Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairul Hidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi dan pengaruhnya terhadap masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih rendahnya dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran yang menggabungkan FGD, AHP, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi dinamika ekonomi sirkular di antaranya adalah kelembagaan, infrastruktur, teknologi, dan kesadaran masyarakat. Pengaruh dinamika ekonomi sirkular terhadap masyarakat, lingkungan, dan ekonomi di kawasan Kaliwlingi positif. Masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari ekowisata mangrove, seperti peningkatan pendapatan dan lapangan kerja. Ekowisata mangrove juga membantu menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas air di kawasan Kaliwlingi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi masih perlu ditingkatkan. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya memperkuat kelembagaan, meningkatkan infrastruktur, mengembangkan teknologi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

This research aims to analyze the dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area and its influence on society, the environment, and the economy. The problem studied in this research is the low dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area. The research method used is a mixed method that combines FGD, AHP, and SWOT. The results showed that the factors that influence the dynamics of the circular economy include institutions, infrastructure, technology, and public awareness. The influence of circular economy dynamics on society, environment, and economy in Kaliwlingi area is positive. People get economic benefits from mangrove ecotourism, such as increased income and employment. Mangrove ecotourism also helps preserve the environment and improve water quality in the Kaliwlingi area. The conclusion of this study is that the dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area still need to be improved. The recommendations of this research are the need to strengthen institutions, improve infrastructure, develop technology, and increase public awareness."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhasya Wastu Anamika Sthirabudhi
"Tinjauan pustaka ini mendeskripsikan penerapan ekonomi sirkular dalam mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Sebagai solusi dari sistem ekonomi yang mengganggu keberlanjutan lingkungan, ekonomi sirkular dinilai sebagai pendekatan untuk mengimplementasi pembangunan berkelanjutan. Meski begitu, literatur yang mengkaji hubungan maupun besaran pengaruh antara kedua konsep tersebut masih minim, sehingga mengakibatkan kebuntuan konseptual. Tinjauan pustaka ini berupaya untuk mengkaji bagaimana penerapan ekonomi sirkular dapat mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan melalui kontribusinya terhadap inklusi sosial, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan context dan integrative review, penulis menghimpun literatur dari kedua konsep tersebut untuk menganalisis bagaimana ekonomi sirkular dapat mempengaruhi ketiga dimensi dari pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan analisis temuan literatur, penulis menemukan bahwa ekonomi sirkular memiliki kontribusi positif pada pencapaian ketiga dimensi. Untuk inklusi sosial, ekonomi sirkular berperan dalam meningkatkan kesempatan kerja dan formalisasi pekerja informal, membentuk perubahan perilaku konsumen melalui upaya-upaya edukasi dan peningkatan kesadaran, serta meningkatkan kualitas hidup manusia. Untuk pertumbuhan ekonomi, penerapan ekonomi sirkular ditemukan mampu meningkatkan GDP dan mendorong perkembangan industri melalui inovasi dan simbiosis. Terakhir, untuk keberlanjutan lingkungan, penerapan ekonomi sirkular dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, mengurangi produksi sampah, serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

This literature review describes the application of the circular economy in supporting the achievement of sustainable development. As a solution to an economic system that destabilizes environmental sustainability, the circular economy is being portrayed as an approach to operationalize sustainable development. Even so, available literature that explores their relation and to what extent they may affect each other remain scarce, resulting in a conceptual deadlock. This literature review aims to examine how the circular economy can support the achievement of sustainable development through its contributions to social inclusion, economic growth, and environmental sustainability. Using a context and integrative review approach, the writer compiled literature from both concepts to analyse how the circular economy can affect each dimension of sustainable development. Based on analysis of the literature findings, the writer has found that the circular economy has major contributions to all 3 dimensions. To social inclusion, the circular economy provides job opportunities and the formalization of informal workers, consumer’s behavioural change through education and awareness-raising, as well as improvements of the quality-of-life. To economic growth, the application of the circular economy has shown to increase GDP and encourage industrial growth through innovation and symbiosis. Lastly, to environmental sustainability, the application of the circular economy can increase the efficiency of resource use, reduce waste production, and improve the quality of the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Puji Hartati
"

Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan flora, fauna serta manusia yang ada disekitarnya. Pengembangan ekosistem mangrove menjadi ekowisata merupakan salah satu cara untuk keberlanjutan ekosistem mangrove agar tidak berdampak negatif terhadap kehidupan makhluk hidup disekitarnya. Kabupaten Karawang memiliki ekosistem mangrove dengan luas 275 hektar yang tersebar di 8 desa yaitu Desa Tambaksari, Sedari, Pusakajaya Utara, Pasir Putih, Sukakerta, Rawagempol Kulon, Muara Baru dan Muara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya tarik dan persepsi masyarakat dalam pengembangan ekowisata mangrove di Kabupaten Karawang dan menganalisis potensi pengembangan ekowsiata mangrove di Kabupaten Karawang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan bobot dan skoring. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial untuk melihat persamaan dan perbedaan daya tarik, persepsi dan potensi pengembangan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa yang memiliki nilai daya tarik sangat menarik berada pada Desa Sukakerta yang memiliki fasilitas lengkap dengan jumlah banyak, sedangkan yang memiliki daya tarik rendah yaitu Desa Rawagempol Kulon dan Tambaksari dengan ketersediaan fasilitas yang terbatas. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata mangrove didominasi dengan persepsi setuju dan hanya satu desa yang memiliki persepsi tidak setuju yaitu Desa Muara. Berdasarkan daya tarik dan persepsi masyarakat dapat diketahui potensi pengembangan ekowisata mangrove memiliki klasifikasi cukup berpotensi dan hanya terdapat satu desa yang kurang berpotensi yaitu Desa Rawagempol Kulon. 


Mangrove ecosystem is one of the ecosystems that is very important for the life of flora, fauna as well as the people around it. Development of mangrove ecosystems into ecoturism is one way to sustainability of mangrove ecosystem so that have a negative impact on the lives of their creatures. Karawang Regency has a mangrove ecosystem with an area of 275 hectares spread across 8 villages, that is Tambaksari, Sedari, North Pusakajaya, Pasir Putih, Sukakerta, Rawagempol Kulon, Muara Baru and Muara Villages.. This research was conducted to analyze the attractiveness and perception of the community in the development of mangrove ecotourism in Karawang Regency and to analyze the non-physical potential of mangrove ecotourism in Karawang Regency. The method used in this research is to do calculations using weights and scoring. The analysis used in this study is a spatial analysis to see the similarities and differences in attractiveness, perceptions and non-physical potential of mangrove ecotourism development. The results showed that villages that had very attractive attractiveness value were in Sukakerta village which had complete facilities with large numbers, while those that had low attractiveness were the villages of Rawagempol Kulon and Tambaksari with limited availability of facilities. Community perception of the development of mangrove ecotourism is dominated by the perception of agree and only one village that has a perception of disagreeing is the village of Muara. Non-physical potential of ecotourism development has a potential category and there is only one village that has no potential, that is Rawagempol Kulon village

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josua Leo Petra
"Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan analisis daya dukung kawasan dalam rangka pengembangan pengelolaan pariwisata hutan mangrove di Pulau Untung Jawa. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat empat jenis mangrove yang ditemukan yaitu Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylossa, dan Bruguiera gymnorhiza. Indeks Kesesuaian Wisata IKW di kawasan hutan mangrove Pulau Untung Jawa termasuk pada kategori sesuai yaitu 53,84. Daya dukung kawasan untuk obyek wisata hutan mangrove di Pulau Untung Jawa yaitu 62 pengunjung/hari. Daya dukung sosial dari perhitungan menggunakan Indeks Kepuasan Pengunjung IKP adalah 29,60 dan termasuk kedalam kriteria tidak puas saat berwisata. Selain itu, daya dukung ekonomi dari persepsi kepala keluarga 82,45 menyatakan bahwa kegiatan pariwisata mulai meningkatkan ekonomi masyarakat dan 87,20 menyatakan bahwa kegiatan pariwisata tidak mengganggu kegiatan perekonomian masyarakat di Pulau Untung Jawa. Pengembangan kawasan ekowisata hutan mangrove yang berkelanjutan harus memperhatikan nilai daya dukung kawasan, daya dukung sosial, dan daya dukung ekonomi, sebagai dasar keputusan untuk menentukan arah pengembangan wisata di kawasan ekowisata hutan mangrove Pulau Untung Jawa.

