Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vlady Pratama
"Wacana kolonial merupakan representasi kuasa kolonial yang mempengaruhi konstruksi pandangan dan tindakan individu dalam memposisikan peradaban Barat sebagai superior. Penelitian ini membahas novel berjudul Bandoeng-Bandung karya F. Springer (1993) menggunakan teori orientalisme Edward W. Said tahun 1978. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana wacana kolonial mempengaruhi pandangan dan tindakan melalui pengalaman tokoh-tokoh dalam novel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan konstruksi wacana kolonial pada tokoh-tokoh yang digambarkan melalui pengalaman masa kolonialisme dalam novel Bandoeng-Bandung. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan poskolonialisme (orientalisme). Poskolonialisme adalah sebuah teori kritis yang ditulis berdasarkan reaksi terhadap kondisi kehidupan yang menggambarkan masa kolonialisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel memiliki pandangan dan tindakan yang memandang peradaban Barat lebih superior dibandingkan peradaban Timur melalui bentuk fisik, kebiasaan, dan pendidikan.

Colonial discourse is a representation of colonial power that influences the construction of individual views and actions in positioning Western civilization as superior. This research discusses a novel entitled Bandoeng-Bandung by F. Springer (1993) using Edward W. Said's 1978 theory of orientalism. This research shows how colonial discourse influences views and actions through the experiences of the characters in the novel. The purpose of this study is to reveal the construction of colonial discourse on the characters depicted through the experience of colonialism in the novel Bandoeng-Bandung. The method used is descriptive qualitative with a postcolonialism (orientalism) approach. Postcolonialism is a critical theory written based on the reaction to the living conditions depicting the colonialism period. The results show that the characters in the novel have views and actions that view Western civilization as superior to Eastern civilization through physical forms, habits, and education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Springer, F.
Amsterdam: EM. Querido's Uitgeverij B.V, 1993
BLD 839.36 SPR b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Armiwati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Frasiska
"Tesis ini membahas tentang Orientalisme yang muncul pada wacana Novel Shi no Hana. Berisi interaksi tokoh utama Hinobe sebagai orang Jepang berinteraksi dengan tokoh lainnya yang berbeda bangsa yaitu bangsa Eropa khususnya Belanda. Saat itu Jepang menginvasi Indonesia. Di satu sisi, negara Jepang adalah termasuk bangsa Timur, tetapi di sisi lain, Jepang telah berideologi Barat.
Tesis ini memakai penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, teori Orientalisme Edward Said dan teori Orientalisme Jepang. Hasil penelitian ini adalah ternyata wacana Orientalisme terbukti dalam konteks Asia Timur yaitu dalam novel Shi no Hanakarya Abe Tomoji.

This thesis discusses the discourse of Orientalism that appear on the Novel Shi no Hana. Contains lead character interaction as the Japanese Hinobe interact with other characters of different nations, namely the Europeans, especially the Dutch, while the Japanese invaded Indonesia. On the one hand, Japan is the country including East nation, but on the other hand, Japan has the ideology of the West.
This thesis wearing descriptive quantitative research methods, theory and the theory of Orientalism Edward Said's and Japan Orientalism. The results of this study turns the discourse of Orientalism is proven in the context of East Asia, namely in the novel Shi no Hana Abe Tomoji work.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqa Pramesti Wardhani
"Konsep Edward Said (1978) tentang Orientalisme telah memainkan peran penting dalam membentuk bagaimana Barat memandang Timur lebih rendah daripada mereka. Hal ini juga memengaruhi beberapa negara Asia untuk menggambarkan diri mereka dengan cara Barat memandang mereka: rekan yang lebih rendah dari Barat. Fenomena ini disebut self-Orientalism, dan terdapat di berbagai media, termasuk iklan pariwisata. Dengan menggunakan kerangka teori Communicative Event Analysis milik Fairclough, penelitian ini mencoba untuk menemukan bukti self-Orientalism di iklan Wonderful Indonesia The More You Feel the More You Know (2018) dan apa yang mendorong Indonesia untuk menerapkan konsep tersebut. Penelitian ini dibagi menjadi empat bagian: kerangka waktu yang bergeser, orang-orang lokal yang ramah tetapi tidak berdaya, posisi Putri Marino yang ambigu, dan menampilkan modernitas. Hasilnya menunjukkan bahwa Orientalisme sendiri, sebagaimana dibuktikan dalam iklan ini secara dominan diinternalisasi oleh pengaruh Barat daripada keinginan Indonesia untuk mencapai modernitas. Hal ini karena `cultural inferiority complex`, yang meyakini bahwa budaya Barat lebih baik daripada budaya Indonesia, telah berakar dalam masyarakat Indonesia sejak masa kolonial.

