Ditemukan 170733 dokumen yang sesuai dengan query
Ratu Syahla Andilouren
"Dalam lanskap digital kontemporer, platform media sosial telah secara signifikan membentuk perilaku konsumen, khususnya di kalangan Generasi Z (Gen-Z) di Indonesia. Pengaruh media sosial yang meluas telah memunculkan fenomena Fear of Missing Out (FoMO), yang ditandai dengan emosi negatif yang berasal dari rasa takut tidak berpartisipasi dalam aktivitas menyenangkan yang dilakukan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku FoMO terhadap perilaku pembelian kompulsif (CBB) konsumen Gen-Z terhadap produk perawatan kulit di Indonesia, sekaligus menguji peran moderasi dari mindfulness. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana data yang dianalisis berupa angka-angka yang berasal dari data kualitatif (kuesioner) yang dikuantifikasi menggunakan skala Likert, yang selanjutnya dianalisis menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) melalui SmartPLS. Studi ini juga membahas implikasi dari temuan ini dan mengakui keterbatasannya.
In the contemporary digital landscape, social media platforms have significantly shaped consumer behavior, particularly among Generation Z (Gen-Z) in Indonesia. The pervasive influence of social media has given rise to the Fear of Missing Out (FoMO) phenomenon, characterized by negative emotions stemming from the fear of not participating in enjoyable activities showcased by others. This study aims to investigate the influence of FoMO behavior on the compulsive buying behavior (CBB) of Gen-Z consumers regarding skin care products in Indonesia, while also examining the moderating role of mindfulness. This research utilizes a quantitative descriptive approach, where the analyzed data consist of numbers derived from qualitative data (questionnaires) quantified using Likert scales, with subsequent analysis utilizing structural equation modelling (SEM) approach through SmartPLS. The study also discusses the implications of these findings and acknowledges its limitations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ruth Gabriella Emmas
"Era Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan banyak inovasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya media sosial. Di bidang periklanan sendiri, kehadiran media sosial memudahkan brand untuk mengajak selebritas dari Korea Selatan sebagai brand ambassador dalam kampanye digitalnya. Contohnya adalah Nu Green Tea, brand minuman teh hijau kemasan siap minum yang mengajak grup idola K-Pop NCT 127 sebagai brand ambassador untuk kampanye barunya, #FixEnak. Namun, strategi ini menimbulkan sejumlah implikasi pada kondisi psikologis audiens dan konsumen, seperti perasaan FoMO. Terlebih apabila perasaan FoMO ini sengaja diciptakan oleh perusahaan guna mendorong perilaku pembelian impulsif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan strategi penggunaan K-Pop brand ambassador dalam menciptakan perasaan Fear of Missing Out pada konsumen Indonesia yang kemudian mendorong pembelian produk Nu Green Tea X NCT 127 secara impulsif. Analisis dilakukan dengan mengaitkan temuan dari media sosial Nu Green Tea @nuteaid dengan konsep daya tarik eksternal FoMO, konsep kelangkaan dalam pemasaran, serta faktor internal dan eksternal yang mendorong pembelian impulsif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kolaborasi ini berhasil memicu FoMO pada konsumen hingga menciptakan pembelian impulsif melalui kombinasi dari produk yang bersifat impuls, pesan iklan dan promosi di media sosial, pembagian pengalaman, serta strategi stok terbatas.
Many inventions have emerged in numerous fields of human lives during the Industrial Revolution 4.0 era, one of those is social media. In terms of advertising, the presence of social media makes it easier for brands to invite celebrities from South Korea, to act as brand ambassadors in their digital campaigns. One of the examples is Nu Green Tea, a ready-to-drink tea company in Indonesia, who chose K-Pop idol group NCT 127 as their brand ambassadors for its new #FixEnak campaign. However, using K-Pop brand ambassadors has a variety of implications for the audience and consumers' psychological well-being, one of which is the feeling of FoMO. Especially if the brand intentionally stimulated this FoMO feeling to encourage impulsive buying. The objective of this paper is to describe how K-Pop brand ambassadors are used to create FoMO in Indonesian consumers, leading them to buys Nu Green Tea X NCT 127 goods impulsively. The research was conducted by connecting the findings from the Nu Green Tea @nuteaid social media account to the concept of FoMO's external appeal, the concept of scarcity in marketing, as well as internally and externally factors that stimulate impulsive buying. The results indicate that through a mix of impulse products, advertising messages and promotions on social media, shared experiences, and limited availability tactics, this collaboration proved successful in triggering FoMO in consumers, resulting them to do impulsive buying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nabilla Azzahra
"
Fear of Missing Out adalah kecenderungan psikologis yang dirasakan seseorang ketika merasa khawatir akan kehilangan pengalaman atau hubungan sosial. Pesan daya tarik FoMO dapat mendorong individu untuk melakukan pembelian. Selain itu, emosi yang dirasakan oleh konsumen dapat memoderasi pengaruh seruan FoMO terhadap niat beli konsumen. Pada penelitian ini menunjukan bahwa fear of missing out dapat mempengaruhi niat beli konsumen. Daya tarik fear of missing out dapat memperkuat niat beli dengan meningkatkan anticipated elation, self enhancement atau melemahkan niat pembelian dengan meningkatkan anticipated expense regret.
