Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginasty Pujinengtyas
"Partikel pragmatik dalam bahasa Jawa penggunaannya turut berkembang seiring bertambahnya media komunikasi akibat perkembangan teknologi. Penggunaan partikel pragmatik tidak lagi hanya mengacu kepada bahasa Jawa baku seperti yang disebutkan pada penelitian Purwo (1976) atau hanya menjadi milik bahasa Jawa dialek tertentu seperti yang disebutkan Susanti (2023). Hal tersebut menjadi pemicu topik penelitian ini untuk memperlihatkan penggunaan partikel bahasa Jawa pada masa kini yang telah cair dan tidak terikat dengan batas-batas wilayah. Sosial media twitter dari akun autobase digunakan sebagai sumber data penelitian ini. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui teknik crawling. Aplikasi Antconc digunakan untuk memudahkan proses penyediaan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa partikel mbok tidak dapat disebut mutlak milik bahasa Jawa dialek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan penggunaan partikel berdasarkan pola distribusi dan makna penggunaan dari partikel pragmatik. Penggunaan partikel pragmatik ditemukan memiliki makna penggunaan sebagai penanda kontradiktif keheranan, penanda penekanan kesesuaian, penghalus perintah, penanda keheranan dan pengonfirmasi keraguan.

Pragmatic particles in the Javanese language have evolved with the increasing number of communication media due to technological advancements. The use of pragmatic particles no longer refers solely to standard Javanese as mentioned in Purwo's (1976) research or belongs exclusively to certain Javanese dialects as stated by Susanti (2023). This phenomenon has inspired the topic of this research, which aims to show the current usage of Javanese particles that has become fluid and is not confined to regional boundaries. The Twitter social media platform from autobase accounts was used as the data source for this research. This research employs a qualitative descriptive method with data collection techniques through crawling. The Antconc application was used to facilitate the data provision process. The analysis results indicate that the particle mbok cannot be considered the absolute property of a particular Javanese dialect. This research aims to demonstrate the usage of particles based on the distribution patterns and meanings of pragmatic particles. The use of pragmatic particles was found to have meanings such as markers of contradictory amazement, markers of emphasis on conformity, softeners of commands, markers of amazement, and confirmers of doubt."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Nur Kumalasari
"Bahasa Jawa (BJ) memiliki berbagai partikel pragmatik, yaitu partikel yang fungsinya ditentukan berdasarkan konteks pemakaiannya, termasuk BJ dialek Arekan. Pada masa kini pemakaian BJ dialek Arekan memperlihatkan digunakannya partikel pragmatik BJ dialek lain dan bahkan bahasa Indonesia oleh penutur BJ dialek Arekan. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian ini yang bertujuan untuk memperlihatkan distribusi dan pemakaian partikel pragmatik bahasa Jawa di wilayah Arekan. Sumber data dari penelitian ini adalah film pendek berdialek Arekan. Metode yang digunakan adalah metode agih dengan teknik balik dan lesap. Pada penelitian ini ditemukan bahwa partikel sih dan kan dari partikel bahasa Indonesia, dipakai juga di wilayah Arekan. Selain itu partikel lha dan lho dari bahasa Jawa baku ditemukan juga di sumber data yang berasal dari wilayah berdialek Arekan. Temuan tersebut menunjukan bahwa pemakaian bahasa Jawa di wilayah Arekan tidak hanya menggunakan bahasa Jawa dialek Arekan, tapi menerima bahasa lain seperti bahasa Jawa baku dan bahasa Indonesia

