Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199962 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renita Purwanti
"Kecamatan Cibinong merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling tinggi di Kabupaten Bogor sehingga menyebabkan kebutuhan akan ketersediaan lahan selalu meningkat setiap tahunnya yang akan memberikan dampak pada perubahan penutup lahan dari semula lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. Alih fungsi lahan akan memberikan pengaruh terhadap suhu permukaan daratan dan menyebabkan terjadinya fenomena surface urban heat island (SUHI). Tujuan penelitian ini adalah melihat dinamika perkembangan lahan terbangun di Kecamatan Cibinong pada tahun 2015, 2019, dan 2023 menggunakan citra satelit tegak resolusi sangat tinggi World View 3.0, dan fenomena SUHI menggunakan citra satelit Landsat-8 TIRS Level 2 serta melakukan prediksi terhadap perkembangan lahan terbangun dan fenomena SUHI di tahun 2031 menggunakan metode Celullar Automata – Artificial Neural Network (CA-ANN) menggunakan plug-in MOLUSCE. Hasil penelitian menunjukan perkembangan lahan terbangun mengalami kenaikan sebesar 5,12% yang didominasi oleh kawasan permukiman, dan wilayah yang terdampak fenomena SUHI bertambah sebesar 0,72% yang umumnya terjadi di kawasan industri, perdagangan, dan perkantoran pada tahun 2023. Model prediksi penutup lahan dan SUHI tahun 2031 menunjukan lahan terbangun mengalami peningkatan meliputi 62% dari luas wilayah Kecamatan Cibinong, dan wilayah yang terdampak fenomena SUHI meliputi 35,4% luas wilayah Kecamatan Cibinong.

The highest population in Bogor is located in Cibinong District and causing the need for land availability to always increase every year. This condition lead to the land conversion from vegetation to built up area that will influence the increasing of land surface temperature and causing the surface urban heat island (SUHI) phenomenon. This research aims to analyze the dynamics of development of built-up area in Cibinong District in 2015, 2019 and 2023 using World View 3.0 and the SUHI phenomenon using Landsat-8 TIRS Level 2 satellite imagery and make predictions about the development of built-up area and the SUHI phenomenon in 2031 using the Celullar Automata - Artificial Neural Network (CA-ANN) method in MOLUSCE. The research results show that the development of built-up area has increased by 5.12%, which is dominated by residential areas, and areas affected by the SUHI phenomenon have increased by 0.72%, which generally occurs in industrial, commercial and office areas in 2023. Land cover prediction model and SUHI in 2031 shows that built-up land has increased, covering 62% of the area of Cibinong District, and the area affected by the SUHI phenomenon covers 35.4% of the area of Cibinong District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanah Anggun Prabandari
"Kecamatan Gunung Putri merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki nilai strategis karena kedekatannya dengan Kota Jakarta dan beberapa kota lainnya yang berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk menjadi salah satu faktor peningkatan alih fungsi lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Peningkatan lahan terbangun berdampak pada peningkatan suhu permukaan daratan/Land Surface Temperature (LST). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan lahan terbangun dan pengaruhnya terhadap LST tahun 2004-2024, mensintesa pemodelan lahan terbangun dan LST tahun 2044 serta menganalisis kesesuaian prediksi lahan terbangun terhadap RTRW di Kecamatan Gunung Putri. Prediksi lahan terbangun dan LST tahun 2044 menggunakan metode Cellular Automata Artificial Neural Network (CA-ANN) melalui plugin MOLUSCE pada perangkat lunak QGIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2004-2024 lahan terbangun di Kecamatan Gunung Putri mengalami peningkatan sebesar 972,27 Ha dan berdampak pada peningkatan LST. Model prediksi penutup lahan tahun 2044 menunjukkan bahwa lahan terbangun mengalami peningkatan menjadi 4.130,98 Ha atau 67,8% dari luas Kecamatan Gunung Putri. Model prediksi LST tahun 2044 menunjukkan bahwa kelas suhu 45°C - 50°C mendominasi wilayah Kecamatan Gunung Putri dengan luas 2.836,59 Ha (58,60%). Sementara itu prediksi lahan terbangun tahun 2044 menunjukkan bahwa 92,25% luas lahan terbangun telah sesuai dengan peruntukan pola ruang RTRW sementara 7,75% berada pada lokasi tidak sesuai yaitu berada pada kawasan sempadan perairan.

