Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmita
"Latar Belakang: Karsinoma sel skuamosa (KSS) lidah merupakan kanker rongga mulut (KRM) yang paling banyak ditemukan. Diseksi leher dikerjakan bersamaan dengan eksisi luas tumor karena tingginya angka occult metastasis yaitu sebesar 30% pada kelenjar getah bening (KGB) leher yang secara yang klinis tidak teraba (N0). Berdasarkan penelitian sebelumnya penanda epitelial E-cadherin dan penanda sel punca kanker CD44 dapat digunakan sebagai alat diagnostik prabedah untuk mengidentifikasi pasien yang mengalami metastasis KGB sehingga dapat menjadi salah satu modalitas yang membantu ahli bedah dalam mengambil keputusan tipe diseksi leher yang akan dikerjakan agar memberikan manfaat terbaik bagi pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi E-cadherin dan CD44 dengan metastasis KGB leher pada KSS lidah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain studi potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien KSS lidah tanpa metastasis jauh, dilakukan operasi eksisi luas tumor dan diseksi KGB leher, dan blok parafin yang layak diperiksa. Data sosiodemografi dan klinikopatologis diambil dari rekam medis. Pewarnaan imunohistokimia dengan E-cadherin dan CD44 dilakukan pada jaringan KSS lidah yang sudah terdapat di blok parafin tersimpan kemudian tingkat ekspresi E-cadherin dan CD44 dikelompokkan menjadi tinggi dan rendah sesuai kepustakaan. Analisis statistik dilakukan dengan program SPSS 24.0. Hasil: Didapatkan 30 dengan 15 subjek KSS lidah dengan metastasis KGB dan 15 subjek tanpa metastasis KGB. Dari analisis data, didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi E-cadherin dengan metastasis KGB (p=0.000) dan terdapat hubungan yang bermakna antara CD44 dengan metastasis KGB (p=0.003). Kesimpulan: Ekspresi E-cadherin yang rendah dan CD44 yang tinggi memiliki hubungan bermakna dengan metastasis KGB pada KSS lidah.

Background: Squamous cell carcinoma (SCC) of the tongue is the most common oral cavity cancer. Neck dissection was done simultaneously with wide excision of the tumor because of occult metastases high rate (about 30%) in clinically non-palpable neck lymph nodes (N0). Based on previous research, the epithelial marker E-cadherin and cancer stem cell marker CD44 could be used as pre-surgical diagnostic tools to identify patients who have lymph node metastases so that it could be a modality that helps surgeons in making decisions about neck dissection type to be performed to provide the best benefit for patients. Objective: To evaluate the association between E-cadherin and CD44 expressions and neck lymph node metastasis in SCC of the tongue. Methods: This research was an analytical study with a cross-sectional design. Samples were taken through consecutive sampling according to inclusion and exclusion criteria. Inclusion criteria were patients with SCC of the tongue without distant metastases, post wide excision of the tumor with neck lymph node dissection, and eligible paraffin block for examination. Sociodemographic and clinicopathological data were obtained from medical records. Immunohistochemistry staining was performed with E-cadherin and CD44 from stored paraffin blocks, then the expression levels of E-cadherin and CD44 were grouped into high and low according to the literature. Statistical analysis was conducted with SPSS 24.0. Results: Thirty samples of SCC of tongue were collected, consist of 15 subject with neck lymph node metastasis tongue and 15 subject without neck lymph node metastasis. From data analysis, a significant difference was found between E-cadherin and CD44 expressions with neck lymph node metastasis (p value was 0.000 and 0.003, respectively). Conclusion: Low expression of E-cadherin and high expression of CD44 was significantly associated with the occurence of neck lymph node metastasis in SCC of the tongue."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Anna bethania
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita dan penyebab kematian kanker yang paling sering terjadi. Status kelenjar getah bening (KGB) amerupakan faktor prognostik dan penentu pilihan tatalaksana pasien kanker payudara. Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB sampai saat ini belum akurat. Beberapa biomarka yang berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu CD44 (Cluster of Differentiation 44) dan MT1-MMP (Membrane Type 1- Matrix Metalloproteinase). Ekspresi CD44 dan MT1-MMP yang tinggi berhubungan dengan sifat yang lebih agresif dan prognosis yang buruk sehingga dibutuhkan biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening karsinoma payudara invasif NST.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang pada sediaan operasi mastektomi kasus karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Juni 2020. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis kelenjar getah bening dan 24 kasus karsinoma payudara invasive NST tanpa metastasis kelenjar getah bening. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara simple random sampling dari kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Dilakukan pulasan imunohistokimia CD44 dan MT1-MMP dan dilakukan perhitungan jumlah sel yang terpulas positif. Analisis statistik Chi Square dan Kruskal Wallis dilakukan diantara dua kelompok tersebut.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi CD44 pada karsinoma payudara invasif No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening.(p=0,009). Terdapat perbedaan bermakna ekspresi MT1-MMP pada karsinoma payudara tipe invasive carcinoma of No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening(p=0,032). Serta adanya hubungan overekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening (p=0,000)
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada karsinoma payudara invasif NST dengan status metastasis kelenjar getah bening.