Fear of missing out is a psychological tendency refers to a person’s concern over losing out on relationship or social interaction. FoMO appeal messages have the power to persuade people to buy. Furthermore, the impact of FoMO appeals on consumer’s purchase intentions can be mitigated by the emotions they experience. This study demonstrates how consumer’s intentions to buy might be influenced by their fear of losing out. The appeal of fear of missing out can strengthen purchase intention by increasing anticipated elation, self – enhancement or weaken purchase intention by increasing anticipated expense regret."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Early Melati Daliilah Putri
"Dengan total 1,5 milyar pengguna di tahun 2022, Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengikuti kegiatan orang lain kapan saja dan dimana saja. Adapun, populasi yang paling banyak menggunakan Instagram adalah mahasiswa S1 yang berusia 18-25 tahun. Seiring dengan hal tersebut, muncul Fear of Missing Out (FoMO) yang membuat individu takut tidak mendapatkan pengalaman yang berharga ketimbang orang lain. Sehingga, individu semakin terdorong untuk menggunakan Instagram untuk melihat kegiatan orang lain. Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa FoMO berdampak pada tiga aspek psikologis individu yaitu afektif, kognitif, dan perilaku. Salah satu dampak FoMO terhdadap aspek afektif dan kognitif individu adalah kepuasan hidup. Terdapat 373 responden mahasiswa S1 pengguna Instagram yang terlibat dalam penelitian. Adapun, alat ukur yang digunakan adalah FoMOs dari Przybylski et al. (2013) dan SWLS dari Diener (1985). Hasil analisis dengan Spearman Correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dan kepuasan hidup pada mahasiswa S1 pengguna Instagram. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dapat mencoba melihat hubungan antara FoMO dan aspek kehidupan lainnya yang lebih spesifik terhadap mahasiswa, misalnya FoMO dan perilaku penggunaan media sosial yang mendistraksi pembelajaran.
With a total of 1.5 billion users in 2022, Instagram is one of the most used social media. Instagram facilitates users to see other people's activities anytime and anywhere. Meanwhile, the population that uses Instagram the most is undergraduate students aged 18-25 years. Along with this, there is a Fear of Missing Out (FoMO) where individuals are afraid of not getting valuable experience compared to others. Thus, individuals are increasingly encouraged to use Instagram to view other people's activities. Previous findings show that FoMO impacts three individual psychological aspects: affective, cognitive, and behavioral. One of the impacts of FoMO on individuals affective and cognitive aspects is life satisfaction. There were 373 respondents from undergraduate students using Instagram who were involved in the research. The measuring tools used are FoMOs from Przybylski et al. (2013) and SWLS from Diener (1985). The Spearman Correlation analysis shows no significant relationship between FoMO and life satisfaction in undergraduate students who use Instagram. For the upcoming research, researchers should outlook the relationship between FoMO and other aspects of life that are more specific to undergraduate students, such as between FoMO and the problematic usage of social media that distracts learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahma Nadhira Dwi Maharani
"Dewasa ini, TikTok merupakan salah satu platform jaringan sosial yang paling banyak digunakan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna TikTok memilik kecenderungan lebih tinggi terhadap Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial. Namun, terdapat perbedaan hasil dalam studi sebelumnya yang menekankan perlunya penelitian ini untuk dilakukan. Studi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial, serta konsumsi TikTok. Studi ini melibatkan 381 partisipan (M = 29.0 tahun, SD = 14.0) melalui penyebaran survey online yang dilakukan di Australia dan luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi TikTok berkorelasi positif dengan FoMO dan orientasi perbandingan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan usaha untuk mengurangi dampak buruk dari tingkat FoMo yang tinggi dan orientasi perbandingan sosial ke atas pada penggunaan TikTok.