Gunung Putri District is a district in Bogor Regency that has strategic value because of its proximity to Jakarta and several other cities that have an impact on increasing population. On the other hand, increasing population is one of the factors that increase land conversion from non-built-up area to built-up area. The increase in built-up area has an impact on increasing Land Surface Temperature (LST). This study aims to analyze the development of built-up area and its effect on LST in 2004-2024, synthesize the modelling of built-up area and LST in 2044 and analyze the suitability of built-up area predictions with spatial plans in Gunung Putri District. Predictions of built-up area and LST in 2044 use the Cellular Automata Artificial Neural Network (CA-ANN) method through the MOLUSCE plugin in QGIS software. The results of this study indicate that during the period 2004-2024 built-up area in Gunung Putri District increased by 972.27 Ha and had an impact on increasing LST. The land cover prediction model in 2044 shows that built-up area will increase to 4,130.98 Ha or 67.8% of the area of ​​Gunung Putri District. The LST prediction model in 2044 shows that the temperature class of 45°C - 50°C dominates the Gunung Putri District area with an area of ​​2,836.59 Ha (58.60%). Meanwhile, the prediction of built-up area in 2044 shows that 92.25% of the built-up area is in accordance with the spatial plans, while 7.75% is in an unsuitable location, namely in the water boundary area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Inayah
"Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga di Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan sehingga terjadi perluasan wilayah terbangun. Tutupan lahan terbangun atau tutupan permukaan kedap air akan menyebabkan suhu permukaan daratan di suatu wilayah lebih tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial suhu permukaan daratan, tutupan lahan, emisi karbon monoksida, dan fenomena UHI, serta menganalisis hubungan fenomena UHI dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida di Kota Bogor. Tutupan lahan dan fenomena Urban Heat Island diamati menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018 dan 2021. Sedangkan titik emisi karbon monoksida diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Data tersebut dianalisis secara spasial untuk mengetahui distribusi fenomena UHI dan kaitannya dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode waktu 2018 ke 2021, distribusi spasial suhu mengikuti tutupan lahan dan tidak mengikuti emisi karbon monoksida di mana tutupan lahan terbangun memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan lahan yang lain. Distribusi spasial fenomena UHI dari 2018 ke 2021 mengikuti tutupan lahan terbangun dan tidak mengikuti sebaran emisi karbon monoksida. Berdasarkan analisis hubungan pada data tahun 2018 dan 2021 menunjukkan bahwa suhu akan meningkat dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila tutupan lahannya berupa lahan terbangun. Sedangkan untuk wilayah yang bervegetasi cenderung memiliki suhu permukaan daratan yang rendah. Untuk emisi karbon monoksida, suatu wilayah akan memiliki suhu yang tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila terjadi peningkatan emisi karbon monoksida terutama di tutupan lahan terbangun.

