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Salah satu aspek yang diterapkan dalam patient safety dengan mencegah terjadinya risiko jatuh. Pengkajian risiko jatuh perlu dilakukan dengan baik untuk mengetahui seberapa tinggi pasien berisiko jatuh dan untuk meminimalisir kejadian pasien jatuh. Tujuan Penulis ingin mengetahui Penerapan implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap lantai 14 Rs X. Penulis melakukan observasi kepada 12 perawat pada tanggal 18- 23 September 2023 dengan menggunakan SOP Pencegahan Risiko Jatuh. Intervensi yang dilakukan penulis yaitu melakukan sosialisasi SOP Pencegahan Risiko Jatuh pada tanggal 3-7 Oktober 2023 dan melakukan Audit kepada perawat mengenai penerapan implementasi pasien jatuh. Hasil di dapatkan penerapan Implementasi pencegahan risiko jatuh di Ruang Rawat inap di RS X dalam kategori Baik (58,3%). Dalam melakukan pencegahan pasien jatuh diperlukan fungsi penngawasan dan kontroling secara ketat oleh kepala ruangan sebagai langkah awal mendisiplinkan perawat. Selain itu didalam bekerja diharapkan selalu mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan Rumah Sakit. Dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan Masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan yang diberikan.
Patient safety is an important aspect in reducing the occurrence of Unexpected Events (KTD) in the process of providing nursing care. One aspect implemented in patient safety is to prevent the risk of falls. A fall risk assessment needs to be carried out properly to find out how high a patient's risk of falling is and to minimize the incidence of patient falls. The author's aim is to find out the implementation of fall risk prevention in the 14th floor Inpatient Room at Rs The intervention carried out by the author was to socialize the SOP for Fall Risk Prevention on 3- 7 October 2023 and conduct an audit of patients regarding the implementation of patient falls. The results showed that the implementation of preventing the risk of falls in patients in the inpatient room at Hospital X was in the Good category (58.3%). In preventing patient falls, a strict supervision and control function is needed by the head of the room as the first step in disciplining nurses. Apart from that, when working, you are expected to always follow the Standard Operational Procedures (SOP) set by the Hospital. In this way, it can increase public trust in the health services provided."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Christina Anugrahini
"Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. Desain penelitian korelasi deskriptif dengan cross sectional. Sampel 144 perawat. Analisis data chi square, uji T independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara usia, tingkat pendidikan, masa kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, desain kerja dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety. Variabel yang dominan adalah desain kerja (p value = 0,000; OR= 35,897).
Saran: agar pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan desain keja yang baik guna mencapai kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety untuk mencapai keselamatan pasien di rumah sakit.
This study is to determine the relationship between individual and organizational factors on adherence of nurses in implementing patient safety guidelines in RSAB Harapan Kita Jakarta. Descriptive study with cross sectional correlation design. The sample of 144 nurses. Data analysis Chi square test, independent t test and logistic regression. Results found significant relationship between age, educational level, years of service, leadership, organizational structure, job design to the compliance of nurses in implementing patient safety guidelines. Dominant variable is the design of work (p = 0.000, OR = 35.897). Suggestion: that the hospital managers to maintain and enhance good evil design to achieve compliance with the nurse in implementing patient safety guidelines to achieve patient safety in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28432
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Avicena Muhammad Iqbal
"Keselamatan pasien merupakan salah satu faktor penting di dalam pelaksanaan rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat kesiapan penerapan keselamatan pasien di RSIA Assalam. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode survey dilakukan secara total sampling terhadap 59 pegawai, dan wawancara mendalam terhadap 5 informan. Hasil survey menunjukkan RSIA Assalam membudaya sedang dalam keselamatan pasien.
Dari hasil analisis menunjukkan belum siapnya RSIA Assalam dalam menerapkan budaya keselamatan pasien. Penelitian merekomendasikan penyusunan standar prosedur operasional tentang keselamatan pasien, meningkatkan jumlah pelaporan kejadian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pegawai tentang keselamatan pasien.
Patient safety is one of the important factors in the implementation of the hospital. The purpose of this study to look at the implementation of patient safety preparedness in Assalam RSIA. The research was conducted using quantitative research and qualitative research. Methods of sampling survey conducted to 59 employees total, and depth interviews with 5 informants. The survey shows RSIA Assalam being entrenched in patient safety. From the analysis of the readiness of the application of patient safety culture in hospitals shows RSIA Assalam unprepared to implement patient safety culture. Study recommends the creation of standard operating procedures on patient safety, increase the number of reporting events and providing education and training to all employees about patient safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35749
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mariska Robiyanti
"Penelitian ini membahas tentang keselamatan pasien pada pasien yang direstrain di HCU Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati Tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis mengenai Implementasi Patien Safety pada Pasien Restrain di HCU Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati. Penelitian ini merupakan penelitian Operational Research yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara, observasi dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUP Fatmawati telah memiliki prosedur mengenai restrain dan keselamatan pasien. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat lubang pada lapisan kedua akibat tidak dilakukannya supervisi, lapisan ketiga akibat belum semua perawat mengikuti pelatihan, lapisan keempat akibat belum dipatuhinya prosedur restrain dan keselamatan pasien. Pada teori Swiss Cheese disebutkan bahwa lubang yang terletak pada satu garis lurus dapat mengakibatkan kejadian tidak diinginkan yang membahayakan patient safety pada pasien yang direstrain di HCU Rawat Inap Teratai 2016.
This study discusses about Patient Safety in restraint patients at Teratai?s Inpatient Care of RSUP Fatmawati in 2016. The aim of this study is to get the results of implementation analysis of Patient Safety in restraint patients. This research is an Operational Research, which use quantitative and qualitative approach. The method are observation, interviews, and documents review. The results showed that the RSUP Fatmawati has procedures regarding restrain and patient safety. The results also show there is a hole in the second layer of not doing supervision, the third layer as a result, not all nurse training, a fourth layer due to non-compliance with procedures restrain and patient safety. Swiss Cheese theory mentioned that the holes are located on one straight line. It can lead to adverse events that endanger patient safety in the restraint patients at the Teratai?s Inpatient Care of RSUP Fatmawati 2016."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66478
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library