Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roudlotul Jannah
"Kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis yang menyebabkan perubahan fisik maupun psikososial baik terhadap ibu hamil dan suami. Perubahan transisi peran baru calon ayah salah satu fase penting, dimana kesehatan mental laki-laki perlu mendapatkan perhatian besar untuk mendukung kesehatan ibu hamil. Sehingga suami mengalami kekhawatiran atau ketakutan menjelang persalinan. Ketakutan persalinan pada ayah mempunyai dampak, yakni kurangnya dukungan sosial terhadap ibu hamil. Dampak yang terjadi pada ketakutan persalinan dapat diminimalisir dengan keintiman pada pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara intimasi sosial dengan ketakutan terhadap persalinan pada ayah.
Metode: penelitian ini adalah cross-sectional dengan melibatkan 106 responden yang dipilih secara quota sampling dan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner Father’s Fear of Childbirth Scale dan kuesioner The Miller Social Intimacy Scale.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas umur responden 32 tahun, berpendidikan perguruan tinggi (69.8%), kehamilan primigravida (50.9%) dan umur kehamilan trimester ketiga yakni 25-36 minggu (33.3%) dan  ≥ 36 minggu (34.9%). Intimasi responden pada tingkat rendah (54.7%) dan (47.2%) mengalami ketakutan yang tingkat sedang sampai tinggi (47.2%). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara intimasi sosial dengan ketakutan terhadap persalinan pada ayah melalui uji Chi Square (p value 0,003). Berdasarkan hasil penelitian ini, merekomendasikan perlunya edukasi tentang kehamilan dan persalinan pada ayah saat antenatal care, serta mempersiapkan mental untuk memberikan dukungan kepada ibu hamil.

Pregnancy and childbirth are physiological processes that cause physical and psychosocial changes to both the pregnant mother and her husband. Changes in the transition to the new role of prospective fathers are one of the important phases, where men's mental health needs to receive great attention to support the health of pregnant women. So the husband experiences worry or fear before giving birth. Fear of childbirth in fathers has an impact, namely a lack of social support for pregnant women. The impact on fear of childbirth can be minimized by intimacy with your partner. The aim of this study was to identify the relationship between social intimacy and fear of childbirth in fathers. Method: This research was cross-sectional, involving 106 respondents selected using quota sampling and according to inclusion and exclusion criteria. Data were collected using the Father's Fear of Childbirth Scale questionnaire and The Miller Social Intimacy Scale questionnaire. The research results showed that the majority of respondents were 32 years old, had a college education (69.8%), primigravida pregnancy (50.9%) and the third trimester gestational age was 25-36 weeks (33.3%) and ≥ 36 weeks (34.9%). Respondents' intimacy was at a low level (54.7%) and (47.2%) experienced moderate to high levels of fear (47.2%). The main results of this study show that there is a relationship between social intimacy and fear of childbirth in fathers using the Chi Square test (p value 0.003). Based on the results of this research, we recommend the need for education about pregnancy and childbirth for fathers during antenatal care, as well as mental preparation to provide support to pregnant women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restavia Widyaningsih
"ABSTRAK
Persalinan merupakan peristiwa menegangkan bagi seorang ibu dan dukungan suami
ternyata berpengaruh penting terhadap kondisi psikologis ibu bersalin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sikap suami terhadap pendampingan persalinan.
Penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan data sampel 103
orang suami dari ibu hamil dengan metode consecutive sampling selama sebulan.
Instrumen penelitian berupa kuesioner pengetahuan sikap yang dikembangkan sendiri
oleh peneliti dan Birth Partcipation Scale yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia. Hasil penelitian menunjukan 89,3% suami memiliki sikap positif terhadap
pendampingan persalinan. Pembentukan sikap ini lebih didominasi komponen
kognitif dan konatif. Implikasi keperawatan, penelitian ini membuktikan bahwa peran
suami penting untuk diperhatikan dalam proses persalinan. Penelitian ini tidak
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap suami terhadap
pendampingan persalinan sehingga penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti
faktor tersebut.

