Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Canra Herianto
"

Hipertensi masih menjadi masalah utama kesehatan di dunia karena 55,5% kematian akibat kardiovaskular berkaitan dengan hipertensi, Empat dari sepuluh orang dewasa di dunia dan satu dari tiga orang dewasa di Indonesia merupakan penderita hipertensi. Tingginya prevalensi hipertensi menunjukkan masih kurang efektifnya upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi terutama dalam deteksi dini hipertensi dan prehipertensi. Prevalensi prehipertensi cenderung meningkat setiap tahunnya dan sudah banyak ditemukan pada usia muda termasuk kalangan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui determinan kejadian prehipertensi pada mahasiswa FKM UI tahun 2024 menggunakan data primer. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan populasi mahasiswa aktif program sarjana FKM UI tahun 2024 sebanyak 1.163 dan sampel sebanyak 247 responden yang dikumpulkan dengan cara purpossive sampling  dan memenuhi kriteia iklusi dan ekslusi. Data dianalisis dengan bantuan software STATA secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Proporsi prehipertensi pada mahsiswa FKM UI tahun 2024 sebesar 17,0%. Terdapat hubungan yang signifikan status obesitas dan riwayat keluarga menderita hipertensi dengan    nilai p <0,05 dan Odds Ratio (OR) gemuk 4,58 (95% CI=1,67-12,54), OR obesitas 3,59 (95% CI=1,22-10,52), OR kurus 0,11 (95% CI=0,01-0,80), dan OR riwayat keluarga menderita hipertens 2,62 (95% CI=1,24-5,52).


Hypertension is still a major health problem in the world because 55.5% of cardiovascular deaths are related to hypertension. Four out of ten adults in the world and one in three adults in Indonesia are hypertensive sufferers. The high prevalence of hypertension shows that efforts to prevent and control hypertension are still ineffective, especially in early detection of hypertension and prehypertension. The prevalence of prehypertension tends to increase every year and is often found at young ages, including among students. The aim of this research is to determine the determinants of the incidence of prehypertension in FKM UI students in 2024 using primary data. The research design was cross sectional, from 1,163 total population (active students of the FKM UI undergraduate program in 2024) 247 respondents were obtained who were collected by purposive sampling and met the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed with the help of STATA software in univariate, bivariate and multivariate ways with multiple logistic regression. The proportion of prehypertension among FKM UI students in 2024 is 17.0%. There is a significant relationship between obesity status and family history of hypertension with a nilai p <0.05 and the Odds Ratio (OR) for obesity 4.58 (95% CI=1.67-12.54), OR for obesity 3.59 (95 % CI=1.22-10.52), OR underweight 0.11 (95% CI=0.01-0.80), and OR family history of hypertension 2.62 (95% CI=1.24-5 .52).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesslyn Metta Santi
"Fast food adalah jenis makanan yang sudah diolah atau dimasak dalam waktu singkat dan disajikan cepat atas dasar pesanan, dalam kondisi yang masih panas, dan dapat dibawa pergi untuk dikonsumsi di jalan. Fast food ditandai dengan kandungan gizi yang tidak seimbang, dimana sebagian besar mengandung kalori, lemak, gula dan garam yang relatif tinggi, tetapi kandungan serat rendah. Saat ini, industri fast food telah berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi pola makan remaja akibat peningkatan frekuensi konsumsi fast food. Remaja sedang mengalami perubahan dalam pola gaya hidup, seperti perilaku makan yang berubah dan pilihan makanan yang dikonsumsi cenderung tidak sehat, yaitu makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak. Dibuktikan dari WHO (2020) yang menyatakan bahwa 80% remaja di seluruh dunia sering mengonsumsi fast food dan Nilsen (2009) menyatakan 69% masyarakat Indonesia sering mengonsumsi fast food. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia angkatan 2023. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional yang melibatkan 151 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2024 dengan metode simple random sampling. Hasil penelitian menujukkan bahwa 76,2% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering (≥ 3 kali/minggu). Hasil analisis uji bivariat menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara uang saku untuk membeli fast food (p-value 0,007; OR 3,111), emotional eating (p-value 0,025; OR 3,821), jarak kampus ke gerai fast food (p-value 0,002; OR 3,600), promosi fast food (p-value 0,042; OR 2,445), dan paparan media sosial instagram (p-value <0,001; OR 28,8) dengan konsumsi fast food. Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan antara jenis kelamin (p-value 0,370), uang saku keseluruhan (p-value 0,331), pengetahuan gizi dan fast food (p-value 1,000), peer group (p-value 0,344), online food delivery (p-value 1,000), dan jarak tempat tinggal ke gerai fast food (p-value 0,685). Setelah mengetahui hasil penelitian, diharapkan mahasiswa dapat mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan membatasi penggunaan media sosial dan pengaruh iklan serta promosi fast food.

