Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roxanne Filda
"Kebocoran pada sambungan las antara pipa dan elbow merupakan masalah serius dalam industri perpipaan gas. Penelitian ini meneliti kebocoran pada pipa gas asam dari baja tahan karat 316L. Analisis menunjukkan kebocoran disebabkan oleh penggunaan material yang tidak sesuai pada zona akar las, yang bukan baja tahan karat 316L, sehingga menurunkan ketahanan korosi. Komposisi material akar las adalah kromium 11,6%, molibdenum 6,5%, dan nikel 6,8%. Hasil ini menekankan pentingnya pemilihan material dan prosedur pengelasan yang tepat untuk mencegah kebocoran pipa.

Leakage at weld joints between pipes and elbows is a serious issue in the gas pipeline industry, especially when transporting sour gas. This study examines leakage in sour gas pipelines made of 316L stainless steel. The analysis reveals that the leakage is caused by the use of inappropriate material in the weld root zone, which is not 316L stainless steel, leading to reduced corrosion resistance. The composition of the weld root material is 11.6% chromium, 6.5% molybdenum, and 6.8% nickel. These findings underscore the importance of selecting proper materials and welding procedures to prevent pipeline leakage."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vani Arliani
"Penelitian ini dilakukan di PT X, yang memiliki proyek pipa gas di Indonesia. Proses desain pipa gas merupakan desain khusus yang cukup kompleks ditinjau dari segi teknis, karena karakteristik gas dan penggunaan gas akan menentukan filosofi desain pipa gas tersebut. Tahap perencanaan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas desain pipa gas. Selain faktor kualitas, faktor estimasi waktu perencanaan harus meimiliki tingkat akurasi yang baik karena terdapat batasan waktu kapan suatu pipa gas harus mulai dapat beroperasi. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengulas mengenai penentuan penilaian kinerja konsultan perencana yang baik.

This research was conducted at PT. X, which has many gas pipeline project in Indonesia. Gas pipeline project has the specific and high complexity technical design, because of the gas design philosphy are depend on gas characteristics and gas utilization. Technical design is the main factor that influence the project quality. Meanwhile, the project time performance also has an important role because of time constraint when the gas field should start to operate. Select a design consultant with sufficient performance will be needed and this research will focus on it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T42632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Budiman
"Kebutuhan gas sebagai bahan bakar di kilang minyak adalah sebesar 57 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) pada tahun pertama sampai dengan tahun ketiga, kemudian bertambah menjadi 120 MMSCFD pada tahun ketiga sampai dengan tahun kesepuluh dan bertambah kembali menjadi 157 MMSCFD pada tahun kesepuluh sampai dengan tahun keduapuluh. Dikarenakan kebutuhan gas yang berkembang tersebut, maka perlu dilakukan perancangan desain yang optimal untuk memenuhi kebutuhan gas di kilang tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan desain pipa transmisi gas yang optimal dan mengetahui kelayakan keekonomian dari pembangunan pipa transmisi tersebut. Berdasarkan kajian tersebut, maka desain yang digunakan adalah penggunaan pipa ukuran 18 inchi dengan tebal 0,5 inchi dan pipa ukuran 16 inchi dengan tebal 0.406 inchi.
Biaya investasi pembangunan pipa transmisi tersebut adalah sebesar USD 24.600.000,-. Nilai toll fee sebesar 0,271 USD/MSCF jika Internal Rate Return (IRR) ditetapkan sebesar 15%. Nilai Net Present Value (NPV) sebesar USD 7.537.206,- dan nilai Pay Back Period sebesar 11 tahun 8 bulan sehingga dapat disimpulkan proyek tersebut layak secara keekonomian.

Gas demand in the oil refinery amounted to 57 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) in the first year until the third year, later raised to 120 MMSCFD in the third year until the tenth year and then increased to 157 MMSCFD in the tenth to the twentieth year. Due to growing gas needs, it is necessary to design the optimal design in addressing the needs of gas at the refinery.
The purpose of this research is to design an optimal gas transmission pipeline and determine the economic feasibility of the pipeline project. Based on these studies, the design is using of pipe 18 inches with 0,5 inches pipe wall thickness and 16 inches with 0,406 inches pipe wall thickness.
The investment cost of pipeline are USD 24.600.000,-. The toll fee is $ 0.37 / MSCF if the Internal Rate of Return (IRR) is set at 15%. Net Present Value (NPV) is USD 7.537.206,- and the value of Pay Back Period is 11 years and 8 months so it can be concluded that the project viable economical.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Evi Nur Hidayat
"Dalam kegiatan operasional jaringan pipa gas banyak ditemukan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kegagalan pipa, tidak terkecuali pada jaringan pipa distribusi gas bumi di apartemen. Namun, studi tentang analisis risiko pipa distribusi gas bumi di apartemen belum banyak dilaporkan. Berdasarkan fakta tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko pada pipa distribusi gas bumi di apartemen menggunakan metode event tree analysis. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi risiko dalam skenario kasus kebocoran skala kecil, pelepasan gas berskala besar dan pecah pipa gas, kemudian identifikasi pivotal event, membuat event tree diagram, menentukan event failure dan menghitung probabilitas risiko. Risiko dievaluasi dalam hal kebakaran, korban jiwa dan pelepasan gas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko tertinggi dalam setiap skenario dapat mengakibatkan kebakaran besar, korban jiwa dan keracunan ringan. Risiko tertinggi dalam scenario kebocoran skala kecil memiliki nilai probabilitas 5,1x10-3. Dalam skenario pelepasan gas skala besar, risiko terbesar memiliki nilai probabilitas 1,0x10-3 sedangkan dalam scenario pecah pipa gas memiliki nilai probabilitas 7,7x10-4. Nilai probabilitas masing-masing risiko menurun karena pemasangan gas detector dan heat/smoke detector di apartemensebagai barrier.