ABSTRACT
Childbirth was stressfull moment for mother and support from husband was important
factor that could influence mother`s psychology during childbirth. The purpose of this
was to describe the husband`s attitude related to companionship during childbirth.
This study used simple descriptive research design that involved 103 husbands from
pregnant mothers taken with consecutive sampling and it hold in a month. The
instruments were questionnaire about knowledge of attitude developed by researcher
and Birth Participatipon Scale translated in Indonesian. This study showed 89,3% of
respondents have positive attitude about companionship during childbirth. This
attitude was dominant of cognitive and conative component. Implicated this study for
nursing proved that husband?s role important to be attented in childbirth process. This
study did not research about the factors influenced husband`s attitude about
companionship during childbirth, so that future studies are expected to discuss about
it`s attitude."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43107
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda
"Pengalaman persalinan pada ibu dapat dinilai dari dimensi kemampuan diri, perasaan aman, dukungan profesional, dan partisipasi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengalaman persalinan ibu dengan bedah sesar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel ibu paska persalinan bedah sesar n=141 menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian didapat dimensi kemampuan diri dipengaruhi oleh peran dari faktor sumber dana dan jenis tindakan bedah sesar, dimensi perasaan aman faktor yang berperan adalah sumber dana, pendidikan, dan jenis tindakan bedah sesar. Dimensi dukungan profesional dipengaruhi oleh peran dari faktor pendidikan dan pekerjaan sedangkan dimensi partisipasi hanya dipengaruhi oleh peran faktor pekerjaan. Sedangkan faktor yang paling berperan pada dimensi kemampuan diri adalah jenis tindakan bedah sesar (r=-0,307), dimensi perasaan aman dipengaruhi faktor pendidikan (r=0,189), dimensi dukungan profesional dipengaruhi faktor pendidikan (r=0,216) dan dimensi partisipasi dipengaruhi oleh faktor pekerjaan (r=0,217). Persalinan bedah sesar adalah alternatif terakhir ketika persalinan pervaginam dengan atau tanpa tindakan tidak dapat dilakukan karena adanya indikasi medis pada ibu. Pengalaman persalinan ibu dengan bedah sesar dapat diukur dengan instrumen yang melihat pengalaman persalinan secara multidimensi.

Childbirth experience can be judged from the dimension of self-efficacy, feelings of safety, professional support, and participation. It can be influenced by various factors. This study aims to identify the experiences of cesarean birth mothers and the factors that influence it. Analytic descriptive study with cross sectional, sample of mothers after cesarean section = 141 using consecutive sampling. The result in the dimensions of self-efficacy is influenced by the role of factors financial sources and types of cesarean section, feeling safety dimension contributing factor is the source of financial, education, and type of cesarean section. Dimension of professional support is influenced by the role of education and employment factor, while the dimension of participation is only influenced by the role of occupational factors. While the factors that most contribute to the dimension of self-efficacy is a type of cesarean surgery (r= -0.307), a feeling of security dimensions is influenced by education (r= 0.189), the dimensions of professional support is influenced by education (r= 0.216) and the dimension of participation is influenced by factor work (r = 0.217). Cesarean section delivery is the last alternative when vaginal delivery with or without action, can not be performed because of maternal medical indications. Experience of childbirth mother with a cesarean section can be measured with an instrument that is seen as a multidimensional experience of childbirth."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nuraida
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab utama kematian maternal dan perinatal. Kejadian komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tahun 2011 sebesar 17,6%. Untuk mengetahui gambaran komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain case series, menggunakan data sekunder dari rekaman medik semua ibu yang mengalami komplikasi persalinan. Dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi variabel komplikasi persalinan yaitu sosial demografi, status kesehatan, status obstetri dan pelayanan kesehatan ibu yang mengalami komplikasi persalinan.