Fast food is a type of food that has been processed or cooked in a short time and that is served quickly on order basis, in a still hot condition, and can be taken away to be eaten in the street. Fast food is characterized by unbalanced nutritional intake, which is mostly high in calories, fat, sugar and salt, but low in fiber. Currently, the fast food industry has grown rapidly around the world, including in Indonesia. This may affect adolescents' diet due to increased frequency of fast food consumption. Adolescents are experiencing changes in lifestyle patterns such as changing dietary behavior and food choices that are consumed which are often unhealthy, such as foods that contain high amounts of sugar, salt, and fat. Evidenced by WHO (2020) which states that 80% of adolescents around the world often consume fast food and Nilsen (2009) states that 69% of people in Indonesia often consume fast food. This study aims to determine factors related to fast food consumption among students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia class of 2023. This research was conducted using a cross-sectional method involving 151 respondents. Data collection was carried out from Maret – April 2024 using the simple random sampling. The results showed that 76,2% of respondents consumed fast food frequently (≥ 3 times/week). The results of the bivariate test analysis showed that there is a significant difference between pocket money to buy fast food (p-value 0,007; OR 3,111), emotional eating (p-value 0,025; OR 3,821), campus distance to fast food outlets (p-value 0,002; OR 3,600), fast food promotion (p-value 0,042; OR 2,445), dan of social media instagram exposure (p-value <0,001; OR 28,8) dengan konsumsi fast. However, it is no significant difference between gender (p-value 0,370), total pocket money (p-value 0,331), nutrition and fast food knowledge (p-value 1,000), peer group (p-value 0,344), online food delivery (p-value 1,000), dan residential distance to fast food outlets (p-value 0,685). After knowing the research results, it is hoped that college students can eat healthier foods and limit the use of social media and the influence of advertisements and fast food promotions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Alyaratri Susilo
"Universitas Indonesia memiliki organisasi paguyuban daerah untuk memfasilitasi mahasiswa rantau dalam menghadapi kehidupan kampus. Namun masih ada kasus mahasiswa rantau yang meninggal karena sakit dan kurang mendapat layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku mencari layanan kesehatan pada mahasiswa rantau Universitas Indonesia tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data dikumpulkan menggunakan self-administered questionnare oleh mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia yang terdaftar sebagai anggota di paguyuban daerah hingga Mei 2024 yang berjumlah 299 mahasiswa. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 217 (76,2%) responden pernah mencari layanan kesehatan di kampus selama berkuliah di Universitas Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik antara asuransi kesehatan (p<0,001; OR=6,32; 95% CI=3,59–11,13), literasi kesehatan (p=0,004; OR=2,12; 95% CI=1,26–3,56), dan dukungan sosial (p=0,011; OR=0,51;95% CI=0,30–0,86) dengan perilaku mencari layanan kesehatan. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah meningkatkan sosialisasi layanan kesehatan di lingkungan kampus oleh kakak asuh dari masing-masing paguyuban, terutama saat masa Orientasi Kehidupan Kampus sebagai bentuk peningkatan promosi kesehatan di lingkungan Universitas Indonesia.