Bogor City is one of the buffer cities in Jabodetabek which is experiencing rapid population growth and urban development. This can cause changes in land cover resulting in an expansion of the built-up area. Built-up land cover or impervious surface has higher land surface temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island. This study aims to analyze the spatial distribution of land surface temperature, land cover, carbon monoxide emissions, and the UHI phenomenon, and to analyze the relationship between the UHI phenomenon and land cover and carbon monoxide emissions in Bogor City. Land cover and the Urban Heat Island phenomenon were observed using Landsat 8 OLI/TIRS image data for 2018 and 2021. Meanwhile, the carbon monoxide emission point was obtained from the Bogor City Environment Agency. The data was analyzed spatially to determine the distribution of the UHI phenomenon and its relation to land cover and carbon monoxide emissions. The results show that in the time period 2018 to 2021, the spatial temperature distribution follows land cover and does not follow carbon monoxide emissions where built-up land cover has a higher temperature compared to other land cover classes. The spatial distribution of the UHI phenomenon from 2018 to 2021 follows the built-up land cover and does not follow the distribution of carbon monoxide emissions. Based on the relationship analysis on the data for 2018 and 2021, it shows that temperatures will increase and there is a potential for an Urban Heat Island if the land cover is built-up land. Meanwhile, vegetated areas tend to have low land surface temperatures. For carbon monoxide emissions, an area will have high temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island if there is an increase in carbon monoxide emissions, especially in built-up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Inayah
"Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga di Jabodetabek yang mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan perkotaan yang pesat. Hal ini dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan sehingga terjadi perluasan wilayah terbangun. Tutupan lahan terbangun atau tutupan permukaan kedap air akan menyebabkan suhu permukaan daratan di suatu wilayah lebih tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial suhu permukaan daratan, tutupan lahan, emisi karbon monoksida, dan fenomena UHI, serta menganalisis hubungan fenomena UHI dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida di Kota Bogor. Tutupan lahan dan fenomena Urban Heat Island diamati menggunakan data citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2018 dan 2021. Sedangkan titik emisi karbon monoksida diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor. Data tersebut dianalisis secara spasial untuk mengetahui distribusi fenomena UHI dan kaitannya dengan tutupan lahan dan emisi karbon monoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode waktu 2018 ke 2021, distribusi spasial suhu mengikuti tutupan lahan dan tidak mengikuti emisi karbon monoksida di mana tutupan lahan terbangun memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas tutupan lahan yang lain. Distribusi spasial fenomena UHI dari 2018 ke 2021 mengikuti tutupan lahan terbangun dan tidak mengikuti sebaran emisi karbon monoksida. Berdasarkan analisis hubungan pada data tahun 2018 dan 2021 menunjukkan bahwa suhu akan meningkat dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila tutupan lahannya berupa lahan terbangun. Sedangkan untuk wilayah yang bervegetasi cenderung memiliki suhu permukaan daratan yang rendah. Untuk emisi karbon monoksida, suatu wilayah akan memiliki suhu yang tinggi dan berpotensi mengalami Urban Heat Island apabila terjadi peningkatan emisi karbon monoksida terutama di tutupan lahan terbangun.

Bogor City is one of the buffer cities in Jabodetabek which is experiencing rapid population growth and urban development. This can cause changes in land cover resulting in an expansion of the built-up area. Built-up land cover or impervious surface has higher land surface temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island. This study aims to analyze the spatial distribution of land surface temperature, land cover, carbon monoxide emissions, and the UHI phenomenon, and to analyze the relationship between the UHI phenomenon and land cover and carbon monoxide emissions in Bogor City. Land cover and the Urban Heat Island phenomenon were observed using Landsat 8 OLI/TIRS image data for 2018 and 2021. Meanwhile, the carbon monoxide emission point was obtained from the Bogor City Environment Agency. The data was analyzed spatially to determine the distribution of the UHI phenomenon and its relation to land cover and carbon monoxide emissions. The results show that in the time period 2018 to 2021, the spatial temperature distribution follows land cover and does not follow carbon monoxide emissions where builtup land cover has a higher temperature compared to other land cover classes. The spatial distribution of the UHI phenomenon from 2018 to 2021 follows the built-up land cover and does not follow the distribution of carbon monoxide emissions. Based on the relationship analysis on the data for 2018 and 2021, it shows that temperatures will increase and there is a potential for an Urban Heat Island if the land cover is built-up land. Meanwhile, vegetated areas tend to have low land surface temperatures. For carbon monoxide emissions, an area will have high temperatures and has the potential to cause an Urban Heat Island if there is an increase in carbon monoxide emissions, especially in built-up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kornelius Septyo Pramudito
"ABSTRAK
Daya tarik perkotaan telah mendorong terjadinya urbanisasi yang ditandai dengan perpindahan penduduk dan perubahan kegiatan dari pertanian menjadi non pertanian. Secara fisik hal ini terlihat dari perembetan lahan terbangun ke wilayah pinggiran perkotaan. Sebagai daerah pinggiran Kota Jakarta, Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan yang tinggi dan alih fungsi lahan yang meluas. Sebagai wilayah penyangga, perkembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Bogor tentu harus dikendalikan karena pertumbuhan perkotaan yang terjadi di wilayah ini tentu akan berdampak pada munculnya dampak negatif seperti berkurangnya lahan pertanian produktif. Penurunan jumlah lahan pertanian produktif ini tentu akan berdampak pada menurunnya jumlah produksi pangan dan mengakibatkan semakin lebarnya kesenjangan kebutuhan pangan yang harus dipenuhi. Tingginya konversi lahan menjadi lahan terbangun mendorong perlunya upaya pengendalian perkembangan lahan terbangun di Kabupaten Bogor. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai pola perkembangan lahan terbangun dan pengaruhnya terhadap lahan pertanian serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan lahan terbangun.
