Ditemukan 163582 dokumen yang sesuai dengan query
Cita Pelangi Putri Sulistyoadi
"Penelitian ini menyelidiki dampak kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit yang baru diterapkan di Indonesia sebagai variabel moderasi terhadap kinerja sektor perbanlan. Dengan menggunakan analisis regresi data panel pada sampel 105 bank dari tahun 2017 hingga 2022, penelitian ini menguji hubungan antma non-performing loans (NPL), cadangan kerugian penumnan nilai (CKPN), beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan return on assets (ROA) dengan moderasi kebijakan relaksasi restrukturisasi kedit. Penelitian menunjukkan bahwa ROA cenderung menurun selama penerapan kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit. Selain itu terdapat penurunan NPL selama penerapan kebijakan restrukturisasi kredit yang menunjukkan perbaikan kualitas kredit, namun disisi lain CKPN meningkat menunjukkan bank lebih berhati-hati dan mempersiapkan diri terhadap potensi kerugian. Kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit ditemukan memperkuat dampak negatif CKPN terhadap ROA, menunjukkan penundaan pengakuan kerugian memperburuk profitabilitas bank. Terakhir, kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit ditemukan dapat membantu meredam dampak negatif BOPO terhadap ROA, menunjukkan adanya perbaikan dalam efisiensi operasional bank selama penerapan kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman dinamika regulasi keuangan dan memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dan lembaga perbankan dalam menghadapi kompleksitas pasar.
This study investigates the impact of newly implemented credit restructuring relaxation policies in Indonesia as a moderating variable on the performance of the banking sector. Using panel data regression analysis on a sample of 105 banks from 2017 to 2022, this study examines the relationships between non-performing loans (NPL), loan loss provisions (LLP), operating expenses to operating income ratio, and return on assets (ROA) moderated by the credit restructuring relaxation policy. The findings indicate that ROA tends to decrease during the implementation of the credit restructuring relaxation policy. Furthermore, there is a decrease in NPL during the implementation of the restructuring policy, indicating an improvement in credit quality; however, LLP increases, suggesting banks are more cautious and prepared for potential losses. The policy of credit restructuring relaxation is found to strengthen the negative impact of LLP on ROA, indicating that delaying the recognition of losses worsens bank profitability. Lastly, the credit restructuring relaxation policy is found to help mitigate the negative impact of operating expenses to operating income ratio on ROA, indicating improvements in bank operational efficiency during the policy implementation. This study contributes to understanding the dynamics of financial regulation and provides insights for policymakers and banking institutions in addressing market complexities."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Cahyaning Tyas Anggorowati
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara risiko perbankan terhadap kinerja asuransi selama periode kebijakan restrukturisasi kredit perbankan di Indonesia sampai dengan Maret 2024. Variabel kredit, non performing loan (NPL), dan suku bunga kredit digunakan sebagai proksi dari risiko perbankan. Adapun kinerja perusahaan asuransi umum diproksikan melalui premi kredit, klaim kredit, dan laba sebelum pajak. Melalui analisis multiple regression dengan menggunakan ordinary least squares (OLS), penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari risiko perbankan terhadap kinerja asuransi umum selama periode kebijakan restrukturisasi kredit perbankan. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa risiko kredit perbankan yang terdiri dari variabel kredit, NPL, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap premi, klaim, dan laba sebelum pajak perusahaan asuransi. Hubungan antara perbankan dan asuransi dapat berupa hubungan komplementer ataupun subtitusi, bergantung dari seberapa penting transfer risiko dan alokasi modal. Hubungan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya co-evolution antara perbankan dan asuransi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