This research was conducted using carrying capacity analysis method on management of mangrove forest tourism development in Untung Jawa Island. The result showed that there is four mangrove species were found is Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylossa, dan Bruguiera gymnorhiza. Suitability Index of mangrove forest in Untung Jawa Island categorized as suitable of 53,84 . The carrying capacity for mangrove forest as tourism object in Untung Jawa Island were 62 tourists day. Based on social aspect of the calculation using Customer Satisfaction Index CSI is 29,60 and is included in the criteria were not satisfied during tourist in the tourism object. In economic carrying capacity, tourism activities increase local peoples rsquo income 82,45 and 87,20 didn rsquo t interfere the economy activities of people in Untung Jawa Island. Developing sustainable of mangrove forest ecotourism should notice the score of carrying capacity, social carrying capacity, and economic carrying capacity, as basis decision making to determine the direction of tourism development in the ecotourism of mangrove forest of Untung Jawa Island."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T49396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusye Marthalia
"Sistem produksi linier pada industri telah memberikan ancaman serius bagi lingkungan, oleh karena itu, penting bagi dunia industri untuk mengadopsi prinsip ekonomi sirkular yang mencerminkan pola produksi berkelanjutan sebagai solusi transformatif dan korektif menuju pembangunan berkelanjutan. Transisi menuju ekonomi sirkular pada tingkat mikro menuju bisnis berkelanjutan membutuhkan perubahan fundamental pada kultur perusahaan, proses produksi serta penggunaan dan pemanfaatan sumber daya. Pada praktiknya secara umum, dunia usaha menghadapi banyak tantangan dan hambatan dalam mengadopsi ekonomi sirkular, terutama dalam mengatasi kompleksitas mengintegrasikan bisnis proses, rantai pasok dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dengan strategi bisnis perusahaan. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah menganalisis dan mengevaluasi tata kelola transisi adopsi ekonomi sirkular pada tingkat mikro atau perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis berkelanjutan. Teori transisi sosioteknis digunakan sebagai kerangka penelitian untuk mengidentifikasi dimensi sosial (pemberdayaan interaksi manusia) dan aspek teknis yang berpengaruh konfigurasi teknologi, nilai tambah bisnis, dan peran aktor pada proses implementasi prinsip ekonomi sirkular dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik adopsi ekonomi sirkular pada studi kasus perusahaan agroindustri didukung dengan adanya komitmen dari top-management dalam menjalankan manajemen transisi, dengan melibatkan seluruh para pemangku kepentingan kunci terutama para karyawan, melalui dukungan dan penciptaan ruang yang mefasilitasi  proses inovasi terbuka atas ide-ide para karyawan serta menerapkan strategi bisnis yang berfokus pada pengelolaan limbah dan pengelolaan sumber daya secara intensif pada operasional usaha, dengan menangkap peluang dalam penciptaan nilai tambah bagi bisnis sirkular perusahaan dan berkontribusi pada inovasi hijau.