Operational activities on gas pipelines associates with potential hazard and risks that can potentially lead to pipeline failure, including in gas distribution pipeline in an apartment building. However, study on risk analysis of gas distribution pipeline in apartment has not been widely reported. Based on that fact, the purpose of this study is to analyze the risk on gas distribution pipeline in apartment using event tree analysis method. Firstly, identify skenario in case of small-scale leakage, large-scale gas release and gas pipeline rupture, then identify pivotal event, construct event tree diagram, obtain event failure and calculate risk probability. The risk is evaluated in terms of fire, casualties and gas released.
Results of this study show that the highest risk in each skenario which can result fire, severe casualties and light poisoning. The highest risk in small scale skenario has probability value 5.1x10-3. In large-scale gas release skenario, the highest risk has probability value 1.0x10-3. The highest risk in gas pipeline rupture skenario has probability value 7.7x10-4. Probability value of each risk is reduced since the installation of gas detector and heat/smoke detector in an apartment as a barrier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Hapsari Oktafianti
"Melimpahnya cadangan gas bumi Indonesia merupakan peluang bagi optimasi pemanfaatan gas bumi sebagai modal pembangunan bangsa dan peningkatan kesejahteraan rakyat dari sektor energi. Namun peluang ini juga dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Minimnya infrastruktur jaringan pipa, merupakan salah satu tantangan utama yang harus dapat dipecahkan dalam mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. Semakin tingginya harga minyak dunia saat ini pun menjadi dorongan kuat bagi peningkatan peranan gas bumi sebagai substitusi BBM yang dapat menjadi modal pembangunan keunggulan daya saing nasional dan ketahanan energi. Untuk mendorong pengembangan jaringan infrastruktur serta menciptakan iklim investasi dan persaingan usaha yang sehat dalam industri gas bumi nasional, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan pemanfaatan bersama (open access) jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi. Namun sejak ditetapkan hingga saat ini, open access jaringan pipa gas bumi baru dapat terlaksana pada jaringan pipa transmisi saja, sedangkan pada jaringan pipa distribusi, kebijakan ini belum dapat diterapkan. Belajar dari negara yang telah menerapkan kebijakan open access, ditemukan bahwa pelaksanaan kebijakan ini tidak dapat diterapkan dengan serta merta, tetapi memerlukan kondisi prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kondisi Indonesia saat ini masih dalam proses pembangunan dan pemenuhan kondisi prasyarat tersebut.

The abundance of natural gas reserves of Indonesia is an opportunity for optimization of the utilization of natural gas as the nation's capital construction and improvement of public welfare of the energy sector. However, these opportunities are also faced with challenges that are not easy. The lack of pipeline infrastructure, is one of the major challenges that must be solved in order to optimize the utilization of natural gas. Increasingly high oil prices is now also become a strong impetus for the enhancement of the role of natural gas as a fuel substitute that can be a capital construction of excellence national competitiveness and energi security. To encourage the development of network infrastructure and strengthening the investment climate and fair competition in the gas industri nationwide, the government issued a policy of open access to natural gas transmission and distribution pipelines. But since assigned, open access can only be implemented in the course of transmission pipelines, while in the distribution pipeline network, this policy can not be implemented. Learn from countries that have implemented open access policy, it was found that the implementation of open access policies can not be implemented immediately, but requires a prerequisite condition that must be met first. Indonesia's current condition is still in the process of development and the fulfillment of the conditions precedent"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Prasetya
"Permintaan energi di Indonesia terus meningkat terutama untuk sektor industri dan rumah tangga. Gas alam lebih diinginkan sebagai sumber energi untuk kedua sektor tersebut. Jaringan pipa gas diperlukan untuk mengangkut gas alam dari daerah penghasil ke daerah pengguna. Ketika jaringan pipa akan dibangun, salah satu pertimbangan terpenting adalah pemilihan rute. Jaringan pipa gas yang melewati banyak rute akan meningkatkan biaya investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rute optimal pipa gas yang memiliki total biaya investasi minimum dengan mempertimbangkan faktor-faktor yaitu total biaya risiko kematian, ketersediaan suplai gas, dan letak bangunan cagar budaya, serta memilih lokasi konsumen gas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 3 skenario dan rute paling optimal diperoleh pada skenario ke-3 dengan total biaya investasi minimum sebesar Rp1.331.016.661.674,34, panjang pipa 352,948 km, laju alir suplai gas 6,874 MMSCFD, dan total biaya risiko kematian Rp198.039.407.500,00. Pada skenario ini terpilih 2 kelurahan yang memiliki lokasi kawasan industri yaitu Kawasan Industri Tambak Aji dan Bukit Semarang Baru serta 71 kelurahan lainnya merupakan konsumen gas rumah tangga.

