Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fadhli Adbaka
"

Studi ini bertujuan untuk mengungkap kemunculan emoji-emoji yang pada meme-meme yang bernarasi stereotip kulit hitam di media sosial dari kacamata linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika sosial, terutama kerangka analisis sintagmatik dan paradigmatik, bersama dengan elemen bahasa dan keterkaitan antarmodal. Tujuannya adalah untuk menggali fenomena emoji stereotip kulit hitam dan peran mereka dalam media sosial, khususnya pada platform Instagram Reels. Penelitian kualitatif ini melibatkan pengumpulan dan analisis konten video meme dengan jumlah likes lebih dari 200.000, serta komentar dan emoji terkait yang diperoleh melalui metode web scraping dari postingan Instagram Reels. Penelitian ini mengungkap empat temuan utama. Pertama, emoji selalu berada pada komentar yang mengafirmasi pesan stereotip kulit hitam dalam meme. Kedua, penggunaan elemen bahasa menjadi penghubung emoji dengan komentar dan gambar melintasi entity, occurrence, dan figure. Ketiga, hubungan yang dihasilkan oleh emoji dengan komentar meme didasarkan oleh dua pendekatan utama—simbolis dan metaforis—untuk menjembatani emoji, komentar, dan video meme. Keempat, emoji mempunyai peran ganda, yakni sebagai sebagai topeng digital yang memfasilitasi keterlibatan dalam dunia online tanpa takut akan dampak negatif dan sebagai alat untuk memasuki topik sensitif seperti stereotip kulit hitam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa emoji yang teridentifikasi memiliki peranan yang signifikan dalam menggambarkan narasi stereotip mengenai individu berkulit hitam, baik dalam konteks linguistik maupun interaksi di media sosial.


This study aims to reveal the emergence of emojis in memes narrating stereotypes about black individuals on social media from a linguistic perspective. The research adopts a social semiotics approach, utilizing syntagmatic and paradigmatic analysis alongside language elements and intermodal coupling. Its focus is to explore the phenomenon of stereotypical black emojis and their roles in social media, specifically Instagram Reels. Employing a qualitative methodology, this study collected video meme content targeting posts with over 200,000 likes, along with their associated comments and emojis. Data extraction from existing Instagram Reels posts was conducted through web scraping. This study reveals four main findings. First, emojis consistently accompany comments affirming stereotypical messages about black individuals in memes. Second, the use of language elements serves as a link between emojis, comments, and images across entity, occurrence, and figure. Third, the relationships generated by emojis with meme comments are based on two main approaches—symbolic and metaphoric—to bridge emojis, comments, and video memes. Finally, emojis play a dual role, acting as digital masks facilitating engagement in the online world without fear of negative repercussions as well as tools to broach sensitive topics such as black stereotypes. This research suggests that the identified emojis play a significant role in depicting stereotypical narratives regarding black ethnicity, both in linguistic contexts and social interactions on social media platforms.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Az Zahra
"Singapura selalu meninggalkan ruang bagi para peneliti untuk terjun lebih dalam kemultirasialisme. Pentingnya multikulturalisme telah menjadikan multikulturalisme itu sendiri sebagai fondasi dari peraturan dan kebijakan pemerintah untuk mendefinisikan
apa artinya menjadi orang Singapura atau biasa disebut sebagai Singaporean. Namun, representasi multirasialisme dalam identitas Singapura melalui media sosial
dalam studi budaya masih kurang dieksplorasi, terutama di dalam ranah Instagram. Studi ini meneliti representasi identitas Singaporean melalui perspektif multirasialisme dalam studi budaya. Akun Instagram Human of Singapore (HoS) telah
menjadi subjek untuk penelitian ini. Penelitian ini menganalisis enam pos yang diambil dari akun Instagram Humans of Singapore sebagai data penelitian. Analisis kontekstual digunakan untuk mengeksplorasi sudut pandang yang berbeda dari enam
pos berdasarkan pada dua kategori tentang bagaimana orang-orang yang ditampilkan berdasarkan pengalaman mereka yang tertuang dalam akun HoS Instagram atau berpikir tentang menyeberang atau menghilangkan prasangka stereotip etnis dan
bagaimana orang-orang Singapura (Singaporeans) dewasa ini bereaksi terhadap kebijakan pemerintah mengenai kebijakan nasional identitas sementara juga mengeksplorasi rasa memiliki sebagai termasuk dalam bagian komunitas orang-orang
Singapura (Singaporeans). Makalah ini menunjukkan bahwa representasi orang
Singapura saat ini adalah: (1) memadukan budaya dan menekankan rasa memiliki diantara berbagai etnis di Singapura untuk melawan stereotip etnis, (2) menentang atau
menegosiasikan kebijakan pemerintah, dengan menceritakan rasa kepemilikan dengan Singapura dengan sebutan orang Singapura atau Singaporeans sebagai identitas bangsa dan negara Singapura.

