Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Synthia Andriani
"Promosi kesehatan jiwa merupakan bagian penting yang perlu untuk diberikan kepada anak prasekolah dalam membantu proses pekembangannya ketika menghadapi stressor sehingga meningkatkan kessehatan jiwa anak prasekolah. Karya ilmiah akhir spesialis ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT), psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kesehatan jiwa anak prasekolah. Desain penelitian riset operasional melibatkan 40 anak prasekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan kesehatan jiwa anak prasekolah, tugas perkembangan anak prasekolah, aspek perkembangan anak prasekolah secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan dan latihan mandiri dibandingkan pada kelompok lain (p value < 0.05). Terapi kelompok terapeutik anak prasekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan, dan latihan mandiri direkomendasikan pada anak usia prasekolah untuk meningkatkan kesehatan jiwa, tugas dan aspek perkembangan anak prasekolah.

Mental health promotion is an important part that needs to be given to preschool children in helping their development process when facing stressors so as to improve the mental health of preschool children. The final scientific work of the specialist aims to determine the effect of therapeutic group therapy (TKT), family psychoeducation on improving the mental health of preschool children. The research design was operational research involving 40 preschool children. The results showed that there was a significant improvement in preschool children's mental health, preschool children's developmental tasks, aspects of preschool children's development after therapeutic group therapy for school-age children, family psychoeducation, mentoring and independent training were significantly higher than in other groups (p value <0.05). Therapeutic group therapy for preschool children, family psychoeducation, mentoring, and self-practice are recommended for preschool children to improve mental health, tasks and developmental aspects of preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Shinta Yuliana
"Promosi kesehatan jiwa merupakan bagian penting yang perlu untuk diberikan kepada anak usia sekolah dalam membantu proses tumbuh kembangnya ketika menghadapi stresor. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan guru terhadap peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah. Desain penelitian riset operasional melibatkan 47 anak sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah secara bermakna setelah terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader dan monitoring evaluasi orang tua dan kader lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (p value < 0.05). TKT anak sekolah pada anak, psikoedukasi keluarga, pendampingan kader, dan monitoring evaluasi orang tua dan kader direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.

Mental health promotion is an important part that needs to be given to school-age children in helping the process of growth and development when facing stressors. This study aims to determine the effect of school children's therapeutic group therapy (TKT), family psychoeducation, mentoring of cadres and teachers on improving the tasks and developmental aspects of school-age children. The operational research research design involved 47 school children. The results showed that there was a significant increase in the tasks and developmental aspects of school-age children after therapeutic group therapy for school-age children, family psychoeducation, cadre assistance and evaluation monitoring of parents and cadres were significantly higher than in other groups (p value < 0.05). TKT for school children, family psychoeducation, cadre assistance, and monitoring evaluation of parents and cadres are recommended for school-age children to improve the tasks and developmental aspects of school-age children to improve mental health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia M. Elsina
"Pendahuluan: Pencapaian perkembangan inisiatif anak prasekolah dapat dilihat dari pencapaian tugas dan aspek perkembangan inisiatif anak prasekolah. Tercapainya tugas perkembangan pada setiap anak prasekolah akan membawa keberhasilan dan kebahagiaan. Hal ini juga dapat membantu anak lebih mudah menyelesaikan tugas perkembangan tahap selanjutnya. Metode: Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan case series. Hasil: penelitian ini menunjukkan peningkatan tugas perkembangan inisiatif dan aspek perkembangan setelah diberikan terapi kelompok terapeutik, psikoedukasi keluarga, dan peran kader kesehatan jiwa. Kesimpulan: Terapi kelompok teraputik, psikoedukasi keluarga, dan peran kader kesehatan jiwa dapat meningkatkan aspek perkembangan anak prasekolah dengan pendekatan model adaptasi Stuart dan transpersonal caring Watson. Rekomendasi: rapi kelompok teraputik, psikoedukasi keluarga, dan peran kader kesehatan jiwa dapat menjadi dasar dalam upaya peningkatan perkembangan inisiatif anak prasekolah.

