Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133359 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Timotius Rudolf Diophantus Oei
"Aflatoksin B1 merupakan metabolit sekunder jamur bersifat paling karsinogenik yang diproduksi oleh jamur dari genus Aspergillus, khususnya Aspergillus flavus. Aflatoksin B1 dapat didegradasi dengan metode biologis yang dilaporkan merupakan metode yang paling cocok. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi produksi, meningkatkan kemurnian, mengevaluasi kemampuan inhibisi pertumbuhan Aspergillus flavus, dan kemampuan mendegradasi aflatoksin oleh enzim ligninolitik dari Trametes versicolor. Skrining media dan waktu inkubasi dilakukan terhadap substrat sabut kelapa, kayu jati, bonggol jagung, dan daun nanas. Purifikasi enzim dilakukan menggunakan presipitasi garam amonium sulfat, dialisis, dan kromatografi penukar ion DEAE-cellulose. Aktivitas enzim diukur menggunakan substrat 2,6-dimethoxyphenol untuk mangan peroksidase, ABTS untuk lakase, dan veratryl alcohol untuk lignin peroksidase. Ukuran enzim diprediksi menggunakan metode SDS-PAGE. Uji inhibisi pertumbuhan Aspergillus flavus dilakukan dengan metode cakram. Kemampuan degradasi aflatoksin B1 oleh enzim ligninolitik dianalisis menggunakan KLT-densitometri. Hasil skrining media dan waktu inkubasi terbaik menunjukkan substrat sabut kelapa dan kayu jati paling cocok untuk menghasilkan mangan peroksidase dan lakase, namun, tidak untuk lignin peroksidase. Hasil purifikasi menunjukkan nilai peningkatan kemurnian sebesar 3,46 dan 6,79 untuk mangan peroksidase dan lakase dengan ukuran enzim sebesar ⁓43 kDa dan ⁓65 kDa, secara beruturut-turut. Uji cakram menunjukkan tidak adanya aktivitas penghambatan oleh mangan peroksidase dan lakase. Dalam waktu 24 jam, mangan peroksidase (154,53 U/mL) dan lakase (38,77 U/mL) dapat mendegradasi aflatoksin B1 hingga 76,07% dan 63,84%, secara berturut-turut. Penelitian ini menunjukkan bahwa substrat sabut kelapa dan kayu jati dapat menjadi substrat yang baik untuk menghasilkan enzim mangan peroksidase dan lakase dari Trametes versicolor dan dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi aflatoksin B1

Aflatoxin B1 is the most carcinogenic secondary metabolite produced by fungi of the genus Aspergillus, especially Aspergillus flavus. Aflatoxin B1 can be degraded through biological methods, which have been reported as the most suitable approach. This study aimed to optimize production, improve purity, evaluate the growth inhibition ability against Aspergillus flavus, and assess the aflatoxin degradation by ligninolytic enzymes from Trametes versicolor. Screening of media and incubation times was conducted using coconut husk, teak wood, corn cobs, and pineapple leaves. Enzyme purification involved ammonium sulfate precipitation, dialysis, and DEAE-cellulose ion exchange chromatography. Enzyme activities were measured using 2,6-dimethoxyphenol for manganese peroxidase, ABTS for laccase, and veratryl alcohol for lignin peroxidase. Enzyme sizes were predicted using SDS-PAGE. Growth inhibition tests on Aspergillus flavus were performed using disc diffusion method. Aflatoxin B1 degradation ability of ligninolytic enzymes was analyzed using TLC-densitometry. Screening results indicated that coconut husk and teak wood substrates were most suitable for producing manganese peroxidase and laccase, but not lignin peroxidase. Purification results showed purity increases of 3.46 and 6.79 for manganese peroxidase and laccase, with enzyme sizes approximately ~43 kDa and ~65 kDa, respectively. Disc diffusion tests revealed no inhibition activity by manganese peroxidase and laccase. Within 24 hours, manganese peroxidase (154.53 U/mL) and laccase (38.77 U/mL) could degrade aflatoxin B1 by 76.07% and 63.84%, respectively. This study demonstrates that coconut husk and teak wood substrates can be effective for producing manganese peroxidase and laccase enzymes from Trametes versicolor, which can be utilized for aflatoxin B1 degradation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Margaretha
"ABSTRAK