Nowadays, people seem unable to live without social media. The same applies to TikTok, one of the most widely used social networking platforms. Previous research has indicated that people who consumed TikTok regularly have a higher tendency to Fear of Missing Out (FoMO) and Social comparison orientation. However, there are inconsistencies in these studies that underscores the necessity for this research to be undertaken. This study aims to examine the relationship between Fear of Missing Out (FoMO) and social comparison orientation and TikTok consumption. The study was conducted in Australia, which involved 381individuals from the community (M = 29.0 years, SD = 14.0) that were recruited using a convenience sample via online survey dissemination. The results showed that TikTok consumption was positively correlated with FoMO and Social Comparison Orientation. Based on this study, further efforts are needed to mitigate the harmful impact of high levels of FoMO and upward social comparison orientation on TikTok users."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Valensia
"Tujuan dari riset studi ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari faktor-faktor yakni information overload, fear of missing out, dan privacy concern terhadap munculnya social networking services (SNS) fatigue dan discontinuous intention. Sampel dari riset ini mencakup para anak muda Indonesia yang merupakan pengguna Instagram yang bertempat tinggal di area Jabodetabek. Data yang didapatkan dari para responden kemudian di proses menggunakan analisis Structual Equation Modelling (SEM).
Hasil penemuan dari riset ini menunjukan bahwa variabel information overload dan fear of missing out memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap munculnya SNS fatigue yang kemudian juga dapat mempengaruhi discontinuous intention dari para pengguna Instagram. Kemudian, terdapat juga pengaruh langsung yang positif dan signifikan dari variabel information overload kepada variabel discontinuous intention. Sementara itu, ditemukan pengaruh yang tidak signifikan dari variabel privacy concern pada variabel SNS fatigue dan juga discontinuous intention.
This research study aims to analyze the influence of factors namely information overload, fear of missing out, as well as privacy concern on social networking services (SNS) users experience of SNS fatigue. In addition to that, this research as well discover the particular influence of the preceding factors on the subsequent emergence of SNS users discontinuance intention to utilize the platforms services that in the case of this study focuses on Instagram. The samples in this research are young and educated Indonesian Instagram users who reside in the area of greater Jakarta. The data from the fellow respondents was processed by utilizing the technique of Structural Equation Modelling (SEM). The findings of this study have discovered that information overload and fear of missing out have a positive and significant influence on the construct of SNS fatigue which then as well can positively and significantly influence the users discontinuance intention. Next, this study also found that there is a direct positive and significant influence of information overload to users intention to discontinue their SNS utilization. On the other hand, privacy concern however is found to not significantly influencing both the experience of SNS fatigue as well as SNS discontinuance usage intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Della Naurah Putri
"Masyarakat era digital menggunakan media sosial untuk berbagai tujuan dalam kehidupan sehari-harinya. Golongan usia emerging adult merupakan golongan usia yang paling aktif menggunakan media sosial di Indonesia. Tingginya aktivitas bermain media sosial dapat mengarah pada munculnya tingkah laku problematic social media use (PSMU) dan fear of missing out (FoMO) yang berkaitan dengan rendahnya tingkat mindfulness. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran variabel FoMO sebagai mediator dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU. Penelitian ini melibatkan 135 partisipan berusia 18-24 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), dan FoMO Scale. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa FoMO berperan sebagai mediator secara parsial dalam hubungan antara mindfulness dengan PSMU (ab = -0,05, SE = 0,02, CI 95% = [-0,09, -0,01]). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika mindfulness tinggi, maka tingkat FoMO akan menurun, yang selanjutnya akan turut menurunkan tingkat PSMU.
People in the digital era use social media for various purposes in their daily lives. The emerging adult age group is the age group most actively using social media in Indonesia. The high activity on social media can lead to the emergence of problematic social media use (PSMU) behavior and fear of missing out (FoMO) which is related to low levels of mindfulness. This study aims to examine the role of the FoMO as a mediator variable in the relationship between mindfulness and PSMU. This study involved 135 participants aged 18-24 years. The measuring instruments used in this study are Mindful Attention Awareness Scale (MAAS), Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS), and FoMO Scale. The results of the mediation analysis indicate that FoMO partially mediates the relationship between mindfulness and PSMU (ab = -0.05, SE = 0.02, 95% CI = [-0.09, -0.01]). The results of this study show that when mindfulness is high, the level of FoMO will decrease, which in turn will also reduce the level of PSMU."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pinem, Meyka Septira Utami
"Lebih dari setengah populasi masyarakat Indonesia menggunakan media sosial pada kesehariannya. Media sosial bukan hanya membuat antar pengguna terhubung untuk bersosialisasi tetapi kini telah menjadi sarana bagi perusahaan untuk memasarkan produk yang dimilikinya, sehingga membuka kanal baru untuk perusahaan memicu pembelian konsumen. Dalam perkembangannya yang pesat, keterpaparan masyarakat dengan media sosial membuat kecenderungan masyarakat saat ini untuk mengalami fear of missing out (FOMO). Pada penelitian ini, dilakukan pengujian apakah FOMO menjadi mediator konten media sosial terhadap niat membeli konsumen serta menguji model theory of planned behavior untuk memprediksi perilaku konsumen. Penelitian dilakukan secara kuantitatif melalui survei secara online yang ditujukan kepada pengikut Instagram @keretacepat_id. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konten media sosial mempengaruhi FOMO secara signifikan, walaupun berdasarkan dari sampel yang ada, tingkat FOMO pengikut Instagram @keretacepat_id masih tergolong rendah, sehingga perlu adanya peningkatan pada formulasi konten di Instagram @keretacepat_id. Efek mediasi FOMO terbukti menjadi mediator antara konten pemasaran media sosial dengan attitude towards behavior, subjective norms, dan niat membeli.