Introduction: The achievement of preschool development initiatives can be seen from the spirit of the task and aspects of preschool development initiatives. The achievement of developmental tasks in every preschool child will bring success and happiness. This can also help children more easily complete the next stage of developmental tasks. Method: Quantitative research design with a case series approach. Results: this study shows an increase in developmental initiative tasks and developmental aspects after being given therapeutic group therapy, family psychoeducation, and the role of mental health cadres. Conclusion: Therapeutic group therapy, family psychoeducation, and the role of mental health cadres can improve aspects of the development of preschool children with the Stuart adaptation model approach and Watson's transpersonal caring. Recommendations: therapeutic group arrangements, family psychoeducation, and the role of mental health cadres can be the basis for efforts to increase initiatives for the development of preschool children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Widiyatmini
"Anak usia sekolah merupakan tahapan perkembangan psikososial yang berada pada tahap Industry vs Inferiority. Tahap perkembangan anak usia sekolah jika tidak tercapai akan menimbulkan perilaku yang menyimpang. Perilaku agresif adalah perilaku menyimpang yang dapat timbul jika perkembangan anak usia sekolah tidak tercapai secara optimal. Latihan asertif merupakan intervensi keperawatan yang dapat mencegah timbulnya perilaku agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan dan kemampuan asertif pada anak sekolah setelah diberikan terapi kelompok terapeutik, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif. Desain penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment yang melibatkan 40 anak usia sekolah. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan perkembangan dan kemampuan asertif anak usia sekolah secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik anak usia sekolah, psikoedukasi keluarga, dan latihan asertif lebih tinggi secara bermakna dibandingkan pada kelompok lain (pvalue < 0.05). Terapi kelompok terapeutik anak sekolah, psikoedukasi keluarga dan latihan asertif direkomendasikan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan tugas dan aspek perkembangan anak usia sekolah untuk peningkatan kesehatan jiwa.

School age children are a stage of psychosocial development at an industrial versus inferiority stage..The progress stage of school age if not achieved will result in a distorted behavior. Aggressive behavior is aberrant behavior that can arise if school age development is not reached optimally. Aserative exercise is an intervention of nursing that can prevent aggressive behavior. This study aims to know the difference in development and the acertative skills of schoolchildren after being given therapy of the therapeutic group, psychoeducated family and aserative exercise. This research design uses a quasy experimental method involving 40 school-aged children. Results show that there has been an increase in asertive growth and ability for school age children in meaningful form after being given terapeutic group therapy of school age children, family psychoeducated and aserative exercise is higher in meaning than in group."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Yuwono
"Remaja harus dapat mencapai tugas perkembangan
Remaja harus dapat mencapai tugas perkembangan identitas diri agar tidak terjadi kebingungan peran yang dapat memunculkan ide bunuh. Tujuan dari penelitian ini menerapakan Terapi Kelompok Terapeutik dan Family Psychoeducation Therapy (FPE) sebagai upaya pencegahan ide bunuh diri pada remaja dengan pendekatan model adaptasi stres Stuart. Penelitian ini menggunakan desain operational research dengan jumlah sampel 42 individu yang dibagi menjadi 20 remaja dalam kelompok kontrol dan 22 remaja dalam kelompok intervensi. Hasil analisis Mann-whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok kontrol yang diberikan TKT, pendampingan, dan latihan mandiri dengan kelompok intervensi yang diberikan TKT, FPE, pendampingan, dan latihan mandiri secara bermakna (p value < 0,05). Penerapan TKT dan FPE direkomendasikan karena dapat menurunkan ide bunuh diri, meningkatkan tugas dan aspek perkembangan, serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat remaja.

Adolescents must be able to achieve the task of developing self-identity so that role confusion does not occur which can give rise to suicidal ideation. The aim of this research is to apply Therapeutic Group Therapy and Family Psychoeducation Therapy (FPE) as an effort to prevent suicidal ideation in adolescents using the Stuart stress adaptation model approach. This research used an operational research design with a sample size of 42 individuals divided into 20 teenagers in the control group and 22 teenagers in the intervention group. The results of the Mann-Whitney analysis showed that there was a significant difference between the control group that was given TKT, mentoring, and independent training and the intervention group that was given TKT, FPE, mentoring, and independent training (p value < 0.05). The implementation of TKT and FPE is recommended because it can reduce suicidal ideation, improve tasks and developmental aspects, and increase the family's ability to care for adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasti Nurmaguphita
"Upaya kesehatan anak usia kanak-kanak di masyarakat masih berfokus pada fisik, sedangkan stimulasi perkembangan masih minim dilakukan. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini ialah mengetahui hasil penerapan Terapi Kelompok Terapeutik dan Psikoedukasi Keluarga terhadap perkembangan otonomi kanak-kanak dan kemampuan orangtua dalam mestimulasi kanak-kanak. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pemberian dua terapi dengan pendekatan teori Health Promotion dan Model Stress Adaptasi Stuart. Jumlah kanak-kanak yang mendapatkan TKT adalah 20 orang beserta orangtuanya, 15 diantaranya mendapatkan tambahan Terapi Psikoedukasi Keluarga. Hasil dari pelaksanaan Terapi Kelompok Terapeutik yang dilakukan pada 20 kanak-kanak beserta orangtuanya meningkatkan perkembangan otonomi kanak-kanak serta meningkatan kemampuan orangtua dalam mestimulasi kanak-kanak. Selanjutnya orangtua dari 15 kanak-kanak yang mendapatkan tambahan Terapi Psikoedukasi Keluarga mengalami peningkatan kemampuan mestimulasi kanak-kanak dan perkembangan otonomi kanak-kanak yang lebih tinggi. Rekomendasi, kedua terapi ini sesuai untuk diterapkan pada kanak-kanak dan orangtua sebagai bentuk pelayanan protektif dan promotif bagi anak usia kanak-kanak dan orangtua untuk perkembangan otonomi kanak-kanak.