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women and the most common cause of cancer death. Lymph node status (KGB) is a prognostic factor and determinant of treatment options for breast cancer patients. The biomarker for predicting lymph node metastasis is not accurate until this time. Several biomarkers associated with aggressiveness and metastatic prediction are CD44 (Cluster of Differentiation44) and MT1-MMP (Membrane Type 1-Matrix Mettaloproteinase). The high expression of CD44 and MT1-MMP is associated with a more aggressive nature and poor prognosis. The tumor biomarkers are needed to provide information on the presence of lymph node metastases.
Aims: This study aims to determine the relationship between CD44 and MT1-MMP expression on lymph node metastases of invasive breast cancer NST.
Method: An observational analytic study with a cross-sectional design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to June 2020. The study sample was divided into 2 groups, 24 cases of NST invasive breast carcinoma with lymph node metastases and 24 cases of invasive breast carcinoma NST without lymph node metastases. The research sample was taken by simple random sampling of cases that met the inclusion criteria and did not include the exclusion criteria. CD44 and MT1-MMP immunohistochemical staining were performed and the number of cells stained positively was calculated. Chi-Square and Kruskal Wallis statistical analysis was performed between the two groups.
Results: There was a significant difference in the expression of CD44 in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastases (p = 0.009). There was a significant difference in the expression of MT1-MMP in invasive carcinoma of No Special Type breast carcinoma with and without lymph node metastases (p = 0.032). And there is a relationship between CD44 and MT1-MMP overexpression in lymph node metastases (p = 0.000)
Conclusion: There was a significant relationship between CD44 and MT1-MMP expression in invasive breast carcinoma NST and lymph node metastasis status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Fardizza
"ABSTRAK
Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB lokoregional sampai saat ini belum akurat.
Angka metastasis tersamar pada karsinoma laring bervariasi yaitu 165%. Dibutuhkan
biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB lokoregional
pada pasien KSS laring stadium lanjut tanpa keterlibatan KGB lokoregional (N0), sehingga
diharapkan menjadi acuan untuk dilakukan diseksi leher selektif. Beberapa biomarka yang
berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu Epidermal Growth Factor
Receptor (EGFR), Matrix Metallo-proteinase (MMP)-9, Tissue Inhibitor Metallproteinase
(TIMP)-1, Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), Epithel Calcium Adhesi (Ekaderin)
dan kolagen tipe IV serta HPV dapat digunakan untuk memprediksi luaran pada
status pasien tumor dengan dan tanpa metastasis.
Penelitian ini ingin memeriksa peran infeksi HPV sebagai faktor onkogenesis dan
kejadian metastasis KGB leher pada keganasan laring berdasarkan biomarka sebagai
penetapan diagnosis metastasis KGB lokoregional.
Dilakukan Cross-sectional, double blind study dengan pengumpulan data sekunder dari
rekam medis di Departemen THT-KL FKUI-RSCM. Pemeriksaan ekspresi biomarka
dan status HPV dilakukan terhadap jaringan berupa blok parafin dari pasien karsinoma
laring Ekspresi biomarka dilakukan dengan pemeriksaan imunohistokimia, dan identifikasi
virus HPV dengan nested PCR, dilanjutkan dengan flow-through hybridization.
Didapatkan proporsi HPV KSS laring sebanyak 28,7% dengan infeksi HPV risiko tinggi
sebanyak 9,15% dan HPV 16 merupakan tipe yang terbanyak. Analisis multivariat
Mantel-Haenszel didapatkan ekspresi tinggi biomarka EGFR, MMP-9 dan VEGF
berperan terhadap kejadian metastasis KGB pada KSS laring stadium lanjut tanpa
infeksi HPV dengan OR 3,38; 5,14. Keadaan tersebut tidak berperan lagi bila terdapat
infeksi HPV Dari penelitian ini didapatkan suatu algoritma penatalaksanaan KSS laring
stadium lanjut khususnya untuk penentuan tatalaksana diseksi leher pada N0.
Infeksi HPV didapati pada KSS laring stadium lanjut, HPV 16 merupakan tipe HPV
yang terbanyak. Biomarka penanda metastasis didapatkan pada EGFR; MMP-9; VEGF
dengan kekuatan 2;1;6.

