Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Entin Prakartini
"Anak yang terdiagnosis tumor otak menyebabkan orang tua mengalami reaksi psikologi, sosial dan spiritual akibat pengobatan dan perawatan yang panjang dan lama. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman psikososial dan spiritual pada orang tua yang memiliki anak dengan tumor otak. Penelitian kualitatif deskriptif dilakukan terhadap 11 orang tua dari anak-anak penderita tumor otak di sebuah rumah sakit pusat kanker di Jakarta, Indonesia dan dilakukan secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan lima tema yakni 1) beragam respon orang tua saat awal-awal diagnosis; 2) tantangan besar dalam menjalani pengobatan dan perawatan anak; 3) kedekatan dengan Yang Maha Kuasa dan dukungan spiritual; 4) munculnya harapan dan dukungan dari berbagai pihak; 5) keihklasan dan terus berupaya untuk kesembuhan anak. Peran tenaga kesehatan dan khususnya perawat dibutuhkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan psikologi, sosial dan spiritual yang dibutuhkan orang tua selama menjalani pengobatan dan perawatan anak dan langkah selanjutnya berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut.  

Children diagnosed with brain tumors causes parents to experience psychological and spiritual reactions due to long and lengthy treatment and care. This research aims to explore the psychosocial and spiritual experiences of parents who hava children with brain tumors. Qualitative descriptive research was conducted on 11 parents of children with brain tumor at a cancer center hospital in Jakarta, Indonesia and carried out purposive sampling. Data was collected through semi-structured interviews and analyzed using Colaizzi method and produced five themes, namely 1) various parental responses at the beginning of the diagnosis; 2) big challenges in undergoing treatment and caring for children; 3) closeness to the Almighty and spiritual support; 4) the emergence of hope and support from various parties; 5) sincerity and continuing efforts for the child’s recovery. The role of health workers and especially nurses is needed to identify the  psychological, social and spiritual needs that parents need while undergoing treatment and child care and the next step is to collaborate with all related parties in effort to meet these needs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Sofiyah
"ABSTRAK
Anak terdiagnosa kanker umumnya mengalami pengobatan yang mempengaruhi
kondisi emosional, kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual pada anak juga orangtua.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual orang tua terhadap
kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup anak yang mengalami kanker. Desain
penelitian cross sectional pada 81 pasang orang tua anak dengan teknik consecutive
sampling. Data dianalisis secara bivariat multivariat menggunakan regresi linier. Hasil
penelitian menunjukkan hubungan bermakna, arah kekuatan sedang dan positif antara
kesejahteraan spiritual orang tua dengan kesejahteraan spiritual anak (r: 0,324;
Pvalue:0,003) dan hubungan antara kesejahteraan spiritual anak dengan kualitas hidup
anak (r: 0,324; Pvalue: 0,003), serta hubungan bermakna, kekuatan lemah dan positif
antara kesejahteraan spiritual orang tua dengan kualitas hidup anak (r: 0,263 Pvalue:
0,018). Peneliti merekomendasikan perawat mengidentifikasi dan asuhan keperawatan
spiritual perlu ditingkatkan pada anak yang mengalami kanker dan keluarganya

