Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Raihan Anugrah Pekerti
"Aspek ergonomi merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, tidak terkecuali di sektor perkantoran. Pekerja kantor tidak terlepas dari beberapa isu ergonomi seperti postur janggal, postur statis, dan gerakan repetitif. Berdasarkan hasil observasi dan tinjauan dokumen perusahaan, aspek ergonomi masih menjadi permasalahan di PT X karena belum diterapkan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor ergonomi pekerja kantor PT X dengan menggunakan desain studi yang bersifat deskriptif dan eksploratif dengan pendekatan analisis kualitatif. Hasil analisis dan pengukuran faktor ergonomi menunjukkan bahwa sebagian besar kegiatan pekerja administrasi di PT X berada pada kondisi ”fitting the man to the job” dimana 5 dari 7 pekerja harus menyesuaikan diri dengan kondisi pekerjaan. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi dari postur janggal para pekerja, frekuensi dan durasi kerja yang tidak aman (faktor pekerjaan); desain kursi dan meja, ketinggian monitor, luas area kerja serta koridor yang kurang memadai (faktor peralatan); serta kurangnya intensitas pencahayaan area kerja (faktor lingkungan). Dengan demikian, PT X perlu meningkatkan perhatian terkait aspek ergonomi diantaranya melalui pengadaan peralatan kerja yang ergonomis, penggantian lampu di area kerja, serta edukasi rutin kepada para pekerja terkait pentingnya aspek ergonomi di perkantoran.

Ergonomics is one aspect that needs to be considered in the work environment, including the office sector. Office workers cannot be separated from several ergonomic issues such as awkward postures, static postures, and repetitive movements. Based on the results of observations and review of company documents, ergonomic aspects are still a problem at PT X because they have not been implemented optimally. This study aims to analyse the ergonomic factors of PT X office workers using a descriptive and exploratory study design with a qualitative analysis approach. The results of the analysis and measurement of ergonomic factors show that most of the activities of administrative workers at PT X are in the condition of "fitting the man to the job" where 5 out of 7 workers must adjust to work conditions. This is due to the interaction of the workers awkward postures, unsafe work frequency and duration (work factors); inadequate chair and table design, monitor height, work area and corridors (equipment factors); and lack of work area lighting intensity (environmental factors). Thus, PT X needs to increase attention related to ergonomic aspects, including through the procurement of ergonomic work equipment, replacement of lights in the work area, and regular education to workers regarding the importance of ergonomic aspects in the office."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Nur Hidayat
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat hampir semua aktifitas pekerjaan manusia berhubungan erat dengan berbagai macam alat dan mesin. Tidak terkecuali dalam dunia industri yang saat ini terus berkembang dengan pesatnya. Namun dalam interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kecelakaan kerja bagi manusia. Salah satu penyakit akibat kerja yang kerap diderita oleh pekerja adalah penyakit yang berkaitan dengan otot serta rangka, atau lebih dikenal dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan pada pekerja furnitur di PT. X di Klender, Jakarta Timur pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko MSDs pada bagian tubuh dan gejala MSDs yang dialami oleh pekerja. metode penelitiain ini adalah kualitatif dengan desain studi observasional. Responden berjumlah 8 orang, dan tingkat risiko ergonomi dinilai menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penilaian menggunakan REBA mendapatkan hasil 1 tahapan pekerjaan (25%) termasuk dalam kategori medium risk (action level 3), dan 3 tahapan pekerjaan (75%) termasuk dalam kategori high risk (action level 4). Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan MSDs yang dirasakan pekerja dan didapatkan hasil 100% pekerja mengeluhkan gejala MSDs. Keluhan terbanyak dirasakan adalah pegal dan rasa sakit pada tubuh bagian pinggang, leher bagian bawah, dan betis.