Javanese has various pragmatic particles, which function is determined based on their context of use, including in the Arekan dialect. Presently, the use of the Arekan dialect demonstrates the incorporation of pragmatic particles from other Javanese dialects and even Indonesian language by its speakers. This phenomenon underpins the present study, aimed at illustrating the distribution and usage of Javanese pragmatic particles in the Arekan region. The source of the data from this study is the Arekan dialectical short film. The method used is the method of dividing with the technique of reversal and dividing. The study reveals that particles such as 'sih' and 'kan' from the Indonesian are also utilized in the Arekan region. Additionally, particles 'lha' and 'lho' from standard Javanese are also found in the data originating from the Arekan dialect region. These findings indicate that the usage of Javanese in the Arekan region not only employs the Arekan dialect but also incorporates other languages such as standard Javanese and Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Nur Kumalasari
"Bahasa Jawa (BJ) memiliki berbagai partikel pragmatik, yaitu partikel yang fungsinya ditentukan berdasarkan konteks pemakaiannya, termasuk BJ dialek Arekan. Pada masa kini pemakaian BJ dialek Arekan memperlihatkan digunakannya partikel pragmatik BJ dialek lain dan bahkan bahasa Indonesia oleh penutur BJ dialek Arekan. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian ini yang bertujuan untuk memperlihatkan distribusi dan pemakaian partikel pragmatik bahasa Jawa di wilayah Arekan. Sumber data dari penelitian ini adalah film pendek berdialek Arekan. Metode yang digunakan adalah metode agih dengan teknik balik dan lesap. Pada penelitian ini ditemukan bahwa partikel sih dan kan dari partikel bahasa Indonesia, dipakai juga di wilayah Arekan. Selain itu partikel lha dan lho dari bahasa Jawa baku ditemukan juga di sumber data yang berasal dari wilayah berdialek Arekan. Temuan tersebut menunjukan bahwa pemakaian bahasa Jawa di wilayah Arekan tidak hanya menggunakan bahasa Jawa dialek Arekan, tapi menerima bahasa lain seperti bahasa Jawa baku dan bahasa Indonesia

Javanese has various pragmatic particles, which function is determined based on their context of use, including in the Arekan dialect. Presently, the use of the Arekan dialect demonstrates the incorporation of pragmatic particles from other Javanese dialects and even Indonesian language by its speakers. This phenomenon underpins the present study, aimed at illustrating the distribution and usage of Javanese pragmatic particles in the Arekan region. The source of the data from this study is the Arekan dialectical short film. The method used is the method of dividing with the technique of reversal and dividing. The study reveals that particles such as 'sih' and 'kan' from the Indonesian are also utilized in the Arekan region. Additionally, particles 'lha' and 'lho' from standard Javanese are also found in the data originating from the Arekan dialect region. These findings indicate that the usage of Javanese in the Arekan region not only employs the Arekan dialect but also incorporates other languages such as standard Javanese and Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Larasati Mauli Amane Hendryanto
"Bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki kekayaan kata, termasuk dengan kata yang bermakna perasaan cinta. Penelitian terdahulu terkait kekayaan kata dalam bahasa Jawa umumnya meneliti tentang medan makna perasaan dalam bahasa Jawa. Dengan jumlah kata bermakna cinta dalam bahasa Jawa yang lebih dari satu, hal tersebut memunculkan permasalahan, yaitu apa kata-kata yang bermakna cinta dalam bahasa Jawa beserta medan maknanya? Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan kata-kata bermakna cinta dalam bahasa Jawa beserta medan maknanya. Penelitian ini menggunakan sumber data empat kamus bahasa Jawa dalam kurun waktu publikasi yang berbeda untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, dibandingkan penelitian-penelitian sebelumnya yang umumnya menggunakan satu kamus saja sebagai data utama. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan sumber data dari buku Antologi Cerita Pendek Bahasa Jawa di Yogyakarta, majalah Djaka Lodhang dan korpus bahasa Jawa dari Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia untuk data kalimat bermakna cinta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif untuk mengalisis data secara komperhensif dengan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran hasil analisis data. Teori yang digunakan penelitian ini adalah analisis komponen makna Nida (1975). Hasil penelitian menunjukkan bawah bahasa Jawa memiliki tiga belas kata yang mengandung makna perasaan cinta, namun hanya ada delapan kata yang ditemukan dalam contoh kalimat.

The Javanese language is a language that has a lot of words, including words that mean feelings of love. Previous research related to the richness of words in the Javanese language generally examined the semantic field of feelings in the Javanese language. With more than one word that means love in Javanese, this raises a problem, namely what are the words that mean love in Javanese and their semantic field? The purpose of this research is to show the words that mean love in Javanese along with their semantic field. This study used four Javanese dictionaries as data sources in different publication periods to obtain more complete data, compared to previous studies which generally used only one dictionary as the main data. In addition, this study also used data sources from a book entitled Antologi Cerita Pendek Bahasa Jawa di Yogyakarta, Djaka Lodhang magazine, and the Javanese language corpus from the Javanese Literature Faculty of Humanities Universitas Indonesia for data on sentences meaning love. The research method used is a qualitative method to analyze data comprehensively with a descriptive approach to provide an overview of the results of data analysis. The theory used in this research is Nida’s (1975) analysis of meaning components. The results of the study show that the Javanese language has thirteen words that convey the meaning of love, but only eight words are found in the sample sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya.