ABSTRACT
Children diagnosed cancer generally undergo treatments affected emotional state,
quality of life and spiritual well-being. This study aims to determine relationship of
parents spiritual well being against the childrens spiritual well-being and quality of life
who have cancer. Cross-sectional study design in 81 pairs of parents-children taken with
consecutive sampling. Data analyzed using bivariate multivariate linear regression. The
results showed significant correlation with direction and strength of relationship was
positive between parent spiritual well-being with children spiritual well-being (r: 0.324
Pvalue: 0.003) and between childrens spiritual well being with children quality of life
(r: 0,356; Pvalue; 0,001) significant correlation with direction and strength of weak
positive correlation between parents spiritual well-being with childrensquality of life
(r:0.263 Pvalue: 0.018). Researchers recommend the nurse to identify and carry out
spiritual well being care for children and parent with cancer"
2015
T46457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Putri Maharani
"Berperan sebagai orang tua berarti memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Namun, mengasuh anak dapat menjadi faktor penyebab orang tua mengalami stres. Kondisi tersebut dapat diperparah ketika orang tua memiliki anak yang berkebutuhan khusus. Tingkat resiliensi yang rendah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan orang tua mengalami tingkat stres yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan tingkat stres orang tua yang memiliki anak penyandang Autism Spectrum Disorder.
Metode penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah orang tua murid di Sekolah Mandiga Jakarta Selatan sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode total sampling. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah Brief Resilience Scale untuk variabel resiliensi, dan Parental Stress Scale untuk variabel tingkat stres orang tua. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi gamma. Uji korelasi gamma digunakan untuk melihat adanya hubungan serta tingkat kekuatan hubungan pada dua variabel.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara resiliensi dan tingkat stres pada orang tua yang memiliki anak penyandang Autism Spectrum Disorder di Sekolah Mandiga Jakarta Selatan. Koefisien korelasi yang didapatkan adalah -0,701, sehingga hubungan bersifat kuat dan negatif. Promosi kesehatan mental bagi orang tua perlu dilakukan secara rutin untuk mempertahankan status kesehatan mental, meningkatkan resiliensi, serta mencegah terjadinya stres pada orang tua.

Playing the role as a parent means having an important role in parenting. However, taking care of children can be one of the factors causing parents to experience stress. This condition can be aggravated when parents have children with special needs. Low levels of resilience can be one of the factors that causes older people to experience high levels of stress. This study aims to determine the relationship between resilience and stress levels of parents who have children with Autism Spectrum Disorder.
This research method uses correlative analytic design with cross sectional approach. The subjects of this study were 30 students parents at the Sekolah Mandiga Jakarta Selatan and the study was carried out using the total sampling method. The research measuring instrument used was the Brief Resilience Scale for resilience variables, and the Parental Stress Scale for variable stress levels of parents. The data analysis used was univariate and bivariate analysis using the gamma correlation test. The gamma correlation test is used to see the relationship and the level of strength of the relationship between the two variables.
This study concludes that there is a strong relationship between resilience and stress levels in parents who have children with Autism Spectrum Disorder at Sekolah Mandiga South Jakarta. The correlation coefficient obtained is -0.701, so the relationship is strong and negative. Promoting mental health for parents needs to be done routinely to maintain mental health status, increase resilience, and prevent stress among parents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliawati Utoro, supervisor
"Angka kejadian kekerasan seksual pada anak meningkat dari tahun ke tahun. Keluarga merupakan orang terdekat yang berperan penting dalam merawat anak pasca kekerasan seksual yang dialaminya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali pengalaman orang tua merawat anak yang mengalami kekerasan seksual. Partisipan dalam penelitian ini 5 orang tua yang anaknya mengalami kekerasan seksual yang dipilih secara purposive sampling. Metoda penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif dengan analisis data content analysis Tema yang diperoleh ada 5 yaitu: membangun koping yang adaptif, memperhatikan perubahan anak, mengupayakan segala bentuk upaya pemulihan bagi anak, memberi dukungan emosional serta upaya antisipasi. Penelitian akan datang yang perlu diteliti bagaimana persepsi anak terhadap kondisi yang dialaminya pasca kekerasan seksual.

The incidence of child sexual violence increased from year to year. Family is the closest person who caring in treat for the child after sexual violence that experienced by him. The purpose of this research is to explore the experiences of parents to treat their child who have experienced sexual violence. Participants in this research are 5 parents whose their children suffered sexual violence. Participants were selected by purposive sampling. The method of research used is descriptive phenomenology of data analysis of content analysis. Theme obtained is 5 namely: build koping that adaptive, notice change child, trying entire recovery effort form for child, give emotional support as well as effort anticipation. To next research, that important, how the children with child sexual violence have maintained their condition after sexual violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ineu Isnaeni
"Sebanyak 45% orang tua yang memiliki anak disabilitas di Kota Depok masih malu, menelantarkan anaknya, dan tidak memberikan kasih sayang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan orang tua yang memiliki anak disabilitas dan determinannya di Kota Depok Jawa Barat tahun 2022. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner online pada 120 orang tua yang memiliki anak disabilitas yang tinggal di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua menerima anak disabilitas di Kota Depok Jawa Barat Tahun 2022 sudah baik dengan nilai rata-rata 86,79 (skala 100). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan, sikap, nilai religiusitas, dukungan tenaga kesehatan, dan pendapatan memiliki hubungan bermakna dengan penerimaan orang tua yang memiliki anak disabilitas. Dukungan tenaga kesehatan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan penerimaan orang tua yang memiliki anak disabilitas di Kota Depok Jawa Barat. Orang tua yang cukup mendapat dukungan dari tenaga kesehatan berpeluang menerima anaknya yang mengalami disabilitas 5,6 kali dibanding dengan orang tua yang kurang mendapat dukungan tenaga kesehatan setelah dikontrol oleh pengetahuan, sikap, nilai religiusitas dan pendapatan.