This study analyzes the relationship between banking risk and insurance performance during the period of banking credit restructuring policy in Indonesia to March 2024. Credit, non-performing loans (NPL), and credit interest rates are variables used as proxies for banking risk. The performance of general insurance companies is proxied by credit premiums, credit claims, and profit before tax. Through multiple regression analysis using ordinary least squares (OLS), this study shows that there is a significant impact of banking risk on general insurance performance during the period of credit restructuring policy. This study concludes that banking credit risk, consisting of credit variables, NPL, and interest rates, has a significant impact on premiums, claims, and profit before tax of insurance companies. The relationship between banking and insurance can be a complementary or substitution, depending on how important risk transfer and capital allocation. This relationship is expected to support the achievement of co-evolution between banking and insurance in maintaining the stability of the financial system in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Novita Rilia Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pandemi COVID-19 terhadap risiko kredit, pengaruh risiko kredit terhadap kinerja keuangan perbankan, pengaruh pandemi COVID-19 terhadap kinerja keuangan perbankan melalui risiko kredit, serta peran kinerja ESG sebagai variabel moderasi pengaruh pandemi COVID-19 terhadap risiko kredit, dan perannya dalam memoderasi pengaruh risiko kredit terhadap kinerja keuangan perbankan. Penelitian ini mengkaji 115 firm-year observasi untuk 23 perbankan di negara-negara ASEAN-5: Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand selama 2017 hingga 2021. Penelitian ini menggunakan metodologi Structural Equation Modeling (SEM) karena risiko kredit sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan perbandingan sampel pada perbankan yang memiliki kinerja ESG tinggi dan rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 berpengaruh positif signifikan terhadap risiko kredit dan risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Penelitian ini juga menunjukan bahwa pandemi COVID-19 berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan melalui risiko kredit. Lebih lanjut, pengaruh pandemi COVID-19 terhadap risiko kredit bank positif signifikan pada bank dengan kinerja ESG tinggi dibandingkan bank dengan kinerja ESG rendah. Perbankan dengan kinerja ESG yang tinggi juga menunjukkan pengaruh risiko kredit negatif terhadap kinerja keuangan perbankan, sedangkan pada perbankan dengan kinerja ESG rendah, risiko kredit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan.
This study aims to analyze the effect of the COVID-19 pandemic on credit risk, the effect of credit risk on banking financial performance, the effect of the COVID-19 pandemic on banking financial performance through credit risk, and the role of ESG performance as a moderating variable for the effect of the COVID-19 pandemic on credit risk, and the role of ESG performance in moderating the effect of credit risk on banking financial performance. This study examines 115 firm-year observations for 23 banking companies in ASEAN-5 countries: Indonesia, Philippines, Malaysia, Singapore, and Thailand during 2017 to 2021. This study uses the Structural Equation Modelling (SEM) methodology due to credit risk as an intervening variable. The results of this study indicate that the COVID-19 pandemic has a significant positive effect on credit risk and credit risk has a significant negative effect on bank financial performance. This research also shows that the COVID-19 pandemic has a significant negative effect on banking financial performance through credit risk. Furthermore, the effect of the COVID-19 pandemic on bank credit risk is significantly positive for banks with high ESG performance compared to banks with low ESG performance. Banks with high ESG performance also show the effect of negative credit risk on bank financial performance, whereas in banks with low ESG performance, credit risk has no effect on bank financial performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hendra Permana Suherman
"Industri perbankan memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional sehingga kinerja perbankan harus menjadi perhatian selama masa pandemi COVID-19 ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara eksposur pandemi COVID-19 terhadap kinerja pasar perbankan di Indonesia dengan manajemen laba dan mitigasi risiko berupa restrukturisasi kredit sebagai pemoderasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mixed method. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik content analysis guna melihat dampak dari eksposur pandemi COVID-19 terhadap kinerja pasar perbankan di Indonesia. Sedangkan pendekatan kuantitatif untuk menguji secara empiris hipotesis yang diajukan. Dengan menggunakan data Annual Report tahun 2019 dan tahun 2020 pada seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditemukan bahwa eksposur pandemi COVID-19 berpengaruh negatif pada kinerja pasar bank di Indonesia. Begitu pula dengan manajemen laba yang memperkuat hubungan negatif antara eksposur pandemi COVID-19 dengan kinerja pasar bank di Indonesia. Sedangkan restrukturisasi kredit tidak terbukti secara signifikan memperlemah hubungan negatif antara eksposur pandemi COVID-19 dengan kinerja pasar bank di Indonesia. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dan membuktikan secara empiris hubungan negatif antara eksposur pandemi COVID-19 dengan kinerja pasar perbankan serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai eksposur pandemi penyakit yang berskala global.