Energy demand in Indonesia continues to increase, especially for the industrial and household sectors. Natural gas is more desirable as an energy source for both sectors. Pipeline gas network is required to transport natural gas from the supply region to the demand region. When a pipeline is to be constructed, one of the most important considerations is route selection. The gas pipeline network that passes through many routes will increase the investment cost. This study aims to obtain the optimal gas pipeline route that has a minimum total investment cost by considering factors such as the total catastrophic cost, the availability of gas supply, and the location of cultural heritage, as well as determining the location of gas consumers. The research was conducted using 3 scenarios and the most optimal route was obtained in the third scenario with a minimum total investment cost of 1,331,016,661,674.34 IDR, a pipe length of 352.948 km, a gas supply flow rate of 6.874 MMSCFD, and a total catastrophic cost of 198,039,407,500.00 IDR. In this scenario, 2 sub-districts are selected with industrial areas, namely Tambak Aji and Bukit Semarang Baru Industrial Zone and 71 other sub-districts are household gas consumers. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Triaini
"ABSTRAK
Pemanfaatan Gas bumi di dalam negeri sampai saat ini masih belum optimal, karena masih terbatasnya infrastruktur jaringan pipa distribusi gas bumi dan juga terkandala dengan kapasitas pasokan gas yang ada, serta karena tidak seimbangnya peningkatan konsumsi gas bumi dengan peningkatan kapasitas pasokannya. Pembangunan dan rencana pengembangan infrastruktur pasokan gas bumi tidak seimbang dengan peningkatan kebutuhan gas bumi, dimana bumi untuk kebutuhan dalam negeri pada saat ini baru sekitar 41,6 % dan sisanya 58,4 % diekspor tujuan dari penulisan thesis ini adalah untuk menganalisis keekonomian jalur pipa distribusi gas bumi dari titik suplay ke beberapa konsumen di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya serta untuk menentukan besarnya tarif distribusi pada suatu jaringan pipa. Untuk mengetahui hal tersebut di atas, perlu dilakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukana analisis penyediaan dan permintaan, menentukan jalur pipa distribusi, menentukan aspek teknis dari pipa distribusi, analisis keekonomian dan analisis sensitivitas serta menghitung besarnya tarif distribusi. Dalam menganalisis prakiraan permintaan gas bumi Jawa Tengah dilakukan perhitungan berdasarkan kepada kebutuhan BBM, kemudian dilakukan switching kepada gas bumi. Dari hasil perhitungan keekonomian untuk pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa Tengah ini dibutuhkan investasi sebesar 69,82 Juta USD, dan IRR sebesar 13 %, margin 1,49 USD/MMBTU, NPV 59,45 Juta USD , Payback Periode 8,84 tahun dan Rasio Benefit/Cost sebesar 1,89. Tarif distribusi gas bumi untuk setiap km sebesar 0,013 USD/MMBTU. Dilihat dari angka-angka tersebut, makapembangunan ini layak untuk dilakukan , dengan demikian akan terwujud pemanfaatan gas bumi, serta pemakaian energi di Kawasan Jawa Tengah akan beralih dari bahan bakar minyak ke gas bumi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Widarto
"Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk mengatasi ketersediaan energi bagi program pembangunan diperluakan suatu pengembangan lapangan gas. Pengembangan lapangan gas dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd. yang berada di dalam di blok Kangean, berlokasi di 120 Km sebelah Utara Pulau Bali. Pengembangan ini dilakukan dengan cara pengembangan fasilitas bawah laut dan dihubungkan dengan Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit - FPU), dan gas hasil produksi dialirkan ke Jawa Timur melalui jalur pipa gas bawah laut Pertamina Gas, East Java Gas Pipeline (EJGP). Penyambungan terhadap jalur pipa gas bawah laut EJGP dilakukan dengan teknik "Hot Tapping" yaitu suatu teknik penyambungan yang dilakukan dengan tanpa menghentikan aliran gas, sehingga tidak menggangu pasokan energi di Jawa Timur. Teknik ini biasa digunakan dalam membuat suatu percabangan pada sebuah pipa yang telah ada (existing) dengan tanpa menganggu jalannya proses operasi.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan mengantisipasi resiko-resiko yang akan timbul saat pekerjaan tersebut berlangsung, dan hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak terkait selama proses pekerjaan dan pengoperasian. Analisa resiko semi kuantitatif dengan menggunakan sistem index scoring dan disimulasikan menggunakan software Crystall Ball, dan Shell FRED untuk resiko jika terjadi kebocoran.