The University of Indonesia has regional community organizations to facilitate overseas students in facing campus life. However, there are still cases of overseas students who have died due to illness and lack of healthcare services. This study aims to determine the determinants of health service-seeking behavior among overseas students at the University of Indonesia in 2024. This study uses a cross-sectional design. Data were collected using a self-administered questionnaire by undergraduate students of the University of Indonesia who were registered as members of regional communities until May 2024, totaling 299 students. Data were analyzed using the chi-square test to determine the relationship between independent variables and the dependent variable. The results showed that 217 (76.2%) respondents had sought health services on campus while studying at the University of Indonesia. This study also showed a statistically significant relationship between health insurance (p<0.001; OR=6.32; 95% CI=3.59– 11.13), health literacy (p=0.004; OR=2.12; 95% CI=1.26–3.56), and social support (p=0.011; OR=0.51; 95% CI=0.30–0.86) with health service-seeking behavior. Therefore, the recommendations based on this study are to enhance the socialization of health services within the campus environment by senior mentors from each regional community, especially during the Campus Life Orientation period, as a form of health promotion improvement at the University of Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya Nanda Susmita
"Kualitas tidur dan tingkat stres merupakan aspek penting kesehatan mahasiswa, yang berpotensi dipengaruhi salah satunya oleh siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara tingkat stres dan siklus menstruasi  dengan kualitas tidur pada mahasiswa S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2024 menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 167 mahasiswa yang dipilih secara simple random sampling dari populasi 1070 mahasiswi. Data dikumpulkan melalui kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur, Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk tingkat stres, dan kuesioner menstruasi  secara online, kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square dan korelasi Spearman menggunakan SPSS. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi memiliki kualitas tidur buruk (81,2%) dan tingkat stres sedang (88,6%). Dengan siklus menstruasi yang normal pada seluruh responden. Analisis Chi-square menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan kualitas tidur (p-value = 0,347), antara tingkat stres dengan siklus menstruasi (p-value = 0,206), dan juga kualitas tidur dengan siklus menstruasi (p-value = 0,423). Namun, uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan negatif yang lemah namun signifikan secara statistik antara tingkat stres dan siklus menstruasi (korelasi = -0,170, p = 0,028), serta antara kualitas tidur dan siklus menstruasi (korelasi = -0,155, p = 0,04). Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur berhubungan dengan perubahan pada siklus menstruasi, meskipun kekuatan hubungan tergolong lemah. Penelitian ini memberikan gambaran awal mengenai interaksi antara stres, kualitas tidur, dan siklus menstruasi, yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan pola tidur untuk mendukung kesehatan reproduksi mahasiswi, meskipun keterbatasan jumlah sampel dan metode survei online dapat memengaruhi hasil.  Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih komprehensif disarankan untuk memvalidasi temuan ini.

Sleep quality and stress levels are essential aspects of student health, potentially influenced by the menstrual cycle. This study aims to analyze the relationship between stress levels and sleep quality based on the menstrual cycle in undergraduate students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia in 2024. The study used a cross-sectional design with a sample of 167 students selected by simple random sampling from a population of 1070 female students. Data were collected through the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire for sleep quality, the Perceived Stress Scale (PSS-10) for stress levels, and an online menstrual questionnaire, then analyzed using the Chi-Square test and Spearman correlation using SPSS. The results of the descriptive analysis showed that the majority of female students had poor sleep quality (81.2%) and moderate stress levels (88.6%). With a normal menstrual cycle in all respondents. Chi-square analysis showed no significant relationship between stress levels and sleep quality (p-value = 0.347), between stress levels and the menstrual cycle (p-value = 0.206), and also sleep quality with the menstrual cycle (p-value = 0.423). However, Spearman's correlation test showed a weak but statistically significant negative relationship between stress level and menstrual cycle (correlation = -0.170, p = 0.028), and between sleep quality and menstrual cycle (correlation = -0.155, p = 0.04). These results indicate that increased stress level and decreased sleep quality are associated with changes in menstrual cycle, although the strength of the relationship is relatively weak. This study provides an initial overview of the interaction between stress, sleep quality, and menstrual cycle, emphasizing the importance of maintaining mental health and sleep patterns to support female students' reproductive health, although the limited number of samples and online survey method may affect the results. Further research with a more comprehensive design is recommended to validate these findings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Mustika Rahmayunia