Adrenalin merupakan neurotransmitter yang penting dalam tubuh yang akan dilepaskan dari tubuh pada saat berada dalam kondisi emosional dan kondisi fisik atau emosi pada saat stress, seperti hipoglikemia Robertson et al., 2003 , berolah raga Watt et al., 2001 , rasa sakit berlebih pada tubuh Wortsman, 2002 . Diagnosis dini berdasarkan penentuan kandungan adrenalin dalam plasma dan urin dapat mencegah penggunaan obat yang tidak diperlukan Hollenbach et al., 1998 . Metode fiber optic biosensor digunakan untuk mendeteksi keberadaan adrenalin karena memiliki kelebihan sensitivitas yang tinggi, respon yang cepat, biaya yang lebih rendah, berukuran lebih kecil, ringan, dan dapat dipantau secara real-time. Untuk mendeteksi adrenalin dengan fiber optic biosensor diperlukan enzim lakase yang menyebabkan reduksi molekul oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis lakase ekstraseluler hasil fermentasi kapang Trametes versicolor dengan metode solid state fermentation pada limbah lignoselulosik berupa batang jagung, jerami, dan ampas tebu. Kondisi yang terbaik produksi lakase dikarakterisasi lebih lanjut degan mevariaskan perlakukan terhadap substrat dan volume nutrisi. Lakase yang diperoleh dari kondisi yang terbaik kemudian akan dibandingkan nilai k-nya terhadap nilai k enzim lakase komersial dengan metode Euler. Kondisi yang terbaik yang diperoleh adalah dengan menggunakan substrat batang jagung yang telah diberi perlakuan steam explosion, kemudian ditambahkan dengan nutrisi yang menghasilkan unit aktivitas sebesar 6,885 U/mL. Nilai k yang diperoleh dari enzim yang diproduksi sebesar 0,0065 dengan nilai error sebesar 2,96.

ABSTRACT
Adrenaline is an important neurotransmitter in the body that will be released from the body when someone is in emotional state or in state of physical and emotional stress, such as hypoglycemia Robertson et al., 2003 , work out Watt et al., 2001 , excessive pain in the body Wortsman, 2002 . Early diagnosis based on the determination of adrenaline concentration in plasma and urine can prevent unnecessary drug use Hollenbach et al., 1998 . The fiber optic biosensor method is used to detect the presence of adrenaline because it has high sensitivity advantages, fast response, lower cost, smaller size, light weight, and can be monitored in real time. To detect adrenaline with a fiber optic biosensor, a lacase enzyme is required to reduce oxygen molecules. The aim of this research is to extract extracellular laccase from fermentation of Trametes versicolor with solid state fermentation method on lignocellulosic waste in the form of corn stalk, straw, and bagasse. The best condition conditions obtained is using cornstalk as substrate with additional treatment steam explotion and with adding nutrient. Enzyme that obtained from the best condition condition has 6,885 U mL unit activity. The k constant that achieved from produced enzyme is 0,0065 with error margin 2,96."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra
"ABSTRAK
Limbah lindi hitam memiliki nilai Chemical Oxygen Demand COD yang tinggi dan sukar untuk didekomposisi. Salah satu cara penanganan lindi hitam yang menjanjikan dan bersifat biodegradable yaitu dengan menggunakan jamur. Jamur yang digunakan dalam penelitian yaitu Trametes versicolor F200. Jamur ini dapat mendekolorisasi lindi hitam karena mengandung enzim ligninolitik. Dalam penelitian ini, dilakukan penentuan kondisi optimum dekolorisasi lindi hitam dengan cara membuat variasi agitasi, mediator dan inducer. Setelah didapatkan kondisi optimum dekolorisasi, selanjutnya dekolorisasi dilakukan dengan cara melakukan imobilisasi jamur dan imobilisasi isolat enzimnya. Hasil dekolorisasi lindi hitam menggunakan sel bebas jamur Trametes versicolor F200 akan dibandingkan hasil dari dekolorisasi dengan metode imobilisasi. Dalam penelitian ini, dilakukan pengukuran dekolorisasi, aktivitas enzim, konsentrasi glukosa, berat misel dan COD. Pengukuran dekolorisasi lindi hitam dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dimana merupakan perbandingan konsentrasi sebelum dan setelah dekolorisasi.