In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aenun Khafidah
"Pada bahasa Jawa standar, pronomina persona pertama aku selalu berbentuk terikat -ku ketika digunakan secara posesif, contohnya tanggaku ‘tetanggaku’. Pronomina aku tidak pernah menjadi unsur atribut pada frasa nominal yang menyatakan kepemilikan. Namun data penelitian ini menemukan aku yang menjadi atribut pada frasa nominal kepemilikan, contoh tanggane aku. Perilaku sintaksis semacam itu merupakan ciri pronomina persona yang berasal dari kelas kata nomina (tidak asli). Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis pronomina persona bahasa Jawa Brebes. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah ragam lisan. Pengumpulan data ragam lisan dalam bentuk lisan diperoleh dengan teknik wawancara, sedangkan ragam lisan dalam bentuk tulisan diperoleh dari export chat WhatsApp. Hasil pengumpulan data tersebut diproses pada penyediaan data menggunakan aplikasi AntConc. Data penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang memuat pronomina persona bahasa Jawa Brebes. Analisis dilakukan berdasarkan teori pragmatik dan sintaksis pronomina persona menurut Wedhawati (2006). Hasil analisis pragmatik menunjukkan pronomina persona bahasa Jawa Brebes terdiri atas pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga. Berdasarkan jumlahnya, pronomina persona pertama dan kedua memiliki bentuk tunggal dan jamak, sedangkan pronomina persona ketiga hanya berbentuk tunggal. Berdasarkan bentuknya, pronomina persona ini terdiri atas bentuk bebas dan terikat. Analisis sintaksis menunjukkan pronomina persona bahasa Jawa Brebes hadir dalam bentuk bebas dalam membentuk konstruksi posesif. Dalam konstruksi pasif, prefiks di- digunakan sebagai penanda pasif dengan argumen agen persona pertama, kedua, dan ketiga. Prefiks tak- kehilangan fungsi pragmatiknya karena memiliki fungsi yang sama dengan di- dalam konstruksi pasif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber data ragam lisan dalam penelitian dialek telah memperlihatkan banyak variasi, sehingga penting dalam pemilihan sumber data.

In standard Javanese, the first-person pronoun aku always takes the bound form -ku when used possessively, e.g. tanggaku 'my neighbor'. The pronoun aku is never an attribute element in nominal phrases expressing ownership. However, the data in this study found aku as an attribute in possessive nominal phrases, for example, tanggane aku. Such syntactic behavior is characteristic of personal pronouns derived from the noun word class. Based on this background, the purpose of this study is to describe the syntactic behavior of Javanese personal pronouns in Brebes. This research method uses qualitative method. The data source used is oral variety. Data collection of oral variety in oral form is obtained by interview technique, while oral variety in written form is obtained from export WhatsApp chat. The results of the data collection were processed on data provision using the AntConc application. The data of this research are words, phrases, and sentences containing personal pronouns of Brebes Javanese language. The analysis was conducted based on the theory of pragmatics and syntax of personal pronouns according to Wedhawati (2006). The results of the pragmatic analysis show that Brebes Javanese personal pronouns consist of first, second, and third person pronouns. Based on the number, the first and second personal pronouns have singular and plural forms, while the third personal pronoun is only singular. Based on their form, these personal pronouns consist of free and bound forms. Syntactic analysis shows that Brebes Javanese personal pronouns are present in free form in forming possessive constructions. In passive constructions, the prefix di- is used as a passive marker with first, second, and third person agent arguments. The tak- prefix loses its pragmatic function because it has the same function as di- in passive constructions. The results of this study show that the source of oral variety data in dialect research has shown many variations, so it is important in the selection of data sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aenun Khafidah
"Pada bahasa Jawa standar, pronomina persona pertama aku selalu berbentuk terikat -ku ketika digunakan secara posesif, contohnya tanggaku ‘tetanggaku’. Pronomina aku tidak pernah menjadi unsur atribut pada frasa nominal yang menyatakan kepemilikan. Namun data penelitian ini menemukan aku yang menjadi atribut pada frasa nominal kepemilikan, contoh tanggane aku. Perilaku sintaksis semacam itu merupakan ciri pronomina persona yang berasal dari kelas kata nomina (tidak asli). Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perilaku sintaksis pronomina persona bahasa Jawa Brebes. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah ragam lisan. Pengumpulan data ragam lisan dalam bentuk lisan diperoleh dengan teknik wawancara, sedangkan ragam lisan dalam bentuk tulisan diperoleh dari export chat WhatsApp. Hasil pengumpulan data tersebut diproses pada penyediaan data menggunakan aplikasi AntConc. Data penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang memuat pronomina persona bahasa Jawa Brebes. Analisis dilakukan berdasarkan teori pragmatik dan sintaksis pronomina persona menurut Wedhawati (2006). Hasil analisis pragmatik menunjukkan pronomina persona bahasa Jawa Brebes terdiri atas pronomina persona pertama, kedua, dan ketiga. Berdasarkan jumlahnya, pronomina persona pertama dan kedua memiliki bentuk tunggal dan jamak, sedangkan pronomina persona ketiga hanya berbentuk tunggal. Berdasarkan bentuknya, pronomina persona ini terdiri atas bentuk bebas dan terikat. Analisis sintaksis menunjukkan pronomina persona bahasa Jawa Brebes hadir dalam bentuk bebas dalam membentuk konstruksi posesif. Dalam konstruksi pasif, prefiks di- digunakan sebagai penanda pasif dengan argumen agen persona pertama, kedua, dan ketiga. Prefiks tak- kehilangan fungsi pragmatiknya karena memiliki fungsi yang sama dengan di- dalam konstruksi pasif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber data ragam lisan dalam penelitian dialek telah memperlihatkan banyak variasi, sehingga penting dalam pemilihan sumber data.