As many as 45% of parents who have children with disabilities in Depok City are still ashamed, neglect their children, and do not give abundant love. This study aims to determine the acceptance of parents who have children with disabilities and their determinants in Depok City, West Java in 2022. The study used a cross sectional design, collecting data through filling out online questionnaires on 120 parents of children with disabilities living in Depok City. The results showed that parents accepting children with disabilities in Depok City, West Java in 2022 were good with an average score of 86.79 (scale 100). The results showed that knowledge, attitudes, religious values, support from health workers, and income had a significant relationship with the acceptance of parents who had children with disabilities. The support of health workers is the most dominant factor related to the acceptance of parents who have children with disabilities in Depok City, West Java. Parents who have adequate support from health workers have the opportunity to accept their children with disabilities 5.6 times compared to parents who do not receive support from health workers after being controlled by knowledge, attitudes, religious values and income."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Larasati
"Pengasuhan terhadap anak dengan ASD bukan suatu hal yang mudah dan seringkali dapat membuat tingkat stres yang tinggi pada orang tua (Shattnawi dkk., 2020; Bonis, 2016). Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan stres yang baik salah satunya dengan melakukan pemecahan masalah secara bersama dengan pasangan atau disebut common dyadic coping. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara penggunaan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Penelitian dilakukan pada 94 partisipan orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Alat ukur yang digunakan berupa Dyadic Coping Inventory (DCI) dan Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara penerapan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder (r = -0,291, n = 82, r2 = 0,0846). Penelitian ini dapat menjadi implikasi pada bidang psikologi dalam psikoedukasi terkait dengan common dyadic coping dan stress pengasuhan.

Taking care of children with Autistic Spectrum Disorder can be quite challenging, often leading to high levels of stress in parents (Shattnawi et al., 2020; Bonis, 2016). Therefore, an effective stress management in parents is essential, such as engaging in joint problem-solving with a partner, which is referred to as common dyadic coping. This study aims to examine the relationship between the use of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder. The study was conducted on 94 parents who had children with Autistic Spectrum Disorder. Dyadic Coping Inventory (DCI) and Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF) are used to measure common dyadic coping and parenting stress in parents. The results showed that there was a negative relationship between the implementation of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder (r = -0.291, n = 82, r2 = 0.0846). This research can be implication in the field of psychology related to common dyadic coping and parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Adabina
"Kepuasan hidup merupakan suatu kekuatan psikologis yang memfasilitasi perkembangan adaptif remaja. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kepuasan hidup remaja adalah komunikasi dengan orang tua. Tuntutan pekerjaan seringkali menyulitkan orang tua untuk berkomunikasi dengan remaja. Permasalahan komunikasi saat orang tua berada di tempat kerja dapat diminimalisir dengan penggunaan komunikasi online. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komunikasi online orang tua-anak dan kepuasan hidup remaja yang memiliki kedua orang tua bekerja. Responden penelitian terdiri dari 106 remaja berusia 10-15 tahun yang memiliki kedua orang tua bekerja. Komunikasi online orang tua-anak diukur menggunakan instrumen hasil modifikasi alat ukur Online Parent-Child Communication (Niu et al., 2019). Satisfaction with Life Scale Adapted for Children (SWLS-C; Gadermann, Schonert-Reichl, & Zumbo, 2010) digunakan untuk mengukur kepuasan hidup. Hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara komunikasi online orang tua-anak dan kepuasan hidup remaja yang memiliki orang tua bekerja. Selain itu, ditemukan hubungan yang signifikan dan positif antara komunikasi online orang tua-anak dan kepuasan hidup remaja laki-laki dan kepuasan hidup remaja perempuan yang memiliki kedua orang tua bekerja.