ABSTRACT
ABSTRACTBlack liquor has high Chemical Oxygen Demand COD value and difficult to decompose. One way for handling this waste that adventage and biodegradable is using mushrooms. The fungus used in this study is Trametes versicolor F200. This fungus can decolorize black liquor because containing ligninolytic enzymes. In this study, we will be determined the optimum condition for decolorization black liquor by variation of agitation, mediator and inducer. After obtaining the optimum condition of decolorization, then decolorization is done by immobilization of fungus and immobilization the isolate of enzyme.The result of decolorization black liquor using Trametes versicolor F200 will be compared with the result of decolorization with imobilization method. Decolorization, enzyme activity of fungus, glucose concentration, micelle weight and COD during decolorize black liquor also measured. Measurement of decolorization black liquor using UV Vis spectrophotometer, which the ratio of concentration before and after decolorization. "
2017
T47894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Hanifah
"Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit TKKS untuk memproduksi bioetanol terdiri dari tiga proses, yaitu: pretreatment, hidrolisis dan fermentasi. Proses pretreatment menghasilkan sejumlah besar limbah lindi hitam. Lindi hitam berbahaya untuk ekosistem jika dibuang langsung ke lingkungan karena memiliki COD, TSS dan pH yang tinggi. Metode dalam penelitian ini adalah koagulasi-flokulasi sebagai pengolahan pertama sedangkan jamur T. versicolor F200 sebagai pengolahan kedua pada pengolahan lindi hitam. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan dekolorisasi lindi hitam dengan menggunakan jamur T. versicolor F200. Aplikasi Response Surface Methodology (RSM) dengan menggunakan software Minitab 17 dilakukan untuk optimasi dekolorisasi yang dipengaruhi oleh variabel independen seperti CuSO4, Tween 80, dan agitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dekolorisasi lindi hitam dengan menggunakan metode koagulasi-flokulasi sebagai pengolahan pertama mampu mendekolorisasi sebesar 68%, sedangkan jamur T. versicolor F200 sebagai pengolahan kedua mampu mendekolorisasi sebesar 85%. Hasil optimasi dekolorisasi dengan RSM menunjukkan bahwa jamur T. versicolor F200 dapat mendekolorisasi lindi hitam sebesar 86-93% dengan R2=0.991 dengan variabel yang dominan adalah agitasi.

The utilization of oil palm empty fruit bunches to produce bioethanol consist of three processes pretreatment, hydrolysis, and fermentation. The pretreatment process generated the high amounts of black liquor wastewater. Black liquor is harmful to aquatic ecosystem if discharge directly into water because it contains high COD, TSS and pH. The method in this research is using coagulation flocculation as first treatment and T. versicolor F200 as second treatment to decolorize of black liquor. The purpose of this research was increasing decolorization of black liquor by T. versicolor F200. The application of Response Surface Methodology (RSM) using Minitab 17 software was to optimize decolorization which influenced by independent variables such as CuSO4, Tween 80 and agitation. The result showed that decolorization 68% using coagulation flocculation as first treatment was obtained, while T. versicolor F200 as second treatment decolorized black liquor 85%. The application RSM to optimize decolorization of black liquor resulted 86-93% with R2 0.991 and agitation is the dominant independent variable."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Ghassani
"Lakase merupakan enzim ligninolitik yang dapat diekstrak dari tanaman, hewan, dan jamur. Lakase telah dilaporkan berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan enzim lakase yang dipurifikasi dari jamur Trametes versicolor dalam menghambat bakteri penyebab bau mulut. Enzim lakase diproduksi pada media kombinasi Potato Dextrose Broth (PDB 2.4% b/v), serbuk daun nanas (1% b/v), dan serbuk bonggol jagung (1% b/v). Crude enzyme diekstrak dari kultur yang diinkubasi selama 7 hari, kemudian dievaluasi aktivitas katalase dengan 2,2′-azino-bis(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS) dan selanjutnya dipurifikasi secara parsial dengan presipitasi ammonium sulfat serta kromatografi pertukaran ion. Keberadaan enzim lakase yang terdapat pada ekstrak purifikasi dikonfirmasi menggunakan ABTS dan Sodium Dodecyl Sulfate–Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Kemudian dievaluasi aktivitasnya terhadap Porphyromonas gingivalis dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukan bahwa terdapat kenaikan aktivitas spesifik enzim lakase setelah purifikasi dari 1372,091 U/mg menjadi 2409,123 U/mg, hasil SDS-PAGE menunjukan terdapat senyawa berbobot ~65 KDa yang sesuai dengan bobot molekul lakase. Uji aktivitas antibakteri dari lakase pada P. gingivalis dan S. aureus menunjukkan daya hambatan yang sedang pada konsentrasi 100% dengan diameter zona hambat 6,682 mm dan 9,463 mm. Purifikasi berhasil memperoleh aktivitas lakase yang lebih tinggi dari crude extract serta potensi aktivitas sebagai antibakteri terhadap P. gingivalis dan S. aureus.

