Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aqila Vanadia Tariz
"Senyawa yang terkandung pada beras dapat mengalami kerusakan akibat proses pascapanen dan penyimpanan. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas beras adalah dengan pemaparan sinar gamma. Beras berpigmen diketahui memiliki kandungan flavonoid dan karotenoid yang lebih tinggi dibandingkan beras non-pigmen. Iradiasi sinar gamma diketahui dapat memengaruhi senyawa yang terkandung pada beras, salah satunya flavonoid dan karotenoid. Pada penelitian ini, delapan varietas beras berpigmen, yaitu Cempo merah, Seblang Banyuwangi merah, Jatiluwih merah, Bronrice, Botanik, Hariku, Jatiluwih hitam, dan Seblang Banyuwangi hitam diiradiasi sinar gamma dosis 2, 5, 10, 20, dan 30 kGy. Penelitian dilakukan untuk menganalisis kadar flavonoid dan karotenoid pada beras sebelum dan setelah diiradiasi sinar gamma. Hasil yang diperoleh menunjukkan setiap beras berbeda dosis iradiasi yang paling memengaruhinya. Pemberian iradiasi dosis 2 kGy menurunkan kadar flavonoid pada varietas Seblang Banyuwangi merah dan Jatiluwih merah; dosis 10 kGy pada varietas Bronrice, Botanik, dan Hariku; dan dosis 20 kGy pada varietas Cempo merah dan Jatiluwih Hitam. Pemberian dosis iradiasi 5 kGy menaikkan kadar karotenoid pada varietas Seblang Banyuwangi hitam; dosis 10 kGy pada varietas Cempo merah dan Jatiluwih merah; serta dosis 20 kGy pada varietas Seblang Banyuwangi merah dan Bronrice. Pemberian dosis iradiasi 20 kGy menurunkan kadar karotenoid varietas Hariku dan dosis 30 kGy menurunkan karotenoid pada varietas beras Botanik dan Jatiluwih Hitam.

Post-harvesting and poor storage can have a large impact on rice contents Physics methods such as gamma irradiation can be used to prevent nutrient losses and improve quality of rice. Gamma irradiation pass through the rice grain and can generate changes in flavonoid and carotenoid contents. Flavonoid and carotenoid contents of pigmented rice were higher than in non-pigmented rice. The test used the rice from eight varieties, Cempo merah, Seblang Banyuwangi merah, Jatiluwih merah, Bronrice, Botanik, Hariku, Jatiluwih hitam, and Seblang Banyuwangi hitam were irradiated with 2, 5, 10, 20, and 30 kGy doses gamma rays. The study was conducted to analyze the levels of flavonoids and carotenoids in rice before and after gamma irradiation. Data showed different each rice varieties has different irradiation doses that affected it the most. Irradiation dose of 2 kGy degrade flavonoid levels in Seblang Banyuwangi merah and Jatiluwih merah; dose of 10 kGy in Bronrice, Botanik, and Hariku; and dose 20 kGy in Cempo merah and Jatiluwih hitam. Dose of 5 kGy enhance carotenoids levels in Seblang Banyuwangi hitam; dose of 10 kGy in Cempo merah and Jatiluwih merah; and dose of 20 kGy in Seblang Banyuwangi merah and Bronrice. Dose of 20 kGy is also known degrade carotenoid levels in Hariku; and dose of 30 kGy degrade carotenoid levels in Botanik and Jatiluwih hitam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yunus
"Beras berwarna memiliki nutrisi lebih baik karena mengandung pigmen antosianin. Kandungan antosianin beras dipengaruhi oleh pemaparan iradiasi sinar gama dan masa penyimpanan. Pemaparan iradiasi sinar gama dapat menginduksi radikal bebas sehingga memicu sintesis antosianin atau memutus ikatan glikosidik antosianin. Kandungan antosianin juga dapat teroksidasi selama masa penyimpanan. Pemaparan sinar gama pada enam beras hitam dan merah dengan variasi dosis 0, 2, 5, 10, 20, dan 30 kGy serta disimpan selama 6 bulan. Antosianin dianalisis menggunakan metode