ABSTRACT
Biomarkers to predict locoregional lymph nodes metastasis is not yet accurate until
now. The number of occult metastasis in laryngeal carcinoma varies between 165%.
A tumor biomarker that can give information on the existence of locoregional lymph
node involvement in patients with or without signs of clinical locoregional lymph node
involvement, as guidelines whether selective neck dissection is needed in N0 cases. For
patients that need additional treatment biomarkers that are correlated with aggresivity
and metastasis prediction such as EGFR, MMP-9, TIMP-1, VGEF, E-cadherin, collagen
Type IV and HPV are also needed to predict the outcome of patients with or without
lymph node metastasis.
This study aimed to investigate the evidence of HPV infection in laryngeal carcinoma
and the role of biomarkers EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, E-cadherin and collagen
type IV, in a late stadium laryngeal SCC observed clinically, especially in N0 and also
to predict diagnosis of a locoregional lymph node that has potential for metastasis.
Cross-sectional, double blind study with planned data collection was performed in the
Department of ENT FKUI-RSCM. Data were taken from Formalin Fixed Paraffin
Embedded (FFPE) of laryngeal cancer specimen after laryngectomies. Samples were
analysed by nested Polymerase Chain Reaction (PCR) and continuous flow-through
hybridizationed for genotyping. Expression of EGFR, MMP-9, TIMP-1, VEGF, Ecadherin,
and collagen Type IV as metastasis biomarker were evaluated by
immunohistochemistry.
Overall HPV proportion in laryngeal cancer was 28.7%. A total of 9,15% laryngeal
cancer patients were infected with high risk HPV type and HPV 16 was the most
frequently observed. Mantel-Haenszel multivariate analysis found that HPV infection did
not play role in neck metastasis eventhough there were positive evidence of metastasis
biomarker. In contrast, the absent of HPV infection, positif metastasis biomarker of EGFR
and VEGF have risk for neck nodes metastasis with OR 3.38; 5.14 fold consecutively.
The algorithm was formed from the PM model to determine the metastasis potential to
locoregional lymph nodes of late stadium laryngeal SCC with N0.
HPV was found to be the oncogenic factor of the laryngeal SCC and HPV 16 was the
most frequently observed type in laryngeal SCC. Biomarkers to predict locoregional
lymph nodes metastasis are EGFR; VEGF with strenght 2;1;6."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Rizky Putri
"Latar belakang: Tipe histologi kanker tiroid yang paling banyak ditemukan adalah karsinoma tiroid papiler (KTP) yang memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan jenis tipe histologi lainnya. Meskipun demikian, 10% dari KTP mengalami rekurensi atau metastasis jauh setelah operasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, CD133 adalah penanda sel punca kanker yang dapat digunakan untuk memprediksi kesintasan. CD133 dapat muncul sebagai alat diagnostik prabedah penting untuk mengidentifikasi pasien yang mendapat manfaat dari diseksi leher yang lebih luas. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan ekspresi CD133 dengan metastasis kelenjar getah bening (KGB) leher dan agresivitas varian KTP. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain studi potong lintang. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien KTP yang sudah dioperasi definitive dan terdapat blok paraffin yang layak diproses. Data klinikopatologis seperti usia, jenis kelamin, varian subtipe, T pada TNM, keterlibatan KGB leher, dan stadium kanker diperoleh dari rekam medis. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia pada jaringan tiroid yang tersimpan dan tingkat ekspresi CD133 disajikan dalam bentuk H-score. Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS 25.0. Hasil: Didapatkan 40 sampel dengan 20 subjek KTP dengan metastasis KGB dan 20 subjek KTP tidak dengan metastasis KGB. Dari analisis data, didapatkan perbedaan rerata H-score yang signifikan antara kelompok varian subtipe agresif dan non-agresif (p = 0,006) dan terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi CD133 dan varian subtipe agresif (p = 0,005) dengan OR 7,917 (IK95% 1,711-36,633). Terdapat perbedaan rerata H-score yang signifikan antara kelompok stadium 1, 2 dan 3 (p = 0,010) dan hubungan yang signifikan secara statistik antara ekspresi CD133 dan stadium (p = 0,009). Kesimpulan: Peningkatan ekspresi CD133 tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian metastasis KGB leher pada pasien KTP tetapi memiliki hubungan yang signifikan dengan agresivitas subtipe KTP.

