Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utari Apriliani
"Penelitian ini menggunakan metode ambient noise tomography (ANT) untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan di wilayah Cekungan Bandung. Data penelitian adalah seimic waveform yang terekam pada 15 stasiun, berasal dari gempa yang terjadi dari Januari 2022 hingga Juli 2022. Metodologi penelitian meliputi persiapan data tunggal, korelasi silang dan stacking, picking kurva dispersi, uji resolusi, pembuatan peta kecepatan grup gelombang Rayleigh, dan analisis hasil. Hasil yang diperoleh berupa peta distribusi kecepatan grup gelombang Rayleigh dengan periode antara 3 hingga 32 detik. Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa pemodelan tomografi kecepatan gelombang Rayleigh di wilayah Cekungan Bandung dengan menggunakan metode ambient noise tomography menunjukkan variasi kecepatan grup antara 0,1 km/s hingga 3,5 km/s. Distribusi kecepatan gelombang Rayleigh pada hasil tomogram secara jelas mengidentifikasi beberapa struktur geologi seperti litologi batuan penyusun dan cekungan di wilayah tersebut. Penelitian juga menemukan adanya zona kecepatan rendah yang mencapai 18 detik, yang mengindikasikan keberadaan sedimentasi lapisan lunak yang sangat dalam dengan wilayah cakupan yang luas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ambient noise tomography efektif dalam mengidentifikasi model kecepatan grup gelombang bawah permukaan, memberikan wawasan mendalam tentang struktur geologi di Cekungan Bandung.

This study utilizes the ambient noise tomography (ANT) method to identify subsurface conditions in the Bandung Basin area. The research data consists of seismic waveforms recorded at 15 stations, originating from earthquakes occurring between January 2022 and July 2022. The research methodology includes single data preparation, cross-correlation and stacking, dispersion curve picking, resolution testing, Rayleigh wave group velocity mapping, and result analysis. The results obtained are in the form of a Rayleigh wave group velocity distribution map with periods ranging from 3 to 32 seconds. The study found that the Rayleigh wave velocity tomography modeling in the Bandung Basin area using the Ambient noise tomography method shows a group velocity variation between 0.1 km/s and 3.5 km/s. The distribution of Rayleigh wave velocities on the tomogram results clearly identifies several geological structures such as the composing rock lithology and the basin in the area. The study also identified a low-velocity zone reaching 18 seconds, indicating the presence of very deep and extensive soft sediment layers. These findings demonstrate that the Ambient noise tomography method is effective in identifying the subsurface Rayleigh wave group velocity model, providing in-depth insights into the geological structure of the Bandung Basin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalena Nilam Sari
"Daerah panasbumi "A" terletak di Provinsi Sumatera Barat yang tergolong kawasan Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Berdasarkan kondisi geologinya, daerah ini memiliki prospek panasbumi yang ditandai adanya manifestasi panasbumi berupa mata air panas, alterasi hidrotermal dan sinter karbonat. Munculnya manifestasi panasbumi dikarenakan adanya struktur yang mengkontrol. Struktur utama yang mengontrol kenampakan manifestasi ini didominasi dengan arah baratlaut-tenggara. Struktur tersebut diduga menyebabkan adanya struktur sekunder sebagai pengontrol sistem panasbumi daerah panasbumi "A".
Keberadaan struktur sekunder dapat dideteksi menggunakan hasil penyelidikan metode gayaberat. Anomali Bouguer yang didapat dari pengolahan data mentah gayaberat dilanjutkan dengan proses filtering menggunakan Trend Surface Analysis untuk memisahkan anomali regional, anomali residual. Dalam mendeteksi struktur pada penelitian ini menggunakan analisis First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED), serta untuk mengetahui jenis patahan daerah penyelidikan digunakan analisis Second Vertical Derivative (SVD). Setelah dilakukannya analisis patahan, dilanjutkan dengan pemodelan bawah permukaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan daerah penelitian.