Hasil penelitian menggambarkan proporsi kejadian komplikasi persalinan yaitu perdarahan saja 69%, preklamsia/eklamsia saja 19%, partus lama saja, perdarahan dan preeklamsia/eklamsia 8,6%, perdarahan dan partus lama 0,9%, sebagian ibu berpendidikan rendah 53,4%, rata-rata paritas ibu 1,6 kali, kekuatan his kurang dari 40 detik/10 menit 74,1% dan datang tanpa rujukan 51,7%. Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tentang penatalaksanaan persalinan dengan komplikasi perdarahan. Serta meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil primipara.

Complications of childbirth are the leading cause of maternal and perinatal mortality. Incidence of complications of labor at General Hospital in Depok in 2011 of 17.6%. To know the description of childbirth complications at General Hospital in Depok conducted the research with case series design, using secondary data from medical records of all women who experience complications of labor. Univariate analysis was performed to determine the distribution and frequency of complications of labor is a variable percentage of social demographics, health status, health status and maternal obstetric complications of childbirth.
The results illustrate the proportion of the incidence of bleeding complications of labor is only 69%, preklamsia / eclampsia was only 19%, long confinement alone, bleeding and preeclampsia / eclampsia was 8.6%, bleeding 0.9% and long confinement, some mothers with low education 53.4 %, an average of 1.6 times the parity of the mother, his strength is less than 40 minutes detik/10 74.1% and 51.7% came without a referral. It is recommended to further enhance the knowledge and competence of the management of labor with bleeding complications. And increasing outreach to pregnant primiparas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eldora Nadellia Althoofani
"Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi ke-2 di wilayah ASEAN. Persalinan di fasilitas kesehatan dapat mencegah kematian ibu. Berdasarkan data SDKI 2017, sebesar 74% wanita telah bersalin di fasilitas kesehatan, namun masih terdapat disparitas antarwilayah tempat tinggal, dengan persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 88% di wilayah perkotaan dan 60% di wilayah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel wanita usia subur (15 – 49 tahun) yang telah menikah/tinggal bersama dengan pasangan dan melahirkan anak terakhir secara normal dalam kurun waktu 5 tahun sebelum survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendidikan suami/pasangan, pengetahuan terkait tanda-tanda bahaya saat persalinan, status ekonomi, kepemilikan jaminan kesehatan, kelengkapan kunjungan ANC, dan persiapan persalinan berhubungan signifikan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Sementara itu, paritas, usia saat melahirkan, pengetahuan terkait tanda-tanda bahaya saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi kehamilan berhubungan signifikan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan hanya pada wilayah pedesaan Indonesia. Bentuk intervensi untuk meningkatan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan di Indonesia dapat mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.

Indonesia has the 2nd highest MMR in the ASEAN region. Delivery in health facilities can prevent maternal death. Based on 2017 IDHS, 74% of women have given birth in health facilities, but there are still disparities between areas of residence, with the percentage of deliveries in health facilities of 88% in urban areas and 60% in rural areas. This study aims to determine the factors associated with facility-based childbirth in urban and rural areas of Indonesia using 2017 IDHS. This study used a cross-sectional study design with a sample of women of childbearing age (15-49 years) who were married/lived with their partner and gave birth to their last child normally in the 5 years preceding the survey. The results showed that education level, husband/spouse education level, childbirth danger signs knowledge, economic status, health insurance ownership, ANC visits completeness, and delivery preparation were significantly associated with facility-based childbirth in urban and rural areas of Indonesia. Meanwhile, parity, age at delivery, pregnancy danger signs knowledge, pregnancy and delivery complications were significantly related to facility-based childbirth only in rural areas of Indonesia. The form of intervention to increase the coverage of deliveries in health facilities in Indonesia can take these factors into account."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenita Agus
"Penelitian lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja mengunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang bertujuan untuk menguji hubungan antara lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja dengan komplikasi pada masa persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta. Populasi penelitian adalah 85 orang responden, yang dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok kasus positif sebanyak 18 orang dan kelompok kasus negatif sebanyak 67 orang (perbandingan 1 : 4). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive Sampling.