Penelitian ini bersifat experimental research dengan menggunakan teknik penelitian spatial statistik yang merupakan kombinasi pemanfaatan data statistik yang terdistribusi secara spasial yang ditampilkan dan dianalisis dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG). Beberapa teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis spasial, analisis korelasi dan anaisis kebijakan. Penelitian ini menggunakan data citra satelit LANDSAT dengan periode perekaman antara 2000, 2005 dan 2010. Untuk data sekunder penelitian ini menggunakan basis data Potensi Desa (PODES).
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa pola perkembangan lahan terbangun di wilayah perkotaan memiliki laju konversi dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi (14% per tahun dan indeks sprawl sebesar 3,61) sehingga ini akan mendorong perubahan lahan terbangun yang cukup pesat. Tetapi berdasarkan hasil uji korelasi, perkembangan lahan terbangun yang tinggi tersebut ternyata tidak memiliki hubungan korelasi terhadap penurunan jumlah luas lahan pertanian. Hal ini disebabkan kemampuan elastisitas lokasi lahan pertanian yang cenderung berpindah dan/atau meningkat luasannya pada daerah peralihan dan zobikotdes. Selain itu, faktor yang mempengaruhi pola perkembangan lahan terbangun secara berurutan tingkat pengaruhnya adalah (1) Ketersediaan jalan; (2) Kepadatan Penduduk, (3) Kesesuaian Lahan; (4) Rasio Jalan per luas lahan terbangun; (5) Rasio fasilitas kesehatan; (6) Jumlah Fasilitas Ekonomi; (7) Rasio jalan per penduduk (8) Jumlah Penduduk dan (9) jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN.

ABSTRACT
The attractiveness of urban areas, has led to the occurrence of urbanization that is marked by the movement of population and activity changes from agricultural to non-agricultural. Physically , it is seen from the spillovers of built up area to the urban fringe areas. As a suburb of Jakarta , Bogor Regency influenced by high growth rates and widespread land conversion. As a buffer area , development of urban areas in Bogor Regency necessarily have to be controlled due to urban growth that occurred in the region will certainly have an impact on the emergence of negative impacts such as reduced productive agricultural land. The decrease in the number of productive agricultural land will certainly decrease the amount of food production and lead to the widening gap of food needs. The high conversion of land into built-up areas, requiring the need to control the development of the built up area in Bogor Regency. For that in this study will analyze the patterns of development of the built up area , and its effect on agricultural land as well as to identify the factors that influence the development of the built up area.
This study is an experimental research study using spatial statistical techniques that combine the use of statistical data that are spatially distributed and displayed and analyzed using the Geographic Information System (GIS). Some of the analytical techniques used in this research is descriptive statistical analysis, spatial analysis, correlation analysis and policy analysis. This study uses LANDSAT satellite image data with recording period between 2000, 2005 and 2010. This study used secondary data obtained from the Village Potential data (PODES).
