Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Handayani
"Acalypha indica (Ai) merupakan herbal yang diketahui memiliki efek anti-inflamasi dan anti-diabetik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek ekstrak Ai terhadap proses inflamasi sebagai bagian dari respons imun bawaan yang terjadi pada diabetes melitus tipe 2. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan dua puluh lima ekor tikus Sprague-Dawley yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok normal, kelompok yang diinduksi diet tinggi fruktosa dan kolesterol  (DTFK), kelompok DTFK+Ai 250 mg/kgBB, kelompok DTFK+Ai 400 mg/kgBB dan DTFK+kelompok pioglitazone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Ai dosis 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) (p=0.005) dengan mean±SEM berturut-turut (82±5.73), (199.9±27.55), (260.6±67.29), (147.2±12.18) dan (148.8±29.4). Ekstrak Ai dosis 400 mg/kgBB juga dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) (p=0.02) dengan mean ± SEM berturut-turut (76.65±2.612), (144.7±13.03), (193.0±46.17), (117.0±2.629) dan (130.5±8.890). Selain itu pemberian ekstrak Ai menunjukkan efek peningkatan pada kadar TLR4 (p=0.03) dengan mean±SEM berturut-turut (1.967±0.149), (2.632±0.146), (2.687±0.134), (2.902±0.136) dan (2.513±0.334). Pemberian ekstrak Ai juga menunjukkan peningkatan jumlah hitung sel radang di hati (p=0.0001) dengan mean ± SEM berturut-turut (25.92±2.03), (46.76±3.43), (44.28±3.69), (46.32±3.13) dan (30.72±2.94). Pemberian ekstrak Ai tidak menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar TLR2 serta ekspresi gen Nos2 dan Arg1. Kesimpulannya, ekstrak Ai dapat menurunkan kadar GDS dan GDP serta meningkatkan kadar TLR4 dan jumlah sel radang di hati.

Acalypha indica (Ai) is an herb that is known to have anti-inflammatory and anti-diabetic effects. This research was carried out with the aim of determining the effect of Ai extract on the inflammatory process as part of the innate immune response that occurs in type 2 diabetes mellitus. The research method was carried out using twenty-five Sprague-Dawley rats which were divided into five groups : the normal group, high fructose high cholesterol (DTFK) group, DTFK+Ai 250 mg/kgBW group, DTFK+Ai 400 mg/kgBW group and DTFK+pioglitazone group. The results showed that Ai extract at a dose of 400 mg/kgBW could reduce random blood glucose levels (GDS) (p=0.005) with mean ± SEM respectively (82 ± 5.73), (199.9 ± 27.55), (260.6 ± 67.29), (147.2±12.18) and (148.8±29.4). Ai extract at a dose of 400 mg/kgBW can also reduce fasting blood glucose (GDP) levels (p=0.02) with mean ± SEM respectively (76.65±2.612), (144.7±13.03), (193.0±46.17), (117.0± 2,629) and (130.5±8,890). In addition, administration of Ai extract showed an increasing effect on TLR4 levels (p=0.03) with mean ± SEM respectively (1.967 ± 0.149), (2.632 ± 0.146), (2.687 ± 0.134), (2.902 ± 0.136) and (2.513 ± 0.334). Administration of Ai extract also showed an increase in the number of inflammatory cells in the liver (p=0.0001) with mean ± SEM respectively (25.92±2.03), (46.76±3.43), (44.28±3.69), (46.32±3.13) and (30.72). ±2.94). Administration of Ai extract did not show significant differences in TLR2 levels and Nos2 and Arg1 gene expression. In conclusion, Ai extract can reduce GDS and GDP levels but increase TLR4 levels and the number of inflammatory cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
John D. Lambris, editor
"This volume compiles the latest advances in this rapidly evolving field as presented by eminent scientists at the 7th International Aegean Conference on Innate Immunity in Rhodes, Greece. It includes topics related to the biology and function of Toll-like and other pattern-recognition receptors, complement and its crosstalk with other physiological systems, inflammatory mechanisms and diseases, natural killer cells, and the cooperative interplay between innate and adaptive immune cells. This book is an excellent source of information for researchers and clinicians with interests in immunology, host-microbe interactions, and infectious and inflammatory diseases."