The linear production systems on industry have put serious pressure on the environment, therefore, it is important to change into sustainable production patterns as the transformative and corrective solution towards sustainable development. The transition to Circular Economy (CE) at the micro level towards sustainable business needs afundamental change on business culture, production process and resources utilization. In general, CE implementation on business facing many challenges and obstacles, particularly in integrating the complexity of business processes, supply chains, and collaboration among stakeholders with the corporate business strategy. The purpose of this qualitative study is to analyze and evaluate the transition governance to the circular at micro level or corporate in achieving the sustainable business purpose. The socio-technical transition theory is being used as a research framework to identify the social dimension (empowerment of people’s interaction) and technical aspects than influence technological configurations, business added value and actor's role during the implementation of circular economy at company. The result of this study show that the practice of adopting a circular economy in the case agro-industrial company is supported by thecommitment of top-management in carrying out transition management, by involving all key stakeholders especiallyemployees, through supporting and creating ‘space’ that can facilitate an open innovation process for employees;ideas and implementing strategies that focus on waste management and intensive resource-management along their businessoperations, by capturing the opportunities of added-value creation for company's circular business and contribute to greeninnovation."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nur Hidayat
"ABSTRAK
Kampung Laut merupakan daerah yang mengalami perubahan bentang alam, dari wilayah perairan menjadi wilayah daratan. Perubahan bentang alam tersebut juga membawa perubahan di masyarakat antara lain terkait pengelolaan sumber daya, dari common menjadi private. Tulisan ini menguraikan bagaimana pengelolaan wisata trekking mangrove dalam dinamika pengelolaan sumber daya di Kampung Laut. Penelitian menggunakan metode etnografi dan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta focus group discussion FGD . Tulisan ini mencoba menunjukkan pengelolaan wisata trekking mangrove secara common. Di sini juga akan dijelaskan mengenai dampak wisata dari segi ekonomi, bagaimana wisata trekking mangrove berkontribusi bagi ekonomi masyarakat setempat.

ABSTRACT
Kampung Laut is a region that already had landscape change, from estuary to land. Landscape change also bring alteration to the people there, resources management among others, from common to private. This thesis try to explain about mangrove tourism in terms of land changing and change of resource management in Kampung Laut. The research conducted with ethnography methodology and data collection method that been used are in depth interview, partisipatory observation, and focus group discusiion FGD . This thesis try to explain mangrove tourism management in lsquo common rsquo way. This also will explain about the impact of mangrove tourism from the economic side, how mangrove tourism contribute to local people rsquo s economy."
2017
S69555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryogi Maulani Bangkit
"Mangrove merupakan salah satu sumber daya alam yang mengalami kerusakan dengan tingkat degradasi yang tinggi. Dalam rangka menimimalisasi tingginya tingkat kerusakan yang terjadi pada mangrove, perlu diupayakan pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Skripsi ini hendak meneliti tentang bagaimana pengelolaan mangrove berkelanjutan di Indonesia dengan beberapa negara lain. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder dan studi perbandingan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa pengelolaan mangrove berkelanjutan telah diupayakan oleh Indonesia meskipun masih mengalami beberapa kendala. Demikian pula dengan pengelolaan mangrove berkelanjutan di beberapa negara lain yang masih menemui beberapa kendala, kekurangan, dan kelebihan.