The concept of Edward Said`s (1978) Orientalism has played an important role in shaping how the West (Occident) perceives the East (Orient) to be inferior to them. It has also influenced some Asian countries to depict themselves in a way the West views them: an inferior counterpart to the West. This phenomenon is called self-Orientalism, and it is evident in various media, including tourism advertisements. By using Fairclough`s three-dimensional Communicative Event Analysis, this paper tries to find evidence of self-Orientalism in Wonderful Indonesia`s The More You Feel the More You Know (2018) and what prompts Indonesia to apply such concept. This paper is divided into four sections: the shifting time frame, the friendly but helpless local people, the ambiguous position of Putri Marino, and displaying modernity. The results show that self-Orientalism, as evidenced in this advertisement are dominantly internalized by Western influences rather than Indonesia`s striving for modernity. This is because the `cultural inferiority complex`, which believes that Western culture is better than Indonesian culture, has rooted within Indonesian society since the colonial period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nandika Mandiri
"Tesis ini membahas permasalahan representasi budaya Timur dan Barat. Dengan menggunakan konsep Orientalisme Edward W. Said, analisis menunjukkan bahwa melalui narasi yang disampaikan oleh tokoh Timur, Timur dan Barat direpresentasikan secara kompleks dalam oposisi biner positif/negatif. Tokoh-tokoh Timur memaknai Barat sebagai subjek ideal. Barat merepresentasikan Timur dengan sangat stereotipik. Tokoh-tokoh Timur direpresentasikan sebagai pihak yang berusaha mengingkari identitasnya sebagai Timur dan memiliki pola pikir Barat. Akan tetapi akar budaya Timur yang kokohlah yang menjadi solusi self-denial itu. Hasil analisis menunjukkan bahwa Shanghai Baby menawarkan suatu kritik yang berkaitan dengan pemaknaan dan representasi budaya Timur dan Barat yang stereotipik.

The thesis discusses the problems related to Eastern and Western culture representation. The analysis which is based on Orientalism concept of Edward W. Said, shows that the narration given by a character from Eastern world represents the Eastern and Western world in a positive/negative binary opposition. Characters from the Eastern World see the Western world as an ideal subject; whereas the Western counterparts represent the Eastern world in a very stereotypical manner. Characters from Eastern world are represented people who try to deny their identity as being from the Eastern world, however the robust root of Eastern culture has become solution for the self-denial problems. The result of the analysis shows that Shanghai Baby offers a critic pertaining to stereotypical understanding and representation of Eastern and Western world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T26176
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahda Bayhaqi
"ABSTRAK
Skripsi ini mengangkat permasalahan mengenai representasi kekuasaan dalam novel Goruden Suramba karya Kotaro Isaka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggambaran kekuasaan dalam teks novel Goruden Suramba dengan menggunakan teori kekuasaan yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang difokuskan hanya pada teks novel Goruden Suramba. Penelitian ini menggunakan teori analisis struktural Tzvetan Todorov sebagai metode pembedahan teks. Hasil penelitian ini menemukan sebuah penggambaran konsep relasi kekuasaan Michel Foucault mengenai power/knowledge dan panopticon dalam teks Goruden Suramba melalui tokoh Aoyagi dan kota Sendai.

ABSTRACT
This thesis is about the representation of power in Kotaro Isaka?s novel Goruden Suramba. The aim of this thesis is to look for the representation of power, identified with power relation theory by Michel Foucault. This research is using qualitative research, focusing the novel version of Goruden Suramba. Analyzed by structural analysis theory of Tzvetan Todorov as text analysis method. The conclusion of this research found that in this novel has representation of power relation that Michel Foucault called as power/knowledge and panopticon through the character, Aoyagi and the town of this novel setting, Sendai city."
2016
S64446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Luthfiah Rahmawati
"Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda dan sekutu tidak langsung usai. Belanda kemudian melancarkan Agresi Militer I dan mengerahkan pasukan khusus yang salah satunya dipimpin oleh Letnan Satu Raymond Paul Pierre Westerling untuk memberantas tokoh-tokoh yang masih memperjuangkan kemerdekaan. Peristiwa pemberantasan itu kemudian diadaptasi menjadi sebuah film yang dirilis pada tahun 2020 berjudul De Oost. Walaupun film ini berlatarkan Indonesia yang telah merdeka, kemunculan Orientalisme masih dapat dilihat. Dampak dari adanya Orientalisme mempengaruhi persepsi penonton mengenai keseluruhan jalan cerita film. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan wacana Orientalisme dalam film De Oost. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di dalam film De Oost, Orientalisme dapat dilihat melalui latar tempat, perilaku dan tutur kata bangsa Eropa yang merendahkan pribumi, serta ujaran yang merendahkan Hindia-Belanda. Dari film ini juga diketahui bahwa wacana Orientalisme tidak hilang begitu saja walaupun Indonesia telah merdeka.