Based on the results of this study found that the pattern of urban development in Bogor Regency has a high conversion rate and population growth (14 % per year and the sprawl index by 3.61 ) so that this will encourage changes in the built up area quite rapidly. But based on the results of the correlation, the correlation between the development of the built up area to decrease the amount of agricultural land showed no significant value. This happens due to the elasticity of the location capability of agricultural land is likely to shift and / or increase its range in the "daerah peralihan" and zobingkotdes. In addition , factors that influence the development of the built up area in sequence rate effect is (1) Availability of roads , (2) Population Density , (3) Land Suitability ; (4) Ratio Road to the extensive built-up area ; (5) Ratio of facility health, (6) number of facilities Economics ; (7) Ratio of road per resident (8) population and (9) the number of household users of electricity.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Cahyo Galih Pranoto
"Urban Heat Island adalah suatu fenomena dimana suhu permukaan kota yang padat bangunan lebih tinggi daripada suhu di sekitarnya baik di desa maupun pinggir kota. Kecamatan Pinang merupakan Kecamatan di Kota Tangerang yang pembangunannya mengalami perubahan secara dinamis. Perubahan kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan serta tutupan lahan yang cepat mempengaruhi suhu permukaan darat di Kecamatan Pinang. Metode yang digunakan yaitu pengolahan dari citra Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8 OLI untuk mendapatkan nilai Kerapatan Vegetasi (NDVI), Kerapatan Bangunan (NDBI) dan Land Surface Temperature (LST).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Pinang telah mengalami perluasan wilayah yang terdampak Urban Heat Island yang menjalar di bagian selatan Kecamatan Pinang. Hasil ini didukung oleh uji statistik yang menunjukan semakin tinggi kerapatan bangunan, semakin tinggi pula suhu permukaan daratnya serta semakin tinggi kerapatan vegetasi, maka semakin rendah suhu permukaan daratnya.

Urban Heat Island is a phenomenom in which the surface temperature of the crowded city buildings higher than the surrounding temperature both in villages and sub urban. Pinang Sub-District is a Sub-District at Tangerang City who had growth dynamic development. Transformation of vegetation density, density of the roof of the buildings and land cover can affect the land surface temperature at Pinang Sub-District. The research method is using by processing satellite imagery from Landsat 7 ETM+ and Landsat 8 OLI to get vegetation density (NDVI), density of the roof of the building (NDBI) and land surface temperature (LST).
The results showed that the Pinang Sub-District have expanded the area affected by the spread of Urban Heat Island in the southern part of the Pinang Sub-District. This result also tested in statistically. Therefore, when land surface temperature rise, the building density are descend. Beside when land surface temperature descend, the vegetation density are rise up.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fatullah
"Kecamatan Kembangan merupakan wilayah yang sangat kompleks dari segi tutupan lahannya. Tutupan lahan di kecamatan ini mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan didominasi perubahan dari area vegetasi menjadi area lahan terbangun. Perubahan tutupan lahan tersebut sangat berpotensi dalam memengaruhi penginkatan fenomena urban heat island yang terjadi di Kecamatan Kembangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keterkaitan antara perubahan tutupan lahan yang terjadi dengan fenomena urban heat island di Kecamatan Kembangan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kembangan dengan memanfaatkan data dari citra satelit Landsat 8 OLI/ TIRS yang diketahui datanya dapat diekstraksi menjadi nilai suhu permukaan daratan karena terdapatnya kanal termal pada citra tersebut. Waktu penelitian ini adalah tahun 2014, 2018, dan 2022. Pengukuran lapang dilakukan guna memvalidasi data suhu yang didapatkan dari citra (LST) dengan suhu di lapangan (AST) dengan menggunakan uji regresi linier dan RMS Error. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang paling dominan terjadi adalah perubahan lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun. Kenaikan area lahan terbangun ini memengaruhi peningkatan nilai LST yang semula pada tahun 2014 rata-rata nilainya hanya sebesar 32,13 oC menjadi 34,25 oC pada tahun 2022. Kenaikan nilai LST pada akhirnya mengakibatkan terjadinya peningkatan persebaran wilayah terdampak UHI di Kecamatan Kembangan yang semula pada tahun 2014 hanya seluas 825,12 Ha atau 805 grid menjadi 1176,39 Ha atau 1139 grid pada tahun 2022. Secara spasial perluasan wilayah UHI dominan dari arah pusat ke arah utara dan selatan yang mengikuti perubahan tutupan lahan yang terjadi. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Chi-Square yang menyatakan bahwa perubahan tutupan lahan berpengaruh terhadap peningkatan fenomena UHI di Kecamatan Kembangan.