perbedaan pH. Hasil pemaparan iradiasi sinar gama menyebabkan peningkatan kandungan antosianin tertinggi pada beras hitam yaitu Botanik (50,264 menjadi 82,743 mg/100g) dan Jatiluwih (15,697 menjadi 32,228 mg/100g). Beras hitam lainnya mengalami penurunan antosianin terendah yaitu Hariku (27,553 menjadi 14,110 mg/100g), Seblang Banyuwangi (33,481 menjadi 13,943 mg/100g), dan Jawa Melik (53,353 menjadi 31,060 mg/100g). Pada beras merah, kandungan antosianin tertinggi yaitu Cempo Sleman (1,252 menjadi 20,539 mg/100g), Seblang Banyuwangi (2,672 menjadi 17,867 mg/100g), Jatiluwih (2,254 menjadi 43,000 mg/100g), Bronrice (6,680 menjadi 19,287 mg/100g), PK Sundakala (1,085 menjadi 20,289 m/100g), dan Healthy Choice (2,004 menjadi 23,044 mg/100g). Selain itu, penyimpanan selama 6 bulan cenderung meningkatkan kandungan antosianin pada beras hitam dan merah.

Colored rice has better nutrition because it contains anthocyanin pigments. The anthocyanin content of rice is influenced by exposure gamma radiation and storage time. Gamma radiation exposure can induce free radicals, triggering anthocyanin synthesis or breaking anthocyanin glycosidic bonds. Anthocyanin content can also be oxidized during storage. Six varieties of black and red rice were exposed to gamma radiation at doses of 0, 2, 5, 10, 20, and 30 kGy, followed by a 6-month storage period. Anthocyanins were analyzed using the pH difference method. The results of gamma radiation exposure caused the highest increase anthocyanin content in black rice, namely Botanik (50.264 to 82.743 mg/100g) and Jatiluwih (15.697 to 32.228 mg/100g). Other black rice varieties experienced the lowest decrease in anthocyanin, namely Hariku (27.553 to 14.110 mg/100g), Seblang Banyuwangi (33.481 to 13.943 mg/100g), and Jawa Melik (53.353 to 31.060 mg/100g). The highest red rice anthocyanin content was in Cempo Sleman (1.252 to 20.539 mg/100g), Seblang Banyuwangi (2.672 to 17.867 mg/100g), Jatiluwih (2.254 to 43.000 mg/100g), Bronrice (6.680 to 19.287 mg/100g), PK Sundakala (1.085 to 20.289 mg/100g), and Healthy Choice (2.004 to 23.044 mg/100g). Anthocyanin Storage for 6 months tended to increase anthocyanin content in both black and red rice."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Athar Azis
"Salah satu komponen nutrisi utama pada beras adalah karbohidrat. Karbohidrat pada beras banyak tersimpan dalam bentuk pati. Pati dibagi menjadi dua fraksi, yakni amilosa dan amilopektin. Pati beras dapat dimodifikasi dengan berbagai cara untuk mendapat sifat baru yang lebih dikehendaki. Modifikasi pati beras dapat dilakukan dengan metode fisika salah satunya dengan sinar gama. Sinar gama merupakan isotop radioaktif berupa kobal-60 atau cesium-137 yang akan mengemisikan energi tinggi untuk menginduksi perubahan pada struktur pati dengan memfragmentasi ikatan glikosida pati. Pada penelitian ini sebanyak dua belas varietas beras organik dan nonorganik (Pandan Wangi, IR64, Rojolele, IR42, C4, dan Cisokan) dianalisis kandungan amilosanya setelah diberikan iradiasi sinar gama dengan variasi dosis 2, 5, 10, 20, dan 30 kGy. Pemberian iradiasi sinar gama menaikkan kadar amilosa pada varietas Pandan Wangi nonorganik, IR64 nonorganik, Rojolele nonorganik, IR42 nonorganik, C4 nonorganik, dan Cisokan nonorganik. Pemberian iradiasi sinar gama akan menurunkan kadar amilosa pada varietas Pandan Wangi organik, IR64 organik, Rojolele organik, IR42 organik, C4 organik, dan Cisokan organik. Berdasarkan uji lanjut Tukey ANAVA dua arah, dosis iradiasi sinar gama yang paling berpengaruh untuk mengubah kadar amilosa adalah dosis 10 kGy.