New York: [, Springer], 2012
e20417931
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mazo, Ellen
Amerika: Rodale, 2002
616.079 MAZ i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Amara Reyzel
"Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit metabolik kronis dengan prevalensi global yang meningkat, termasuk di Indonesia. Pada diabetes, peningkatan TNF-α memicu peradangan pada liver, sebagai organ yang berperan dalam metabolisme glukosa dan lemak. Acalypha indica (Ai) adalah tanaman herbal dengan aktivitas antioksidan dan antiinflamasi yang menawarkan alternatif terapi. Penelitian ini bertujuan mengukur kadar TNF-α pada liver tikus diabetes dan menganalisis senyawa dalam akar Ai yang dapat berikatan dengan reseptor target TNF-α menggunakan molecular docking.
Metode
Eksperimen dilakukan pada 25 ekor tikus jantan Sprague-Dawley yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu diet normal, DTFK, DTFK+Pioglitazone, DTFK+Ai 250 mg/kgBB, dan DTFK+Ai 400 mg/kgBB. Setelah 8 minggu, tikus diterminasi dan kadar TNF-α pada organ liver diukur menggunakan ELISA. Molecular docking dilakukan terhadap 58 senyawa ekstrak akar Ai untuk menguji afinitasnya terhadap TNF-α (PDB: 2az5) dengan aplikasi Molegro.
Hasil
Pemberian ekstrak akar Ai dosis 400 mg/kgBB dapat menurunkan kadar TNF-α secara signifikan (P=0,0075) pada organ liver tersimpan dari hewan coba tikus diabetes. Hasil studi molecular docking menunjukkan keseluruhan senyawa memiliki ikatan terhadap TNF-α (PDB: 2az5) dengan afinitas tertinggi dimiliki tanin (skor Moldoc: -231,958; skor Rerank: -109,499), mauritianin (skor Moldoc: -138,252; skor Rerank: -88,8503), 1,2,3,6- Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose (skor Moldoc: -136.98; skor Rerank: -75,9225), dan clitorin (skor Moldoc: -122,239; skor Rerank: -93,7471).
Kesimpulan
Pemberian ekstrak akar Ai dapat menurunkan kadar TNF-α di organ liver tikus diabetes yang diperkirakan melalui interaksi utama ligan tanin, mauritanin, 1,2,3,6-tetragalloyl- beta-D-glucopyranose, dan clitorin dalam senyawa Ai.

Introduction
Diabetes is a chronic metabolic disease with a rising global prevalence, including in Indonesia. In diabetes, increased TNF-α triggers liver inflammation, a key organ in glucose and fat metabolism. Acalypha indica (Ai), a herbal plant with antioxidant and anti-inflammatory properties, offers an alternative treatment. This study aims to measure TNF-α levels in diabetic mice liver and analyze Ai root compounds that bind to TNF-α using molecular docking.
Method
Twenty-five male Sprague-Dawley rats were divided into five groups: normal diet, DTFK, DTFK + Pioglitazone, DTFK + Ai 250 mg/kgBW, and DTFK + Ai 400 mg/kgBW. After 8 weeks, rats were terminated and liver TNF-α levels were measured using ELISA. Molecular docking was performed on 58 Ai root extract compounds to test their affinity for TNF-α (PDB: 2az5) with Molegro app.
Results
Administration of Ai root extract at a dose of 400 mg/kgBW can significantly reduce TNF-α levels in the stored liver organs of diabetic rats (P=0,0075). Molecular docking showed all compounds bond to TNF-α (PDB: 2az5) with the highest affinity owned by tannin (Moldoc score: -231.958; Rerank score: -109.499), mauritianin (Moldoc score: - 138.252; Rerank score: -88.8503), 1,2,3,6-Tetragalloyl-beta-D-glucopyranose (Moldoc score: -136.98; Rerank score: -75.9225), and clitorin (Moldoc score: -122.239; Rerank score: -93.7471).
Conclusion
Ai root extract reduces TNF-α levels in the liver of diabetic rats, likely through key interactions with tannin, mauritianin, 1,2,3,6-tetragalloyl-beta-D-glucopyranose, and clitorin found in the Ai compounds.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Innate and adaptive immunity play important roles in immunosurveillance and tumor destruction. This book discusses recent progress in innate immunity and Treg cells, and the regulation of innate immunity through Toll-like receptor (TLR) signalling."
New York: Springer, 2012
e20417688
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"This book will discuss several cellular pathways involved in controlling immune response in the context of infectious diseases, their biological consequences and potential "hijack" of these pathways for the benefit of pathogen leading towards pathogen persistence as opposed to clearance."