Geothermal area "A" is located in West Sumatera Province which is Great Sumatra Fault Zone (GSFZ). Based on geological setting, it is a region with the prospect of geothermal identified the geothermal manifestation of hot spring, hydrothermal alteration and carbonate sinter. Appear of a geothermal manifestation because the structures controlled. The main structure that controls the visibility of manifestation was dominated by to the direction NW - SE. That structure expected to causes the presence of secondary structure and also control the system of geothermal area "A".
The secondary structure detectable use the investigation of gravity method. Bouguer Anomaly obtained from raw data processing of gravity data and continued with a filtering using Trend Surface Analysis to separate regional anomaly, residual anomaly and noise. In structure detection in this research using analysis of First Horizontal Derivative (FHD), Euler Deconvolution (ED) as well as analysis of Second Vertical Derivative (SVD) to know type of structure. After structure analysis has done, followed by modeling beneath the structure aims to know the state beneath the surface research area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Safana Putri Ramadhini
"Daerah Sipoholon merupakan daerah yang terletak pada zona Sesar Sumatera dimana sekitar wilayah ini ditemukan keberadaan manifestasi panas bumi berupa sumber air panas yang berada di sepanjang zona patahan dan Cekungan Tarutung. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi litologi bawah permukaan wilayah Sipoholon melalui analisis karakter nilai kecepatan grup gelombang Rayleigh yang diperoleh menggunakan metode ambient noise tomography (ANT). Dalam penelitian ini menggunakan data waveform berkomponen vertikal yang berasal 15 jaringan sensor seismik milik BMKG-GFZ yang tersebar luas di sekitar bagian barat Danau Toba hingga Tapanuli Tengah selama rentang bulan Juni – September 2008. Proses pengolahan dilakukan melalui rangkaian single data preparation, korelasi silang & stacking, kurva dispersi, dan tomografi. Hasil tomografi menunjukan variasi zona anomali kecepatan grup gelombang Rayleigh dengan rentang nilai 1.20 km/s - 2.50 km/s. Berdasarkan hasil checkerboard test wilayah bawah permukaan yang mampu dipercaya untuk diinterpretasikan sampai dengan periode 13 detik. Keberadaan kaldera tersembunyi mampu teridentifikasi pada zona anomali kecepatan grup rendah yang berkaitan dengan deformasi dari batuan beku vulkanik yang mengalami pelapukan. Sementara itu, zona anomali kecepatan grup tinggi berasosiasi dengan keberadaan litologi tuffa Toba yang diikuti keberadaan batuan granit sebagai batuan intrusi pada lapisan bawah.

The Sipoholon area is an area located in the Sumatra Fault zone where around this area there are geothermal manifestations in the form of hot springs located along the fault zone and Tarutung Basin. This study was conducted to identify the subsurface lithology of the Sipoholon area through the Rayleigh wave group velocity value obtained using the ambient noise tomography (ANT) method. In this study, we used vertical waveform data from a network of 15 seismic sensors owned by BMKG-GFZ that were widely distributed around the western part of Lake Toba to Central Tapanuli during June - September 2008. Processing stages are carried out from the single data preparation stage, cross-correlation & stacking, dispersion curves, and tomography. The tomography results show variations in the Rayleigh wave group velocity anomaly zone with a value range of 1.20 km/s - 2.50 km/s. Based on the results of the checkerboard test, subsurface areas that can be reliably interpreted up to a period of 13 seconds. The existence of a hidden caldera can be identified in the low group velocity anomaly zone related to the deformation of volcanic igneous rocks undergoing weathering. Meanwhile, the high group velocity anomaly zone is associated with the presence of Toba tuff lithology followed by the presence of granite rocks as intrusive rocks in the lower layers.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raja Amarulloh
"Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau di Indonesia yang sering mengalami gempa bumi. Hal ini dikarekanan Pulau Sumatera terletak pada sebelah utara dari zona subduksi dari Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Selain itu, Pulau Sumatera juga memiliki zona patahan yang dinamakan Sumatran Fault Zone, yang berada sepanjang Pulau Sumatera. Salah satu gempa besar yang terjadi di Pulau Sumatera adalah pada tahun 2009 di Kota Padang dengan magnitudo sebesar 7,9 SR di kedalaman 71 km. Hal ini mendukung untuk melakukan penelitian mengenai struktur bawah permukaan pada daerah Kota Padang, salah satunya pada daerah Koto Tangah. Salah satu metode yang cocok digunakan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan adalah metode gravitasi, yang dapat memetakan ragam massa batuan bawah permukaan pada kedalaman dalam, maupun dangkal. Salah satu sumber data gravitasi open source adalah data gravitasi satelit Topex. Data gravitasi Topex diolah menggunakan metode First Horizontal Derivative dan Second Vertical Derivative untuk memetakan patahan dan juga jenis dari patahan tersebut. Hasil dari analisis FHD dan SVD menunjukkan 4 patahan naik yang berorientasi barat daya – timur laut pada bagian timur laut Koto Tangah.