Life satisfaction acts as a psychological strength that facilitates adolescents‟ adaptive development. Communication with parents is known as one of several factors that related to adolescents‟ life satisfaction. Parental work pressures make it harder for parents to communicate with adolescents. Problems related to communication when parents are at work can be minimalized through the use of online communication. The purpose of this research is to examine the relationship between online parent-child communication and life satisfaction among adolescents who have working parents. 106 adolescents who have working parents participated in this research. Parent-child online communication was measured using modified version of Online Parent-Child Communication (Niu et al., 2019). Life Satisfaction was measured using Satisfaction with Life Scale Adapted for Children (SWLS-C; Gadermann, Schonert-Reichl, & Zumbo, 2010). The result shows a significant and positive relationship between parent-child online communication and life satisfaction among adolescents who have working parents. In addition, this research also shows a significant and positive relationship between parent-child online communication and adolescent boys‟ life satisfaction and adolescents girls‟ life satisfaction, among adolescents who have working parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadiyyah Alyanisah
"Penelitian ini membahas mengenai resiliensi orang tua yang merawat anak dengan kanker. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa orang tua yang merawat anak dengan kanker rentan mengalami permasalahan psikologis dan sosial sehingga berisiko mengakibatkan penurunan kualitas hidup hingga mengganggu fungsi keluarga. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, belum ada penelitian yang menggunakan metode literature review dengan mengintegrasikan konsep mengenai faktor resiliensi, proses resiliensi, dan fungsi resiliensi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi resiliensi pada orang tua yang merawat anak dengan kanker yang mencakup faktor resiliensi, proses resiliensi, dan fungsi resiliensi. Signifikansi dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan pada mata kuliah Masalah Kesehatan dan Kesehatan Jiwa, mata kuliah Metode Intervensi Individu dan Keluarga, serta bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang membahas mengenai topik serupa. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review dalam bentuk telaah kasus atau case study review. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti, terdapat tujuh penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan utama dalam penelitian ini. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kanker anak dan jenis pengobatan yang digunakan antar kasus sangat beragam. Oleh karena itu, para orang tua di setiap kasus memiliki faktor resiliensi yang berbeda-beda sehingga mereka menerapkan proses resiliensi yang berbeda-beda. Hal ini berimplikasi pada fungsi resiliensi yang diperoleh orang tua dari masing-masing kasus. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi orang tua yang merawat anak dengan kanker untuk mempelajari dan memahami diagnosis kanker anak pada masa awal diagnosis agar orang tua mampu menjalankan perannya sebagai caregiver secara optimal, serta menumbuhkan perasaan optimis selama merawat dan mendampingi anak di rumah sakit. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan bagi pekerja sosial medis untuk menerapkan, mengembangkan, dan mengevaluasi intervensi berbasis ketahanan kepada orang tua yang merawat anak dengan kanker.