In standard Javanese, the first-person pronoun aku always takes the bound form -ku when used possessively, e.g. tanggaku 'my neighbor'. The pronoun aku is never an attribute element in nominal phrases expressing ownership. However, the data in this study found aku as an attribute in possessive nominal phrases, for example, tanggane aku. Such syntactic behavior is characteristic of personal pronouns derived from the noun word class. Based on this background, the purpose of this study is to describe the syntactic behavior of Javanese personal pronouns in Brebes. This research method uses qualitative method. The data source used is oral variety. Data collection of oral variety in oral form is obtained by interview technique, while oral variety in written form is obtained from export WhatsApp chat. The results of the data collection were processed on data provision using the AntConc application. The data of this research are words, phrases, and sentences containing personal pronouns of Brebes Javanese language. The analysis was conducted based on the theory of pragmatics and syntax of personal pronouns according to Wedhawati (2006). The results of the pragmatic analysis show that Brebes Javanese personal pronouns consist of first, second, and third person pronouns. Based on the number, the first and second personal pronouns have singular and plural forms, while the third personal pronoun is only singular. Based on their form, these personal pronouns consist of free and bound forms. Syntactic analysis shows that Brebes Javanese personal pronouns are present in free form in forming possessive constructions. In passive constructions, the prefix di- is used as a passive marker with first, second, and third person agent arguments. The tak- prefix loses its pragmatic function because it has the same function as di- in passive constructions. The results of this study show that the source of oral variety data in dialect research has shown many variations, so it is important in the selection of data sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erica Arindasari
"Bahasa Jawa di Wonosobo dipengaruhi oleh bahasa Jawa dialek Banyumas di bagian barat dan bahasa Jawa dialek Jogja Solo di sebelah timur (Assifa, 2017). Pengaruhnya dapat dilihat melalui variasi bunyi vokal. Bahasa Jawa yang digunakan di wilayah timur Wonosobo mendapatkan pengaruh dari dialek Jogja-Solo. Akan tetapi ditemukan data bunyi vokal bahasa Jawa yang berbeda di Desa Gondang dan Desa Dalangan, yaitu fonem /a/ yang direalisasikan dengan [o] dan [a]. Padahal jika dilihat berdasarkan wilayahnya, kedua desa tersebut berada di wilayah timur Wonosobo yang mendapat pengaruh dialek Jogja Solo. Penelitian mengenai variasi bunyi vokal dan bunyi konsonan bahasa Jawa berdasarkan dialeknya sudah dilakukan oleh Tatu (2022), Ika (2018), dan Dimas (2022). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan bunyi vokal Bahasa Jawa di Desa Gondang dan Dalangan, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari dua orang penutur jati bahasa Jawa di Desa Gondang dan Dalangan. Data pada penelitian ini adalah tuturan yang diujarkan oleh penutur jati berupa 200 kosakata Swadesh. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan teknik simak, catat, dan rekam. Analisis dilakukan terhadap bunyi yang hadir pada suku ultima dan penultima baik terbuka maupun tertutup. Penelitian ini menghasilkan temuan yaitu variasi bunyi vokal pada bahasa Jawa yang digunakan di Desa Gondang dan Desa Dalangan tidak sama dengan variasi bunyi vokal bahasa Jawa yang digunakan di wilayah timur Wonosobo. Meskipun Desa Gondang dan Desa Dalangan letaknya dekat dengan wilayah Jogja Solo, dialek yang digunakan kedua desa tersebut tidak sama dengan dialek Jogja Solo. Hal ini menunjukkan bahwa dialek di Wonosobo tidak hanya terdiri atas dialek Jogja Solo dan dialek Banyumas.