Singapore has always left a space for researchers to dive more into multiracialism. The significance of multiculturalism has made multiculturalism itself the bedrock of government rules and policy for defining what it is to be a Singaporean. However, the
representation of multiracialism in Singaporeans identity through social media in cultural studies is still less explored, especially in the realm of Instagram. This study
examines the representation of Singaporean identity through the perspective of multiracialism in cultural studies. The Instagram account Humans of Singapore has
become the subject for this research. This research analyzes six posts taken from the Humans of Singapore Instagram account for data. Contextual analysis was used to
explore different viewpoints of the six posts based on the two categories on how the people that is featured in HoS Instagram account experience or thinks on crossing or
debunking ethnic stereotypes and how the people of todays Singapore react to
government policy concerning national identity while also exploring the sense of
belonging in the Singaporean community. This paper shows that the representation of
todays Singaporeans are: (1) blending culture and emphasizing the sense of
belonging between different ethnicities in Singapore to counter ethnic stereotypes, (2)
resisting or negotiating government policy, by narrating the sense of belonging to
Singapore as a nation and Singaporeans identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Syahputri
"Salah satu periode sinema yang mengutamakan isu sosial di Prancis adalah sinema Prancis kontemporer. Dalam periode ini, segala aspek yang mendukung perfilman di negara tersebut sudah berkembang ke arah yang lebih modern dan menarik perhatian banyak masyarakat. Salah satu filmnya adalah Entre Les Murs, sebuah film karya Laurent Cantet yang menceritakan kehidupan sehari-hari sebuah sekolah di banlieue Prancis. Dalam film ini, diperlihatkan bahwa muridnya terdiri dari berbagai macam ras yang memiliki permasalahannya masing-masing. Melalui permasalahan antarras di sekolah banlieue, film ini menunjukkan konflik sosial yang terjadi di Prancis. Penelitian ini membahas tentang kehadiran citra dan prasangka tokoh Souleymane yang memunculkan stereotip rasnya, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan bagaimana citra dan prasangka terhadap suatu individu atau kelompok dapat melahirkan sebuah konflik pada praktiknya. Penelitian ini menggunakan dua teori, yakni teori sinema (2008) oleh Dennis W. Petrie dan Joseph M. Boggs dan teori prasangka (2018) oleh Alo Liliweri untuk membantu analisis strategi naratif film Entre Les Murs dan pembentukan stereotip ras kulit hitam melalui citra dan prasangka terhadap tokoh Souleymane. Hasil dari penelitian ini adalah sikap dan citra negatif tokoh Souleymane memunculkan berbagai perspektif dan prasangka yang berujung pada pembentukan stereotip terhadap kelompok rasnya.

One of the periods of cinema that prioritized social issues in France is contemporary French cinema. In this period, all aspects that support film in this country have developed in a more modern way and attracted the attention of many people. One of the films is Entre Les Murs, a film by Laurent Cantet that tells about the daily life of a school in banlieue France. In this film, it is shown that the students consist of various races who have their own problems. Through interracial problems at the banlieue school, this film shows the social conflicts that occur in France. This study discusses the presence of images and prejudices of the Souleymane character which give rise to his racial stereotypes, so the purpose of this research is to show how images and prejudices against an individual or group can create a conflict in practice. This study uses two theories, namely the theory of cinema (2008) by Dennis W. Petrie and Joseph M. Boggs and the theory of prejudice (2018) by Alo Liliweri to help analyze the narrative strategy of the film Entre Les Murs and the formation of stereotypes of the black race through imagery and prejudice against the character of Souleymane. The result of this study is that a character of Souleymane’s negative attitude and image can create various prejudices and lead to the formation of stereotypes against his racial group."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesh Annisa Ramadhania
"Artikel ini membahas representasi imigran kulit hitam di Prancis melalui tokoh Hassan dan Sophie dalam film cerita pendek Place des Fêtes karya Oliver Schmitz. Place des Fêtes adalah salah satu sekuen yang ada dalam film Paris, Je t’aime. Stereotip dan konteks sosial di Prancis menjadi faktor pendukung dalam merepresentasikan tokoh tersebut. Hassan digambarkan sebagai sosok yang dominan berstereotip negatif, sedangkan Sophie memunculkan stereotip positif. Tidak hanya melalui aspek naratif saja, film ini juga dianalisis melalui aspek sinematografis yang juga berperan penting dalam pemaknaan.

