Ditemukan 175635 dokumen yang sesuai dengan query
Sugihen, Tribowo Tuahta Ginting
"Merokok merupakan masalah kronik di Indonesia yang menyebabkan kematian tertinggi dan meningkatkan beban kesehatan. Saat ini belum ada terapi farmakologis yang tersedia di Indonesia untuk penatalaksanaan adiksi merokok. N-asetilsistein (NAC) merupakan salah satu modalitas yang terbukti dapat menjadi terapi pengganti pada beberapa studi jangka pendek. Studi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian NAC sebagai terapi adjuvan pada MET (motivational enhancement therapy) dibandingkan dengan kombinasi MET dan plasebo. Penelitian ini adalah uji klinis terandomisasi tersamar ganda yang terdiri dari 2 tahap yaitu validasi kuesioner dan uji klinis. Subjek pada penelitian ini adalah perokok dewasa dengan konsumsi rokok tembakau setidaknya selama 6 bulan. Subjek adalah pasien adiksi merokok yang ingin berhenti merokok dalam tahap preparation atau action. NAC yang diberikan adalah 1800 mg, 2 kali sehari dalam 3 bulan, MET diberikan dalam terapi individu sebanyak 7 sesi dalam 3 bulan. Pemantauan dilakukan selama 3 bulan untuk menilai efektivitas klinis, laboratoris dan radiologis. Dengan metabolik pemeriksaan rasio n-asetilaspartat/kreatin dan rasio glutamat/kreatin pada Spektroskopi Resonansi Magnetik (MRS). Sebanyak 80 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini. Studi ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan kejadian abstinensia, gejala craving, gejala withdrawal, jumlah rokok yang dikonsumsi dan kadar nikotin, terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan kadar karbon monoksida di minggu ke-2 pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan bermakna pada rasio glutamat/kreatin kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada regio medial prefrontal korteks kiri dengan nilai p < 0,02 serta terdapat perbedaan bermakna pada rasio n-asetilaspartat/kreatin kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol pada regio serebelum bilateral dengan nilai p < 0,01. Sebanyak 63,7% subjek melaporkan efek samping dan efek samping terbanyak adalah diare. Penelitian ini memperhatikan adanya efektivitas NAC pada MET yang diperhatikan dengan adanya penurunan yang bermakna kadar CO minggu kedua, disertai dengan regulasi glutamat yang diperlihatkan dari rasio glutamat/kreatin yang bermakna di korteks prefontal medial kiri serta rasio n-asetilaspartat/kreatin yang meningkat di serebelum yang menunjukkan perbaikan sel di area kognitif dan reward.
Smoking as a chronic problem in Indonesia causes one of the highest mortality rate and is a great national health burden. Currently, there is no pharmacological therapy available in Indonesia for the management of smoking addiction. N-acetylcysteine (NAC) is a modality that has been shown to be a substitute therapy in several short- term studies. This study aims to determine the effectiveness of NAC administration as adjuvant therapy in MET (motivational enhancement therapy) compared to the combination of MET and placebo. This study is a double-blind randomized clinical trial consisting of 2 stages, consisting of questionnaire validation and clinical trials. Subjects in this study were adult smokers with tobacco cigarette consumption for at least 6 months. Subjects were smoking addiction patients who wanted to quit smoking in the preparation or action stage. The NAC given was 1800 mg, 2 times a day in 3 months, MET was given in individual therapy for 7 sessions in 3 months. Monitoring was conducted for 3 months to assess clinical, laboratorial and radiological effectiveness. Metabolic examination included N-acetylaspartate/ creatin ratio and glutamate/creatin ratio on Magnetic Resonance Spectroscopy. A total of 80 subjects were included in this study. The study found that there was no difference in the incidence of abstinence, craving symptoms, withdrawal symptoms, number of cigarettes consumed and nicotine levels, there was a significant difference in the reduction of carbon monoxide levels at week 2 in the treatment group compared to the control group. And there was a significant difference in the glutamate/creatine ratio of the treatment group compared to the control group in