Kembangan District is a very complex area in terms of land cover. Land cover in this sub-district changes from year to year and is dominated by changes from vegetation areas to built-up land areas. The change in land cover has the potential to affect the increase in the urban heat island phenomenon that occurs in Kembangan District. The purpose of this study was to determine the relationship between changes in land cover that occurred with the urban heat island phenomenon in Kembangan District. This research was conducted in Kembangan District by utilizing data from Landsat 8 OLI/TIRS satellite imagery which is known to extract the data into land surface temperature values ​​due to the presence of thermal channels in the image. The time of this research is 2014, 2018, and 2022. Field measurements were carried out to validate the temperature data obtained from the image (LST) with the temperature in the field (AST) using linear regression test and RMS Error. The results showed that the most dominant change in land cover occurred was the change of vegetated land into built-up land. This increase in the area of ​​built-up land affects the increase in the value of ESG which was originally in 2014 the average value was only 32.13 oC to 34.25 oC in 2022. The increase in the value of ESG eventually resulted in an increase in the distribution of areas affected by UHI in Kembangan District which was originally in 2014 only an area of ​​825.12 Ha or 805 grids to 1176.39 Ha or 1139 grids in 2022. Spatial expansion of the UHI area is dominant from the center to the north and south following changes in land cover that occur. This is reinforced by the results of the Chi-Square correlation test which states that changes in land cover affect the increase in the UHI phenomenon in Kembangan District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
"Dekade ini, Kota Bekasi mengalami peningkatan pesat dalam urbanisasi dan pembangunan infrastruktur, yang menyebabkan perubahan signifikan dalam tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan tersebut sangat berpotensi dalam peningkatan fenomena Urban Heat Island (UHI) yang terjadi di Kota Bekasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) menganalisis tutupan lahan di Kota Bekasi; (2) menganalisis distribusi spasial dan temporal Land Surface Temperature (LST) di Kota Bekasi; (3) menganalisis distribusi spasial dan temporal UHI di Kota Bekasi; dan (4) mengidentifikasi pengaruh tutupan lahan terhadap UHI di Kota Bekasi. Tahun yang diteliti pada penelitian ini adalah tahun 2013, 2019, dan 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial, temporal, statistik, dan deskriptif dengan menggunakan citra satelit Landsat 8 untuk mengolah data LST, UHI, peta tutupan lahan, serta indeks NDVI dan NDBI. Hasil penelitian menunjukkan perubahan signifikan pada tutupan lahan di Kota Bekasi, dengan peningkatan area terbangun dan penurunan luas lahan terbuka, vegetasi, dan badan air dengan total perubahan tutupan lahan seluas 9.308,43 Ha atau sebesar 43,7%. Kemudian, pada tahun 2013, perubahan paling jelas terlihat pada area dengan LST tinggi (>34°C) yang meningkat dari 34 Ha menjadi 4.195 Ha. Selain itu, wilayah dengan intensitas UHI sedang (1,5-3°C) meningkat paling signifikan dengan naik sebesar 214,4%. Peningkatan ini terutama terjadi di wilayah pusat Kota Bekasi. Penelitian ini menegaskan bahwa perubahan tutupan lahan, khususnya peningkatan area terbangun dan penurunan vegetasi, berkontribusi signifikan terhadap intensifikasi UHI di Kota Bekasi.