This article discusses the representation of black immigrant in France through the characters of Hassan and Sophie in the work of Oliver Schmitz short film, Place Des Fêtes. Place des Fetes is one of the sequences in the film Paris, Je t'aime. Stereotype and social context in France are contributing factors in representing the figures. Hassan is described as a dominant negative stereotype, whereas Sophie shows positive stereotypes. Not only through the narrative aspect, the film is also analyzed through the cinematographic aspect which also an important role in interpreting.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Salsabila Azzahwa, Author
"Stereotip-stereotip terhadap beberapa komintas masih ada hingga saat ini. Salah satu stereotip yang ada ditujukan kepada Black Women Community dengan istilah populer "Angry Black Woman." Tak hanya komunitas perempuan berkulit hitam, terdapat juga stereotip yang ditujukan kepada perempuan secara umum. Hal tersebut ditunjukan oleh keberadaan teori Women's Language dari Lakoff (1973) dan Zhu (2019). Teori-teori tersebut diciptakan untuk mencakup seluruh fitur bahasa perempuan berdasarkan stereotip-stereotip yang ada. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi yang ditujukan kepada perempuan berkulit hitam dan perempuan secara umum dengan mengaplikasikan kedua teori bahasa perempuan yang dipilih sebagai instrumen analisis. Tulisan ini akan menggunakan dua corpora, yaitu dialog Rose di Fences (2016) dan dialog Lupita Nyong'o di sebuah interview dengan Jimmy Fallon (2022). Baik Rose maupun Nyong'o memiliki keunikannya tersendiri dalam gaya berbicara mereka yang menampilkan karakter masing-masing yang menunjukan beberapa fitur dalam tiap teori di mana latar belakang sosial-ekonomi juga memengaruhi hal tersebut. Akan tetapi, tulisan ini memiliki batasannya tersendiri, dan studi lainnya butuh untuk dilakukan guna mengikuti variasi dari identitas para wanita dan juga modernisasi.

Stereotypes towards certain communities still exist in this present time. One of the stereotypes comes towards Black Women community with the popular title “Angry Black Women.” Moreover, women in general also get stereotyped. This is shown by the existence of women’s language theories by Lakoff (1973) and Zhu (2019). The theories are made to include all women’s language features in conversations based on stereotyping. Therefore, this paper aims to evaluate the two stereotypes towards the African American women community and women in general by applying the women’s language theories chosen as the analyzing tools. This paper will use two corpora, which are Rose’s dialogues in Fences (2016) and Lupita Nyong’o’s dialogues in an interview with Jimmy Fallon (2022). Both Rose and Nyong’o have unique speaking styles that display their characters as they possess some features in each theory chosen in which their socioeconomic backgrounds also play significant roles to form their language features. Since this paper has its limitations, further study needs to be conducted, following the variations of women’s identity and modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Rizkia
"Artikel ini membahas mengenai stereotip yang dilekatkan pada perempuan dalam lagu Victime de La Mode karya Mc. Solaar. Stereotip perempuan akan ditunjukkan melalui analisis isi menggunakan pendekatan struktural. Berdasarkan pendekatan struktural, teks lagu dianalisis dari segi makna. Analisis makna dilakukan dengan meneliti segi pragmatik dan segi semantik. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah kualitatif. Makna didapat dari hasil analisis data dengan pemaknaan lirik lagu berdasarkan diksi. Hasil analisis data berdasarkan pemaknaan lirik lagu dikaitkan dengan konsep stereotip menurut David J. Schneider. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stereotip yang melekat pada wanita adalah yang berkaitan dengan keindahan fisik dan mengabaikan logika dan kecerdasan intelektual. Perempuan terkungkung dalam sistem partriarkal yang membentuk nilai sosial. Nilai tersebut lantas disebarkan melalui beragam media sosial.