Laccase is a ligninolytic enzyme that can be extracted from plants, animals, and fungi. Laccase is reported to have antibacterial potential. This study aimed to analyze the ability of the laccase enzyme purified from the Trametes versicolor fungus to inhibit bacteria that cause halitosis. The laccase enzyme was produced in a combination medium of Potato Dextrose Broth (PDB 2.4% w/v), pineapple leaf powder (1% w/v), and corn cob powder (1% w/v). Crude enzyme was extracted from the culture which was incubated for 7 days, then evaluated for catalase activity with 2,2′-azino-bis(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) (ABTS) and then partially purified by ammonium sulfate precipitation and ion exchange chromatography. The presence of the laccase enzyme in the purification extract was confirmed using ABTS and Sodium Dodecyl Sulfate–Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Then its activity against Porphyromonas gingivalis and Staphylococcus aureus was evaluated. The results showed that there was an increase in the specific activity of the laccase enzyme after purification from 1372.091 U/mg to 2409.123 U/mg. The SDS-PAGE results showed that there was a compound weighing ~65 KDa which corresponded to the molecular weight of laccase. The antibacterial activity test of laccase on P. gingivalis and S. aureus showed moderate inhibitory power at a concentration of 100% with an inhibitory zone diameter of 6.682 mm and 9.463 mm. Purification succeeded in obtaining higher laccase activity from the crude extract as well as potential antibacterial activity against P. gingivalis and S. aureus."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahma Shaharani
"Populasi bakteri di mulut adalah terbesar kedua setelah usus. Mereka dapat menghasilkan senyawa sulfur mudah menguap, yang merupakan tanda halitosis (bau mulut) dan dapat menyebabkan penyakit gusi karena bersifat toksik. Senyawa ini dapat terurai oleh enzim ligninolitik. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh enzim ligninolitik, yaitu mangan peroksidase dari jamur Trametes versicolor dan uji hambatan pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis dan Staphylococcus aureus. Jamur pelapuk putih Trametes versicolor diremajakan menggunakan media PDA dan serbuk daun nanas. Crude enzim dipanen dengan cara memindahkan jamur yang telah diremajakan ke media PDB, serbuk daun nanas, dan trace element, kemudian disentrifus (13000 G, 15 menit, 4°C). Fraksi enzim diperoleh dengan fraksionasi garam amonium sulfat saturasi 65%, dialisis dengan membran cut-off 8-14 kDa. Purifikasi dilakukan dengan kromatografi penukar ion menggunakan resin DEAE selulosa. Hasil uji aktivitas enzim di setiap tahapan purifikasi menunjukkan aktivitas spesifik sebesar 3884,830, 3994,647, dan 4424,652 U/mg, masing-masing hasil dari crude enzim, fraksionasi amonium sulfat, dan purifikasi kromatografi penukar ion. Penghambatan enzim terhadap bakteri P. gingivalis dan S. aureus menunjukkan kekuatan hambat yang kuat dengan diameter zona hambat 10,80 dan 11,20 mm, serta hasil KHM sebesar 60% untuk P. gingivalis dengan aktivitas antibakteri 10,177 U/mL (aktivitas enzim), 0,0023 mg/mL (kadar protein), dan 442,465 U/mg (aktivitas spesifik), dan 50% untuk S. aureus dengan nilai 8,481 U/mL (aktivitas enzim), 0,0019 mg/mL (kadar protein), dan 368,721 U/mg (aktivitas spesifik).