New York: Springer, 2012
e20417684
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Izzah Khairunnisa Muhtadi
"Latar Belakang: Anak-anak yang menderita stunting memiliki berbagai kekurangan jika dibandingkan anak-anak sebayanya yang memiliki HAZ normal, baik dari segi pertumbuhan fisik, emosional, maupun dalam sistem imun. Salah satu komponen sistem imun yang ada dalam tubuh adalah sitokin proinflamasi interleukin-18 yang berperan sebagai faktor kemotaksis sel T, basofil, serta neutrofil, penginduksi interleukin lainnya, serta menginduksi sel Th1 dan IFN- I³.
Tujuan: Menganalisis ekspresi gen IL-18 pada anak stunting jika dibandingkan dengan anak dengan HAZ normal, menganalisis korelasi antara status stunting, ekspresi IL-18, status infeksi cacing, serta status OHI-S.
Metode: Sampel diambil dari bahan biologis tersimpan berupa RNA cairan sulkus gingiva anak 6-8 tahun di Nusa Tenggara Timur (NTT) (n=8). Kemudian dilakukan ekstraksi RNA, sintesis cDNA, pre amplifikasi, dan kemudian dilakukan real-time PCR. Hasil: Tidak ditemukan perbedaan bermakna secara statistik pada ekspresi gen IL-18 anak stunting dibanding anak dengan HAZ normal (p ≥ 0,05) dan tidak pula ditemukan korelasi baik antara status stunting dan status infeksi cacing, ekspresi IL-18 dan status infeksi cacing, status stunting dan OHI-S, maupun ekspresi gen IL-18 dan status OHI-S (p ≥ 0,05).
Kesimpulan: Meskipun ditemukan adanya downregulation pada ekspresi gen IL-18 anak stunting jika dibandingkan anak normal, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik Tidak ditemukan korelasi pada ekspresi gen IL-18, status infeksi cacing, serta status OHI-S.

Background: Stunted children have many handicaps compared to their normal age counterparts who have normal HAZ, either in physical growth, emotional growth, or in their immune system. Interleukin-18 is a part of the immune system, a proinflammatory cytokine that acts as a chemotaxis factor for T-cell, basophil, neutrophil, and inducts IFN- γ, Th1, and other cytokines.
Purpose: To analyze IL-18 expression in stunted children compared to their normal age counterpart, to analyze the correlation between stunting status, IL-18 expression, helminths infection status, and OHI-S.
Methods: Samples were stored biological material, taken from 6 to 7 years old’s gingival crevicular fluid from NTT (n=8). RNA was extracted from samples, then synthesized to cDNA, preamplified, and analyzed in RT-PCR. 
Results: The difference in IL-18 expression in stunted children compared to children with normal HAZ was not statistically significant.  There were no correlation between stunting status and helminths infection status, IL-18 expression and helminths infection status, stunting status, and OHI-S, nor IL-18 expression and OHI-S.
Conclusion: Even though a downregulation in IL-18 expression in stunted children compared to children with normal HAZ was found, the difference was not statistically significant. There was also no correlation between IL-18 expression, helminths infection status, and OHI-S status. 
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Kezia Ellaine Charity
"Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan produksi atau fungsi insulin. Stres oksidatif berperan dalam komplikasi diabetes melalui peningkatan radikal bebas dan penurunan kapasitas antioksidan. Acalypha indica, tanaman herbal kaya fenolik dan flavonoid, memiliki potensi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek ekstrak etanol akar Acalypha indica terhadap kadar malondialdehida (MDA) dan glutathione (GSH) pada tikus diabetes yang diinduksi diet tinggi lemak dan fruktosa (DTFK). Lima kelompok tikus Sprague-Dawley digunakan: kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif (pioglitazone), dan dua kelompok perlakuan (ekstrak Acalypha indica 250 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB). Serum darah dianalisis menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm (MDA) dan 412 nm (GSH). Hasil menunjukkan dosis 250 mg/kgBB meningkatkan MDA, sementara 400 mg/kgBB menurunkannya tanpa signifikansi statistik. Peningkatan GSH lebih tinggi pada dosis 250 mg/kgBB dibandingkan 400 mg/kgBB, namun juga tidak signifikan. Sebagai kesimpulan, Acalypha indica memiliki potensi sebagai antioksidan eksogen untuk mengatur kadar MDA dan GSH pada diabetes, namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis dan durasi optimal guna menghindari efek prooksidan.