This article discusses about the stereotypes attached to women in Victime de La Mode song by Mc. Solaar. Stereotypes of women will be demonstrated through content analysis using a structural approach. Based on structural approach, the text is analyzed in terms of the meaning of the song. The analysis is done by examining the meaning of terms of pragmatic and semantic aspects. The method used for data analysis is qualitative. Meaning derived from the analysis of data with lyrics’ meaning by diction. The results of the data analysis are based on the meaning of the lyrics of the songs associated with the concept of stereotypes according to David J. Schneider. The results of this study indicate that the stereotypes attached to women are associated with physical beauty and ignore logic and intelligence. Woman trapped in patriarchal systems that shape social values and pass it through a variety of social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Rizki Amalia
"DontJudgeChallenge adalah sebuah kampanye sosial yang mengangkat isu body-shaming yang banyak ditemukan di internet. Kampanye yang seharusnya mendekonstruksi apa yang diyakini sebagai suatu ketidakindahan pada fisik seseorang ini justru membentuk stereotip itu sendiri. Fokus dari penelitian ini adalah mengenai bagaimana stereotip dibentuk dan bagaimana 'kecantikan' direpresentasikan. Dengan menggunakan metode tekstual analisis dari konsep Beauty Myth yang diusung oleh Naomi Wolf dalam video-video yang diunggah di Instagram, penelitian ini menyingkap bahwa orang-orang yang mengikuti kampanye ini merekonstruksi hal-hal yang dianggap sebagai sebuah 'kecantikan' yang umumnya dilakukan melalui rias wajah. Penelitian ini juga menemukan ambiguitas dalam menggambarkan kecantikan dan ketidakindahan yang seringkali tumpang tindih dalam pemaknaannya. Hasil dari penelitian ini dapat berkontribusi pada kajian media sosial yang berhubungan dengan representasi dan stereotip kecantikan dan ketidakindahan dalam kampanye sosial.

DontJudgeChallenge is a social campaign against body shaming publically disseminated on the Internet. While the campaign is supposed to deconstruct what people believe as ugly, it is actually enforcing the stereotypes of ugliness instead. How the stereotypes are constructed and how 'beauty' is represented are the focuses of this study. By using textual analysis from the concept of Beauty Myth by Naomi Wolf through videos posted on Instagram, this study reveals that the participants construct certain types of 'ugliness', and they do it mostly by using makeup in order to create ugliness. There are also ambiguities in portraying what is considered as beautiful and ugly as they often overlap in the videos. This study contributes to the social media studies in relation to the representations of ugliness and beauty in social campaign or activism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Meily Helena Kardinya
"Saat ini, representasi stereotip budaya dalam serial drama televisi telah menjadi hal yang biasa. Banyak serial drama televisi mencoba memasukkan unsur stereotip budaya dalam praktik mereka. Bahkan dalam serial drama televisi kejahatan yang agak baru seperti, Criminal Minds: Beyond Borders 2016 , stereotip budaya diekspos dan digambarkan dalam serial ini. Sebagai putaran kedua dari franchise Criminal Minds 2005 - 2016 , Criminal Minds: Beyond Borders 2016 mencoba untuk mendapatkan perhatian dan menjangkau khalayak dengan menggambarkan isu stereotip budaya melalui pemisahan dua kelompok besar, yaitu orang Amerika dan orang Timur Asia, Afrika, dan Timur Tengah . Stereotip digambarkan melalui tiga elemen yang berbeda, yaitu dialog, karakter, dan plot. Dengan menerapkan orientalisme sebagai kerangka analisis untuk menafsirkan dan memeriksa stereotip budaya yang ada di dalam korpus, penelitian ini berpendapat bahwa Criminal Minds: Beyond Borders 2016 menggambarkan Amerika sebagai yang lebih unggul dalam kaitannya dengan mitra Timur dan hal itu telah merugikan negara-negara Timur.