The banking industry has a vital role in maintaining the stability of the national economy, therefore, banking performance must be a concern during the COVID-19 pandemic. This study aims to examine the relationship between exposure COVID-19 pandemic and banking market performance in Indonesia where earnings management and credit restructuring used as moderating. The approach used in this study is a mixed method approach. A qualitative approach during data collection was carried out using content analysis techniques to see the impact of the COVID-19 pandemic exposure on the market performance of the Indonesian Banks. While the quantitative approach to empirically test the proposed hypothesis. Using the 2019 and 2020 Annual Report data for all banks listed on the Indonesia Stock Exchange, it was found that the COVID-19 pandemic exposure had a negative effect on the market performance of banks in Indonesia. Likewise, with earnings management, which strengthens the negative relationship between the COVID-19 pandemic exposure and the market performance of banks in Indonesia. Meanwhile, credit restructuring has not been proven to significantly weaken the negative relationship between the COVID-19 pandemic exposure and the market performance of banks in Indonesia. The implication of this research is to empirically prove the negative relationship between exposure COVID-19 pandemic and banking market performance and to become a reference for further research on global-scale disease pandemic exposure."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arnold Sanda Layuk
"Pelanggaran dalam penyampaian laporan keuangan oleh manajemen menunjukkan bahwa konflik keagenan menjadi masalah penting bagi perusahaan. Konflik tersebut menimbulkan konsekuensi biaya keagenan yang harus ditanggung dan berdampak pada kinerja perusahaan. Penelitian ini menguji pengaruh biaya keagenan terhadap kinerja perusahaan, dan apakah beberapa variabel seperti mekanisme tata kelola perusahaan, kebijakan dividen, dan financial leverage dapat secara positif memoderasi hubungan biaya keagenan dan kinerja perusahaan. Biaya keagenan diukur dengan rasio pemanfaatan asset, rasio pengeluaran diskresioner dan interaksi antara arus kas bebas dengan pertumbuhan perusahaan. Sedangkan kinerja perusahaan diwakili oleh Return on Equity. Data dikumpulkan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015 hingga 2019, selanjutnya data panel diregresi menggunakan Panel Corrected Standard Error Model (PCSE). Hasil temuan menunjukkan bahwa biaya keagenan berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan yang mendukung penelitian empiris sebelumnya. Selain itu, ditemukan juga bahwa hubungan biaya keagenan dan kinerja perusahaan secara signifikan dimoderasi oleh ukuran dewan dan konsentrasi kepemilikan sebagai representasi mekanisme tata kelola perusahaan, serta oleh kebijakan dividen. Hal ini membuktikan bahwa tata kelola perusahaan dan kebijakan dividen dapat menjadi alat untuk mengurangi biaya keagenan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya penelitian sebelumnya terutama di negera berkembang dan memberikan informasi tambahan kepada pemegang saham untuk mengendalikan keputusan oportunistik manajemen dalam melakukan investasi dan mengelola pengeluaran operasional.
Fraud in the disclosure of financial statements by management shows that agency conflict is an important issue in the company. The conflict has consequences for the agency costs that must be borne and has an impact on the firm's performance. The effect of agency costs on firm performance is investigated in this study, as well as whether several variables such as corporate governance mechanisms, dividend policy, and financial leverage can positively moderate the agency cost and firm performance relationship. The agency cost is measured by the asset utilization ratio and discretionary expenditure ratio. The firm's performance is represented by the return on equity. Data was collected from the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019, then regressed on the panel data using the Panel Corrected Standard Error Model (PCSE). According to the findings, agency costs are negatively related to firm performance, which supports previous empirical research findings. It also found that the agency cost and firm performance relationship is significantly moderated by board size and ownership concentration as the representatives of corporate governance mechanisms. It suggests that corporate governance can become tools to reduce agency costs and increase the firm performance as well. The empirical evidence adds to previous research on agency conflict, particularly in emerging markets. These findings are expected to supplement previous research and provide additional information to shareholders and bondholders in order to control opportunistic management decisions that affect their investments and discretionary operational expenses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Amilia Aristi
"Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menemukan fakta terkait kinerja perusahaan di Bursa Efek Indonesia, serta untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh leverage, ukuran perusahaan, umur perusahaan, suku bunga, GDP growth, dan krisis 2008 terhadap kinerja perusahaan. Studi ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan ROE. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk data panel, yaitu data cross section dan data time series, periode 2007 sampai dengan 2015. Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penelitian menemukan bahwa pertama, leverage dan krisis 2008 memiliki pengaruh signifikan dan bersifat positif terhadap ROE. Kedua, ukuran perusahaan dan suku bunga memiliki pengaruh signifikan dan bersifat negatif terhadap ROE. Ketiga, ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh leverage terhadap ROE. Keempat, umur perusahaan dan GDP growth tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE.