Diabetes mellitus is a chronic disease marked by hyperglycemia due to impaired insulin function. Oxidative stress worsens diabetes complications by increasing free radicals and reducing antioxidant capacity. Acalypha indica, rich in phenolic and flavonoid compounds, shows potential as an antioxidant to reduce oxidative stress. This study assessed the effects of Acalypha indica root ethanol extract on malondialdehyde (MDA) and glutathione (GSH) levels in diabetic rats induced with a high-fat and high-fructose diet (DTFK). Five groups of Sprague-Dawley rats were used: normal, negative control, positive control (pioglitazone), and treatment groups with Acalypha indica extract (250 mg/kgBW and 400 mg/kgBW). Serum samples were analyzed using a spectrophotometer at wavelengths of 530 nm (MDA) and 412 nm (GSH). The results showed that the 250 mg/kgBW dose increased MDA levels, while the 400 mg/kgBW dose reduced MDA levels, although the changes were not statistically significant. GSH levels increased more with the 250 mg/kgBW dose compared to 400 mg/kgBW, but this increase was also not significant. In conclusion, Acalypha indica shows potential as an exogenous antioxidant for regulating MDA and GSH levels in diabetes. Further studies are needed to refine dosing and minimize pro-oxidant risks."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Eddy T.M.
"Ruang lingkup dan metode penelitian
Spesies radikal babas dan derivatnya berperan sangat panting pada cedera sel. Sampai saat ini penelitian untuk membuktikan peran obat golongan penghambat sistem renin angiotensin (SRA) dalam cedera sel adalah dengan model cedera iskemia-reperfusi. Cedera sel akibat iskemia-reperfusi disebabkan oleh pembentukan spesies oksigen reaktif yang berlebihan. Dari beberapa penelitian tersebut terbukti bahwa cedera sel dengan model cedera iskemiareperfusi dapat dihambat oleh obat golongan tersebut yang diduga bekerja sebagai antioksidan/antiradikal.
Penelitian ini ingin membuktikan lebih lanjut apakah obat golongan penghambat SRA yakni kaptopril dan losartan dapat menghambat cedera sel hati dengan model lain. Model yang digunakan adalah kerusakan atau cedera sel hati yang diinduksi dengan dengan parasetamol dosis toksik, CCI4, dan etanol. Kerusakan sel hati akibat bahan-bahan hepatotoksik tersebut disebabkan oleh metabolit reaktif baik berupa spesies oksigen reaktif atau spesies radikal babas, yang merupakan hasil metabolisme dari masing-masing bahan tersebut.
Untuk mengetahui efek proteksi kaptopril dan losartan dilakukan pengukuran kadar enzim SGOT dan SGPT, serta pemeriksaan histopatologi jaringan hati. Sedangkan untuk mengetahui apakah efek proteksi ini diperantarai oleh sifat antioksidan/antiradikal kaptopril dan losartan, dilakukan pengukuran kadar MDA hati dan MDA serum.
Penelitian ini menggunakan 54 ekor tikus putih galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 3 grup secara acak yang masing-masing terdiri dari 18 ekor. Kemudian masing-masing grup dibagi secara acak menjadi 3 kelompok. Grup P diberi parasetamol dosis tunggal 2500 mg/KgBB, grup C diberi CCI4 dosis tunggal 2 ml/KgBB. Grup E diberi etanol dengan konsentrasi bertingkat 35%, 50%, 60%, dan 70% dengan dosis 10 ml/KgBB/hari mulai dari hari pertama Sampai hari ke 4. Setiap grup tersebut terdiri dari kelompok yang tidak diproteksi, kelompok yang diproteksi dengan kaptopril, dan kelompok yang diproteksi dengan losartan. Dua puluh empat jam setelah perlakuan terakhir dilakukan laparatomi untuk pengambilan darah dan pengangkatan hati. Darah diambil untuk pengukuran kadar SGOT, SGPT, dan kadar MDA serum. Hati diangkat untuk pengukuran kadar MDA hati dan pemeriksaan histopatologi. Data kadar SCOT, SGPT, dan MDA dianalisis dengan uji statistik ANOVA satu arah dan perbandingan berganda Tukey. Data histopatologi dianalisis dengan uji perbandingan berganda non parametrik Kruska}-Wallis.