Introduction: Ten percent of papillary thyroid carcinoma (PTC) cases experience recurrence or distant metastasis after surgery. Based on previous research, CD133 is a cancer stem cell marker that can be used to predict survival. CD133 can emerge as an important preoperative diagnostic tool to identify patients who would benefit from neck dissection. Objective: To evaluate the association between CD133 expression and neck lymph node metastasis and aggressive variants of PTC. Methods: This research is an analytical study with a cross-sectional design. Samples were taken through consecutive sampling according to inclusion and exclusion criteria. Inclusion criteria were PTC patients who undergone definitive surgery with eligible paraffin block. Clinicopathological data were obtained from medical records. Immunohistochemistry staining was performed, and CD133 expression levels were presented as H-score. Statistical analysis was conducted using SPSS 25.0 software. Results: A total of 40 samples were obtained. From the data analysis, a significant difference in mean H-score was found between aggressive and non-aggressive subtype variant groups (p = 0,006), and there was a significant association between CD133 expression and aggressive subtype variant (p = 0,005) with an odds ratio of 7,917 (95% CI 1,711-36,633). There was a significant difference in mean H-score between stage groups (p = 0,010) and a statistically significant association between CD133 expression and stage (p = 0,009). Conclusion: Increased CD133 expression is not significantly associated with the occurrence of neck lymph node metastasis in PTC patients but is significantly associated with the aggressiveness of PTC variants."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Putri Saptari
"Menilai tingkat akurasi Node-RADS dalam mendiagnosis metastasis kelenjar getah bening regio leher pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa di kepala dan leher.

Metode: Sebanyak 221 sampel kelenjar getah bening dari 40 pasien yang memenuhi kriteria penelitian studi potong lintang yang menjalankan pemeriksaan CT scan leher dengan kontras, dilakukan operasi diseksi leher, dan memiliki hasil pemeriksaan histopatologi dari tahun 2020 hingga 2023. Dilakukan analisis bivariat antara Node-RADS dan histopatologi menggunakan Mc Nemar test dan Kappa Cohen R.

Hasil: Sistem skoring Node-RADS memiliki nilai diagnostik yang tidak terlalu berbeda dengan histopatologi dengan p = 0,76. Sistem skoring Node-RADS memiliki nilai Kappa Cohen 0,725, masuk kedalam substansial agreement. Hasil rasio konkordans pada skoring Node-RADS yang tinggi sebesar 88,2%, Sensitivitas 87,3%, Spesifisitas 88,6%, Nilai Duga Positif 75,3%, Nilai Duga Negatif 94,5%, LR+ 7,2, LR- 14%.

Kesimpulan: Node-RADS memiliki nilai akurasi yang cukup tinggi dan dapat dipertimbangkan sebagai metode diagnostik metastasis kelenjar getah bening regio leher pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa di kepala dan leher.