Mangrove is one of natural resources that suffered damage with high degradation rate. In order to minimize the high level of damage that occurs in mangroves, sustainable mangrove management should be sought. This thesis will study how mangrove management is sustainable in Indonesia and some other countries. The research method used in this thesis is normative juridical research using secondary data and comparative study. The results obtained in this study is that sustainable mangrove management has been pursued by Indonesia although still experiencing some obstacles. Similarly, sustainable mangrove management in several other countries still encounters some obstacles, shortcomings, and strengths."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caecilia Meyta Rahayuningtyas
"Pengolahan sampah secara open dumping mengakibatkan dampak bagi lingkungan. Plastik memiliki 21,36% komposisi sampah, sulit terurai dan dapat meningkatkan pemanasan global. Plastik sachet/multilayer termasuk pemakaian plastik yang banyak digunakan untuk pengemasan. Masalah penelitian ini adalah adanya sampah sachet yang tidak memiliki nilai ekonomi karena tidak diambil oleh pelapak dan masih sedikit yang mendaur ulang. Penelitian dilakukan di Kelurahan Pasir Putih, kota Depok. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis timbulan sampah plastik sachet, pengelolaan sampah plastik di rumah tangga, proses daur ulang plastik sachet dan mengembangkan konsep pengelolaan sampah plastik kemasan sachet untuk mendukung konsep ekonomi sirkular. Pendekatan penelitian secara kuantitatif dengan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif, serta dianalisis dengan LCA, CBA dan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi plastik sachet adalah 17% dari total  timbulan sampah plastik. Selain itu adanya kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sampah, belum mampu mendorong masyarakat kelurahan Pasir Putih  aktif dalam memilah sampah, karena hanya 27,7 % masyarakat yang memilah sampah dan 15,8% yang selalu mengumpulkan sampah di bank sampah. Teknologi daur ulang sampah plastik sachet menggunakan proses ekstrusi merupakan proses yang menghasilkan pelet plastik ramah lingkungan. Berdasarkan hasil LCA penilaian dampak pemanasan global relatif kecil yaitu 1,17%. Pengelolaan sampah plastik sachet dengan daur ulang ekstrusi dinilai layak karena nilai NV Rp 10,16 M dan BCR 1,492. Angka ini dapat dikembangkan lagi dengan cara pengumpulan sampah plastik yang lebih efisien. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sampah plastik sachet layak untuk dikelola dalam bentuk daur ulang menjadi pelet, karena memiliki nilai tambah ekonomi, tidak menimbulkan dampak lingkungan dan mendukung ekonomi sirkular. Pengelolaan sampah plastik sachet memerlukan upaya pengumpulannya melalui peningkatan peran serta masyarakat dan penerapan EPR oleh produsen.

Waste processing by open dumping has an impact on the environment. Plastic has 21.36% of the waste composition, is difficult to decompose and can increase global warming. Sachet/multilayer plastic includes the use of plastic that is widely used for packaging. The problem with this research is that there are sachets of waste that have no economic value because the pelapak do not collect them and only a few recycle them. The research was conducted in Pasir Putih Village, Depok City. The purpose of this study was to analyze the generation of plastic sachet waste, plastic waste management in households, the plastic sachet recycling process and to develop the concept of plastic sachet packaging waste management to support the circular economy concept. Quantitative research approach with a combination of quantitative and qualitative methods, and analyzed with LCA, CBA and descriptive. The results of this study indicate that the composition of plastic sachets is 17% of the total plastic waste generation. Apart from that, the existence of a government policy regarding waste management has not been able to encourage the people of the Pasir Putih sub-district to be active in sorting waste, because only 27.7% of people sort waste and 15.8% always collect waste in waste banks. The technology for recycling plastic sachets using an extrusion process is a process that produces environmentally friendly plastic pellets. Based on the results of the LCA assessment of the impact of global warming, it is relatively small, namely 1.17%. The management of plastic sachet waste by extrusion recycling is considered feasible because the NV value is IDR 10.16 billion and the BCR is 1.492. This figure can be developed further by means of a more efficient collection of plastic waste. This study concluded that plastic sachet waste is feasible to be managed in the form of recycling into pellets, because it has added economic value, does not cause environmental impacts and supports a circular economy. The management of plastic sachet waste requires efforts to collect it through increased community participation and the application of EPR by producers."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Kharismawati
"Ekowisata, menjadi salah satu produk atau jenis pariwisata dari pariwisata berkelanjutan, yang menerapkan nilai-nilai konservasi, ekonomi dan edukasi didalamnya. Munculnya tren ekowisata didasari oleh pertumbuhan pariwisata global dan menjadi instrumen yang efektif dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bantaeng yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah representatif dalam pengembangan ekowisata sebagai konsep global pada skala lokal dalam menghimpun kolaborasi dengan aktor-aktor lainnya baik itu aktor negara maupun non-negara yang juga memiliki kepentingan dan pengaruh Penelitian ini menggunakan Evolutionary Model of Tourism Partnership (Selin dan Chavez, 1995) untuk menganalisa tahapan-tahapan yang telah dilalui dalam proses pengembangan ekowisata di Pantai Marina dan Hutan Lindung Campaga dengan semua aktor yang terlibat. Berdasarkan temuan penulis dalam penetian ini, yaitu pola relasi yang terjalin diantara para pemangku kepentingan dalam pengembangan ekowisata di Pantai Marina dan Hutan Lindung Campaga, berjalan dengan menekankan kekuatan pemerintah daerah, terutama Bupati Nurdin Abdullah dalam merancang pembangunan dan terlibat langsung dalam setiap tahapan Evolutionary Model of Tourism Partnership. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada pelaku usaha atau investor swasta yang terlibat dalam pengembangan ekowisata di Kabupaten Bantaeng yang berdampak dengan masih minimnya jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Kabupaten Bantaeng dan kurangnya pemanfaatan teknologi media sebagai sarana promosi dan pemasaran.