One of the main nutrition component in rice is carbohydrate. Carbohydrate in rice is storaged well in the form of starch. Starch itself contains of two fraction, amylose and amylopectin. With certain method, rice's starch could be modified to obtain the desired property. Rice's starch modification could be done with gamma ray irradiation. Gamma ray is the radioactive isotope which could be obtained by the energy emitted by either cobalt-60 or cesium-137 that will induced the starch structural change by the manner of fragmentate the starch’s glycoside bond. The test used the rice from twelve rice variety from organic and non-organic rice (Pandan Wangi, IR64, Rojolele, IR42, C4, and Cisokan), the assay performed after the administration of 2, 5, 10, 20, and 30 kGy doses. The gamma ray irradiation dose that administered to those varieties downgraded the organic Pandan Wangi, IR64, Rojolele, IR42, C4, and Cisokan rice amylose content while upgraded the non-organic Pandan Wangi, IR64, Rojolele, IR42, C4, and Cisokan rice amylose content. According to the post-hoc test from two-way ANAVA, 10 kGy gamma-ray dose was the most affect to altered the amylose content.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Chaerani
"Iradiasi sinar gamma merupakan teknologi dekontaminasi ramah lingkungan yang dapat dijadikan alternatif yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminan pada simplisia. Pada penelitian ini dilakukan iradiasi sinar gamma dengan dosis 2,5; 5; 7,5 dan 10 kGy pada herba suruhan (Peperomia pellucida). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek iradiasi terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan flavonoid total pada sampel. Herba suruhan di ekstraksi menggunakan metode refluks dengan etanol 80% selama 30 menit. Ekstrak yang diperoleh di uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, kemudian diukur kadar fenol total dengan pereaksi Folin Ciocalteu, dan diukur kadar flavonoid total dengan pereaksi AlCl3 menggunakan spektrofometer. Pada penilitian ini juga diuji korelasi terhadap nilai IC50 antioksidan dan kadar fenol total serta terhadap kadar flavonoid total. Hasil uji aktivitas antioksidan dan pengukuran kadar fenol total menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada sampel seiring dengan peningkatan dosis iradiasi. Kadar flavonoid total pada sampel yang diiradiasi mengalami penurunan yang signifikan bila dibandingkan dengan sampel yang tidak diiradiasi. Hasil uji korelasi menunjukan bahwa terdapat korelasi antara IC50 antioksidan dan kadar fenol total (r= -0,903; p<0,01) sedangkan uji korelasi antara IC50 antioksidan dan kadar flavonoid total memberikan hasil yang tidak signifikan (r= 0,687; p= 0,05).

Gamma irradiation is an environmental friendly technology that can be used as an effective contaminants reducer in herbal products. The aims of this study were to evaluate the effect of irradiation on the antioxidant activity, total phenolic content, and total flavonoid content of Peperomia pellucida. In this study, the radiation processing of sample was carried out at dose 2.5, 5, 7.5 and 10 kGy. Samples were extracted by reflux method using 80% ethanol within 30 minutes. DPPH method was carried out to evaluate the antioxidant activity. Total phenolic content was estimated using Folin Ciocalteu's reagent and total flavonoid content by AlCl3. The result shows significant increased of antioxidant activity and the amount of phenolic by increasing the irradiation dose. There was a significantly decreased the flavonoid content after irradiation treatment. This study showed there were significant correlation between antioxidant activity with total phenolic content (r= -0,903; p<0,01) while antioxidant activity with total flavonoid content were not significantly correlated (r= 0,687; p=0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Wulandari
"Pengawetan dengan iradiasi sinar gamma diketahui dapat membuat kandungan produk tetap terjaga dan juga terbebas dari kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode peredaman radikal DPPH, uji kadar fenol total menggunakan metode kolorimetri dengan reagen Folin-Ciocalteu dan uji kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dan natrium asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis iradiasi 5 kGy dan 7,5 kGy tidak menyebabkan perubahan secara signifikan (p>0,05) pada kadar fenol total, kadar flavonoida total dan aktivitas antioksidan. Sedangkan dosis iradiasi 2,5 kGy dan10 kGy menyebabkan perubahan secara signifikan (p<0,05) pada kadar fenol total dan kadar flavonoida total. Akan tetapi pada dosis iradiasi 2,5 kGy, aktivitas antioksidan tidak mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis 5 dan 7,5 kGy dapat digunakan untuk serbuk herba Peperomia pellucida (L.) Kunth karena tidak mempengaruhi aktivitas antioksidan, kadar fenol total dan kadar flavonoida total secara signifikan (p>0,05). Aktivitas antioksidan memiliki korelasi dengan kadar fenol total tetapi aktivitas antioksidan tidak berkorelasi dengan kadar flavonoida total.