Hasil penelitian dengan bivariat dan multivariate menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya cuti sebelum melahirkan dengan komplikasi persalinan dengan p Value = 0.355 dan OR = 0.48 yang berarti lamanya cuti sebelum melahirkan mempunyai peluang 0.48 kali terjadinya komplikasi pada masa persalinan, Hasil analisis untuk confounding ,factor dengan alpha 0.05 ada faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan p value < 0.05 yaitu usia, pendidikan dan riwayat komplikasi pada kehamilan yang lalu, sementara untuk pekerjaan, jarak kelahiran penghasilan keluarga, paritas, aktivitas ibu dan kunjungan antenatal tidak mempunyai hubungan secara bermakna (p value > 0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel utama, tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan komplikasi pada masa persalinan. Hal ini terjadi karena kurang tergalinya bagaimana beban kerja ibu Untuk itu peran perawat maternitas dalam hal ini sebagai peneliti mampu untuk menggali lebih dalam tentang pekerjaan ibu khususnya beban kerja dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif sehingga dapat dilihat bagaimana persepsi ibu bekerja terhadap lamanya cuti melahirkan. Bagi pengambil kebijakan untuk dapat tetap memberlakukan cuti sebelum melahirkan dalam rangka mempersiapkan ibu secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan.

This study was a descriptive analytic with cross sectional design that aims to examine the relations between time begin maternal working off and delivery complication in Fatmawati Hospital. Respondent are 85 working mother divided into, negative and positive delivery complication. 18 respondent are negative cases and 67 respondent are positive cases (Ratio 1 :4) Total sample in the study is determined with Purposive Sampling.
The result of the study, shows that there is no significance between maternal off and delivery complication. ( p value = 0.355) and OR 0.48 time the occurrence of complication during labor. From the result of the analysis for confounding factor with Alpha 0.05 i.e., age, education, complication in family, Whereas for employment, family income, parity, activity and antenatal care are not significant (p value > 0,05). This study concludes that main variable is not significant with delivery complication. Therefore, the role of maternity nurse as a researches is needed explore about the work of the mother especially work load. More over, further research with qualitative methods needs to be done. So it can be seen the perception of working mother toward the time begin maternal off. Decision maker can consider whether maternal off is proportionate before and after delivery to prepare pregnant women physic and mentally in delivery process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad
"Persalinan pada dasarnya merupakan proses alamiah yang sudah merupakan tugas seorang ibu yang harus dihadapi. Namun demikian, tidak jarang terjadi penyimpangan, sehingga keadaan ini bukan saja menimbulkan risiko bagi ibu, tetapi juga berisiko terhadap bayinya. Salah satu risiko yang mungkin terjadi bagi bayi akibat persalinan ini adalah afiksia neonatorum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan prevalen afisia neonatorum sedang dan berat di Indonesia setiap tahun sekitar 144.900 bayi. Sementara itu data pada Rumah Sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000 terungkap kejadian asfiksia neonatorum sedang dan berat tahun 1999 sebesar 24,9 % meningkat menjadi 45,9 % pada tahun 2000.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari register ibu dan register bayi di Rumah SakitUmum Dr.Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Faktor lain meliputi umur ibu saat bersalin, paritas, berat badan bayi lahir, kelainan plasenta, persalinan tindakan, kelainan letak dan kasus rujukan diduga mempengaruhi hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Desain yang digunakan adalah case control. kelompok kasus adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung selama tahun 2000 dengan nilai Apgar menit pertama kurang dari 7. Sedangkan kelompok kontrol adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung periode selama 2000 dengan nilai Apgar menit pertama 7 sampai 10.