"Latar Belakang
Sesuai dengan pernyataan American Heart Association (AHA) pada tahun 2021, bahwa hipertensi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Di Indonesia pun, angka prevalensi hipertensi mengalami kenaikan yang cukup drastis, yaitu dari angka 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2018 diantara penduduk usia dewasa. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah adalah diet yang tidak sehat, aktivitas fisik, obesitas, kebiasaan merokok, serta genetik dan riwayat keluarga. Pada beberapa tahun terakhir, prevalensi hipertensi pada remaja mengalami peningkatan, hal ini bukanlah hal yang mengejutkan mengingat bahwa hipertensi pada usia dewasa dimulai pada masa kanak-kanak berdasarkan jurnal yangbditerbitkan Kurnianto et al. pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi prehipertensi dan hipertensi pada remaja dan dewasa muda, serta faktor-faktor-faktor yang berhubungan dengannya untuk dapat direncanakan intervensi dan perbaikan gaya hidup yang menurunkan risiko terjadinya hipertensi pada usia yang masih sangat muda.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang analitik data yang diperoleh dan diolah dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada Mahasiswa Baru Universitas Indonesia tahun 2022 yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Klinik Satelit Makara UI dengan total 9.200 mahasiswa. Prehipertensi dan hipertensi adalah variabel dependen yang merupakan tekanan darah rata-rata sistolik di atas 120 mmHg dan diastolik di atas 80 mmHg baik salah satu maupun keduanya sekaligus. Faktor-faktor risiko adalah berat badan, kebiasaan melakukan aktivitas fisik, Riwayat keluarga, dan kebiasaan merokok yang merupakan variabel independen. Hubungan akan bermakna secara statistic apabila nilai p<0,05.
Hasil
Dari total yang mengikuti pemeriksaan kesehatan, 8978 mahasiswa memenuhi kriteria inklusi. Sebanyak 3.404 (37,9%) yang mengalami kelebihan berat badan & obesitas (IMT 23), 6.908 (76,7%) yang tidak melakukan & tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur, 2.047 (22,8%) yang memiliki riwayat keluarga hipertensi, dan 543 (6,0%) yang memiliki kebiasaan merokok. Faktor risiko yang terbukti berhubungan dengan terjadinya prehipertensi dan hipertensi adalah berat badan, kebiasaan melakukan aktivitas fisik, Riwayat keluarga, dan kebiasaan merokok.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kelebihan berat badan & obesitas, Riwayat hipertensi keluarga, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik, sedangkan usia tidak signifikan.

Introduction
In accordance with the statement by the American Heart Association (AHA) in 2021, hypertension is the main cause of morbidity and mortality throughout the world. In Indonesia too, the prevalence rate of hypertension has increased quite drastically, namely from 25.8% in 2013 to 34.1% in 2018 among the adult population. Several factors that can cause an increase in blood pressure are unhealthy diet, physical activity, obesity, smoking habits, as well as genetics and family history. In recent years, the prevalence of hypertension in adolescents has increased, this is not surprising considering that hypertension in adulthood starting in childhood based on a journal published by Kurnianto et al. in 2020. This study aims to identify the prevalence of prehypertension and hypertension in adolescents and young adults, as well as the factors associated with it so that interventions and lifestyle improvements can be planned that reduce the risk of developing hypertension at a very young age.
Method
This research uses an analytical cross-sectional design, data obtained and processed from the results of filling out questionnaires given to New Students at the University of Indonesia in 2022 who underwent health checks at the Makara UI Satellite Clinic with a total of 9,200 students. Prehypertension and hypertension are dependent variables which are average systolic blood pressure above 120 mmHg and diastolic above 80 mmHg either one or both at the same time. Risk factors are body weight, physical activity habits, family history, and smoking habits which are independent variables. The relationship will be statistically significant if the p value <0.05.