The health promotion for children in society still focuses on the physical, while physchosocial stimulation in children still minimize. The purpose of the scientific writing was to report the result of Therapeutic Group Therapy and Family Pshychoeducation toddler autonomy and stimulation ability of parents in toddler stimulation. This case study used Health Promotion Theory and Adaptation Model Stuart. The number of children and parents who received Therapeutic Group Therapy were 20 persons, while 15 of them received Family Pshychoeducation. The result of Therapeutic Group therapy found increased autonomy children development and the ability of parents to stimulate their toddler. Furthermore 15 parents who received Family Pshychoeducation have increased their ability to stimulate their children, and their children autonomy were higher. It was recomended these therapys to be applied to the children and their parents as a part of Health Promotion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Oktaviana
"ABSTRAK
Stunting merupakan masalah global dan nasional yang dapat dideteksi pada usia 2 tahun, sehingga sebelum usia 2 tahun harus dilakukan upaya promosi dan prevensi terhadap faktor risikonya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta terapi kelompok terapeutik (TKT) bayi terhadap faktor risiko stunting pada bayi di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental prepost test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 96 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 sejumlah 48 orang diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu. Kelompok intervensi 2 sejumlah 48 diberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, nutrisi, pola asuh dan depresi ibu serta TKT bayi. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test untuk data yang berdistribusi normal sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan tentang tentang stunting, nutrisi, pola asuh, dan depresi ibu serta TKT bayi berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada bayi: tinggi badan, berat badan, aspek perkembangan bayi, dan tugas perkembangan bayi dan
berpengaruh secara bermakna terhadap faktor risiko stunting pada ibu: nutrisi (pengetahuan pola asuh nutrisi, sikap pola asuh nutrisi, perilaku pola asuh nutrisi dan produksi ASI ibu), depresi ibu, kemampuan stimulasi pada bayi baik secara kognitif maupun pasikomotor. Tindakan keperawatan TKT bayi dan pendidikan kesehatan direkomendasikan sebagai upaya pencegahan faktor risiko stunting pada bayi.

ABSTRACT
Stunting is a problem that become a global and national problem. Stunting can be detected at the age of 2 years, so before the age of 2 years promotion and prevention of risk factors such as preventing stunting should occur in the future. This study discusses health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression and infant therapeutic group therapy on risk factors for stunting in infants in Indonesia. The design used in this study was a quasi experimental pre-post test with a control group. Sampling using a purposive sampling technique with a sample size of 96 respondents divided into 2 groups. The intervention group 1 numbered 48 people given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal depression. The intervention group 2 contributed 48 given health education about stunting, nutrition, parenting and maternal
depression and infant therapeutic group therapy. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis uses dependent t-test for normally distributed data while for data that is not normally distributed uses Wilcoxon test. The results showed that health education about stunting, nutrition, parenting, and maternal depression and infant therapeutic group therapy were associated with risk factors for stunting in infants: height, weight, aspects of infant development, and development of risk factors for stunting in mothers. Nursing measures for infant therapeutic group therapy and health education are recommended as efforts to prevent risk factors for stunting in infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Christian Trisna Putra
"Usia lanjut merupakan tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia. Tahapan ini ditunjukan dengan pencapaian tugas perkembangan integrity vs despair dalam teori Erik Erikson. Lansia yang tidak mencapai integritas akan mengalami keputusasaan yang dapat berdampak pada munculnya loneliness dan gejala depresi. Tujuan karya ilmiah akhir ners spesialis ini adalah menganalis pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik (TKT) dan Psikoedukasi keluarga (FPE) terhadap pencegahan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia. Desain karya tulis ilmiah menggunakan desain case series pada lanjut usia pada dua kelompok. Kelompok 1 diberikan terapi kelompok terapeutik dan psikoedukasi keluarga sementara kelompok 2 diberikan terapi kelompok terapeutik. Hasil karya ilmiah ners spesialis ini menunjukan bahwa terjadi jumlah penurunan rata-rata gejala depresi dan loneliness lanjut usia pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 terdapat penurunan tingkat loneliness lanjut usia sebesar 16% setelah diberikan intervensi, sedangkan kelompok 2 terdapat penurunan tingkat loneliness lanjut usia sebesar 12% setelah diberikan intervensi. Peningkatan tugas dan aspek pekembangan kelompok 1 sebesar 24,17% dan 15,03%, sedangkan pada kelompok 2 meningkat sebesar 17,17% dan 13,94%. Kesimpulan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia mengalami penurunan terbesar pada kelompok 1 yang mendapatkan Terapi Kelompok Terpeutik (TKT) lanjut usia dan Psikoedukasi Keluarga (FPE) dibandingkan kelompok 2 yang hanya mendapatkan Terapi Kelompok Terpeutik (TKT) lanjut usia. Terapi kelompok terapeutik dan psikoedukasi keluarga dapat digunakan dalam upaya pencegahan gejala depresi dan loneliness pada lanjut usia.