In accordance with the government policy to address the availability energy for the development program required gas field development. Gas field development by Kangean Energy Indonesia Ltd. located within Kangean block 120 Km North of Bali island. The development was conducted by "Sub Sea Facilities Development" and connected to Floating Production Unit (FPU), and gas production flowed to East Java through East Java Gas Pipeline (EJGP) subsea gas pipeline Pertamina Gas. The connection to subsea gas pipeline EJGP by using "Hot Tapping" is a technique of connecting performed without stopping the flow of gas, so it does not interfere with energy supply in East Java. These technique is commonly used in the making of a branching on an existing pipeline without disturbing of operation.
The study was conducted to identify and anticipate risks that would arise when the work progresses, and the results are expected to provide input to related parties during the occupation and operation. Semi-quantitative risk analysis by using a scoring index system and simulated using software Crystall Ball, and Shell FRED to risk in case of a leak.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T33106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Fahreza
"Naskah ringkas ini membahas mengenai konsepsi Essential Facility Doctrine yang intinya adalah pelaku usaha monopoli yang mengendalikan suatu fasilitas tertentu yang amat penting dalam industri besangkutan memiliki kewajiban untuk memperbolehkan pesaingnya untuk menggunakan fasilitas tersebut. Essential Facility Doctrine ini lahir dan berkembang dari putusan perkara-perkara Hukum Persaingan Usaha di Amerika Serikat. Dalam pembahasan skripsi ini konsep Essential Facility Doctrine akan dikaitkan dengan industri jaringan gas alam dalam pipa di Indonesia. Dimana dalam industri tersebut pipa untuk menyalurkan gas merupakan fasilitas yang penting dan di Indonesia sendiri PT Perusahaan Gas Negara PT PGN memiliki lebih dari 78 jaringan pipa di seluruh Indonesia dan dapat dikategorikan dalam monopoli.

The purpose of this thesis is about the conception of Essential Facility Doctrine which means when the monopolist who own of an essential facility is mandated to provide access to that facility with their competitor. Essential Facility Doctrine is developed from competition law jurisprudences in Unites States of America. In this thesis the concept of Essential Facility Doctrine will be related with the natural gas pipeline industry in Indonesia. Where in this industry, the pipeline to distribute gas is an important facility and in Indonesia itself PT Perusahaan Gas Negara PT PGN owns more than 78 of pipelines all over Indonesia and can be categorized in monopoly."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Safitri
"Sebuah pipa elbow yang merupakan komponen sistem pengikjeksi kondensat dari pembangkit energi geothermal mengalami kebocoran pada bagian lasannya. Sistem ini digunakan untuk menginjeksikan kondesat yang berasal dari menara pendingin ke dalam bumi melalui sumur injeksi. Kondisi pipa telah mengalami proses korosi pada seluruh permukaan dalam pipa dan penipisan pada dindingnya.
Analisis dilakukan dengan pengambilan sampel air dan pipa yang mengalami kegagalan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian komposisi air, pengujian indeks korosifitas, pengamatan visual sampel pipa, pengukuran ketebalan sampel pipa, pengujian komposisi pipa, pengujian kekerasan, pengujian komposisi produk korosi pipa dan pengujian polarisasi.
Hasil analisa menunjukkan bahwa penyebab dari terjadinya kerusakan pada pipa elbow ini adalah karena terjadinya sel differential aerasi pada daerah dibawah produk korosi yang menyebabkan terjadinya korosi di bawah kerak (under scale corrosion).

There were a failure in the elbow pipe of injection condensate system. The failure took form of a leakage in the weld part. This system was used to inject the condensate which came from cooling tower to the earth back by injection well. The condition of the pipe has experienced of corrosion process at overall of the surface and wall thinning.
Analysis is done by taking sample of water and the failed pipe. It was carried out by several testing such as water composition test, saturation index test, visual test for pipe sample, measurement of pipe wall, pipe composition test, hardness test, corrosion product composition test and polarization test.
The result of this analysis, shows that the failure in pipe is caused by aerated differential cell under the deposit, it?s due to the under scale corrosion was occur.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51092
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>