Results
Of the total who took part in the health examination, 8978 students met the inclusion criteria. A total of 3,404 (37.9%) were overweight & obese (BMI 23), 6,908 (76.7%) did not do & did not engage in regular physical activity, 2,047 (22.8%) had a family history of hypertension, and 543 (6.0%) had a smoking habit. Risk factors proven to be associated with prehypertension and hypertension are body weight, physical activity habits, family history, and smoking habits.
Conclusion
This research shows a significant relationship between hypertension and overweight & obesity, family history of hypertension, smoking habits, and physical activity, meanwhile ages didn’t show significancy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masruroh
"Obesitas yang merupakan masalah kesehatan dan prevalensinya cenderung meningkat setiap tahun berdampak pada terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, konsumsi minuman manis, aktivitas fisik dan durasi tidur pada PNS. Populasi penelitian adalah orang dewasa yang terdaftar sebagai PNS di Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes. Disain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 108 yang dipilih dengan systematic random sampling. Data dikumpulkan pada bulan Mei 2016, meliputi status obesitas, asupan gizi yang terdiri dari energi, lemak, karbohidrat dan protein, serat, kebiasaan konsumsi minuman manis aktivitas fisik dan durasi tidur. Status obesitas dinilai dari IMT yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik diperoleh dari GPAQ, durasi tidur dihitung berdasarkan kebiasaan tidur malam pada hari kerja dan hari libur yang diperoleh dari kuesioner, konsumsi minuman manis menggunakan FFQ dan asupan zat gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4 % responden mengalami obesitas. Terdapat perbedaan status obesitas berdasarkan durasi tidur. Orang yang tidur ≤6 jam/hari berpeluang mengalami obesitas 2,8 kali lebih tinggi dari yang tidur >6 jam/hari. Perbedaan tersebut bermakna pada usia <40 tahun dan pada pangkat/golongan III. Tidak ada perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik dan konsumsi minuman manis. Disarankan kepada PNS untuk mengatur pola tidur dan durasi tidur malam tidak kurang dari 6 jam sehari agar terhindar dari risiko obesitas.

Obesity that its prevalence has increased over the years, is associated with hypertension, diabetes mellitus and cardiovascular diseases. The study aimed to determine the differences between nutrition intake, dietary fiber, consumption sweetened beverages, physical activity and sleep duration among civil servants. The study population is adult who are registered as sivil servant of General of Public Health in Ministry of Health. The design of the study is cross sectional with total sample 108 selected by systematic random sampling. The study was conducted in May 2016. The data colection used instruments including antropometric measurements (obesity status), GPAQ (physical activity), a special questionairre for sleep duration, FFQ (sweetened beverages consumption) and 2x24 hour food recall (nutrition intake). The result showed 44,4% of respondents were obese. There was significant differences in obesity status based on sleep duration (p=0.022). People who slept ≤ 6 hours/day had 2.8 time higher risk of becoming obese than those who slept > 6 hours/day. The significancy only on responden with ages<40 years and level III of occupancy. This finding suggests that civil servants has to manage their sleep time and not have usual sleep duration less than or equal to 6 hours a day in order to avoid the risk of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hanan
"Perilaku kesehatan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan, Munculnya infeksi COVID-19 yang meningkat memerlukan adanya tindakan pencegahan sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods. Disain cross sectional pada studi kuantitatif dilakukan pada 98 responden yang diambil dengan quota sampling serta dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Untuk memperkuat hasil penelitian dilakukan studi kualitatif dengan disain studi kasus pada 6 orang informan yang meliputi: mahasiswa, orang tua mahasiswa dan petugas K3L FKMUI. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% responden berperilaku kurang baik dalam pencegahan COVID-19. COVID-19 dengan menyediakan sarana yang dibutuhkan, namun tidak menghimbau anaknya untuk berperilaku. K3L juga sudah membuat aturan dan himabaun bagi warga FKM UI tetapi sarana cuci tangan ada yang rusak dan tidak menyediakan masker bagi mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya peningkatan fasilitas dan jadwal monitoring sarana prasarana pencegahan COVID-19 secara rutin oleh K3L FKM UI agar perilaku pencegahan COVID-19 Mahasiswa dapat meningkat.