the left medial prefrontal cortex region with a p value < 0.02 and there was a significant difference in the N-acetylaspartate/creatine ratio of the treatment group compared to the control group in the bilateral cerebellar region with a p value < 0.01. A total of 63.7% of subjects reported side effects and the most common side effect was diarrhea. This study noticed the effectiveness of NAC in MET which was noticed by a significant decrease in CO levels in week two, accompanied by glutamate regulation as shown by a significant glutamate/creatine ratio in the medial prefrontal cortex sinistra and an increased N- acetylaspartate/creatine ratio in the cerebellum which showed cellular improvement in cognitive and reward areas."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Alfaiz Fahrurrachman
"Resonansi Magnetik merupakan salah satu teknologi spektroskopi yang sering digunakan untuk melakukan pengukuran, termasuk pengukuan pada sistem Pusat Vacancy Nitrogen (Nitrogen – Vacancy Center). Penelitian ini berfokus pada optimasi kuantum pada sistem NV center yang bertujuan untuk memperpanjang waktu relaksasi dari magnetisasi spin T2. Sistem NV center pada penelitian ini akan diamati dengan spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear Magnetic Resonance) serta juga Electron Spin Resonance yang merupakan konsep dasar dari system NV center. Metode yang digunakan adalah metode kontrol optimal kuantum (Quantum Optimal Control) dan Dynamical Decoupling, dilakukan dengan merumuskan pemodelan gangguan (noise) yang didapatkan dengan menggunakan metode proses Ornstein – Uhlenbeck.
Magnetic resonance is one spectroscopy technology that is often used to do the measurements, including the measurements for the Nitrogen – Vacancy Center system. This research is focused on the optimization of quantum systems for Nitrogen - Vacancy Center system, and the objective of this research is to make the magnetization spin relaxation time T2 longer than before. NV center system in this research will be observed by Nuclear Magnetic Resonance (NMR) and also Electron Spin Resonance (ESR) spectroscopy which is a basic concept of NV center system. The methods that will be used are Quantum Optimal Control (QOC) and Dynamical Decoupling methods and will be done by formulating the noise modeling obtained by using the Ornstein - Uhlenbeck process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Williams, David A.R.
London: ACOL, 1986
543.8 WIL n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1990
S28005
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sandstrom, J.
London: Academic Press, 1982
541.28 SAN d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Academic Press, 1982
538.3 ADV
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
New York: Academic Press, 1982
538.3 ADV
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: Academic Press, 1982
541.28 ANN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Gunther, Harald
New York: John Wiley & Sons, 2001
543.087 7 GUN n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Metode NMRS telah digunakan dalam 10 tahun terakhir dengan keberhasilan yang luar biasa dalam berbagai konteks geologi dan eksplorasi airtanah. Metode ini memang mempunyai kemampuan secara langsung untuk mendeteksi keberadaan air melalui eksitasi dari proton hidrogen pada molekul air. Frekuensi dimana proton H terganggu tergantung pada besarnya medan magnet bumi, sementara intensitas eksitasi menentukan kedalaman penyelidikan. Amplitudo medan magnet yang telah dibangkitkan akan dikembalikan lagi oleh lapisan air sebanding dengan porositas lapisan tersebut dan kurva waktu-relaksasi yang konstan berkaitan dengan ukuran pori rata-rata material, artinya erat kaitannya dengan permeabilitas hidrolik. Sebuah kasus lapangan sebagai ilustrasi applikasi NMRS yaitu diambil dari pengukuran di Mauritania. Hasil pengukuran NMRS di daerah kering menunjukkan amplitudo waktu-relaksasi yang rendah (10 A-ms) dan kandungan air 1%. Sedangkan hasil pengukuran NMRS didaerah akuifer menunjukkan amplitude waktu-relaksasi yang cukup besar (270 A-ms) dan kandungan air 12 – 30 %."
620 EKSPLOR 32:155 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library