Dari keseluruhan sampel, bayi yang lahir dengan mengalami persalinan lama pada kelompok kasus proporsinya hampir lima kali lebih besar (43%) dibanding kelompok kontrol (8,5%). Terbukti adanya hubungan bermakna antara persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Bayi yang lahir dengan asfiksia neonatorum, setelah dikontrol persalinan tindakan dan kasus rujukan berperan sebagai confounder, atau mempunyai pengaruh terhadap hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Perlunya dilakukan persalinan tindakan sesegera mungkin,apabila diketahui ibu bersalin telah mengalami persalinan lama. Kegiatan lainnya adalah perlu terus dilakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil untuk selalu melakukan perawatan ante natal yang baik selama kehamilannya guna mendeteksi secara dini penyulit persalinan.

The Connection Between Long Duration Childbirth rith Neonatorum Asphyxia Case to Newborn Baby at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000Delivering a baby or childbirth, basically is a natural process as a mother's duty that have to deal with. In such a case, sometimes there is childbirth deviations have risks that could be dangerously to mothers and also to newborn babies. One of this risks is Neonatorum Asphyxia.
Ministry of Health Republic of Indonesia has predicted that medium and heavy cases of Neonatorum Aphyxia in Indonesia are about 144.900 cases. In the same cases, RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitungs Neonatorum Asphyxia in 1999 is 24,9% and increasing to 45,9% in 2002.
This research was using the secondary data that sourced on numbers of mothers and babies registration data at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000. The main goal of this research is to find out the connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia case. Others factors that could make effect are; mother's age, paritas, baby's weight, placenta disorder, breech delivery, and referral cases had presumed to influrnce the long duration childbirth with Neonatorum Asphyxia cases.
The research's design that used by the writer is case control design. The cases group is numbers of babies that born at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000 with Apgar value less than 7. Whereas the control group is number of babies with Apgar value range at 7 - 10.
From all samples, the babies that born with long duration childbirth at the cases group have the proportion cases five times bigger (43%) than the babies at control group (8,5%). It shows that there's connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia cases. The babies with Neonatorum Asphyxia cases from long duration childbirth have 3.053 probability odds times than the babies without Neonatorum Asphyxia cases, after being controlled by maternity acts and referral cases. Maternity acts and referral cases it also predicted had taken part as cofounder, or influence to long duration childbirth and Neonatorum aphyxia cases.
The maternity acts must be conducted as soos as possible if a long duration childbirth has been detected. Another actions that should be done and continued are public information or illumination acts, especially to pregnant mothers, to always take care of their pregnancy by doing the best ane natal caring along hers/their pregnancy to pre-detect and prevent maternity or childbirth problems.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harni
"Pemanfaatan penolong persalinan yang tepat merupakan mata rantai dari upaya peningkatan keamanan persalinan. Di wilayah kerja Puskesmas Pamanukansudah memiliki enam orang bidan yang memberikan pelayanan persalinan (praktek swasta), namun demikian pemanfaatan dukun sebagai penolong persalinan lebih banyak dari pada pemanfaatan bidan.
Tujuan penelitian ini ingin mendapatkan informasi tentang hubungan antara karakteristik sosio demografi (yang meliputi : ' umur, pendidikan, pendapatan, paritas), pengetahuan dan sikap ibu dengan pemanfaatan penolong persalinan, serta alasan-alasan apa yang melatarbelakangi pemanfaatan penolong persalinan tersebut.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode survey cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan diskusi kelompok terfokus dan observasi. Basil analisis kualitatif dipergunakan untuk mendukung /melengkapi hasil analisis kuantitatif.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang melahirkan anak terakhir pada kurun waktu bulan Januari -- Juli 1993 yang pada saat pengumpulan data masih berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pamanukan. Jumlah populasi 377, jumlah sampel 198. Cara pengambilan sampel dengan sistimatis random sampling.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pemanfaatan penolong persalinan. (2) Makin baik pendidikan ibu akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan. (3) Makin baik pendapatan ibu akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan. (4) Ibu yang mempunyai paritas berisiko akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan. (5) Makin baik pengetahuan ibu akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan. (6) Makin baik sikap ibu akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa alasan responden memanfaatkan dukun sebagai penolong persalinan karena lebih percaya, tempatnya dekat, bayarannya murah, dapat memandu upacara adat istiadat dan dapat terjangkau dari segi sosial. Alasan responden memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan karena lebih percaya dan alatnya lengkap serta bidan dapat menolong bila ada kelainan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaataan penolong persalinan mempunyai tingkat keeratan yang paling kuat dibandingkan dengan pendidikan, pendapatan, paritas dan sikap. Demikian juga pemanfaatan penolong persalinan juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, kepercayaan atau kondisi sosial budaya yang telah mengakar pada masyarakat serta pengaruh dari suami dan orang tua.