Health behavior is an activity carried out to maintain or improve health. The emergence of an increased COVID-19 infection requires preventive measures so it is important to know the factors that influence COVID-19. The purpose of this study was to determine the factors associated with the behavior of preventing COVID-19 in final year Regular Undergraduate students at the Faculty of Public Health, University of Indonesia (FKM UI) in 2022. This study used a mixed methods approach. The cross-sectional design of the quantitative study was conducted on 98 respondents who were taken by quota sampling and analyzed using the Chi-Square test. To strengthen the research results, a qualitative study was carried out with a case study design on 6 informants which included: students, parents of students and K3L FKMUI officers. The results showed that 51.2% of respondents behaved badly in preventing COVID-19. COVID-19 by providing the necessary facilities, but not urging their children to behave. K3L has also made rules and appeals for FKM UI residents but there are hand washing facilities that are damaged and do not provide masks for students. For this reason, it is necessary to improve facilities and schedule regular monitoring of COVID-19 prevention infrastructure by K3L FKM UI so that students' COVID-19 prevention behavior can increase.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Gyaning Kawuryan Azzahra
"Tugas pokok petugas cleaning service yaitu menjaga kebersihan, kerapian, keindahan dan kenyamanan seluruh area baik yang ada di dalam gedung maupun yang ada di luar gedung. Pekerja cleaning service dapat terpajan bahaya kimia, biologi, fisik dan ergonomi sehingga dapat mengakibatkan dampak kesehatan penyakit dermatitis, hepatitis A, dan gangguan muskuloskelatal. Salah satu kegiatan cleaning service yaitu membersihkan toilet dengan menggunakan produk pembersih dan cleaning service dapat terpajan bahaya kimia. Sehingga cleaning service perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja cleaning service FKM UI mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan pada pekerjaannya dan faktor determinannya. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional menggunakan data primer yang didapat dari pekerja cleaning service FKM UI pada tahun 2016.
Hasil penelitan ini menujukkan bahwa sebagian besar pekerja cleaning service FKM UI memiliki pengetahuan yang kurang mengenai potensi bahaya dan dampak kesehatan. Selain itu tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan, lama kerja, pelatihan dan pengalaman kerja dengan tingkat pengetahuan mengenai potensi bahya dan dampak kesehatan.

The key task of cleaning service is to maintain cleanliness, neatness, beauty and comfort of the entire area both inside the building and which were outside the building. Cleaning service can be exposed to the dangers of chemical, biological, physical and ergonomics that can lead to health impacts dermatitis, hepatitis A, and musculosceletal disorders. One of the activities is to clean toilet cleaning service using cleaning products and cleaning service can be exposed to chemical hazards. So that the cleaning service is necessary to have knowledge about potential hazards and health effects.
This study aims to determine the level of knowledge FKM UI cleaning service about potential hazards and health effects on his work and its determinant factors. The study design used is cross sectional using primary data obtained from a cleaning service FKM UI in 2016.
This research showed that the majority of FKM UI cleaning service have less knowledge about potential hazards and health effects. Moreover there is no significant relationship between education level factors, length of employment, training and work experience with the level of knowledge about the potential hazard and health impacts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Berlian Aderisa
"Konsumsi sugar sweetened beverages secara rutin dapat menyebabkan terjadinya obesitas, diabetes, penyakit kronis, dan kematian dini. Di Indonesia terjadi peningkatan perkembangan industri sugar sweetened beverages secara khusus untuk jenis minuman boba drinks yang mengalami peningkatan pemesanan sampai lebih dari 8.500% pada tahun 2018. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk melihat gambaran frekuensi konsumsi boba drinks dan menganalisis faktor yang berhubungan khususnya pada remaja akhir. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Data penelitian dikumpulkan secara primer pada bulan Mei hingga Juni tahun 2020 pada Mahasiswa FKM UI, Depok, Jawa Barat dengan jumlah responden 262 orang. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan signifikan antara konsumsi boba drinks dengan aksesibilitas online, pengetahuan terkait sugar sweetened beverages, sikap terhadap sugar sweetened beverages, pengaruh teman, dan pengaruh keluarga namun belum dapat menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi boba drinks dengan jenis kelamin, pengeluaran untuk konsumsi, aksesibilitas langsung, pengaruh media massa, dan status gizi. Hasil penilitian menyarankan dilakukannya edukasi gizi serta penyediaan informasi gizi jajanan yang tersedia di lingkungan FKM UI. Peneliti juga menyarankan dilakukannya kampanye gizi yang melibatkan mahasiswa secara langsung.