Squamous cell carcinoma is generally associated with metastases to the lymph nodes of the cervical region. Ricently,there have been attemts to standardize radiology reporting in oncology cases with the adoption of the Reporting and Data Systems (RADS). Node-RADS 1.0 aims to improve reporting of regional and distant lymph nodes in cancer patients by providing imaging criteria for size and configuration, facilitating a standardization system in reporting lymph nodes. However, there have been no reports regarding the suitability of Node-RADS in head and neck squamous cell carcinoma patients.

Objective: Assessing the accuracy of Node-RADS in diagnosing lymph node metastases in the neck region in patients with squamous cell carcinoma of the head and neck.

Method: A total of 221 lymph node from 40 patients who met the criteria for a cross-sectional research study, underwent a CT scan of the neck with contrast, neck dissection surgery, and had histopathological examination results from 2020 to 2023. Bivariate analysis was carried out between Node-RADS and histopathology using the McNemar test and Cohen's Kappa (κ).

Results: Node-RADS scoring system had a diagnostic value that was not significantly different from histopathology, with p = 0.76. The Node-RADS scoring system has a Cohen's Kappa value of 0.725, indicating substantial agreement. The concordance ratio results for Node-RADS scoring were high, with 88.2% concordance, a sensitivity of 87.3%, specificity of 88.6%, positive predictive value of 75.3%, negative predictive value of 94.5%, LR+ of 7.2, and LR- of 14%.

Conclusion: Node-RADS has a high accuracy value and can be considered as a diagnostic method for lymph node metastases in the neck region in patients with squamous cell carcinoma of the head and neck."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Diana
"ABSTRAK
Latar belakang: Karsinoma papiler tiroid KPT merupakan 85-90 dari seluruhkanker tiroid. KPT adalah tumor epitel folikel ganas yang menunjukkan diferensiasisel folikular disertai perubahan inti dan/ atau pembentukan struktur papiler. Siklin D1dapat digunakan sebagai penanda invasi sel tumor. Tujuan penelitian inimembandingkan ekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, KPTdengan metastasis ke kelenjar getah bening KGB leher, dan KPT dengan metastasistulang.
Metode: Penelitian menggunakan metode potong lintang. Sampel terdiri atas 13kasus untuk masing-masing kelompok KPT tanpa metastasis, KPT dengan metastasisKGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang. Dilakukan pulasan siklin D1 danpenilaian pulasan berdasarkan intensitas dan jumlah inti sel yang terpulas. Dilakukanpenghitungan histoscore dan persentase setiap kasus. Hasil penghitungandikelompokkan menjadi derajat satu yaitu hasil kurang dari 10 , derajat dua yaituhasil 10-50 , dan derajat tiga yaitu lebih dari 50.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pulasan siklin D1 derajat tigaditemukan pada sebagian besar kelompok KPT dengan metastasis tulang dan tidakditemukan pada KPT tanpa metastasis. Terdapat hubungan yang bermakna antaraekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, kelompok KPT denganmetastasis KGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang interval kepercayaan 95 0,01-0,74; p