Preservation using gamma ray irradiation is known to preserve the content of the products and saving the products from contamination. The aim of this study is to evaluate the effect of gamma ray irradiation of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb powder on its antioxidant activity, total phenolic content and total flavonoid content. The evaluation of antioxidant activity have been done by DPPH radical scavenging methode, evaluation of total phenolic content with colorimetry methode using Folin-Ciocalteu reagent, and evaluation of total flavonoid content with colorymetry methode using AlCl3 and sodium acetate. The result shows that, at irradiation dose 5 and 7,5 kGy, there is no significant change (p<0,05) for total phenolic content, total flavanoid content and antioxidant activity. But at irradiation dose of 2,5 and 10 kGy, there were significant change (p<0,05) in total phenolic content and total flavonoid content compared to control (non-irradiated). Meanwhile antioxidant activity doesn’t change significantly at dose 2,5 kGy. It can be concluded that gamma ray irradiation at dose 5 and 7,5 kGy can be use for Peperomia pellucida (L.) Kunth herb because it shows no significant effect (p>0,05) on antioxidant activity, total phenolic content and also total flavonoid content. There is a correlation between antioxidant activity with total phenolic content but there is no correlation between antioxidant activity with total flavonoid content."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S62964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisa Nur Octaviani
"Iradiasi sinar gamma digunakan untuk dekontaminasi bakteri atau pengawetan suatu produk. Pengawetan dengan cara ini tidak memberikan perubahan secara bermakna terhadap aroma dan rasa produk, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efeknya terhadap kandungan kimia sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antoksidan, kadar fenolik total, dan kadar flavonoida total dari sampel ekstrak etanol 70% Peperomia pellucida (L.) Kunth. Aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal DPPH menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 515 nm menunjukkan hasil penurunan bermakna nilai EC50 (P<0,05) pada sampel yang diiradiasi dosis 7,5 kGy dan 10 kGy.
Kadar fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 415 nm dan menujukkan hasil perbedaan bermakna (P<0,05) dimana terjadi kenaikan kadar hingga dosis 5 kGy dan penurunan pada dosis 7,5 kGy dan 10 kGy. Kadar flavonoida total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3 menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 740 nm menunjukkan hasil penurunan bermakna (P<0,05) pada sampel yang diiradiasi hingga dosis 10 kGy.

Gamma irradiation is used for bacterial decontamination or preservation of a product to solve the problem of quarantine in trade and may also improve shelf life. Preserving with gamma irradiation doesn?t give significant changes to the aroma and taste of the product, but need to do more research on the effects on the chemical content of the sample.
This study aimed to determine the effects of gamma irradiation on antioxidant activity, total phenol compound, and total flavonoid of 70% ethanol extract sample Peperomia pellucida (L.) Kunth. Antioxidant activity DPPH radical reduction method using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 515 nm showed the results of a significant lowering in EC50 values ​​(P <0.05) in the samples were irradiated dose 7,5 kGy and 10 kGy.