Sumatera Island is one of Indonesia many island where earthquake occurred pretty often. This is because Sumatera is located north of subduction zone of Indo-Australia Plate and Eurasia Plate. Also, Sumatera Island has fault zone known as Sumatran Fault Zone that located along Sumatera Island. One of the major earthquake ever happened in Sumatera Island is in 2009 at Padang City with a magnitude of 7.9 SR at depth of 71 km. This promote a research to identify subsurface structures at Padang City, especially Koto Tangah. One of suitable method used to identify subsurface structures is gravity method that can be used to map variety of subsurface rocks mass, whether shallow or deep depth. One of open source gravity data is Topex satellite gravity data. Topex gravity data processed using First Horizontal Derivative method and Second Vertical Derivative Method to map fault and they type of fault. The result of FHD and SVD analysis shows 4 reverse fault with orientation of south west – north east at north east of Koto Tangah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pramono
"Palu City is an active seismic area in Indonesia due to the very active Palu-Koro fault system. The development of the city area, therefore, must consider the risks induced by the seismic activities. The risk assessment has to be supported by information on subsurface characteristics. The aim of this study is to investigate the characteristics of the subsurface of the area by considering the value of Vs30 (top 30 m shear-wave velocity). This parameter has been related to the estimation of the site’s ground shaking during the occurrence of an earthquake. The measurements taken in the deep soil sediment include the microtremor array, using the spatial auto correlations (SPAC) method, as well as the site’s dominant period measurement, using the horizontal-to-vertical spectral ratio (HVSR) method. All these parameters were local site parameters, which could be subsequently related to a description of the potential impact in an area near to the epicenter. The measurement of Vs30 was conducted in collaboration between the Indonesian Agency for Meteorology, Climatology, and Geophysics (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) (BMKG) and the University of Indonesia (Universitas Indonesia) (UI); the overall surveys included Vs30 measurements at 44 sites, microtremor array surveys at 10 sites, and the dominant period measurements at 74 sites. The overall results indicated that there is a good correlation between Vs30 and the dominant period. In general, Palu City is predominantly a class-D site, but the northwest part of the Palu area is a class-C site."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:6 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Boydo Immanuel
"Daerah Jawa bagian barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang masih mengalami deformasi aktif sebagai akibat dari aktivitas lempeng tektonik di bawahnya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan struktur bawah permukaan berdasarkan model kecepatan 3D. Memahami struktur di bawah permukaan menjadi sangat penting dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi dan meningkatkan upaya mitigasi di Indonesia. Sebelum melakukan pencitraan tomografi, penentuan lokasihiposenter gempa yang akuratdilakukan gunamendapatkan citra struktur kecepatan yang baik di bawah area penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tomografi seismik waktu tempuh double-difference, yang digunakan untuk merelokasi hiposenter gempa dan menghasilkan citra bawah permukaan di daerah Garut Selatan dan sekitarnya. Data yang digunakan berasal dari katalog gempa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) periode Januari 2018 - Desember 2022 hasil picking arrival time dengan kriteria magnitudo terendah M 1.6 hingga M 6 daerah Garut, Jawa Barat. Dalam penelitian ini, terdapat 117 kejadian gempa yang digunakan, dengan total 2639 fase tercatat, yang terdiri dari 1756 fase P dan 883 fase S. Algoritma TomoDD digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan proses inversi guna mendapatkan gambaran struktur kecepatan di bawah permukaan, dengan memperhatikan variasi secara vertikal dan horizontal, di wilayah Garut Selatan dan sekitarnya. Dalam hasil penelitian, terdapat beberapa citra yang menunjukkan keberadaan sesar lokal serta fitur geologi lainnya, seperti Sesar Garsela, zona fluida, dan zona magma.