Nowadays, the representation of cultural stereotypes in television drama series has become commonplace. Many television drama series are trying to insert the element of cultural stereotypes in their practices. Even in a rather new crime television drama series such as, Criminal Minds Beyond Borders 2016 , cultural stereotypes are being exposed and depicted in the series. As the second spin off of the franchise Criminal Minds 2005 ndash 2016 , Criminal Minds Beyond Borders 2016 is trying to get attention and reach the audiences by portraying the issue of cultural stereotypes through the separation of two big groups, which are the Americans and the Eastern people Asian, African, and Middle Eastern. The stereotypes are being illustrated through three different elements, which are dialogue, characters, and plot. By applying orientalism as the analytical framework to interpret and examine the cultural stereotypes that exist in the corpus, this study argues that Criminal Minds Beyond Borders 2016 represents America as superior in relation to the East counterparts and it somehow disfigures the East countries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Amourizky Adjani
"ABSTRAK
Meski telah banyak studi mengkaji mengenai perpetuasi stereotip perempuan Latin dalam budaya populer Amerika, hanya ada sedikit riset yang membahas mengenai perlawanan terhadap stereotip-stereotip tersebut yang direpresentasikan oleh berapa karakter perempuan Latin. In The Heights 2008 adalah salah satu karya teater musikal Broadway populer yang mencoba untuk melawan gambaran stereotipikal orang-orang Latin. Melalui analisis karakter menggunakan konsep tiga kategori representasi perempuan Latin milik Keller 1994 , penelitian ini menganalisa representasi perempuan Latin dalam karakter Nina Rosario. Artikel ini menemukan bahwa representasi yang ada merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap stereotip perempuan Latin.

ABSTRACT
While recent studies have analysed the perpetuation of Latina stereotypes in American popular culture, few research have discussed about the defiance against the stereotypes represented by certain Latina characters. The popular Broadway musical In The Heights 2008 is one of the works that tries to challenge the stereotypical portrayal of Latinos. By doing character analysis using Keller rsquo s three types of Latina representations 1994 , this paper attempts to analyse the Latina representation in the character Nina Rosario. It found that the representation manifests an act of defiance against the perpetuation of Latina stereotypes."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Datu Beru
"Sekilas, film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch, and the Wardrobe (2005) sering kali terlihat sebagai sebuah cerita mengenai kebaikan melawan kejahatan di mata anak-anak, dengan binatang-binatang yang dapat berbicara dan pertempuran tanpa pertumpahan darah. Namun, ketika dipelajari pada tingkat yang lebih dalam, film tersebut menggambarkan peranan gender secara tradisional yang menyebabkan stereotip gender. Tulisan ini mencoba untuk menemukan bagaimana isu gender muncul dari peran dan karakterisasi karakter-karakter minor, bagimana mereka menyebarluaskan stereotip tradisional mengenai gender dengan membuat karakter-karakter utama menginternalisasi stereotip tersebut sebagai bagian permanen dari kepribadian mereka, dan penguatan nilai-nilai patriarki yang dilakukan oleh karakter-karakter minor melalui penyebaran stereotip tersebut. Teori gender Millett dan teori skema gender Bem adalah teori-teori yang digunakan untuk mejawab masalah penelitian yang diajukan. Pandangan Brannon mengenai stereotip gender juga menuntun kepada temuan adanya stereotip gender yang diseberluaskan oleh karakter-karakter minor di dalam film. Pada akhirnya, tulisan ini sampai pada kesimpulan bahwa penyebaran stereotip tradisional mengenai gender yang dilakukan oleh karakter-karakter minor menyebabkan karakter-karakter utama menginternalisasi stereotip tersebut yang memperkuat nilai-nilai patriarki.

In a glance, the film The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch, and the Wardrobe (2005) was often seen as tale of good versus evil through the eyes of children, with talking animals and non-bloody battles. However, when studied at a deeper level, the film depicted traditional gender roles that led to gender stereotyping. This paper attempted to find how the issue of gender emerged from the role and characterization of minor characters, how they disseminated the traditional gender stereotypes and made the major characters internalize the stereotypes as permanent parts of their personalities, and the reinforcement of patriarchal values through the dissemination of traditional gender stereotypes done by the minor characters. Millett’s gender theory and Bem’s gender-schema theory were theories used to answer the research issues proposed. Brannon’s view on gender stereotypes also led to the findings of minor characters’ gender stereotypes in the film. In the end, the paper came to a conclusion that the dissemination of traditional gender stereotypes done by minor characters made the major ones internalizing the traditional gender stereotypes that reinforced the patriarchal values.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>