Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Faqih
"Terapi radiasi berperan dalam mengobati kanker dengan keberhasilannya bergantung pada penentuan dosis radiasi yang tepat untuk setiap pasien. Penelitian ini memperkenalkan sebuah metode yang menggunakan pembelajaran dan Convolutional Neural Network (CNN) dengan arsitektur VGGNet untuk meramalkan dosis radiasi yang optimal dalam perencanaan pengobatan. Dengan memanfaatkan kemampuan VGGNet dengan jaringan konvolusi dalam yang terkenal karena kesederhanaan dan kedalamannya, model dilatih pada data hasil terapi radiasi. Evaluasi kinerja model menunjukkan akurasi dalam prediksi. Bidang ini menyoroti potensi pemanfaatan teknik pembelajaran untuk mempersonalisasi dan meningkatkan pengobatan kanker terutama yang berkaitan dengan perencanaan dosis radiasi yang presisi. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada Perhitungan CI (Conformity Index) dan HI (Homogeneity Index). Pembangunan modelnya diawali dengan mengkondisikan data yang berasal dari MRCCC yang terdapat radiomic, dosiomic. Data dosiomic akan digunakan untuk mencari index tersebut, dengan membaca csv ke dalam environment model dan membangun modelnya sesuai tipe data yang terdapat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model VGGNet mencapai CI rata-rata 0,86 dan HI rata-rata 0,07. CI yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa distribusi dosis tidak sepenuhnya sesuai dengan volume target, sementara HI menunjukkan distribusi dosis yang cukup homogen dalam volume target. Metode yang menggunakan CNN dengan arsitektur VGGNet menunjukkan potensi besar dalam memprediksi dosis radiasi yang optimal dan meningkatkan personalisasi pengobatan kanker.

Radiation therapy plays a role in treating cancer with its success depending on determining the right radiation dose for each patient. This research introduces a method that uses learning and Convolutional Neural Network (CNN) with VGGNet architecture to forecast the optimal radiation dose in treatment planning. By utilizing the capabilities of VGGNet with deep convolutional networks that are well-known for their simplicity and depth, the model is trained on radiation therapy outcome data. Evaluation of the model performance showed accuracy in prediction. This field highlights the potential of utilizing learning techniques to personalize and improve cancer treatment especially with regard to precision radiation dose planning. This research will focus on the calculation of CI (Conformity Index) and HI (Homogeneity Index). The construction of the model begins with conditioning the data coming from MRCCC which contains radiomic, dosiomic. Dosiomic data will be used to find the index, by reading csv into the model environment and building the model according to the data type contained. The results showed that the VGGNet model achieved an average CI of 0,86 and an average HI of 0,07. CI less than 1 indicates that the dose distribution does not fully match the target volume, while HI indicates a fairly homogeneous dose distribution within the target volume. Methods using CNN with VGGNet architecture show great potential in predicting optimal radiation dose and improving the personalization of cancer treatment."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Hadi Wijaya
"Penelitian ini berfokus pada pengaplikasian teknologi deep learning, secara khusus menggunakan Residual Network (ResNet101) dalam prediksi perencanaan dosis untuk pasien kanker paru-paru. Tiga variasi input data diproses untuk dilatih dan diuji menggunakan ResNet, dan kemudian dievaluasi untuk menentukan variasi input yang paling akurat. Tujuan utama penelitian ini adalah memahami mekanisme kerja deep learning dalam prediksi perencanaan dosis, mengevaluasi akurasi prediksi menggunakan ResNet, dan menganalisis kinerja model pada masing-masing variasi input data. Metodologi yang digunakan melibatkan penggunaan model input dan output untuk menghasilkan kurva distribusi-volume dosis (DVH) prediksi dan aktual. DVH merupakan kurva yang digunakan untuk mengukur seberapa besar dosis yang diterima dalam persentase volume pada organ tertentu. Evaluasi dilakukan menggunakan metode Mean Absolute Error (MAE) dari persentase volume prediksi dan referensi masing-masing pasien pada rentang dosis yang ditentukan yaitu 0-60 Gy dengan lebar bin sebesar 0,25 Gy. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa variasi data input A memberikan nilai MAE sebesar 11,24% ± 10,58%, variasi data input B memberikan MAE sebesar 12,79% ± 11,27%, dan variasi data input C memberikan MAE sebesar 12,22% ± 12,13%. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa variasi data input A memiliki tingkat akurasi terbaik dengan nilai error dan standar deviasi terendah. Evaluasi juga melibatkan penggunaan train-val loss untuk masing-masing model yang dilatih. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan citra CT sebagai channel 1, gabungan ROI tanpa ROI target sebagai channel 2, dan ROI target sebagai channel 3 memberikan prediksi perencanaan dosis yang paling akurat untuk pasien kanker paru-paru.