This study discusses the resilience of parents who care for children with cancer. This research is motivated by the problem that parents who care for children with cancer are vulnerable to experiencing psychological and social problems that are at risk of reducing the quality of life and disrupting family functions. Based on previous studies, there has been no research that uses the literature review method by integrating concepts regarding resilience factors, resilience processes, and resilience functions. Therefore, this study aims to describe the condition of resilience in parents who care for children with cancer which includes resilience factors, resilience processes, and resilience functions. The significance of this study is to contribute knowledge and insights to the Health and Mental Health Problems course, the Individual and Family Intervention Methods course, as well as for future studies that discuss similar topics. This research was conducted using the literature review method in the form of a case study review. Based on the inclusion and exclusion criteria determined by the researcher, there are seven previous studies that are used as the main reference in this study. The findings in this study show that the types of childhood cancer and the types of treatment used between cases are very diverse. Therefore, the parents in each case have different resilience factors so that they apply different resilience processes. This has implications for the resilience functions obtained by parents from each case. This study is expected to be used as input for parents who care for children with cancer to learn and understand the diagnosis of childhood cancer in the early days of diagnosis so that parents are able to carry out their role as caregivers optimally, and foster feelings of optimism while caring for and accompanying children in the hospital. In addition, this study is expected to be a reference and input for medical social workers to implement, develop, and evaluate resilience-based interventions for parents caring for children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Indra Susilo
"Penelitian ini berfokus pada pemahaman mengenai resiliensi orangtua yang memiliki anak ADHD dan Autisme. Reivich & Satte (2002), resiliensi adalah sebagai kemampuan untuk tetap gigih dan menyesuaikan diri ketika keadaan tidak berjalan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara orangtua dengan anak ADHD dengan orangtua dengan anak autis. Metode yang digunakan yaitu kuantatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner resiliensi Reivich & Shatte (2002). Diperoleh hasil tidak ada perbedaan signifikan antara orang tua ADHD dan Autisme pada 60 partisipan.

This research focuses on understanding the resilience of parents of children with ADHD and Autism. Reivich & Shatte (2002), resilience is the ability to persevere and adapt when things are not going well. The purpose of this study was to determine whether there are differences between parents with ADHD children with a parent with an autistic child. The method used is quantitative descriptive. This study used a questionnaire measure of resilience Reivich & Shatte (2002). The results obtained indicate no significant differences between parents of ADHD and Autism at 60 participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Atika Ghassani
"Skripsi ini menganalisis Putusan No. 191/Pdt.P/2021/PN.Lbp yang mengabulkan permohonan Pemohon untuk melakukan pembatalan pengangkatan anak yang telah memiliki status sebagai anak kandung. Pengangkatan anak tersebut dilakukan secara langsung tanpa adanya putusan atau penetapan dari pengadilan sehingga tidak ada dasar hukum yang dapat diberikan untuk melakukan pembatalan pengangkatan anak. Selain itu, Pemohon juga menuliskan identitas anak angkatnya sebagai anak kandung pada pencatatan sipil setempat. Hakim dalam mengadili perkara mengabulkan permohonan tetapi tidak banyak memberikan pertimbangan hukum terkait status keperdataan sang anak angkat yang telah memiliki status sebagai anak kandung tersebut. Pemerintah sendiri telah membuat ketentuan mengenai proses pengangkatan anak sebagai bentuk dari perlindungan terhadap anak angkat. Adapun aturan pengangkatan anak tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 110/HUK/2009. Namun, dalam beberapa hal seperti pembatalan pengangkatan anak masih belum diatur dalam ketentuan apapun. Sedangkan mengenai pencatatan status anak angkat diatur dalam Undang-Undang Administrasi Kependudukan yang dalam hal ini menyatakan bahwa pencatatan anak dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan. Dengan tidak adanya putusan atau penetapan pengangkatan anak tersebut, maka peristiwa pengangkatan anak yang dilakukan oleh Pemohon dianggap tidak terjadi. Status anak tersebut juga tetap menjadi anak kandung dari orang tua biologisnya

This thesis analyzes Decision No. 191/Pdt.P/2021/PN.Lbp that accept the Applicant’s request to cancel the adoption of their child who already has the status as a biological child. The adoption of the child done by private adoption without any decision or court decree so there is no legal basis that can be given to cancel the adoption. Moreover, the Applicant also stated the identity of their adopted child as their biological child in the civil registry. The Panel of Judges accepted the request but did not give any legal consideration about the civil status of the adopted child who has the status as their biological child. The government itself has made provisions regarding the adoption process as a form of protection for adopted children. The rules for adopting children are regulated in Government Regulation Number 54 of. 2007 and Ministry of Social Affairs Regulation Number 110/HUK/2009. However, in some cases, such as the cancellation of child adoption it is still not regulated in any provisions. Meanwhile, the registration status of adopted children is regulated in Law on Population Administration, which in this law states that the adoption required a decision or court decree. In the absence of a decision or court decree of the adoption of the child, the adoption by the Applicant is deemed not to occurred. The status of the child also remains the biological child of their biological parents."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>