The western part of Java is one of the regions in Indonesia that is still experiencing active deformation because of tectonic plate activity underneath. The study was conducted to obtain subsurface structures based on 3D velocity models. Understanding subsurface structures is critical in raising awareness of earthquakes and improving mitigation efforts in Indonesia. Before performing tomography imaging, accurate determination of the location of the earthquake hypocenter is carried out in order to obtain a good image of the velocity structure under the study area. The method used in this study was double-difference travel time seismic tomography, which was used to relocate the earthquake hypocenter and produce subsurface imagery in the South Garut area and its surroundings. The data used comes from the earthquake catalog of the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) for the period January 2018-December 2022 the results of picking arrival time with the lowest magnitude criteria M 1.6 to M 6 in Garut, West Java. In this study, there were 117 earthquake events used, with a total of 2639 phases recorded, consisting of 1756 P phase and 883 S phase. The TomoDD algorithm was used in this study to carry out an inversion process to obtain an overview of the velocity structure below the surface, considering vertical and horizontal variations, in the South Garut region and its surroundings. In the study results, several images show the presence of local faults and other geological features, such as the Garsela Fault, fluid zones, and magma zones."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Litanya Octonovrilna
"Pada tesis ini penulis akan melakukan pemodelan kecepatan rambat gelombang Rayleigh menggunakan metode Ambient Noise Tomography. Berbeda dengan seismic aktif, seismic passive menggunakan noise lingkungan sebagai sumber getaran. Adapun Periode yang digunakan berkisar pada 1-5 s. Pada pengembangannya metode ini dianggap dapat merepresentasikan struktur bawah permukaan.
Data penelitian merupakan data ambient noise yang mengukur getaran natural tanah dimana sumber getaran utama adalah berasal dari oceanic wave dan cultural wave. Jumlah titik pengamatan adalah 27 titik. Dengan rentang waktu perekaman data selama 6 bulan di wilayah Sesar Semangko, Padang.
Penelitian ini menghasilkan pemodelan kecepatan rambat gelombang Rayleigh yang merepresentasikan struktur bawah permukaan bumi di wilayah sekitar Sesar Semangko, Padang. Bentukan khas seperti pull apart basin pada danau Singkarak ditandai dengan kecepatan rendah. Dan wilayah anticlinal ditandai dengan kecepatan tinggi.

In this thesis, the author will do the Rayleigh wave velocity modeling using Ambient Noise Tomography. Unlike the active seismic, passive seismic using the environment as a source of ambient noise. The period used in the range 1-5 s. In the development of this method is considered to represent the subsurface structures.
The research data is the data that measure the ambient noise of natural vibration of the ground where the main source of vibration is derived from oceanic wave and cultural wave. The number of observation points is 27 points. By recording data during the time span of 6 months in the region Fault Semangko, Padang.