This study focuses on the application of deep learning technology, specifically using Residual Network (ResNet101), to predict dosage planning for lung cancer patients. Three variations of input data were processed for training and testing using ResNet, and then evaluated to determine the most accurate input variation. The primary objectives of this research are to understand the mechanism of deep learning in dosage planning prediction, evaluate prediction accuracy using ResNet, and analyze model performance for each input data variation. The methodology involved using input and output models to generate predicted and actual dose-volume histogram (DVH) curves. DVH is a curve used to measure the dose received as a volume percentage in a specific organ. Evaluation was conducted using the Mean Absolute Error (MAE) method from the volume percentage prediction and reference for each patient within a dose range of 0-60 Gy with a bin width of 0,25 Gy. The evaluation results showed that input data variation A yielded an MAE of 11,24% ± 10,58%, input data variation B yielded an MAE of 12,79% ± 11,27%, and input data variation C yielded an MAE of 12,22% ± 12,13%. These results indicate that input data variation A had the best accuracy with the lowest error and standard deviation. Evaluation also included using train-val loss for each trained model. These findings suggest that using CT images as channel 1, a combination of ROIs excluding the target ROI as channel 2, and the target ROI as channel 3 provides the most accurate dosage planning prediction for lung cancer patients."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Fikri Mushaddaq
"Kanker serviks tetap menjadi penyebab utama kematian terkait kanker di kalangan perempuan secara global, dengan kebutuhan yang terus meningkat akan pengobatan yang lebih efektif. Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) memberikan distribusi dosis yang presisi, namun membutuhkan waktu perencanaan yang lama. Penelitian ini mengembangkan model prediksi distribusi dosis menggunakan Support Vector Regression (SVR) untuk mempercepat perencanaan radiasi pada kanker serviks. Model ini dilatih dengan dataset 102 pasien yang memiliki stadium kanker konsisten dan diuji pada dataset baru dengan 71 pasien dengan stadium acak. Metode yang digunakan melibatkan pre-processing data DICOM, ekstraksi fitur radiomic dan dosiomic, normalisasi, serta training model dengan GridSearchCV dan k-fold cross-validation untuk optimisasi parameter. Hasil menunjukkan bahwa SVR dapat memprediksi dosis dengan Mean Absolute Error (MAE) yang mendekati nilai klinis, dengan MAE rata-rata 0,08 untuk prediksi dosis pada organ risiko seperti kandung kemih dan rektum. Prediksi Homogeneity Index (HI) dan Conformity Index (CI) juga menunjukkan akurasi tinggi, dengan nilai prediksi HI sebesar 0,100 dan CI sebesar 0,954 dibandingkan nilai klinis HI 0,113 dan CI 0,953. Analisis statistik menunjukkan bahwa model ini dapat mengurangi waktu perencanaan tanpa mengorbankan akurasi dosis, meskipun perbaikan diperlukan untuk beberapa prediksi organ seperti femur. Temuan ini menegaskan pentingnya ukuran dataset dan konsistensi stadium dalam meningkatkan kinerja model prediksi dosis radiasi dan menunjukkan potensi SVR sebagai alat bantu dalam perencanaan radioterapi.