Technological developments that grow rapidly make almost human activities are closely related to tools and machinery. Industrial sectors is one of many sectors that grow rapidly as the human development. However, the interaction between human, machine and workplace environment have many risks that can make occupational disease or injury to the workers. One of the occupational diseases that often suffered by workers is a disease associated with muscle, bonesand joints, or known as Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research was conducted on Furniture Workers PT. X, Klender, East Jakarta, in 2014. This research’s purpose are to know the musculoskeletal disorders risk factor in the body and symptoms experienced by workers. This research method is qualitative with observasional design. Respondents of this research were 8 production workers. Ergonomic risk level assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). The result from assessment using REBA are 1 task (25%) included medium risk category (action level 3), and 3 task (75%) include high risk category (action level 4). Nordic Body Map (NBM) is used to know the complaints about MSDs from workers, and the result is 100% of worker said that they have some symptoms of MSDs. Most of complaints are on the hip, lower neck, and calves."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Najmuddin Mabruri
"Peningkatan kasus COVID-19 di sektor perkantoran dan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan tempat kerja di wilayah Jabodetabek yang masih terus terjadi. Pengendalian dan pencegahan COVID-19 di sektor perkantoran menjadi suatu hal yang penting dilakukan, hal tersebut erat kaitannya dengan perilaku pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko perilaku pekerja perkantoran dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Metode penelitian secara cross sectional dan pengambilan data secara daring dengan populasi pekerja perkantoran di wilayah Jabodetabek, data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Seacara umum perilaku responden adalah baik Variabel yang berhubungan signifikan dengan perilaku responden adalah jenis kelamin, persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi keyakinan diri dan cues to action. Uji regresi logistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan perilaku responden serta persepsi keyakinan diri dan perilaku responden. Persepsi keyakinan diri menjadi variabel dominan dengan OR 5,075. Responden yang mempunyai persepsi keyakinan diri tinggi 5,075 kali mempunyai kemungkinan untuk berperilaku baik jika dibandingkan dengan responden yang mempunyai persepsi keyakinan diri rendah, setelah dikontrol variabel pengetahuan.

The increase COVID-19 cases in the office sector and violations of health protocols carried out by workplaces in the Greater Jakarta area are still happening. Control and prevention of COVID-19 in the office sector is an important thing to do, it is closely related to COVID-19 prevention practice. The purpose of this study was to analyze risk factors of COVID-19 prevention practice among office workers. The research method was cross sectional and online data collection with the population of office workers in the Greater Jakarta area, the data were analyzed descriptively and inferentially. In general, COVID-19 prevention practice among office workers was good. The variables that were significantly related to practice were gender, perceived benefits, perceived barriers, perceived self-efficacy and cues to action. The logistic regression test showed that there was a significant relationship between gender and practice as well perceived self-efficacy and practice. perceived self-efficacy is the dominant variable with an OR of 5.075. Respondents who have a high perceived self-efficacy 5,075 times have the possibility to have good practice when compared to respondents who have a low perceived self-efficacy, after controlling for the knowledge variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ariani
"Dua tahun pandemi COVID-19, perusahaan mulai kembali memberlakukan WFO dan mulai mempertimbangkan sistem kerja baru yaitu remote working. Perubahan sistem kerja ini berdampak pada perubahan job context (hubungan interpersonal, home-work interface) dan job content (desain ruang kerja, beban kerja, durasi waktu kerja, sistem kerja) yang dapat menyebabkan bahaya psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikososial terhadap stres kerja pada pekerja perkantoran sebelum dan saat pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja perkantoran yang bekerja dengan sistem WFH dan hybrid (WFH+WFO) di DKI Jakarta pada bulan Juni sampai Juli 2022 dengan menyebarkan kuesioner secara online (google form) kepada 142 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square dan t-test. Dari hasil analisis Chi-Square terdapat hubungan yang signifikan untuk variabel desain ruang kerja sebelum pandemi (p 0,005), beban kerja sebelum pandemi (p 0,003) dan saat pandemi (p 0,000), serta durasi waktu kerja saat pandemi (p 0,050) terhadap stres kerja. Dari hasil uji t-test terdapat peningkatan yang signifikan antara stres kerja sebelum dan saat pandemi (1,19; Sig.2-tailed 0,005), beban kerja sebelum dan saat pandemi (0,56; Sig.2-tailed 0,001), serta durasi waktu kerja sebelum dan saat pandemi (0.42; Sig.2-tailed 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa variabel tersebut berpengaruh pada stres kerja yang dialami oleh pekerja perkantoran sebelum dan saat pandemi COVID-19 di DKI Jakarta.