Total phenol carried by the Folin-Ciocalteu method using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 415 nm and the results showed a significant difference (P <0.05) in which an increase in levels of up to 5 kGy dose and a decrease in the dose of 7.5 kGy and 10 kGy , Levels of total flavonoids was conducted using AlCl3 colorimetry using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 740 nm showed the results of a significant decrease (P <0.05) in the samples were irradiated up to a dose of 10 kGy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto
"Iradiasi gamma banyak digunakan oleh beberapa industri obat herbal sebagai metode pengawetan yang efisien dalam mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh iradiasi gamma (0; 5; 7.5; and 10 kGy) pada ekstrak etanol H. sabdariffa (EEHS) terhadap uji total mikroorganisme, total kandungan fenol dan flavonoid, aktivitas antioksidan, TLC profiling, total kuersetin dan bobot molekul, aktivitas penghambatan terhadap enzim α-glukosidase dan in-vitro analisis terhadap galur sel kanker manusia (A-549,HUT-78, dan MCF-7). Iradiasi dosis 5 kGy menunjukkan bahwa tidak adanya kapang yang tumbuh dan terjadi penurunan jumlah total bakteri, lebih lanjut iradiasi pada dosis 10 kGy tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Analisis total fenol, dan flavonoid, serta aktivitas antioksidan menunjukkan adanya penurunan sebesar 5-11% setelah diiradiasi pada dosis 5 kGy. Analisis profil TLC dan HPLC menunjukkan bahwa salah satu senyawa dalam EEHS adalah kuersetin yang ditunjukan dengan adanya [M+H]+ pada m/z 303,04 dari hasil analisis LC-Ms/Ms. EEHS juga memiliki penghambatan terhadap aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai penghambatan 4,75-7,55%. Uji aktivitas anti kanker terhadap galur sel kanker manusia menunjukkan bahwa EEHS memiliki kemampuan menginhibisi sel kanker sangat kuat dengan nilai IC50 < 20 µg/mL. Lebih lanjut, khasiat anti kanker paling kuat terhadap HUT-78, dengan nilai IC50 10,51 µg/mL, diikuti terhadap MCF-7 (IC50 13,39 µg/mL), dan  A-549 (IC50 14,19 µg/mL). Diketahui pula bahwa iradiasi dosis 5-10 kGy mampu menurunkan aktivitas anti kanker, namun penurunan tersebut tidak menghilangkan aktivitasnya yang ditandai nilai IC50 < 20 µg/mL. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa iradiasi gamma dapat digunakan sebagai pengawetan pada ekstrak etanol H. sabdariffa Linn.

Gamma irradiation is widely used by many herbal medicine industries as an efficient preservative method in reducing microorganism contamination. The purpose of this study was to evaluate the effect of gamma irradiation (0; 5; 7.5; and 10 kGy) on the ethanol extract of H. sabdariffa (EEHS) toward the total microorganism test, total phenol and flavonoid contents, antioxidant activity, TLC profile, total quercetin and its molecular weight, inhibitory activity against α-glucosidase enzyme , as well as in-vitro bioassay against human cancer cell lines (A-549, HUT-78, and MCF-7). Irradiation at a dose of 5 kGy showed that no mold grew and there was a decrease in the total number of bacteria, moreover at a dose of 10 kGy there was no bacterial growth. Analysis of total phenols and flavonoids, as well as antioxidant activitiy showed a decrease of 5-11% after irradiation at a dose of 5 kGy. TLC and HPLC profile analysis showed that one of the compounds in the H. sabdariffa extract was quercetin which was indicated by the presence of [M+H]+ at m/z = 303.04 from the LC-MS/MS analysis. EEHS also had inhibitoty  activity against α-glucosidase enzyme with the inhibition value of 4.75-7.55%. Bioassay anticancer against human cancer cell lines showed that EEHS had a very strong ability to inhibit cancer cells with the IC50 value < 21 µg/mL. Furthermore, the anti-cancer properties were strongest against HUT-78 with the IC50 value of 10.51 µg/mL, followed by MCF-7 (IC50 13.39 µg/mL), and A-549 (IC50 14.19 µg/mL). It is also known that irradiation doses of 5-10 kGy could reduce anti-cancer activity, however the decrease did not eliminate its activity which was the IC50 values still lower than 20 µg/mL. Based on the data obtained, it can be concluded that gamma irradiation can be used as a preservative method for ethanol extract of H. sabdariffa Linn."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Aprilia Safitri
"Pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini telah beralih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar menjadi pola konsumsi makanan sehat yang disebut sebagai pangan fungsional. Beras berpigmen masuk kedalam jenis makanan fungsional karena mengandung banyak antioksidan yang berasal dari antosianin. Namun beras berpigmen dinilai mudah apek jika disimpan terlalu lama. Teknologi iradiasi dapat digunakan untuk mengawetkan makanan secara aman dan efektif sehingga dapat memperpanjang umur simpannya. Penyinaran radiasi gamma dengan dosis tertentu dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi nutrisi yang terkandung dalam beras. Sehingga perlu dilakukan pengukuran kandungan nutrisi beras berpigmen pasca iradiasi untuk menjamin kesesuaian gizi pada beras tersebut.  Penelitian ini dilakukan untuk membangun sistem multi-output yang mampu memprediksi kadar total antosianin dan kadar air pada beras berpigmen teriradiasi berbasis pencitraan hiperspektral. Evaluasi model dilakukan dengan menghitung nilai root mean square error (RMSE) dan koefisien determinasi R2 dari model multi-output dan membandingkan performanya dengan model single-output. Hasilnya didapatkan bahwa model multi-output Spectral Xception mampu melakukan prediksi yang sangat baik dengan performa pengujian kadar total antosianin menghasilkan nilai RMSE sebesar 0,9105 dan R2 sebesar 0,9963, serta pengujian kadar air bernilai RMSE sebesar 0,2529 dan R2 sebesar 0,9784. Selain itu, model multi-output secara umum lebih efisien dibandingkan single-output karena proses pelatihannya 48% lebih cepat. Pada penelitian ini juga dilakukan evaluasi performa model multi-output Spectral Xception saat menggunakan dataset yang berbeda.

Food consumption pattern of the Indonesian people has shifted from merely fulfilling basic needs to becoming a healthy food consumption which is referred to functional food. Pigmented rice can be categorized as a type of functional food because it contains antioxidants derived from anthocyanins. However, pigmented rice is considered to be easily stale when stored for too long. Irradiation technology can be used to safely and effectively preserve food to extend its shelf life. Utilization of gamma radiation irradiation with certain doses can cause changes in the composition of the nutrients contained therein. So it is necessary to measure the nutritional content of post-irradiation pigmented rice to ensure the nutritional suitability of the rice. This research was conducted to develop a multi-output system to predict total anthocyanin content and water content in irradiated pigmented rice based on hyperspectral imaging. Model evaluation has been carried out by calculating the root mean square error (RMSE) value and the coefficient of determination R2 of the multi-output model and comparing its performance with the single-output model. The results showed that the multi-output spectral xception model was able to make very good predictions with test performance at total anthocyanin content RMSE values of 0.9105 and R2 0.9963, as well as testing for water content RMSE values of 0.2529 and R2 0.9784. In addition, the multi-output model is generally more efficient than the single-output model because the training process is 48% faster. This research also evaluates the performance of the multi-output spectral exception model when using different datasets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kristiyanto
"Ekstrak biji melinjo Gnetum gnemon L. diketahui berperan dalam aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase. Sedangkan iradiasi adalah salah satu metode dalam sterilisasi bahan alam. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iradiasi gama terhadap aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase dan angka lempeng total pada biji melinjo. Biji melinjo diiradiasi dengan berbagai dosis yaitu 0, 2,5, 5, 7,5, dan 10 kGy. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol. Angka lempeng total ALT ditentukan menggunakan metode aerobic count plate melalui pengenceran suspensi serbuk biji melinjo. Sementara uji aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase menggunakan assay kit HMG-KoA reduktase. Dalam uji aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase, diperoleh persentase penghambatan oleh standar pravastatin sebesar 97,41 dengan IC50 76,70 nM. Ekstrak biji melinjo berbagai dosis iradiasi diuji aktivitas penghambatannya dan diperoleh persentase penghambatan tertinggi sebesar 97,30 pada dosis iradiasi 2,5 kGy. Pada penetapan ALT, serbuk biji melinjo berbagai dosis iradiasi menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa biji melinjo berada dalam kondisi steril dan iradiasi 2,5 kGy adalah dosis optimum untuk menghambat HMG-KoA reduktase secara signifikan.