In this decade, Bekasi City has experienced rapid urbanization and infrastructure development, leading to significant changes in land cover. These changes in land cover have a high potential to increase the phenomenon of the Urban Heat Island (UHI) in Bekasi City. The objectives of this study are: (1) to analyze the land cover in Bekasi City; (2) to analyze the spatial and temporal distribution of Land Surface Temperature (LST) in Bekasi City; (3) to analyze the spatial and temporal distribution of UHI in Bekasi City; and (4) to identify the influence of land cover on UHI in Bekasi City. The years studied in this research are 2013, 2019, and 2023. The research methods used are spatial, temporal, statistical, and descriptive analyses using Landsat 8 satellite imagery to process LST data, UHI, land cover maps, as well as NDVI and NDBI indices. The results of the study indicate significant changes in land cover in Bekasi City, with an increase in built-up areas and a decrease in open land, vegetation, and water bodies, with a total land cover change of 9,308.43 hectares or 43.7%. In 2013, the most noticeable change was in the area with high LST (>34°C), which increased from 34 hectares to 4,195 hectares. Additionally, the area with medium UHI intensity (1.5-3°C) increased most significantly by 214.4%. This increase primarily occurred in the central area of Bekasi City. This study confirms that changes in land cover, particularly the increase in built-up areas and the decrease in vegetation, significantly contribute to the intensification of UHI in Bekasi City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafiriair Yufan Madakarah
"ABSTRAK
Universitas saat ini bisa disebut sebagai small cities mengacu kepada ukuran luasan, populasi dan berbagai macam aktifitas yang berada di dalam kampus. Institut Pertanian Bogor adalah sebuah kampus yang dapat mewakili sebuah kota dalam lingkup yang lebih kecil. Institut Pertanian Bogor berupaya mewujudkan cita-cita menjadi kampus hijau yang ramah lingkungan dengan membuat program IPB Menuju Green Campus 2020. Untuk mewujudkan dirinya sebagai Green Campus, Ruang Terbuka Hijau (RTH) terus menjadi perhatian IPB sebagai salah satu variasi tutupan lahan. Variasi tutupan lahan mempengaruhi adanya variasi suhu permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial variasi suhu permukaan daratan di area kampus IPB dramaga Bogor. Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk menganalisis variasi suhu permukaan daratan dengan tutupan lahan dan analisis statistik untuk menganalisis keterkaitan antara suhu permukaan daratan dengan kerapatan vegetasi (NDVI) dan kerapatan bangunan (NDBI). Data dihasilkan dari pengolahan citra penginderaan jauh dengan menggunakan citra Landsat 8 disertai dengan survey lapangan untuk proses validasi. Hasilnya menunjukkan suhu minimum dan maksimum sebesar 23,9 ºC dan 29,1 ºC pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan menjadi 27,8 ºC dan 34,8 ºC pada tahun 2018. Variasi suhu permukaan sejalan dengan jenis tutupan lahannya. Variasi suhu membentuk pola spatial dimana suhu tertinggi cenderung terletak pada wilayah tengah kampus berupa lahan terbangun dan suhu terendah cenderung terletak pada wilayah utara berupa hutan kampus. Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada wilayah yang mengalami perubahan tutupan lahan dari lahan vegetasi menjadi lahan terbangun sebesar 7 ºC lebih besar dari peningkatan suhu pada tutupan lahan yang sejenis sebesar 4,7 ºC. Semakin tinggi kerapatan vegetasi maka semakin rendah suhu permukaan daratan, begitu sebaliknya semakin tinggi kerapatan bangunan maka semakin tinggi pula suhu permukaan daratannya.