The bacterial population in the mouth is the second largest after the gut. They can produce volatile sulfur compounds, which are a sign of halitosis (bad breath) and can cause gum disease as they are toxic. These compounds can be degraded by ligninolytic enzymes. The purpose of this study was to obtain ligninolytic enzymes, which is manganese peroxidase enzyme from Trametes versicolor mushroom and test the inhibition of bacterial growth of Porphyromonas gingivalis and Staphylococcus aureus. The white weathering mushroom Trametes versicolor was rejuvenated using PDA media and pineapple leaf powder. Crude enzyme was harvested by transferring the rejuvenated fungus to PDB media, pineapple leaf powder, and trace elements, then centrifuged (13000 G, 15 min, 4°C). Enzyme fractions were obtained by 65% saturation ammonium sulfate salt fractionation, dialyzed with 8-14 kDa cut-off membranes. Purification was performed by ion exchange chromatography using DEAE cellulose resin. The enzyme activity test results at each purification stage showed specific activities of 3884.830, 3994.647, and 4424.652 U/mg, respectively from crude enzyme, ammonium sulfate fractionation, and ion exchange chromatography purification. Enzyme inhibition against P. gingivalis and S. aureus bacteria showed strong inhibition strength with an inhibition zone diameter of 10,80 and 11,20 mm, as well as KHM results of 60% for P. gingivalis with antibacterial activity of 10.177 U/mL (enzyme activity), 0.0023 mg/mL (protein content), and 442.465 U/mg (specific activity), and 50% for S. aureus with values of 8.481 U/mL (enzyme activity), 0.0019 mg/mL (protein content), and 368.721 U/mg (specific activity)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai efek penggunaan dua produk (A dan B) dengan komposisi Natrium kalsium aluminasilikat hidrat 11 dan 14%, senyawa propionat 46 & 52% serta Kalsium karbonat 43 dan 34% terhadap Aspergilus flavus dan aflatoksin B1 Tujuannya adalah menentukan kadar hambat minimalnya terhadap Aspergillus flavus Z2269-3B dan daya adsorpsiriya terhadap aflatoksin BI di dalam pakan ayam dengan dosis 203 dan 400 ppm. Kadar hambat minimal ditentukan denqan metode pengenceran tabung (tube dilution) dan daya adsorpsi dengan melihat pengaruh penambahan kedua produk terhadap kadar aflatoksin B1 dalam pakan setelah 6 hari sejak penambahan produk. Aflatoksin B1 diekstraksi dan ditentukan kadarnya secara fluoredensiometri. Hasil penelitian kadar hambat minimal produk A1 mg/ml dan B = 2 mg/ml, dan daya adsorpsi kedua produk dengan dua perulangan memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna (P> 0,05) dibandingkan terhadap kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Kusumaningrum
"Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan senyawa aktif dari kapang laut Aspergillus flavus yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Tahap awal dari penelitian adalah pemilihan isolat kapang laut dan media tumbuhnya berdasarkan aktivitasnya. Terhadap 2 isolat kapang (PR 28.1 dan PR 34.1) dilakukan fermentasi dengan media Wickerham dan Malt ekstrak selama 15 hari. Sel kapang (pelet) dipisahkan dari media fermentasi (supernatant) dengan penyaringan. Pelet diekstraksi secara maserasi dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan methanol. Supernatan diekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan butanol jenuh air. Terhadap ektrak yang diperoleh dilakukan skrining aktivitas terhadap jamur Fusarium oxysporum, radikal bebas DPPH dan larva Artemia salina Leach. Hasil uji menunjukkan ekstrak etil asetat dari supernatan kapang PR 28.1 yang difermentasi dengan media malt ekstrak mempunyai aktivitas yang relatif lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya.