Regular consumption of sugar sweetened beverages contribute to the development of obesity, diabetes, chronic disease, and early death. In Indonesia, the sugar sweetened beverages industry has been developing drastically, especially for boba drinks which sales increase for more than 8.500% on 2018. The purpose of this study is to see the consumption pattern of boba drinks and associated factors especially on late adolescent. This study is a quantitative study using cross-sectional design. The data for this study was collected from May until June, 2020 on Student of Public Health Faculty, Universitas Indonesia, Depok, West Java with 262 sample. The data was statistically analyzed in univariate and bivariate with the help of IBM SPSS Statistics 20 software. This study found a significant relation between boba drinks consumption with online accessibility, knowledge regarding sugar sweetened beverages, attitude towards sugar sweetened bevarages, friends/peers influence, and family influence but can’t find any significant relation between boba drinks consumption with sex, food expenses, direct accessibility, mass media influence, and nutritional status. The result from this study suggests to hold nutrition education and providing nutritional information for snacks sold around Public Health Faculty Universitas Indonesia. Researcher also suggests to hold a nutrition campaign involving students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Sielvanie
"Mahasiswa tingkat pertama yang harus beradaptasi selama tahun pertama kuliah dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang bukan merupakan hal yang dapat dilakukan dengan mudah. Pola makan dari hal tersebut harus diperhatikan mahasiswa tingkat pertama adalah dalam aspek jenis makanan, jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi. Penelitian ini berfokus kepada mahasiswa tingkat pertama di Rumpun Ilmu Kesehatan UI dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan. Faktor-faktor yang diteliti adalah jenis kelamin, agama, suku, tempat tinggal, uang saku, aktivitas, pengetahuan gizi, dan sikap gizi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan mahasiswa tingkat pertama Rumpun Ilmu Kesehatan UI. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik proportional stratified random sampling dan melibatkan 216 mahasiswa. Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji Chi square dan Spearman untuk variabel sikap gizi yang menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan pola makan (p = 0,001); dan ada hubungan signifikan antara sikap gizi dengan pola makan (p = 0,028). Penelitian ini merekomendasikan pada, institusi pendidikan, dan orang tua untuk lebih memperhatikan pola makan mahasiswa khususnya mahasiswa di tingkat pertama dalam membentuk pola makan yang teratur sehingga mahasiswa mampu menjaga ketahanan vitalitas tubuh dan dapat melakukan kegiatan perkuliahannya dengan baik.

First-level students who must adapt during the first year of college in meeting balanced nutritional needs are not things that can be done easily. The dietary pattern of this must be considered by first-degree students in terms of the type of food, the amount and frequency consumed. This study focuses on first-level students in the UI Health Sciences Cluster by knowing the factors that influence diet. The factors studied were gender, religion, ethnicity, place of residence, allowance, activity, nutritional knowledge, and nutritional attitudes. The purpose of the study was to determine the factors that influence the diet of first-level students of the UI Health Sciences Cluster. This research is, quantitative research with correlative descriptive type using cross-sectional approach, with proportional stratified random sampling technique and involving 216 students. The results of the research analysare using the Chi square and Spearman test for nutritional attitude variables which showed that there was a significant relationship between gender and diet (p = 0.001); and there is a significant relationship between nutritional attitudes and diet (p = 0.028). This study recommends that educational institutions and parents pay more attention to the diet of students, especially students at the first level in forming a regular diet so that students are able to maintain the resilience of vitality of the body and can do their lectures well."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>