ABSTRACT
Background: Papillary thyroid carcinoma PTC represents 85 of all thyroidcancer. PTC is a malignant epithelial tumor showing evidence of folliculardifferentiation and characterized by distinctive nuclear features with or withoutpapillary structures. Cyclin D1 can be used as a marker of tumor cell invasion. Theaim of the study was to compare expression of cyclin D1 in PTC without metastasisgroup, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distant metastasis.
Methods: This was cross sectional study. Samples consist of 13 cases for each groupPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis stained with cyclin D1 antibody. Quantification was based on the intensityand distribution of nuclear staining. The appraisal was done with estimatinghistoscore and percentage. Calculation result was graded as follows grade one isfewer than 10 of tumor cells, grade two is 10 50 , and grade three is more than50.
Results: The result of the study shows that grade three of cyclin D1 staining found inmajority cases of PTC with distant metastasis and not found in PTC withoutmetastasis. There is a significant differences of cyclin D1 expression among group ofPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis 95 confidence interval 0,01 0,74 p.
"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rica Sari
"Latar belakang dan tujuan : CT scan merupakan modalitas pencitraan utama pada berbagai tumor primer kepala dan leher serta ketersedian modalitas CT yang lebih luas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan peranan CT sebagai modalitas yang berpotensi membantu menegakkan diagnosis keterlibatan lokoregional kelenjar getah bening KGB leher sehingga didapatkan perencanaan tatalaksana karsinoma sel skuamosa KSS dengan nilai terapi dan prognosis terbaik. Penelitian ini modifikasi Choi dan meneliti kesesuaian antara kriteria diagnostik KGB metastasis pada CT scan dibandingkan dengan hasil histopatologik pada pasien KSS. Metode : Penelitian ini merupakan studi asosiatif secara potong lintang pada data primer kasus baru KSS-KL. Pengambilan data berlangsung dari bulan Februari 2018 hingga April 2018 di Poli Onkologi Departemen THT, Departemen Radiologi dan Departemen Patologi Anatomi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Sebanyak 90 unit sampel dievaluasi lokasi, morfologi dan kemungkinan metastasis pada CT scan preoperatif menggunakan kriteria diagnostik, kemudian tiap unit sampel diberi label untuk menunjang kesesuaian node-per-node yang kemudian disesuaikan dengan KGB temuan intraoperasi. Operasi diseksi leher dilakukan dengan jarak kurang dari 1 minggu pasca CT scan preoperatif. Pasca diseksi, setiap KGB yang telah diberi label dilakukan pemeriksaan histopatologik. Kemudian asumsi kesesuaian temuan pada CT scan preoperatif dan histopatologik diuji hipotesis komparatif menggunakan uji McNemar. Hasil : Penelitian ini menunjukkan nilai p = 0,000 yaitu terdapat perbedaan bermakna antara kriteria diagnostik KGB maligna pada CT scan dengan histopatologik. Penilaian kesesuaian kriteria diagnostik KGB maligna pada CT scan dengan histopatologik menggunakan Kappa didapatkan R = 0,12 p=0,100 . Kriteria diagnostik KGB maligna pada CT scan pada penelitian ini memiliki nilai sensitivitas 33,3 dan nilai spesifisitas 61,7 dengan nilai spesifisitas ukuran aksis pendek, hipodensitas dan penyangatan heterogen masing-masing 100 dan nilai sensitivitas lokasi drainase primer 100 . Kesimpulan : Tidak terdapat kesesuaian antara kriteria diagnostik KGB maligna pada CT scan dengan hasil histopatologik. Adanya komponen kriteria diagnostik yang sangat sensitif tapi tidak spesifik dan yang sangat spesifik tapi tidak sensitif menyebabkan nilai sensitivitas dan spesifisitas kriteria diagnostik ini rendah.
Background and Objective CT scan is the main imaging modality in various head and neck primary tumors and broader availability in Indonesia. This study aims to discuss CT as a modality that helps establish the diagnosis of lymph node metastases so the management of head and neck squamous cell carcinoma HNSCC can be done with the best therapeutic value and prognosis. This study of Choi modification is trying to research about association between diagnostic criteria of metastases lymph node in CT Scan and histopathologic in SCC Patients Methods This research is a cross sectional associative study on the primary data of the new case of HNSCC. Data collection took place from February 2018 to April 2018 at the Polyclinic Oncology Department of ENT, Department of Radiology and Department of Pathology Anatomy Cipto Mangunkusumo Hospital. A total of 90 sample units were evaluated for location, morphology and possible metastasis on preoperative CT scans using diagnostic criteria, then each sample unit was labeled to support node per node association which was then adjusted to intraoperative lymph node findings. Neck dissection surgery is performed less than 1 week after a preoperative CT scan. After the operation, every lymph node that has been labeled is carried out to histopathologic examination. Then the hypothesis of association of the findings on preoperative CT scans and histopathologic is tested using McNemar test. Results This study shows p value 0,000 so that there is a significant difference between the diagnostic criteria on CT scan and histopathologic examination. Assessment of the diagnostic criteria for malignant KGB on CT scans and histopathologic examination using Kappa obtained R 0.12 p 0.100 , which shows no suitability between them. The diagnostic criteria for malignant lymph node on CT scan in this study have a sensitivity value of 33.3 and a specificity value of 61.7 with a specificity value of the size of the short axis, hypodensity and heterogeneous enhancement respectively 100 and the sensitivity value of the primary drainage site 100 . Conclusion There is no agreement between the diagnostic criteria for malignant lymph nodes on CT scan with histopathologic examination. The existence of a highly sensitive but non specific and a highly specific but insensitive component of the diagnostic criteria might causes the sensitivity and specificity of these diagnostic criteria to be low."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Yournita
"Kanker payudara merupakan kanker paling sering pada wanita dan merupakan penyebab kematian kedua tersering dari seluruh kanker di dunia. Metastasis merupakan penyebab utama kematian pasien kanker payudara. Status kelenjar getah bening (KGB) digunakan untuk mengidentifikasi prognosis, stadium tumor, serta penentuan modalitas terapi. Nottingham Prognostic Index (NPI) juga dapat digunakan dalam memprediksi prognosis dan kesintasan pasien. Salah satu biomarker yang diharapkan dapat memprediksi adanya metastasis KGB dan memperkirakan kesintasan pasien yaitu CD133. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi protein CD133, sehingga dapat digunakan sebagai faktor penanda kemungkinan terjadinya metastasis KGB dan memprediksi kesintasan pasien pada karsinoma payudara invasif no special type (NST). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol terhadap kasus mastektomi karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Desember 2022. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 30 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis KGB dan 30 kasus tanpa metastasis KGB. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling. Dihitung skor NPI. Didapatkan perbedaan bermakna ekspresi CD133 pada karsinoma payudara invasif NST dengan dan tanpa metastasis KGB. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan, yaitu 24 kasus (80%). Didapatkan korelasi yang bermakna antara ekspresi CD133 dan skor NPI. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan pada kasus dengan NPI >5,4 (buruk), yaitu 20 kasus (66,7%).