Melinjo Gnetum gnemon L. seed extract is known to play a role in the inhibitory activity of HMG CoA reductase. Irradiation is a method to sterilize natural products. This study aimed to determine the effect of gamma irradiation on the inhibitory activity of HMG CoA reductase and total plate count TPC . Melinjo seeds were irradiated with various doses of 0, 2.5, 5, 7.5, and 10 kGy. The extraction was carried out by ethanol using reflux method. TPC was determined by aerobic count plates method using stock dilution of melinjo seeds powder suspensions. HMG CoA inhibitory activity was determined using HMG CoA reductase assay kit. In determination of HMG CoA reductase, the inhibitory percentage of pravastatin standard was 97.41 and the IC50 was 76.70 nM. Irradiated melinjo seed extracts were tested for inhibitory activity and the highest inhibition percentages were 97.30 of 2,5 kGy. In the determination of TPC, the powder of melinjo seeds for all irradiation doses showed no microbial growth. Based on this research, it can be concluded that non irradiated and irradiated melinjo seeds were free from microbial growth and the gamma irradiation dose of 2.5 kGy was optimum dose to inhibit HMG CoA reductase, significantly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Redmawati
"Biji melinjo Gnetum gnemon mengandung resveratrol, yaitu senyawa polifenol yang memiliki manfaat terhadap kesehatan manusia. Iradiasi gamma adalah salah satu teknologi dekontaminasi yang biasa digunakan untuk produk herbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efek iradiasi gamma terhadap kadar resveratrol dan aktivitas antioksidan. Biji melinjo diiradiasi pada dosis 0.0; 2.5; 5.0; 7.5; dan 10.0 kGy. Masing-masing sampel diekstraksi dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Ekstrak yang diperoleh diuji untuk penetapan kadar resveratrol dengan KCKT, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan kadar fenol total menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu. Iradiasi gamma meningkatkan kadar resveratrol, aktivitas antioksidan, dan kadar fenol total ekstrak biji melinjo. Iradiasi pada dosis 5 kGy menunjukkan hasil paling tinggi pada kadar resveratrol 0,18 0,004 mg/g serbuk simplisia , IC50 94,64 0,24 g/mL , dan kadar fenol total 15,01 0,24 mg EAG/g serbuk simplisia . Penelitian ini menunjukan hubungan signifikan antara kadar resveratrol, IC50, dan kadar fenol total p.

Melinjo Gnetum gnemon seeds contain resveratrol, a polyphenol compound which has beneficial on human health. Gamma irradiation is a technology used to be decontamination on herbal product. Gamma irradiation can effect polyphenol compound on them. The aim of this study was to determine the effect gamma irradiation on resveratrol content and antioxidant activity. Melinjo seeds were irradiated at doses of 0.0 2.5 5.0 7.5 and 10.0 kGy. Each sample was extracted by reflux method with ethanol. The extracts were tested for resveratrol content with HPLC, antioxidant activities by DPPH assay, and total phenolic content using Folin Ciocalteu method. Gamma irradiation increased resveratrol content, antioxidant activity, and total phenolic compound on melinjo seeds extracts MSE . The irradiation at 5 kGy demonstrated the highest resveratrol content 0.18 0.004 mg g seeds powder , IC50 94.64 0.24 g mL , and total phenolic compound 15.01 0.24 mg GAE g seeds powder. This study showed significant corellation between resveratrol, IC50, and total phenolic compound."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>