Cervical cancer remains a leading cause of cancer-related deaths among women worldwide, highlighting the need for more effective treatments. Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) provides precise dose distribution but involves lengthy planning times. This study develops a dose distribution prediction model using Support Vector Regression (SVR) to expedite radiotherapy planning for cervical cancer. The model was trained on a dataset of 102 patients with consistent cancer stages and tested on a new dataset of 71 patients with random stages. The methodology included pre-processing DICOM data, feature extraction for radiomic and dosiomic data, normalization, and training using GridSearchCV and k-fold cross-validation for parameter optimization. Results indicate that SVR can predict doses with a Mean Absolute Error (MAE) close to clinical values, with an average MAE of 0,08 for dose predictions in organs at risk such as the bladder and rectum. Predicted Homogeneity Index (HI) and Conformity Index (CI) also show high accuracy, with predicted HI at 0,100 and CI at 0,954 compared to clinical values of HI 0,113 and CI 0,953. Statistical analysis reveals that the model can reduce planning time without sacrificing dose accuracy, although improvements are needed for some organ predictions like the femur. These findings underscore the importance of dataset size and stage consistency in enhancing the performance of radiation dose prediction models and demonstrate the potential of SVR as a tool to assist in radiotherapy planning."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riefky Arif Ibrahim
"Katarak merupakan salah satu jenis kelainan mata yang menyebabkan lensa mata menjadi berselaput dengan pandangan berawan, sehingga memungkinkan untuk mengalami kebutaan total. Penderita katarak dapat disembuhkan dengan operasi setelah sebelumnya dilakukan computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) sebagai metode untuk mendapatkan citra digital mata. Namun, penggunaan metode ini tidak selalu memungkinkan, terutama untuk fasilitas kesehatan di negara berkembang, karena kurangnya rumah sakit atau klinik mata yang menyediakan fasilitas berteknologi lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk membantu proses analisis citra mata agar lebih cepat dan akurat dengan menggunakan model deep learning untuk memprediksi mata katarak menggunakan arsitektur CNN dengan terlebih dahulu menganalisis performa model dan membandingkan akurasi/loss model dengan penelitian sebelumnya. Metode perancangan model deep learning ini dilakukan dimulai dari preprocessing, membangun arsitektur model, proses training, dan diakhiri dnegan evaluasi hasil model dengan mengguakan confusion matrix dan classification report. Dari perancangan ini, didapatkan hasil validasi akurasi model sebesar 92.97% dan hasil validasi loss 0.1539. Dari model yang penulis buat dihasilkan model deep learning dengan nilai evaluasi pendeteksian mata katarak dengan presisi 94.30%, recall 97.47%, dan f-1 score 95.85%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model yang penulis rancang telah dapat memprediksi gambar penyakit katarak dengan akurasi diatas 80 % dengan loss dibawah 30 % dengan hasil presisi, recall, dan f-1 score >90% dan menunjukkan tingkat overfitting yang minimal.

Cataract is an eye condition in which the lens of the eye becomes webbed and cloudy, resulting in total blindness. Cataract patients can be cured through surgery after undergoing computed tomography (CT) scans and magnetic resonance imaging (MRI) to obtain digital images of the eyes. However, due to a lack of hospitals or eye clinics that provide complete technology facilities, this method is not always feasible, particularly for health facilities in developing countries, particularly in Indonesia. By first examining the model's performance and comparing the model's accuracy/loss with prior research, this study intends to make the eye image analysis process faster and more accurate by employing a deep learning model to predict cataracts using the CNN architecture. Starting with preprocessing, designing the model architecture, training, and finally evaluating the model outcomes using a confusion matrix and classification report, this deep learning model design technique is followed. The model accuracy validation results from this design are 92.97 % and the loss validation results are 0.1539. A deep learning model with an evaluation value of cataract eye detection with a precision of 94.30 %, recall of 97.47 %, and an f-1 score of 95.85 % was produced from the author's model. According to the findings of this study, the author's model can predict cataract images with an accuracy of more than 80%, a loss of less than 30%, precision, recall, and f-1 score greater than 90%, and minimal overfitting.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartina Hiromi Satyanegara
"Serangan MitM ini memiliki dampak yang cukup besar dan dapat membuka jalan untuk serangan selanjutnya, seperti Phishing. Penelitian ini membahas tentang pendekatan metode hybrid deep learning yang dapat membantu pendeteksian serangan MitM secara efektif. Metode hybrid deep learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah CNN-MLP dan CNN-LSTM, yaitu merupakan gabungan dari CNN, MLP, dan LSTM. Selain itu, dalam skenario eksperimennya menggunakan berbagai metode feature scaling (StandardScaler, MinMaxScaler, dan MaxAbsScaler) dan tanpa menggunakan metode feature scaling sebelum melakukan pemodelan, yang kemudian akan ditentukan metode hybrid deep learning yang terbaik untuk mendeteksi serangan MitM dengan baik. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kitsune Network Attack Dataset (ARP MitM Ettercap). Hasil dari penelitian ini yaitu metode CNN-MLP dengan 10 epoch menggunakan MaxAbsScaler memiliki nilai accuracy tertinggi, yaitu 99.93%. Pada urutan kedua, CNN-MLP dengan 10 epoch menggunakan StandardScaler memiliki nilai accuracy sebesar 99.89%.