Breast cancer is the most prevalent malignancy in women and the second largest cause of cancer-related death worldwide. The main cause of breast cancer’s high death rate is metastasis. Lymph node status is used to identify prognosis, tumor stage, and determine therapeutic modalities. Nottingham Prognostic Index (NPI) can be used to predict prognosis and patient survival. The biomarker that can predict lymph node metastasis and predict patient survival is CD133. This study aims to determine the expression of CD133 protein, which can be used as a marker for the possibility of lymph node metastasis and predict patient survival in invasive breast carcinoma of no special type. This study used a case control design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to December 2022. The study sample was divided into 2 groups, 30 cases of invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis and 30 cases without lymph node metastasis. The sample was taken by consecutive sampling. NPI score was calculated. There was a significant difference in CD133 expression in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastasis. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis (24 cases or 80%). There was significant correlation between CD133 expression and NPI score. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with poor NPI (20 cases or 66,7%). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah keganasan dengan distribusi etnis dan geografis yang khas. KNF memiliki karakteristik yang berbeda dari kanker kepala dan leher lainnya, seperti perilaku pertumbuhan yang cepat, kecenderungan yang tinggi untuk bermetastasis ke kelenjar getah bening (KGB) regional dan organ jauh. E-cadherin memainkan peran penting dalam pemeliharaan adhesiantar sel-sel epitel. Perubahan molekul adhesi sel E-cadherin yang dimediasi oleh sel-sel kanker berkontribusi untuk peningkatan penyebaran sel tumor dan pembentukan metastasis. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan ekspresi E-cadherin pada KNF yang telah bermetastasis dengan KNF yang belum bermetastasis. Metode: Desain penelitian adalah studi kasus-kontrol. Subjek penelitian adalah blok parafindari pasien KNF yang telah menjalani biopsi. Blok dari pasien KNF yang telah bermetastasis dikategorikan sebagai kelompok kasus, sementara yang tidak bermetastasis sebagai kelompok kontrol. Sampel dari keduakelompok diperiksa dengan metode imunohistokimia (IHK) menggunakan antibodi E-cadherin. Hasil:Sampel 48 blok parafin, masing-masing kelompok terdiri dari 24 blok. Terdapat perbedaan yang signifikan ekspresi E-cadherin dengan p<0,001 dan Odds Ratio (OR) 87,4 (95% interval kepercayaan 10,15-2653,26). Terdapat pula hubungan yang signifikan antara penurunan ekspresi E-cadherin dengan status KGB leher(p<0,001), metastasis jauh (p=0,001), dan stadium penyakit (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspresi E-cadherin pada kelompok KNF yang telah bermetastasis dibandingkan kelompok KNF yang belum bermetastasis."
ORLI 45:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Laelasari
"Latar Belakang: Karsinoma sel skuamosa laring (KSSL) dengan metastasis ke kelenjar getah bening (KGB) leher memiliki angka kelangsungan hidup 5 tahun kurang dari 50%. Banyak penelitian menunjukkan bahwa MMP-9 dan CCR7 berhubungan dengan metastasis ke KGB leher. Overekspresi MMP-9 dan CCR7 berhubungan dengan sifat sel tumor yang lebih agresif dan prognosis yang lebih buruk dikarenakan cenderung bermetastasis ke KGB leher.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ekspresi MMP-9 dan CCR7 pada KSSL yang bermetastasis dan tidak metastasis ke KGB leher.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang pada sediaan operasi laringektomi parsial maupun total dengan diseksi leher di RSCM periode Desember 2017 sampai Desember 2019. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu KSSL dengan metastasis KGB leher dan tanpa metastasis. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara konsekutif dari kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sesuai perhitungan besar sampel untuk masing-masing kelompok. Pemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibodi primer MMP-9 dan CCR7. Data imunoekspresi dianalisis untuk mengetahui hubungannya dengan terjadinya metastasis ke KGB leher.
Hasil: Kejadian metastasis KSSL ke KGB leher berhubungan dengan ekspresi MMP-9 (P<0,05). Ditemukan ekspresi MMP-9 yang tinggi pada KSSL-M sebesar 41,7% sedangkan KSSL-NM 8,3%. Ekspresi CCR7 juga berkorelasi dengan metastasis KSSL ke KGB leher (P<0,05), ekspresi CCR7 yang tinggi pada KSSL-M sebanyak 48,3% sedangkan KSSL-NM hanya 10%. Ditemukan pula hubungan antara ekspresi MMP-9 dan CCR7 dengan terjadinya metastasis KSSL ke KGB (p=0,001).
Kesimpulan: Metastasis KSSL ke KGB berhubungan dengan ekspresi MMP-9 dan CCR7. Terdapat adanya hubungan antara ekspresi MMP-9 dan CCR7 pada kejadian metastasis KSSL ke KGB leher.