The Javanese language in Wonosobo is influenced by the Javanese dialect of Banyumas in the west and the Javanese dialect of Jogja Solo in the east (Assifa, 2017). Its influence can be seen through variations in vowel sounds. The Javanese language used in the eastern region of Wonosobo is influenced by the Jogja-Solo dialect. However, data on Javanese vowel sounds were found to be different in Gondang Village and Dalangan Village, namely the phoneme /a/ which is realized by [o] and [a]. In fact, if seen by region, the two villages are in the eastern region of Wonosobo which is influenced by the Jogja Solo dialect. Research on variations in Javanese vowel and consonant sounds based on the dialect has been carried out by Tatu (2022), Ika (2018), and Dimas (2022). This study aims to explain the differences in Javanese vowel sounds in Gondang and Dalangan Villages, Kertek District, Wonosobo Regency. This study used descriptive qualitative method. The data source comes from two native Javanese speakers in the villages of Gondang and Dalangan. The data in this study are utterances uttered by native speakers in the form of 200 Swadesh vocabularies. Data collection was carried out through interviews with listening, note-taking and recording techniques. The analysis was carried out on sounds that are present in both open and closed ultima and penultimate terms. This research resulted in findings that the variations of vowel sounds in the Javanese language used in Gondang Village and Dalangan Village are not the same as the variations of Javanese vowel sounds used in the eastern region of Wonosobo. Even though Gondang Village and Dalangan Village are located close to the Jogja Solo area, the dialect used by the two villages is not the same as the Jogja Solo dialect. This shows that the dialect in Wonosobo does not only consist of the Jogja Solo dialect and the Banyumas dialect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Yanto
"Skripsi ini membahas tentang hak asasi manusia dalam budaya Jawa dilihat dari ungkapan. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah ungkapan apa yang menyatakan konsep HAM dan bagaimana pandangan kebudayaan Jawa tentang HAM dalam ungkapan bahasa Jawa tersebut.
Tujuan skripsi ini adalah menemukan ungkapan ungkapan yang menyatakan HAM dan konsep dari ungkapan tersebut. Untuk menemukan ungkapan yang mengandung konsep HAM, penulis membangun definisi operasional HAM. Setelah membangun defini operasional, penulis menggunakan metode simak untuk menemukan ungkapan yang mengandung konsep HAM. Ungkapan yang mengandung HAM kemudian dianalisis dengan menggunakan teori semantik.
Hasilnya penulis menemukan tujuh belas ungkapan Bahasa Jawa yang mengandung konsep HAM. Dari tujuh belas ungkapan tersebut diperoleh simpulan bahwa konsep HAM dalam budaya Jawa adalah sebuah konsep menghargai orang lain.

This under-graduate thesis is about human rights in javanese culture, through it?s language expression. This research focus on language expresion that reflect human rights concept and javanese culture?s perspective on human rights.
The main purpose of this research is to find the expression that reveals human rights concepts. The other purpose is to find phrases that contains the concept of human rights. Before identifying the expressions, I constructed an operational definition of human rights. After constructing the operational definition, I used the observational method to find phrases that contain the concept of human rights. Then, I analyzed that phrases using the semantics theory.
As a results, I find seventeen Javanese language expressions that contain the concept of human rights. From those seventeen expression, I can conclude that the human rights concept in Javanese culture is about respecting other people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Supraptiwi
"[Skripsi ini membahas komponen makna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa. Batasan memisahkan dalam skripsi ini adalah tindakan memisahkan objek dari induknya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014 sebagai data primer, dan masukan responden, serta dosen penguji skripsi sebagai data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermakna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa, serta komponen makna umum dan komponen makna khusus dari kata-kata tersebut. Penelitian ini menggunakan teori medan makna dan teori komponen makna oleh Nida (1979). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 39 kata-kata yang bermakna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa, dan dari ketiga puluh sembilan kata tersebut ditemukan 4 komponen makna umum dan 57 komponen makna khusus.
;This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents? as well as thesis examiners? input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ?separating? meaning.
;This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents? as well as thesis examiners? input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ?separating? meaning.
, This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents’ as well as thesis examiners’ input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ‘separating’ meaning.
]"
2015
S60999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>