This research resulted in Rayleigh wave velocity modeling representing the subsurface structure of the earth in the region around Fault Semangko, Padang. Typical formations such as pull apart basin on lake Batur is characterized by a low velocity. Anticlinal region is characterized by high velocity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T27762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardana Rahadiyan Darojat
"Selat Sunda terletak diantara dua struktur subduksi yang berbeda yaitu subduksi miring pada bagian barat daya Sumatera serta subduksi normal pada bagian se- latan Jawa. Selat Sunda dan sekitarnya juga dilalui oleh jalur cincin gunung api aktif. Hal tersebut membuat keberagaman struktur geologi serta vulkanik di bawah selat sunda dan sekitarnya menjadi penting untuk dipahami untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian gempa di masa mendatang. Pada penelitian kali ini digunakan tomogra kecepatan seismik 3D untuk mencitrakan bawah permukaan Pada wilayah barat Jawa, khususnya pada Selat Sunda hingga kedalaman 150 km. Data waktu tempuh gelombang P dan S dari periode April 2009 hingga Desember 2021 sejumlah 1418 event gempa dengan minimal 15 fase dengan magnitudo M >3 digunakan untuk mendapatkan citra tomogram Vp, Vs, dan Vp/Vs. Proses inversi dan relokasi hiposenter dilakukan menggunakan SIMULPS12 dengan algoritma to- mogra waktu tempuh. Tomogra waktu tempuh berhasil mencitrakan perubahan kecepatan yang signi kan pada struktur geologi yang berpotensi menjadi sumber gempa seperti lempeng subduksi, struktur vulkanik, serta zona seismogenic lain- nya. Pelelehan sebagian (partial melting) pada bawah Gunung Sekincau, Krakatau, Prakasak, serta kompleks Gunung Salak dan Guntur berhasil tercitrakan dengan anomali kecepatan P dan S yang rendah serta nilai rasio Vp/Vs yang tinggi. Lem- peng subduksi Indo-Australia dengan Eurasia juga terlihat sebagai anomali peruba- han kecepatan P dan S yang tinggi.

The Sunda Strait is located between two different subduction structures: oblique subduction in southwestern Sumatra and normal subduction in southern Java. The Sunda Strait and surrounding areas are also traversed by an active volcanic ring. This makes the diversity of geological and volcanic structures under the Sunda Strait and surrounding areas important to understand to increase awareness of fu- ture earthquake events. In this study, 3D seismic velocity tomography is used to image the subsurface in the western region of Java, especially in the Sunda Strait to a depth of 150 km. P and S wave travel time data from April 2009 to December 2021 totaling 1418 earthquake events with at least 15 phases with magnitudes of M >3 are used to obtain Vp, Vs, and Vp/Vs tomogram images. The inversion process and hypocenter relocation were performed using SIMULPS12 with the traveltime tomography algorithm. Travel-time tomography successfully imaged signi cant ve- locity changes in geological structures that are potential earthquake sources such as subduction plates, volcanic structures, and other seismogenic zones. Partial melt- ing beneath Mount Sekincau, Krakatau, Prakasak, and the Mount Salak and Guntur complexes was successfully imaged with low P and S velocity anomalies and high Vp/Vs ratio values. The Indo-Australian subduction plate with Eurasia is also seen as low anomalous changes in P and S Velocity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Nur Wijayanto
"Data magnetotellurik biasanya digunakan untuk mengetahui sebaran resistivitas bawah permukaan, namun secara langsung tidak bisa memperkirakan gambaran bawah permukaan, karena hasil data dari proses akuisisi pada metode magnetotellurik masih dipengaruhi oleh distorsi. Hal tersebut akan terlihat ketika melakukan Inversion Modelling, di mana memungkinkan terjadi keraguan dalam memilih mode MT yang digunakan, sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam melakukan interpretasi. Maka, perlu dilakukan tahap pra-inversi, yakni melakukan analisis dimensionalitas bawah permukaan bumi berdasarkan data magnetotellurik. Penelitan ini melakukan pembuatan kode dalam python untuk membuat perangkat lunak dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) sebagai program analisis dimensionalitas bawah permukaan yang dapat diakses dengan mudah untuk keperluan non-komersial. Analisis dimensionalitas yang dilakukan menggunakan metode Swift dan Bahr-Skew, Ellipticity, dan Strike Analysis. Dalam pembuatan GUI, dilakukan koreksi dan validasi terhadap dua jenis data yang digunakan, yaitu data sintetik dan data sekunder dalam format EDI File, terhadap model geologi dan Mteditor. Hasil dari proses koreksi dan validasi tersebut menghasilkan hasil yang cukup sesuai, namun ada beberapa parameter dimensionalitas yang diasumsikan memakai fungsi yang berbeda dan sifatnya bergantung pada dimensionalitasnya, sehingga menghasilkan hasil yang tidak sesuai. Namun secara kualitas, hasil dari pembuatan GUI dikatakan sesuai dan efektif dari dua jenis data yang digunakan.