Mengingat bahwa pengetahuan mempunyai keeratan hubungan yang paling kuat, disarankan untuk peningkatan pengetahuan ibuibu tentang persalinan dan penolong persalinan adalah penting, sehingga penyuluhan kesehatan berkenaan dengan hal tersebut perlu ditingkatkan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murdiningsih
"Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI,1994). Angka tersebut masih relatif tinggi yaitu sebesar 3-6 kali bila dibanding negara-negara ASEAN, dan lebih dari 50 kali dari negara-negara maju. Sedangkan angka kematian ibu di Sumatera Selatan belum dapat diperkirakan, tetapi berdasarkan data dari beberapa Rumah Sakit dan Rumah Bersalin didapatkan pada tahun 1998 sebanyak 57 orang dan untuk cakupan pelayanan antenatal care di Puskesmas Gandus Kota Palembang pada tahun 1999 sebesar 85,26 % tetapi hanya 61,66 % ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan. Salah satu komponen yang diduga mempunyai daya ungkit yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu adalah pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan yang baik diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga ibu dapat menyelesaikan persalinannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor pada ibu bersalin, fasilitas pelayanan dan faktor dukungan dari orang lain dengan pemilihan penolong persalinan pada ibu yang melakukan antenatal care pada tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Gandus Kota Palembang.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional, dengan sampel penelitian berjumah 98 orang yang terdiri dari 47 responden (Ibu bersalin) ditolong oleh dukun paraji (Bayi) dan 5l responden ditolong oleh tenaga kesehatan. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung, data kemudian diolah secara statistik menggunakan tehnik analisis Chi-Square dan Regresi Logistik.
Dari hasil analisis bivariat diketahui ada empat variabel terbukti mempunyai hubungan bermakna terhadap pemilihan penolong persalinan yaitu variabel pendidikan, sikap, biaya dan dukungan orang lain Sedangkan variabel paritas tidak bermakna dan variabel riwayat sakit serta jarak tempuh tidak dapat dianalisis dikarenakan variabel tersebut dalam tabel silang ada sel yang kosong. Dari model regresi logistik diketahui ternyata variabel yang paling berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan adalah Sikap responden terhadap tenaga kesehatan yang dinyatakan dengan nilai Odds ratio terbesar yaitu 15,49 ( 95 % Cl = 1,708-140,57). Dari hasil uji interaksi tidak didapatkan hubungan yang bermakna antar setiap variabel setelah dilakukan interaksi berulang-ulang.
Sebagai saran untuk tindak lanjut, maka upaya yang sebaiknya dilakukan oleh Dinas kesehatan kota Palembang untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang persalinan adalah diberikan penyuluhan tidak hanya pada ibu hamil dan menyusui saja tetapi juga pada ibu-ibu dalam masa reproduksi serta para pengambil keputusan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan khususnya dalam memilih penolong persalinan yaitu para suami atau keluarga yang disegani dalam keluarga yang bersangkutan sehingga mereka dapat mendukung dalam memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Untuk petugas Puskesmas perlu membina hubungan yang baik dengan dukun bayi serta dapat melakukan supervisi terhadap dukun bayi. Pada saat ibu hamil yang melakukan antenatal care di Puskesmas hendaknya diberikan konseling tentang masalah kesehatan ibu dan bayinya, dengan komunikasi yang efektif diharapkcn akan timbul keyakinan didalam diri ibu bahwa petugas kesehatan akan mampu menolong dirinya.