Man in the Middle (MitM) has a sizeable impact because it could make the attackers will do another attacks, such as Phishing. This research is discussing about hybrid deep learning methods-approach on detecting MitM attacks effectively. We were used 2 (two) combinations of the Deep Learning methods (CNN, MLP, and LSTM), which are CNN-MLP and CNN-LSTM. Besides that, in the experiment scenarios, we also used various Feature Scaling methods (StandardScaler, MinMaxScaler, and MaxAbsScaler) and without using any Feature Scaling methods before building the models and will determine the better hybrid Deep Learning methods for detecting MitM attack. Kitsune Network Attack Dataset (ARP MitM Ettercap) is the dataset used in this study. The results of this research proves that CNN-MLP that with 10 epoch using MaxAbsScaler has the highest accuracy rate of 99.93%. In second place, CNN-MLP with 10 epoch using StandardScaler has the accuracy rate of 99.89%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radyan Jatya Gamana
"Pengelasan TIG adalah salah satu metode pengelasan yang dapat diterapkan pada logam non-ferrous. Otomatisasi proses pengelasan TIG harus memberikan hasil las yang lebih hemat biaya dan kualitas yang lebih tinggi di lingkungan produksi divisi manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode deep learning pada optimalisasi TIG Welding dengan mengolah hasil pengelasan dengan Convolutional Neural Networks (CNN). Dengan menggunakan dua jaringan saraf YOLOv5 dan ResNet50 yang berbeda, penulis akan memiliki empat metode klasifikasi citra yang berbeda dengan ResNet50, deteksi dan klasifikasi objek YOLOv5, kombinasi deteksi objek YOLOv5 dan ResNet50, dan klasifikasi ResNet50 menggunakan preprocessing center-crop. Penelitian ini akan mengidentifikasi hasil pengelasan dengan memberi label pada gambar sebagai “Weld Bagus” atau “Weld Buruk”, kelas las yang baik tidak memiliki cacat, sedangkan kelas las yang buruk memiliki cacat retak, terbakar, porositas, dll. Berdasarkan penelitian ini metode terbaik adalah kombinasi antara YOLOv5 dan ResNet50 neural network dengan akurasi 96%, loss 4%, presisi 93,1%. Metode dengan menggunakan ResNet50 klasifikasi memiliki akurasi 46%, loss 54%, dan presisi 0%. Metode YOLOv5 objek deteksi dan klasifikasi memiliki akurasi 94,34%, loss 5,66%, dan presisi 100%. Metode ResNet50 klasifikasi dengan center-crop pre-processing memiliki akurasi 82%, loss 18%, dan presisi 87,5%. Variasi dan jumlah data mempengaruhi pelatihan dan pengujian data.