This research is an empirical study that aims to find facts related to the firm performance in Indonesia Stock Exchange, as well as to prove the influence of leverage, firm size, firm age, interest rate, GDP growth and the financial crisis to the firm performance. This study used the samples of the manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange. Firm performance measured using ROE. Model in this research is multiple regression model which conducted by Ordinary Least Square (OLS) for panel data, namely, the data of cross section and time series from the period 2007 to 2015. The sampling was purposive sampling. This study found that first, the leverage and financial krisis has a significant and positive effect on ROE. Second, firm size and interest rate has a significant and negative effect on ROE. Third, firm size can't moderate the leverage-performance relationship. Fourth, firm age and GDP growth don't have significant effect on ROE."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63919
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fadhif Fadil Baiturahman
"Penelitian ini mengkaji pengaruh kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018–2022 serta peran kualitas institusi sebagai variabel moderasi. Kinerja keuangan diukur menggunakan return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan Tobin’s Q. Kualitas institusi diukur dengan enam indikator dari Worldwide Governance Indicator, seperti political stability and absence of violence/terrorism, government effectiveness, control of corruption, regulatory quality, voice and accountability, serta rule of law. Data diperoleh dari laporan keuangan dan skor ESG Bloomberg menggunakan purposive sampling yang mencakup 445 observasi dari 89 perusahaan. Hasil menunjukkan kinerja ESG tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, ROE, dan Tobin’s Q, meskipun arah pengaruhnya bervariasi: positif untuk ROA dan Tobin’s Q, serta negatif untuk ROE. Kualitas institusi memoderasi hubungan ESG dan ROA secara signifikan, namun tidak pada ROE dan Tobin’s Q. Penelitian ini mengimplikasikan pentingnya mempertimbangkan kualitas institusi dalam kebijakan ESG untuk memaksimalkan dampaknya terhadap kinerja keuangan, khususnya ROA.
This study examines the effect of Environmental, Social, and Governance (ESG) performance on the financial performance of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2018–2022 period, as well as the role of institutional quality as a moderating variable. Financial performance is measured using return on assets (ROA), return on equity (ROE), and Tobin’s Q. Institutional quality is assessed through six indicators from the Worldwide Governance Indicators, including political stability and absence of violence/terrorism, government effectiveness, control of corruption, regulatory quality, voice and accountability, and rule of law. Data were obtained from financial reports and ESG scores from Bloomberg using purposive sampling, covering 445 observations from 89 companies. The results show that ESG performance does not have a significant effect on ROA, ROE, and Tobin’s Q, although the direction of the effect varies: positive for ROA and Tobin’s Q, and negative for ROE. Institutional quality significantly moderates the relationship between ESG and ROA, but not for ROE and Tobin’s Q. This study implies the importance of considering institutional quality in ESG policies to maximize their impact on financial performance, particularly on ROA."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Alif Rizkia
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari variabel firm-specific, industry-specific, dan makroekonomi sebagai determinan dari tingkat pinjaman di industri perbankan Indonesia, juga meneliti peranan dari ukuran bank sebagai variabel moderasi. Penelitian menggunakan sampel 47 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011–2019, yang diolah dengan metode regresi data panel. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel kecukupan modal, profitabilitas, likuiditas, dan ukuran bank memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pinjaman. Sementara, ukuran bank sebagai variabel moderasi memiliki efek yang melemahkan pengaruh dari profitabilitas terhadap tingkat pinjaman, yang mendukung postulasi dari Market Power Theory, Agency Theory dan penemuan terdahulu, di mana bank yang memiliki ukuran lebih besar memiliki diversifikasi sektoral yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga meningkatkan kemampuan loan monitoring dan bargaining power dari bank terkait.