The mother's mortality rate in Indonesia is about 390/100.000 life birth (SDKI, 1994). Those numbers is still high 3-6 times if we compare with another ASEAN countries and more then 50 times to other advance countries. While the mother's mortality rate in south Sunnatera cannot be predict yet, but based on several data from some of hospital and maternity clinic. at 1998 it is 57 people, and for antenatal care service at mess health center Gandus in Palembang at 1999 it's 85,26% but only 61,66% get proper health treatment from medical rep. One of component which can decrease mother's mortality rate is proper deliver service from medical rep, with good service, hopefully to keep and increase mother health and mother can finish her birth process and have healthy baby as well.
The purpose of this research is to fill out the correlation between deliver mother, facility services, and other family support with selection of delivery helper to the mother who did antenatal care by health worker in Public Health Center Gandus working area Palembang.
The design of this research is cross sectional, with 98 people as sample which consist of 47 respondents deliver mother with help from traditional birth attendant and 51 respondents is helped by medical rep. Data seeking is held by direct interview, and processed in statistic with using Chi-square analysis and logistic regression.
From bivariat analysis, there are 4 variables which has correlation to delivery helper choosing proofed, i.e. education variable, attitude, cost and other people support. Paritas variable is not meaningful and illness history and also distance cannot be analyzed because in the cross tab there is empty column. From the logistic regression, the variable which effect to delivery helper chosen is attitude that declare with odds ratio value that is 15,49 (95% CI=1,708-140,57). From the interaction test there is no meaningful correlation between each variable, after continuous interaction.
As suggestion for the next step, the better effort that has to be done by Palembang health Dept. to increase mother's knowledge about delivering a baby but also to the mother in reproduction period and also the decision maker in using the health service specifically in choosing the delivery helper which is the husband or family who being reluctant until they can support in choosing medical rep as a helper in delivering a baby. To the medical rep in Public Health Center, is important to build good relationship with traditional birth attendant and also supervising function to the traditional birth attendant. During pregnant period who take antenatal care in Public Health Center, is better if they have counseling about health problem, mother and the baby, with effective communication, in order to create self confidence that the medical rep is capable to help her.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochayah
"Program kesehatan yang diharapkan ikut berperan menurunkan AKI melalui penyelenggaraan kelas ibu hamil. Setelah dilakukan intervensi program kelas ibu hamil, belum diperoleh hasil yang signifikan terhadap pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Bruno tahun 2012. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 60%. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 104 pada ibu yang pernah mengikuti kelas ibu hamil dan telah melahirkan pada tahun 2011.
Hasil penelitian diperoleh hasil 54 (51,9%) bersalin dengan tenaga kesehatan. Variabel lain yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pemilihan penolong persalinan adalah pengetahuan, peranan petugas kesehatan dan dukungan kelompok kelas ibu hamil. Saran untuk puskesmas meningkatkan kualitas pelayanan kelas ibu hamil.

Health program contributes to decrease Maternal Mortality Rate is by carrying expectant class. Having had an intervention about expectant class program, it had not been obtained significant result to achievement of labor support by health officer in working area of Public Health Center Bruno 2012 where in support achievement by health officer was just 60% target determined projected 95%. The Study design is cross sectional, with number of samples are 104 expectants that ever followed expectant class and had given birth in 2011.
Study result to 104 respondents shows that it obtained 54 (51.9%) choosing health officer as their labor support. Another variables had significant correlation to behavior of choice of labor support are knowledge, health officer role, and support to expectant class. Suggestions for improving the quality of health centers pregnancy class.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>