Old age is the final stage of development in human life. This stage is indicated by the achievement of the developmental task of integrity vs despair in Erik Erikson's theory. Elderly people who do not achieve integrity will experience despair which can lead to loneliness and depressive symptoms. The purpose of the final scientific work of this specialist nurse is to analyse the effect of Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE) on preventing symptoms of depression and loneliness in the elderly. The scientific paper design uses a case series design in the elderly in two groups. Group 1 was given therapeutic group therapy and family psychoeducation while group 2 was given therapeutic group therapy. The results of this specialist ners scientific work show that there is an average decrease in the symptoms of depression and loneliness of the elderly in group 1 and group 2. Group 1 there is a decrease in the level of elderly loneliness by 16% after being given Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE), while group 2 there is a decrease in the level of elderly loneliness by 12% after receiving Therapeutic Group Therapy (TKT). In conclusion, symptoms of depression and loneliness in the elderly experienced the greatest decrease in group 1 who received elderly Therapeutic Group Therapy (TKT) and Family Psychoeducation (FPE) compared to group 2 who only received elderly Therapeutic Group Therapy (TKT). Therapeutic group therapy and family psychoeducation can be used in providing prevention of depression and loneliness symptoms in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Veronika Ayu Florensa
"ABSTRAK
Remaja berisiko mengalami masalah kesehatan jiwa. Sebesar 50 dari gangguan jiwa dialami pada usia 14 tahun, dan ditemukan sebesar 81.41 kejadian prodroma early psychosis pada remaja SMP yang sehat. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat pengaruh terapi kognitif perilaku kelompok dan psikoedukasi keluarga terhadap faktor risiko, faktor protektif serta kesehatan jiwa remaja SMP. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan desain penelitian quasi experiment dengan metode pre test-post test with control group. Kelompok intervensi 1 diberikan tindakan keperawatan ners TKN dan latihan mandiri TKN, sedangkan kelompok intervensi 2 diberikan TKN, terapi kognitif perilaku kelompok TKPK dan psikoedukasi keluarga dengan jumlah sampel sebanyak 43 remaja pada masing-masing kelompok. Uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu independent t-test, chi-square, repeated Anova serta uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku kelompok dan psikoedukasi keluarga mampu meningkatkan kesehatan jiwa remaja, menurunkan prodroma early psychosis, menurunkan masalah emosi, meningkatkan efikasi diri serta meningkatkan hubungan keluarga remaja secara bermakna. Tindakan keperawatan ners dapat digunakan sebagai alternatif promosi kesehatan jiwa remaja di sekolah. Terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga juga dapat digunakan sebagai promosi kesehatan dan prevensi masalah kesehatan jiwa remaja berbasis sekolah.

ABSTRACT
Adolescence have a risk to have mental health problem. Fifty percent of mental health problem start from 14 years old, and a research found that 81.41 of healthy adolescence in secondary school suffer from prodromal early psychosis. The aim of this study is to know the effect of cognitive behavior group therapy and family psychoeducation to adolescences mental health. This quantitative study used quasi experimental design, pre test post test with control group. Group intervention 1 was given the general nursing intervention and self practicing for the intervention, on the other side the group intervention 2 was given the general nursing intervention, cognitive behavior group therapy and family psychoeducation. There are 43 adolescences for each group. This study used independent t test, chi square, repeated Anova and Spearman correlation to analyze the data. The result show that the using of general nursing intervention, cognitive behavior group therapy and family psychoeducation significantly increasing mental health, reducing prodromal early psychosis and emotional problem, and increasing self efficacy and family relationship in adolescence. General nursing intervention could be used as alternative of mental health promotion in school. Cognitive behavior therapy and family psychoeducation recommended to used as mental health promotion and prevention therapy to healthy adolescence based on school. "
2018
T50331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>