Two years the COVID-19 pandemic, companies have started to re-enforce WFO and are starting to consider a new work system, namely remote working. This work system has an impact on changes in job context (interpersonal relations, home-work interface) and job content (workspace design, workload, working time duration, work system) which can cause psychosocial hazards. This study aims to analyze psychosocial factors on work stress in office workers before and during the COVID-19 pandemic. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The research was conducted on office workers working with the WFH and hybrid systems (WFH+WFO) in DKI Jakarta from June to July 2022 by distributing questionnaires online (google form) to 142 respondents. The analysis used in this study is the Chi-Square and t-test. From the results of the Chi-Square analysis there is a significant relationship for workspace design variables before the pandemic (p 0.005), workload before the pandemic (p 0.003) and during the pandemic (p 0.000), and working time duration during the pandemic (p 0.050) to work stress. From the results of the t-test there was a significant increase between work stress before and during the pandemic (1.19; Sig.2-tailed 0.005), workload before and during the pandemic (0.56; Sig.2-tailed 0.001), and duration of working time before and during the pandemic (0.42; Sig.2-tailed 0.000). The conclusion from this study is that these variables affect the work stress experienced by office workers before and during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanwan Ridwan
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Pranadewi
"ABSTRAK
Prevalensi penyakit kardiovaskular pada usia kerja semakin meningkat. Pekerja perkantoran cenderung memiliki kebiasaan kurang sehat yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti kebiasaan makan yang tidak sehat, aktivitas fisik yang rendah/sedentary, dan tingkat stres tinggi. Diperlukan program promotif preventif di tempat kerja untuk memperbaiki kebiasaan buruk tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kebiasaan makan, tingkat aktivitas fisik, dan tingkat stres pada pekerja setelah dilakukan Program Wellness Our Way (Program WOW).
Desain penelitian menggunakan gabungan beberapa desain, yaitu pre post study , kross sektional komparatif, analisis kuasi eksperimental dan dilengkapi dengan wawancara mendalam. Jumlah sampel total sebanyak 79 orang, yang terdiri 39 orang pada kelompok WOW dan 40 orang pada kelompok non WOW. Pengambilan data menggunakan beberapa kuesioner, diantaranya kuesioner Food Frequency Questioner (FFQ) semikuantitatif, kuesioner Rapid Assesment Phisical Activity (RAPA), dan kuesioner Stress Diagnostic Survey.
Hasil penelitian menunjukkan Program WOW berhasil meningkatkan perbaikan tingkat aktivitas fisik secara signifikan (RR 2.91, CI 1.02-8.27) dan menurunkan tingkat stress dua komponen stressor kerja, yaitu beban berlebih kualitatif ( OR 3.28, CI 1.16-9.24) dan pengembangan karir (OR 2.97, CI 1.19-7.42). Akan tetapi program WOW kurang berhasil dalam memperbaiki kebiasaan makan (RR 1.96,CI 0.91-4.18).
Saran bagi pekerja agar aktif mencari informasi kesehatan melalui media atau praktisi kesehatan, dan khusus bagi peserta WOW agar tetap aktif mengadakan diskusi kelompok. Bagi perusahaan agar mengadakan perbaikan pada program wellness dengan peserta yang lebih banyak dan melakukan penyegaran kembali atau evaluasi sesudah 4-6 bulan program selesai.