Magnetotelluric (MT) data are usually used to determine the distribution of subsurface resistivity, but directly cannot estimate the subsurface images, because the results of data from the acquisition process on the magnetotelluric method are still affected by distortion. It will be seen when doing Inversion Modelling, which allows doubts to occur in choosing the MT mode used, thus causing errors in interpretation. So, it is necessary to do a pre-inversion stage, which is to analyze subsurface dimensionality based on magnetotelluric data. In this research makes code in python to make software in the form of Graphical User Interface (GUI) as a subsurface dimensionality analysis program that can be easily accessed for non-commercial purposes. Dimensionality analysis was performed using the Swift and Bahr-Skew, Ellipticity, and Strike Analysis methods. In making a GUI, correction and validation of two types of data are used, namely synthetic data and secondary data in the EDI File format, on the geological model and Mteditor. The results of the correction and validation process produce that are quite appropriate, but there are some of dimensionality parameters that are assumed to use different functions and their nature depends on their dimensionality, resulting in incompatible results. But in terms of quality, the results of making a GUI are said to be appropriate and effective of the two types of data used."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhiwaurrais
"Peningkatan jumlah penduduk di Kota Depok, Jawa Barat menyebabkan tingginya aktivitas pembangunan untuk tempat tinggal. Keterbatasan lahan di Kota Depok menyebabkan aktivitas pembangunan dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung. Namun kenyataannya terdapat banyak gua bawah permukaan di DAS Ciliwung yang menjadi ancaman jika dilakukan pembangunan diatasnya. Oleh sebab itu dilakukan penelitian dengan metode Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui geometri serta memetakan kontinuitas dan persebaran dari gua bawah permukaan yang ada di DAS Ciliwung pada kawasan Perumahan Pesona Khayangan Juanda, Depok. Metode GPR dipilih karena memiliki resolusi tinggi dikedalaman dangkal yang dapat mendeteksi dengan baik keberadaan gua yang memiliki kontras permitivitas relatif dielektrik dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen Phyton-3 Georadar dengan pemilihan frekuensi 100 MHz pada 7 lintasan yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gua bawah permukaan di kedalaman kurang dari 5 meter dari permukaan dengan ukuran lebar dan tinggi lebih kurang 1x1,5 meter serta orientasinya kearah tenggara-barat laut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam rencana kegiatan pembangunan kedepannya di lokasi terkait.

The increase in population in Depok City, West Java has led to high development activities for housing. Limited lands in Depok City have caused development activities to be conducted in Ciliwung watershed. However, in reality, there are many subsurface caves in the Ciliwung watershed that pose a threat if development is executed on them. Therefore, the research is conducted using the Ground Penetrating Radar (GPR) method to determine the geometry and map of the continuity and distribution of subsurface caves in the Ciliwung watershed in the Pesona Khayangan Juanda, Depok. The GPR method was chosen due to the reason it has a high resolution in a shallow depth that can detect well the existence of a cave that has a relative dielectric permittivity contrast to the surrounding environment. This research was conducted using the Phyton-3 Georadar instrument with a frequency selection of 100 MHz on 7 different tracks. The results of this study indicate that there is a subsurface cave at a depth of fewer than 5 meters from the surface with a width and height of approximately 1x1.5 meters and its orientation towards the southeast-northwest. The results of this study are expected to be used as a reference in future development activities plans in related locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>