In their daily lives, more than half of Indonesians utilize social media. In addition to providing a platform for social interaction, social media has evolved into an instrument for businesses to advertise their goods, creating additional avenues by means of which they can encourage sales from customers. Social media's rapid growth and widespread use have made it more common for people to experience pain from FOMO, or the fear of missing out. To anticipate consumer behavior, we examined the role that FOMO might have as a mediator between social media content and purchasing intentions. We also evaluated the hypothesis of planned behavior. A quantitative study was conducted using an online survey targeting Instagram users who follow @keretacepat_id. The results of this research show that social media content significantly influences FOMO, although based on the existing sample, the level of FOMO for Instagram followers @keretacepat_id is still relatively low. So there needs to be an improvement in content formulation on Instagram @keretacepat_id. The mediation effect of FOMO, it is proven to be a mediator between social media marketing content and attitudes towards behavior, subjective norms and purchase intentions."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Haniya Mufida Zahra
"Dalam dinamika media sosial, tekanan mempertahankan citra positif dapat memicu perasaan rendah diri, sementara ketakutan tertinggal mendorong keterlibatan berlebihan, berpotensi memengaruhi kesejahteraan mental pengguna. Pemahaman mendalam terhadap interaksi kompleks ini esensial untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang dan positif terhadap penggunaan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dengan harga diri pada dewasa awal (usia 18-25 tahun) pengguna media sosial di DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan sampel sebanyak 108 responden dewasa awal pengguna media sosial di DKI Jakarta, yang dipilih secara purposive sampling melalui media social. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Analisis statistik chi-square pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat harga diri dengan perasaan FoMO dalam konteks penggunaan media sosial kelompok dewasa awal di wilayah DKI Jakarta (p = 0,120; α = 0,05). Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan FoMO seperti alasan penggunaan media sosial, jenjang pendidikan terakhir, status ekonomi dan sosial, ketergantungan pada penilaian orang lain, dan keterbatasan dalam penggunaan media sosial.
In social media, efforts to maintain a positive image can lead to low self-esteem, while the fear of missing out (FoMO) may drive excessive usage, potentially affecting mental well-being. This study aims to explore the relationship between FoMO and self-esteem in early adults using social media in DKI Jakarta (ages 18-25). A cross-sectional method was employed with a sample of 108 respondents, selected through purposive sampling on social media. The research instruments included the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Chi-square analysis indicates no significant influence between self-esteem and FoMO levels among early adult social media users in DKI Jakarta (p = 0.120; α = 0.05). The subsequent research is suggested to delve into the respondents' identities, such as occupation, education level, and reasons for using social media, as well as exploring the extent to which variables may be interconnected."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Setia Hani Megasari
"Kontrol diri sebagai suatu kemampuan membimbing tingkah laku yang impulsif dalam penggunaan media sosial sehingga mencegah gangguan psikososial seperti terjadinya perilaku Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial di Kuningan Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 413 remaja SMA dengan rentang usia 15-18 tahun di empat sekolah di Kota Kuningan, Jawa Barat. Metode pengambilan sampel probability sampling dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Brief Self-Control Scale(BSCS) 10 item dan kuesioner Fear of Missing Out Scale (FoMOS) 12 item. Hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Chi-square menunjukkan ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial (=0,001; ±<0,05). Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk merencanakan sosialisasi tentang kontrol diri dan meningkatkan produktivitas di kalangan remaja. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel seperti manajemen waktu, kecanduan media sosial, dan pengaruh lingkungan.
Self-control as an ability to guide impulsive behaviour in the use of social media thus preventing psychosocial disorders such as the occurrence of Fear of Missing Out (FoMO) behaviour. This study was conducted to determine the relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users in Kuningan, West Java. This research is a quantitative study with a cross sectional approach. The research sample amounted to 413 high school adolescents with an age range of 15-18 years in four schools in Kuningan City, West Java. The sampling method was probability sampling with simple random sampling technique. This study used a 10-item Brief Self-Control Scale (BSCS) questionnaire and a 12-item Fear of Missing Out Scale (FoMOS) questionnaire. The results of the study analysed using the Chi-square correlation test showed that there is a relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users (Ï=0.001; ±<0.05). This study recommends schools to plan socialisation about self-control and increase productivity among adolescents. Future research can add variables such as time management, social media addiction, and environmental influences."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library