ABSTRACT
The prevalence of cardiovascular disease in working age is increasing. Office workers tend to have less healthy habits that are risk factors for cardiovascular disease, such as unhealthy eating habits, low physical activity / sedentary, and high stress levels. Needed a preventive promotive programs in the workplace to improve these poor habits. The purpose of this study was to determine the improve in eating habits, physical activity level, and stress levels among workers after Wellness Our Way Programs (WOW Program).
The study design using a combination of design, that are pre post study, comparative kross sektional, quasi-experimental analysis and complemented by depth interviews. Total samples are 79 people, consist of 39 people at WOW group and 40 people at non-WOW group. Retrieving data used several questionnaire, including semiquantitative Food Frequency Questionnaire (FFQ), Rapid Assessment Phisical Activity (RAPA) questionnaires and Stress Diagnostic Survey questionnaires.
The results showed that the WOW Program succeeded in increasing improvements in physical activity levels significantly (RR 2.91, CI 1:02 to 8:27) and lowered the stress level of components work stressor qualitative excess burden (OR 3:28, 1:16 to 9:24 CI) and career development (OR 2.97, CI 1:19 to 7:42). But the WOW Programs was less succesful in improving eating habits (RR 1.96, CI 0.91-4.18).
Suggest for workers in general are in order to actively seek health information through the media or health care practitioner, and specifically for participants of WOW programs to stay active in discussion groups. For the company to improve the upcoming Wellness program with a wider range of participants and conduct refresher or evaluation after 4-6 months of program completion"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn
"Skripsi ini membahas tentang analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan terhadap kelelahan pekerja konstruksi di suatu proyek bangunan tingkat tinggi di wilayah Jakarta. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di sektor konstruksi salah satunya kelelahan. Kelelahan dapat dipengaruhi oleh faktor risiko pekerjaan maupun non pekerjaan. Analisis hubungan antara faktor risiko dengan kelelahan yang terjadi menjadi penting sebagai baseline data dalam upaya mengurangi kecelakaan di sektor konstruksi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pekerjaan: lama kerja, faktor psikososial (effort, Reward, dukungan sosial, kepuasan kerja, stress kerja) dan faktor non pekerjaan (kuantitas dan kualitas tidur) terhadap terjadinya kelelahan pekerja konstruksi Proyek X.

This thesis discusses the analysis of work related dan non work related risk factors towards fatigue of construction workers in a high-rise building project in the Jakarta. Many factors that cause accidents in the construction sector, one of them is fatigue can be affected by work and non-job risk factors. Analysis of the relationship between risk factors and fatigue that occurs becomes important as a baseline of data in an effort to reduce accidents in the construction sector. This research is a quantitative research with cross sectional design. The results of this study indicate that there is a significant relationship between occupational risk factors: duration of work, psychosocial factors (effort, Reward, social support, job satisfaction, work stress) and non-work factors (quantity and quality of sleep) to the fatigue of Project X construction workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Alex Johandi
"Pekerja pengguna komputer di PT. X berisiko terkena keluhan Musculoskeletal Disorders. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian peralatan kerja, tingkat risiko ergonomi melalui pengukuran postur kerja dan keluhan subjektif yang mengarah pada Cumulative Trauma Disorders. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Menggunakan Metode RULA dan Nordic Body Map, hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksesuaian pada beberapa peralatan kerja. Sementara hasil penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode RULA pada 18 pekerja pengguna komputer yang diteliti dari 18 divisi yang ada menunjukkan risiko tinggi dan sangat tinggi dengan kisaran nilai RULA 6-7. Sedangkan hasil observasi pada keluhan subjektif yang mengarah pada Cumulative Trauma Disorders dari 153 responden yang di observasi menunjukkan 120 (78.43%) responden merasakan ada keluhan pegal/nyeri/sakit/tidak nyaman. Keluhan terbesar terjadi pada bagian pinggang (35.29%), leher bagian atas (33.98%), dan leher bagian bawah (33.33%). Disarankan untuk melakukan perbaikan pada peralatan kerja, melakukan peregangan setiap 2 jam sekali selama 1- 5 menit dan membuat media cetak untuk menambah informasi mengenai ergonomi perkantoran.