Ecotourism, as one of the products or types of tourism from sustainable tourism, which implements conservation, economic and educational values on it. The emergence of ecotourism trends is based on the growth of global tourism and is an effective instrument of sustainable development. The study was conducted in Bantaeng Regency, located in South Sulawesi Province, as a representative area that succeeded in developing ecotourism as a global concept at the local scale in gathering collaboration with other actors, both state and non-state actors who also had interests and influences. Evolutionary Model of Tourism Partnership (Selin and Chavez, 1995) to analyze the stages that have been traversed in the process of developing ecotourism in Marina Beach and Protected Forest Campaga with all actors involved. Based on the findings of the authors in this assessment, the pattern of relations that exists between stakeholders in the development of ecotourism at Marina Beach and Protected Forest Camp runs by emphasizing the strength of local government, especially Regent Nurdin Abdullah in designing development and being directly involved in each stage of the Evolutionary Model of Tourism Partnership . Research also shows that no business actor or private investor is involved in developing ecotourism in Bantaeng Regency which has an impact on the still small number of foreign tourists visiting Bantaeng Regency and the lack of utilization of media technology as a means of promotion and marketing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Muchairina
"Sebagai ekosistem peralihan antara wilayah darat dan laut, pengelolaan mangrove harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan dan melalui berbagai pendekatan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif melalui studi kepustakaan. Peneliti turut melakukan wawancara dengan sejumlah narasumber untuk sebagai data pendukung. Terdapat dua permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini, yaitu mengenai kelembagaan dan tata kelola hutan mangrove di Indonesia serta penerapan pengelolaan mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke (SM Muara Angke) dan Taman Wisata Angke Kapuk (TWA Angke Kapuk) sebagai bagian dari Kawasan Hutan Mangrove Angke Kapuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mangrove memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat. Akan tetapi, pengelolaan terhadap mangrove di Indonesia belum dilaksanakan secara terpadu. Kemudian, dalam pengelolaan mangrove di kawasan SM Muara Angke dan TWA Angke Kapuk ditemui beberapa kendala, seperti keterbatasan anggaran, sarana prasarana, dan sumber daya manusia, kurangnya koordinasi antar para pihak, permasalahan batas kawasan, rendahnya keterlibatan masyarakat, serta kegiatan masyarakat di sekitar kawasan.

As mangroves are an ecosystem at the interface between land and sea, their management involves various stakeholders as well as various approaches. Therefore, an integrated management of mangroves is required to protect and preserve them. This normative juridical research study uses materials derived from literature. The researcher also conducted several interviews to obtain supporting data. There are two questions that will be discussed in this study, namely the authority and management of mangrove forest in Indonesia, and the implementation of mangrove management in Muara Angke Wildlife Reserve and the Angke Kapuk Nature Recreation Park, which are part of the Angke Kapuk Mangrove Forest. The results show that mangroves have important functions and uses. However, the management of mangroves in Indonesia has not been yet integrated. The implementation of mangrove management in both the Muara Angke Wildlife Reserve and the Angke Kapuk Nature Recreation Park has faced several obstacles, such as limited budget, infrastructure, and facilities as well as lack of personnel and coordination, boundary issues, limited engagement from the local community, and human activities."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>