Hasil
- Hasil uji statistik kadar SCOT dan SGPT pada semua kelompok yang diproteksi dengan kaptopril atau losartan Iebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok yang tidak diproteksi.
Hasil uji statistik tingkat kerusakan hati pada grup P, kelompok yang diproteksi dengan kaptopril dan losartan Iebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok yang tidak diproteksi. Hasil uji statistik tingkat kerusakan hati berupa degenerasi steatosis pads grup C dan grup E, kelompok yang diproteksi dengan kaptopril dan losartan lebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok yang tidak diproteksi. Tetapi tingkat kerusakan hati berupa degenerasi nekrosis pada grup C dan grup E tidak terdapat perbedaan, sehingga tidak dilakukan uji statistik.
- Hasil uji statistik kadar MDA hati pada semua kelompok yang diproteksi dengan kaptopril dan losartan Iebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok yang tidak diproteksi. Perbedaan bermakna kadar MDA serum hanya ditemukan pada grup C, yaitu kelompok yang diproteksi dengan kaptopril dan losartan lebih rendah secara bermakna dibanding kelompok yang tidak diproteksi.
Kesimpulan
1. Kaptopril dan losartan dapat mencegah cedera sel hati tikus yang diinduksi dengan parasetamol, CCI4, dan etanol.
2. Mekanisme kerja obat golongan penghambat SRA dalam mencegah cedera set diduga selain karena adanya gugus -SH pada kaptopril, juga melalui hambatan efek farmakodinamik angiotensin II dalam pembentukan spesies radikal bebas dan derivatnya.
3. Obat golongan penghambat SRA mempunyai efek antioksidan/antiradikal."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Bima Prasetya
"Latar Belakang: Risiko Non-Alcoholic Fatty Liver Disease NAFLD meningkat pada pasien dengan diabetes melitus DM tipe 2. Prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko NAFLD pada populasi DM di Indonesia belum pernah diteliti. Profil derajat fibrosis pada populasi ini juga masih belum diketahui.
Tujuan: Mengetahui perbedaan profil pasien DM dengan atau tanpa NAFLD serta derajat fibrosisnya.
Metode: Penelitian dikerjakan secara potong lintang terhadap pasien DM tipe 2 dewasa yang berobat di poliklinik endokrin metabolik RSCM. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Data yang dikumpulkan mencakup usia, lama diabetes, indeks masa tubuh IMT , lingkar pinggang, kadar HDL, trigliserida, dan HbA1C. Ultrasonografi abdomen dikerjakan pada semua pasien untuk menentukan adanya NAFLD. Pasien dengan NAFLD lalu menjalani pemeriksaan elastografi transien untuk menilai derajat fibrosis. Uji Chi Square atau Fischer's-Exact digunakan untuk analisis bivariat dan regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat.
Hasil Penelitian: Sebanyak 186 pasien dianalisis dalam studi ini, dengan 84 pasien 45,2 terbukti mengalami NAFLD. Elastografi transien berhasil dikerjakan pada 68 pasien NAFLD, dengan 17 pasien 25,0 terbukti mengalami fibrosis berat. Analisis univariat menunjukan perbedaan signifikan IMT PR=1,878; 95 CI= 1,296-2,721.

Background: Risk of Non Alcoholic Fatty Liver Disease NAFLD is increased in patients with type 2 diabetes. Prevalence and factors related to the increased risk of NAFLD in diabetic patients in Indonesia are currently unknown. Data regarding fibrosis profile in this population is also unknown.
Aim: To understand the prevalence and fibrosis profile of Non Alcoholic Fatty Liver Disease in diabetes mellitus and factors associated with it.
Methods: This study was a cross sectional study on diabetic patients treated in the endocrinology and metabolic clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital. Sampling was done consecutively. Data collected comprised of age, duration of diabetes, body mass index BMI, waist circumference, HDL, triglyceride, and HbA1C. Abdominal ultrasonography was conducted to every patient to determine the presence of NAFLD. Patients with NAFLD underwent transient elastography to assess their degree of liver fibrosis. Collected data were analyzed in univariate and multivariate manner.
Study Results: We analyzed 186 patients with diabetic. NAFLD were diagnosed in 84 patients 45,2. Transient elastography were carried out in 68 patients, with advanced fibrosis were found in 17 patients 25,0. Univariate analysis showed significant differences between BMI PR 1,878 95 CI 1,296 2,721 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55667
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>