TIG welding is one of the welding methods that can be applied to non-ferrous metals. TIG welding process automation should deliver more cost-effective, higher-quality welds in a manufacturing division's production environment. This study aims to apply deep learning methods to optimize TIG Welding by processing welding results with Convolutional Neural Networks (CNN). By using two different YOLOv5 and ResNet50 neural networks, the author will have four different image classification methods with ResNet50, YOLOv5 object detection and classification, a combination of YOLOv5 and ResNet50 object detection, and ResNet50 classification using center-crop preprocessing. This study will identify the results of welding by labeling the image as “Good Weld” or “Bad Weld”, a good welding class has no defects, while a bad welding class has cracking, burning, porosity defects, etc. Based on this research, the best method is a combination of YOLOv5 and ResNet50 neural network with 96% accuracy, 4% loss, 93.1% precision. The method using ResNet50 classification has 46% accuracy, 54% loss, and 0% precision. The YOLOv5 object detection and classification method has an accuracy of 94.34%, loss of 5.66% and precision of 100%. The ResNet50 method of classification with center-crop pre-processing has an accuracy of 82%, loss of 18% and precision of 87.5%. Variation and amount of data affect the training and testing of data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aidan Daffa Junaidi
"Terumbu karang merupakan organisme laut yang memberikan keuntungan untuk banyak mahluk hidup lainnya. Semakin parahnya polusi pada air dan perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan kesehatan terumbu karang terancam. Proyeksi untuk tahun 2050 menunjukkan bahwa 95% terumbu karang kemungkinan akan mengalami pemutihan. Penelitian ini mengusulkan untuk menerapkan deep learning untuk mengklasifikasikan tipe dan level kesehatan terumbu karang yang klasifikasinya dibagi berdasarkan bagan kesehatan CoralWatch, yaitu dibagi menjadi level 1 – 6. Klasifikasi kesehatan terumbu karang pada penelitian ini dibagi menjadi 6 label, yaitu lv.6, lv.5, lv.4, lv.3, lv.2, dan lv.1. Sedangkan untuk klasifikasi tipe terumbu karang terdapat 3 kelas, yaitu Boulder, Table, dan Branching. Hasil akhir penelitian ini adalah model untuk klasifikasi tipe dan level kesehatan terumbu karang. Bahasa pemograman yang digunakan adalah python, dan arsitektur yang digunakan adalah ResNet, MobileNetV2, DenseNet, dan VGG19. Pada penelitian ini didapat akurasi terbaik sebesar 100% untuk klasifikasi tipe terumbu karang dengan arsitektur DenseNet dan untuk klasifikasi kesehatan terumbu karang didapat akurasi sebesar 55% dengan arsitektur DenseNet.

Coral reefs are marine organisms that provide benefits to many other living creatures. The worsening pollution in the water and unpredictable climate changes threaten the health of coral reefs. Projections for 2050 indicate that 95% of coral reefs are likely to experience bleaching. This research proposes to apply deep learning to classify the types and health levels of coral reefs, with classifications divided based on the CoralWatch health chart, ranging from level 1 to 6. The health classification of coral reefs in this study is divided into 6 labels: lv.6, lv.5, lv.4, lv.3, lv.2, and lv.1. Meanwhile, for the classification of coral reef types, there are 3 classes: Boulder, Table, and Branching. The final outcome of this research is a model for classifying the types and health levels of coral reefs. The programming language used is Python, and the architectures used are ResNet, MobileNetV2, DenseNet, and VGG19. In this study, the best accuracy obtained for the classification of coral reef types is 100% with the DenseNet architecture, while for the classification of coral reef health, the accuracy obtained is 55% with the DenseNet architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqyana Adha Azwat
"Optimasi dosis radiasi pada perencanaan klinis menggunakan Treatment Planning System (TPS) untuk pasien radioterapi sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara efektivitas terapi dan keselamatan pasien. Namun, proses ini memakan waktu dan sangat bergantung pada keahlian fisikawan medis. Pada penelitian ini dilakukan prediksi dosis menggunakan machine learning pada Planning Target Volume (PTV) dan Organ at Risk (OAR) untuk kasus kanker otak dengan teknik perencanaan Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT). Data DICOM perencanaan di ekstraksi menggunakan 3D slicer untuk mendapatkan nilai radiomic dan dosiomic yang akan digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan model algoritma random forest. Hasil evaluasi model menunjukkan bahwa peforma model random forest dalam memprediksi dosis memiliki nilai Mean Square Error (MSE) sebesar 0,018. Nilai Homogeneity Index (HI) dan Conformity Index (CI) untuk data klinis adalah 0,136±0,134 dan 0,939±0,131 secara berturut-turut, sementara hasil prediksinya adalah 0,136±0,039 dan 0,949±0,006, dengan nilai p-value untuk fitur PTV dan OAR > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model random forest efektif dalam memprediksi dosis untuk PTV kanker otak dan OAR, dan dapat digunakan sebagai referensi dalam proses perencanaan.