Computer users worker in PT. X are at risk of Musculoskeletal Disorders. This study aims to analyze appropriateness of work equipment, the risk level of ergonomic by measuring working postures and subjective symptoms lead to Cumulative Trauma Disorders. This is a descriptive observational study with cross-sectional approach. Using RULA and Nordic Body Map, the results showed there were a discrepancies in some working equipment. While the level of ergonomic risk assessment using RULA from 18 computer users worker observed from 18 divisions that exist indicate high and very high risk with RULA range of values 6-7. While the results of observations on the subjective symptoms lead to Cumulative Trauma Disorders from 153 respondents observed showed 120 (78.43%) of respondents feel there are complaints soreness / aches / pain / discomfort. The biggest complaint occurred at the waist (35.29%), the upper neck (33.98%), and lower neck (33.33%). It is recommended to carry out repair on work equipment, stretching every 2 hours for 1-5 minutes and make print media to increase information about office ergonomics."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ramadani
"Konstruksi merupakan salah satu sektor yang berisiko untuk terjadinya gangguan otot rangka. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2019 dengan melibatkan 177 pekerja di proyek X. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah cross sectional dengan menggunakan lembar observasi QEC, kombinasi kuisioner psikososial, NMQ, dan lux meter. Variabel independen dalam penelitian ini, antara lain faktor risiko individu, lingkungan, fisik dan psikososial. Hasil penelitian pada faktor risiko individu menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jenis pekerjaan dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung bawah, serta adanya hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan, indeks massa tubuh dan status merokok dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Hasil penelitian pada faktor risiko fisik ditemukannya hubungan yang signifikan pada faktor risiko sangat tinggi pada punggung dan bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada punggung, serta faktor risiko tinggi dan sangat tinggi pada bahu dengan gejala gangguan otot rangka pada lutut. Sedangkan untuk faktor psikososial tidak ditemukannya hubungan yang signifikan dengan gangguan otot rangka. Oleh karena itu diperlukannya pengendalian dan intervensi lebih lanjut khususnya untuk faktor risiko fisik. 

Construction is one of the sectors that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this study was to analyze the risk factors of musculoskeletal disorder symptoms in construction workers. This research was conducted on March until June 2019, involving 177 workers at X project. The design of this study was cross sectional with QEC observation assessment, the combination of psychosocial questionnaire and lux meter. The independent variables of this study were the individual risk factors, environmental factors, physical factors and psychosocial factors. The results of this study on individual risk factors showed that there were significant associations between type of work and smoking status with musculoskeletal disorder symptoms of the low back, as well as between type of work, body mass index and smoking status with musculoskeletal disorder of the knee. The results of this study on physical factors showed that there were significant associations between high risk of physical factor at low back and shoulder with musculoskeletal disorder symptoms of the low back, as well as high and very high risk factors in the shoulder with symptoms of skeletal musculoskeletal disorder of the knee. There was no significant relation between psychosocial factor with musculoskeletal disorder symptoms. Therefore, control and intervention, especially for physical factor are needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Fadillah
"ABSTRAK
Industri tekstil dan garmen adalah salah satu industri terpenting di dunia. Di Indonesia, industri tekstil dan garmen adalah satu dari sepuluh industri yang diprioritaskan dari Rencana Induk Pengembangan Industri Naosional (RIPIN) 2015-2035. Karakteristik pekerjaan dalam industri garmen umumnya proses penanganan material dan proses yang melibatkan permesinan yang memiliki pengulangan yang tinggi pada satu jenis otot yang dapat menyebabkan Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD adalah salah satu masalah kesehatan kerja terbesar saat ini. Dalam penelitian ini, pekerja divisi sablon industri garmen UMKM PT.X yang memiliki risiko tertinggi di salah satu UMKM di Jakarta dievaluasi untuk postur kerja mereka menggunakan indeks evaluasi postur menggunakan virtual environment dalam software Jack. Pekerja divisi sablon PT. X memiliki risiko WMSD dari nilai PEI dan analisis ergonomi lainnya (LBA, OWAS, dan RULA). Nilai PEI yang didapat berkisar dari 1,12 hingga 2,7. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja memiliki risiko low dan medium to low injury dari postur kerja yang dilakukan.<

ABSTRACT
Textile and garment industry is one of the most important industries in the world. In Indonesia, textile and garment industry is one of ten industries prioritized from the 2015-2035 Nation Industrial Development Master Plan (RIPIN). Job characteristics in the garment industry ae generally material-handling processes and processes involving machinery that have high repetition that can cause Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD is one of the biggest occupational health problems nowadays. In this research, workers of screen printing division of garment industry Small Medium Enterprise (SME) PT.X which has the highest risk in one of the SME in Jakarta were evaluated for their working postures using posture evaluation index using virtual environment in Jack simulation. PT. X has a risk of WMSD from PEI values and other ergonomic analysis (LBA, OWAS, and RULA). The PEI values obtained ranged from 1.12 to 2.7. The results show that workers have a low and medium to low injury risk from the work posture performed.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>