ABSTRACT
At present time university can be called as small cities due to their size of the area, population and various kinds of activities. Bogor Agricultural University is a campus that can represent a city in a smaller scope with a high variety of land cover. Bogor Agricultural University seeks to realize the ideals of being a green campus that is eco-friendly by making program IPB toward Green Campus in 2020. To realize itself as a Green Campus, Green Open Space to be the focus of IPB as one of the variations in land cover. Further, the variation of a land cover will affects the surface temperature variation. This study aims to determine the spatial pattern of land surface temperature variation and the relationship with land cover and changes, vegetation density (NDVI) and building density (NDBI). The data use in this study generated from Landsat 8 imagery and field surveys, then analize using the spatial and statistic analysis tools. The results show the minimum and maximum temperatures are 23.9 ºC and 29.1 ºC in 2013 and increased to 27.8 ºC and 34.8 ºC in 2018. The temperature have a spatial pattern associated with the land cover. Where the highest temperature tends to be located in the central region in the form of built-up area and the lowest temperature tends to be located in the northern region in the form of forest area. The highest increase in temperature tends to appeared in the area that show a changes from vegetation to built-up area. More over this study also found that this phenomena only appear with temperature value were 7ºC greater than the increase in temperature on a similar land cover with value 4.7 ºC. Finally, this study prove that the higher vegetation density will create a lower the temperature of the land surface, while the higher the building density create a higher land surface temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deo Briliant Muhammad
"Jabodetabek merupakan salah satu wilayah yang mengalami pertumbuhan penduduk terkonsentrasi di Jakarta. Hal tersebut mendorong gejala urban expansion karena kebutuhan lahan yang ada di Provinsi Jakarta semakin terbatas dan akan mengakibatkan munculnya urbanisasi pada daerah sekitar Jakarta atau Jakarta Megacity’s Outer Suburbs (JMOS). Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terkena dampak besar dari fenomena tersebut. Dapat diketahui pula bahwa fenomena naiknya tingkat urbanisasi memiliki dampak seperti fenomena naiknya suhu permukaan tanah yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial tingkat urbanisasi dan juga pengaruhnya terhadap suhu permukaan tanah di Kota Bekasi. Data yang digunakan adalah Citra Sentinel-2 untuk klasifikasi penggunaan lahan dan Citra Landsat-8 untuk suhu permukaan tanah yang kemudian dilakukan survei lapangan untuk memvalidasi kedua data tersebut. Pengambilan data tingkat urbanisasi digunakan dengan menggunakan Indeks Rural-Urban Land Transformation (RULT). Hasil penelitian menunjukan bahwa Kota Bekasi memiliki pola spasial indeks RULT memiliki nilai akurasi Kappa sebesar 0,64 dengan rentang nilai indeks -1,49 hingga 0,19 dan memiliki pola spasial terklaster pada bagian barat Kota Bekasi. Selain itu suhu permukaan tanah dapat dihasilkan dengan menggunakan LST yang memiliki hasil validasi lapangan sebesar 0,65 dengan rentang nilai 23-36 derajat celsius dan memiliki pola spasial terklaster pada bagian barat dan utara Kota Bekasi. Untuk mengetahui korelasi antara indeks RULT dan LST, dilakukan uji statistik berupa regresi linier, hasil dari uji statistik kedua variabel tersebut menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan dengan tingkat korelasi sedang.

Jabodetabek is one of the regions that is concentrated in Jakarta. This concentration encourages urbanization because the need for land in DKI Jakarta Province is increasingly limited and will result in urbanization around Jakarta or the Jakarta Megacity Outer Suburbs (JMOS). Bekasi Municipality is one of the cities most affected by this phenomenon. It is also seen that the phenomenon of increasing urbanization has impacts, such as the phenomenon of rising land surface temperatures which can directly affect human activities. This study aims to determine the spatial pattern of urbanization level and its effect on land surface temperature in Bekasi Municipality. The data used are Sentinel-2 Imagery for land use classification and Landsat-8 Imagery for land surface temperature which is then conducted a field survey to validate the two data. Retrieval of urbanization level data is used by using the Rural-urban Land Transformation Index (RULT). The results showed that Bekasi Municipality has a RULT spatial index pattern with a Kappa accuracy value of 0.64 with an index value range of - 1.49 to 0.19 and has a terklaster spatial pattern in the western part of Bekasi Municipality. In addition, the land surface temperature can be generated using LST, which has a field validation result of 0.65 with a value range of 23-36 degrees Celsius and has a terklaster spatial pattern in the western and northern parts of Bekasi Municipality. To understand the correlation between the RULT and LST, use statistical test was carried out in the form of linear regression, and the results of the statistical test for both variables showed a significant positive correlation with a moderate level of correlation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>