Optimizing radiation doses in clinical planning using a Treatment Planning System (TPS) for radiotherapy patients is crucial to achieving a balance between therapeutic effectiveness and patient safety. However, this process is timeconsuming and highly dependent on the expertise of medical physicists. In this study, dose prediction using machine learning for the Planning Target Volume (PTV) and Organ at Risk (OAR) in brain cancer cases was performed using the Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) planning technique. DICOM planning data was extracted using 3D Slicer to obtain radiomic and dosiomic values, which were then used in this study with a random forest algorithm model. Model evaluation results showed that the random forest model's performance in predicting doses had a Mean Square Error (MSE) of 0.018. The Homogeneity Index (HI) and Conformity Index (CI) values for clinical data were 0.136±0.134 and 0.939±0.131, respectively, while the predicted results were 0.136±0.039 and 0.949±0.006, with p-values for PTV and OAR features > 0.05. Therefore, it can be concluded that the random forest model is effective in predicting doses for brain cancer PTV and OAR and can be used as a reference in the planning process."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Rais Syukran
"Paduan super merupakan jenis paduan yang dapat mempertahankan kekuatan mekanis dan kestabilan permukaannya pada temperatur yang sangat tinggi sehingga cocok diaplikasikan pada bidang kedirgantaraan, khususnya turbin gas. Jenis paduan super yang paling banyak digunakan adalah paduan super berbasis nikel karena memiliki struktur kristal FCC yang stabil di segala temperatur. Agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, kegagalan pada paduan super berbasis nikel dapat dicegah dengan mengetahui kekuatan tarik dari paduannya. Selain itu untuk mencegah terjadinya keausan pada komponen mesin, kekerasan pada paduan super berbasis nikel juga harus diketahui. Adapun titik leleh dari paduan super berbasis nikel juga harus dapat diketahui untuk mencegah terjadinya pelunakan paduan super pada temperatur yang sangat tinggi. Biaya produksi paduan super berbasis nikel tergolong mahal, karena dibuat berdasarkan pendekatan trial and error yang memakan waktu. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan sebuah program yang dapat memprediksi sifat mekanis paduan super berbasis nikel menggunakan pembelajaran mesin dengan metode deep learning. Melalui pembelajaran mesin, biaya produksi paduan super berbasis nikel dapat ditekan serta mempersingkat siklus perkembangan material. Penelitian ini menghasilkan suatu program deep learning dengan jenis model regresi yang dapat memprediksi kekuatan tarik, kekerasan, dan titik leleh paduan super berbasis nikel dengan keakurasian model menurut metrik R2 sebesar 98,77% berdasarkan variasi hyperparameter yang ditetapkan sebanyak tiga hidden layer dengan dense 256, 128, 64, test size sebesar 25%, random state dengan nilai 75, batch size sebesar 32, epoch sebanyak 300, dan learning rate sebesar 0,001.