After Indonesia declared independence on August 17, 1945, the struggle of Indonesian peoples against the Netherlands and the Allies was not over yet. The Netherlands then launched Operation Product and mobilized a special force, one of which was led by First Lieutenant Raymond Pail Pierre Westerling to eradicate figures who were still fighting for Indonesia’s independence. That eradication was adapted as a film titled De Oost which was released in 2020. Even though this film was set after Indonesia’s independence, Orientalism can still be seen in it. The impact of Orientalism in the film affects the viewers’ perception about the whole film. This research aims to explain Orientalism in the film De Oost. The result of this research shows that Orientalism can be seen in how the places are shown, Europeans’ behaviors and speech that degrade the natives, as well as speech that degrades Dutch East Indies. From this film it is also known that Orientalism didn’t just disappear after Indonesia declared independence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Luhur Pambudi
"Penelitian ini menganalisis karakter tokoh utama pada novel berbahasa Jawa yaitu novel Mitra Sejati karya Tulus Setiyadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan karakter tokoh utama yang terdapat dalam Novel Mitra Sejati karya Tulus Setiyadi. Dalam menuliskan cerita pada novel ini, pengarang tidak begitu saja menyajikan karakter yang dimiliki para tokoh, namun pengarang menyajikannya melalui percakapan, tingkah laku tokoh, proses berfikir, serta reaksi yang diberikan oleh setiap tokoh dalam cerita. Peneliti perlu melakukan pengkajian yang lebih mendalam untuk memahami dan mengetahui karakter yang ada pada tokoh utama. Penelitian ini perlu dilakukan karena peneliti melihat suatu ide gagasan yang ingin disampaikan oleh pengarang novel melalui karakter tokoh yang ditampilkan dalam cerita novel Mitra Sejati. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan pendekatan intrinsik serta fokus penelitian pada tokoh/penokohan. Penelitian ini menggunakan teori pelukisan tokoh dengan delapan teknik dramatik oleh Burhan Nurgiyantoro. Delapan teknik tersebut adalah: teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik. Dengan teori yang digunakan, peneliti menemukan karakter tokoh utama pada novel ini, antara lain: rajin, disiplin, optimis, rasa ingin tahu, peduli, bertanggung jawab, mandiri, sabar, teguh dengan pendirian, dan solidaritas yang tinggi.

This research analyzes the main character of the novel in Javanese language, named the novel Mitra Sejati by Tulus Setiyadi. This research aims to describe the characteristic of the main character in Novel Mitra Sejati by Tulus Setiyadi. In writing a story in this novel, the author does not just present the characteristic of the characters, but the author presents them through conversation, character behavior, thought processes, and reactions given by each character in the story. Researcher needs to do deeper review to understand the characteristic of the main character. This research needs to be done because the researcher sees an idea that the novel author wants to convey through the characters that are featured in the novel Mitra Sejati. This research uses a descriptive analysis method, with an intrinsic approach and a research focus on the characters/characterizations. This research uses character portrayal theory with eight dramatic techniques by Burhan Nurgiyantoro. The eight techniques are: conversational techniques, behavior techniques, mind and feeling techniques, awareness process techniques, character reaction techniques, other character reaction techniques, background visualize techniques, and physical depiction techniques. With the theory used, the researcher found the main characters in this novel, that are: diligent, disciplined, optimistic, curious, caring, responsible, independent, patient, persistent with a stand, and high solidarity"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Saptawati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai unsur kibun dan kanketsu dalam dua novel karya Shiga Naoya telah dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Agustus 1989. Tujuannya adalah untuk lebih mengetahui lagi kekhasan gaya penulisan dari pengarang Shiga Naoya.
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan pada perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan perpustakaan The Japan Foundation, Jakarta.
Hasilnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara latar belakang kehidupan pengarang dengan karya-karya yang dihasilkannya. Disamping itu ditemukannya gaya penulisan yang khas dari pengarang Shiga Naoya, khususnya dalam pemakaian unsur kibun (perasaan) dan kanketsu (singkat dan padat).

"
1989
S13730
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>