Background: Laryngeal squamous cell carcinoma (LSCC) with metastasis to the lymph nodes of the neck has a 5-year survival rate of less than 50%. Many studies have shown that MMP-9 and CCR7 are associated with metastasis to cervical lymph nodes. Overexpression of MMP-9 and CCR7 are associated with a more aggressive cell tumour and poor prognosis because they are more likely to metastasis to cervical lymph nodes.
Purpose: This study aims to determine the expression of MMP-9 and CCR7 in metastasis and non-metastatis KSSL to cervical lymph nodes.
Methodology: An observational analytic study with a cross-sectional design on partial and total laryngectomy surgery preparations with neck dissection at RSCM for the period December 2017 to December 2019. The study sample was divided into 2 groups, namely KSSL with cervical lymph nodes metastasis and without metastasis. The research sample was taken by consecutive sampling from cases that met the inclusion and exclusion criteria according to the calculation of the sample for each group. Immunohistochemical examination using primary antibodies MMP-9 and CCR7. Immunoexpression data were analyzed to determine their relationship with metastasis to cervical lymph nodes.
Results: The incidence of SCC metastases to cervical lymph nodes was associated with MMP-9 expression (P<0.05). High MMP-9 expression was found in KSSL-M by 41.7% while in KSSL-NM 8.3%. CCR7 expression also correlated with KSSL metastases to cervical lymph nodes (P<0.05), high CCR7 expression in KSSL-M was 48.3% while KSSL-NM was only 10%. It was also found that there was a relationship between the expression of MMP-9 and CCR7 with the occurrence of SLCC to lymph node metastasis (p=0.001).
Conclusion: Metastasis SLCC to lymph node was associated with MMP-9 and CCR7 expression. There is a relationship between the expression of MMP-9 and CCR7 in the incidence of SCC metastases to cervical lymph nodes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>