Ekstrak etil asetat tersebut (kode J) difraksinasi menggunakan metoda Kromatografi Cair Vakum (VLC) dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak sistem gradien diklorometan-metanol. Dari tahapan ini diperoleh 5 kelompok fraksi. Kelima kelompok fraksi tersebut dilakukan uji aktivitas dengan metode BSLT dan DPPH. Hasil uji menunjukkan bahwa kelompok fraksi I (JFI) dan II (JFII) mempunyai aktivitas terhadap A.salina dan DPPH. Terhadap fraksi II dilakukan kromatografi kolom dengan fase diam sephadex LH20 dan fase gerak metanol dan diperoleh 10 fraksi. Fraksi ke-5 mempunyai aktivitas tinggi terhadap A.salina Leach sedangkan fraksi ke-7 dan ke-8 mempunyai aktivitas terhadap DPPH. Fraksi ke-5 dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan kolom Sephadex dan eluen metanol sehingga diperoleh senyawa A yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Fraksi ke-7 dan ke-8 tidak dilakukan pemurnian lebih lanjut karena jumlahnya yang sangat sedikit.
Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa A dengan metode spektroskopi GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR dan NMR 2 dimensi (COSY, HSQC dan HMBC). Dari elusidasi struktur tersebut dapat ditentukan bahwa senyawa A adalah senyawa dengan rumus molekul C6H6O4 dengan berat molekul 142 dengan nama asam kojiat. Asetilasi terhadap senyawa tersebut menghasilkan senyawa asetil kojiat. Asetilasi terjadi pada gugus alkohol primer.

Research finding secondary metabolite from marine fungi Aspergillus flavus having activity against Artemia salina Leach was carried out. Prelimanary study for this research was selected marine fungi and culture medium based on activity. Two fungi were fermented for 15 days on Wickerham and Malt Extract medium. Cell of fungi (pellets) and fermentation medium (supernatant) were separated by filtration. Then pellets were extracted by ethyl acetate using maceration method and followed by methanol. Supernatant were extracted by ethyl acetate and buthanol. Their activity were screened for antifungal (Fusarium oxysporum), antioxydant using DPPH and Lethality test using Artemia salina Leach (BSLT). The result indicated that ethyl acetate extract of PR 28.1 supernatant has activity higher than the others.
Ethyl acetate extract (code J) was fractionated using Vacuum Liquid Chromatography (VLC) with silca gel 60 as stationer phase and gradient system of dichloromethane-methanol as mobile phase. Five group fractions (JFI, JFII, JFIII, JF IV and JFV) were found. JFI and JFII showed activity against A.salina Leach. Using Coloumn Chromatography with Sephadex LH20 as stationer phase and methanol as a mobile phase, JFII was separated and found fraction 5 (JF2.5) that was active against A.salina Leach larvae, while fraction 7 and 8 were active to radical scavenger (DPPH). The isolation of active compound from Fraction no. 5 was done using coloumn chromatography with Sephadex as stationer phase and methanol as mobile phase.
Structure elucidation on compound A was carried out using spectroscopy methods, there are GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR and two dimension NMR (COSY,HSQC and HMBC). Compound A has been identified as kojic acid (C6H6O4) with molecular weight of 142. Acetylation on this compound has resulted the compound kojic acetyl. Acetylation was taken place on the primer alcohol group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Ozon dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pengendalian cendawan dan aflatoksin pada biji-bijian yang lebih ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya bagi manusia, hewan, maupun lingkungan. Penggunaan ozon cukup efektif mengurangi kontaminasi cendawan dan aflatoksin pada bijibijian seperti barley, biji gandum, jagung, dan beras. Di Indonesia, ozon digunakan secara terbatas untuk proses pencucian beberapa jenis buah dan sayuran. Oleh karena itu diperlukan telaah lebih lanjut mengenai potensi penggunaan ozon pada biji-bijian terutama komoditas strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan pertanian di Indonesia seperti padi dan jagung. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menelaah peluang penggunaan ozon dalam mengurangi kontaminasi Aspergillus flavus dan cemaran"
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021
630 JPPP 40:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>