A superalloy is a type of alloy that can maintain its mechanical strength and surface stability at very high temperatures so that it is suitable for application in the aerospace field, especially in gas turbines. The most widely used type of superalloy is Ni-based superalloy because it has a stable FCC crystal structure at all temperatures. The failure of Ni-based superalloys can be prevented by knowing the tensile strength of the alloy for a longer-term used. In addition, to prevent wear on the engine components, the hardness of Ni-based superalloys must also be known. The melting point of Ni-based superalloys must also be known to prevent softening of the superalloy at very high temperatures. The production cost of Ni-based superalloys is quite expensive because they are made based on a time-consuming trial and error approach. In this research, a program is developed that can predict the mechanical properties of Ni-based superalloys using machine learning with deep learning methods. Through machine learning, the production cost of Ni-based superalloys can be reduced, and the material development cycle can be shortened. The result of this research is a deep learning program with a regression model which can predict the tensile strength, hardness, and melting point of Ni-based superalloys with a model accuracy of 98.77% according to the R2 metric based on the hyperparameter variations set as three hidden layers wi"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lunnardo Soekarno Lukias
"

Dalam kehidupan kita sehari-hari umumnya banyak barang yang kita butuhkan dan gunakan dalam rumah tangga kita. Mulai dari bahan pangan, minuman, barang untuk membersihkan rumah, barang untuk mencuci pakaian, kudapan, dan lain sebagainya, Pada masyarakat kini banyak barang keperluan sehari-hari tersebut kita beli dan jumpai di berbagai tempat mulai dari warung di dekat rumah, supermarket, toko sembako, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini jumlah supermarket dan minimarket mulai menjamur. Pada tahun 2021 jumlah minimarket di Indonesia mencapai 38.323 gerai yang merupakan peningkatan sebanyak 21,7% dibandingkan pada tahun 2017 yakni hanya sebanyak 31.488 gerai saja. Dengan jumlah gerai yang semakin banyak, banyak masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasanya untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi bila barang yang dibeli juga cukup banyak sehingga akan sulit untuk mendata barang-barang apa saja yang telah dibeli. Untuk memudahkan hal tersebut, penulis mengajukan sebuah solusi untuk membuat sebuah rancangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi Deep Learning untuk mendeteksi tulisan pada struk belanja dari hasil pembelian barang pada minimarket. Hasilnya dari pengujian yang sudah dilakukan pada penelitian ini, masing-masing model Deep Learning memiliki tingkat akurasi mAP50 99,4% dan mAP50:95 72,9% untuk YOLOv5, tingkat akurasi mAP50 99,61% dan mAP50:95 65,19% untuk Faster R-CNN, dan tingkat akurasi mAP50 61,77% dan mAP50:95 98,09% untuk RetinaNet. Dimana YOLOv5 memiliki tingkat akurasi mAP50:95 tertinggi yakni 72,9% dan Faster R-CNN memiliki tingkat akurasi mAP50 tertinggi yakni 99,61%. Dimana pada proses implementasi sistem YOLOv5 dan Faster R-CNN berhasil melakukan proses pengenalan sedangkan RetinaNet gagal untuk melakukannya.


In our daily lives, we generally need and use many items in our households. Starting from food ingredients, drinks, household cleaning items, laundry items, snacks, and so on. Nowadays, many of these daily necessities are bought and found in various places such as small shops near our homes, supermarkets, grocery stores, and so on. Recently, the number of supermarkets and minimarkets has increased. In 2021, the number of minimarkets in Indonesia reached 38,323 branches which is an increase of 21.7% compared to 2017 which was only 31,488 branches. With the increasing number of branches, many people are using their services to obtain their daily necessities. Especially when the purchased items are quite a lot so it will be difficult to record what items have been purchased. To facilitate this matter, the author proposes a solution to create a system design that will utilize Deep Learning technology to detect writing on receipts from purchasing items at minimarkets. The results of testing that have been carried out in this study show that each Deep Learning model has an mAP50 accuracy level of 99.4% and mAP50:95 72.9% for YOLOv5, an mAP50 accuracy level of 99.61% and mAP50:95 65.19% for Faster R-CNN, and an mAP50 accuracy level of 61.77% and mAP50:95 98.09% for RetinaNet. YOLOv5 has the highest mAP50:95 accuracy rate at 72.9%, while Faster R-CNN has the highest mAP50 accuracy rate at 99.61%. Where in the implementation process, YOLOv5 and Faster R-CNN systems were able to perform recognition processes while RetinaNet failed to do so."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>