This study tries to analyze the influence of firm-specific, industry-specific, and macroeconomic variables on loan disbursement in Indonesian banking industry, and understand the effect of bank size as a moderating variable. This study used 47 listed banks in the Indonesia Stock Exchange during the period of 2011–2019 as a sample, which were then processed with panel data regression. The result shows that capital adequacy, profitability, liquidity, and bank size have statistically significant influences on lending. Moreover, bank size as moderating variable was found to weaken the relationship between profitability and lending, which supports the postulation of Market Power Theory, Agency Theory, and prior studies, where banks with larger size tend to be equipped with better sectoral diversification that allows them to have better loan monitoring capability and bargaining power compared to those of smaller banks. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ika Dewi Agustin
"Manajemen risiko perusahaan dan tata kelola perusahaan telah menjadi hal penting dalam mengelola perusahaan. Keduanya diyakini mampu mengurangi masalah keagenan, antara pemilik perusahaan dengan manajer atau antar pemegang saham. Menggunakan model analisis regresi data panel dengan sampel 602 perusahaan publik selain sektor keuangan yang terdaftar di Indonesia pada periode 2019-2021, penelitian ini berfokus pada pengujian pengaruh keberadaan Komite Manajemen Risiko dan kepemilikan saham keluarga terhadap kinerja perusahaan (ROA). Selain itu, busy directors digunakan sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian menunjukan keberadaan Komite Manajemen Risiko memiliki hubungan positif dan signifikan dengan ROA. Tetapi kepemilikan keluarga memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan ROA. Sementara itu, keberadaan komisaris yang merangkap jabatan pada perusahaan lain sekaligus atau busy directors, tidak signifikan mempengaruhi hubungan Komite Manajemen Risiko dan kepemilikan keluarga dengan kinerja perusahaan.
Corporate risk management and corporate governance have become important in managing the company. Both are believed to be able to reduce agency problems, between company owners and managers or between shareholders. Using a panel data regression analysis model, a sample of 602 non-financial public companies registered in Indonesia in the 2019-2021 period, this study focused on testing the effect of the existence of the Risk Management Committee and family share ownership on company performance (ROA). The study also used busy directors as a moderation variable. The results showed that the existence of the Risk Management Committee had a positive and significant relationship with ROA. But family ownership has a negative and significant relationship with ROA. Meanwhile, the presence of commissioners who concurrently hold positions in other companies at once or busy directors, does not significantly affect the relationship between the Risk Management Committee and family ownership and the company's performance"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Fahd Al Aqib
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kinerja CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan dan menganalisis kemampuan komite CSR dalam memoderasi pengaruh kinerja CSR dengan kinerja keuangan perusahaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki nilai environmental, social, dan governance (ESG) sebagai pengukuran kinerja CSR pada periode 2013 hingga 2020. Penelitian ini menggunakan data panel yang diolah menggunakan regresi data panel fixed effect dan random effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja CSR memengaruhi Return on Assets perusahaan secara signifikan dan positif. Selain itu, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa komite CSR tidak memiliki kemampuan dalam memoderasi kinerja CSR dan kinerja keuangan perusahaan.
This study aims to analyze the effect of CSR performance on firm’s financial performance and to investigate the ability of CSR committee in moderating the effect of CSR performance on financial performance of companies in Indonesia. The sample used in this study includes 20 non-financial companies that are listed in the Indonesia Stock Exchange and disclose environmental, social, and governance (ESG) scores as a proxy of CSR performance for the period of 2013 to 2020. This study uses panel data which is processed using fixed effect and random effect panel data regression. The results imply that CSR performance has significant and positive effect towards Return on Assets. Moreover, the results indicate that CSR committee does not have the ability to moderate CSR performance and firm’s financial performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library