Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rico Surya Madani
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman geologi dengan nilai ilmiah yang tinggi. Oleh karena itu, terdapat banyak lokasi di Indonesia yang dikembangkan menjadi geopark. Salah satu projek geopark yang akan dikembangkan adalah Geopark Rajamandala dengan beragam titik lokasi yang menyebar mulai dari Kabupaten Bandung hingga Kabupaten Bandung Barat. Salah satu situs yang ditawarkan sebagai geosite pada projek ini adalah Tebing Citatah yang berlokasi di Desa Citatah, Kecamatan Cipatatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Tebing Citatah merupakan tebing karst (kapur) yang berada di bukit Padalarang yang memiliki nilai keindahan. Situs ini juga merekam nilai sejarah geologi yakni permukaan laut yang telah mengalami penurun hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian analisis kemampuan geologi teknik pada objek wisata Tebing Citatah untuk dilakukannya pengembangan rekayasa geologi teknik infrastruktur. Pada penelitian ini, zona kemampuan geologi teknik dilakukan melalui pembobotan parameter yang memiliki korelasi dengan potensi wisata antara lain tingkat kekuatan batuan dan tanah, kedalaman muka air tanah, tata guna lahan, tingkat kemudahan penggalian, kemiringan lereng, dan potensi bencana geologi. Pembobotan parameter akan diolah melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui kemampuan geologi teknik lokasi. Hasil dari analisis didapatkan bahwa lokasi penelitian dibagi ke dalam 4 zona kemampuan geologi teknik untuk pengembangan wisata. Zona kemampuan tinggi mencakup 5 % luas lokasi penelitian berada pada arah utara dan barat lokasi penelitian dengan rekomendasi konstruksi bangunan menengah. Zona kemampuan menengah mencakup 35 % lokasi penelitian yang berada pada arah utara dan barat lokasi penelitian dengan rekomendasi konstruksi bangunan menengah hingga rendah. Zona kemampuan rendah mencakup 25 % lokasi penelitian yang berada pada bagian tengah dan selatan lokasi penelitian kurang direkomendasikan untuk dilakukan pembangunan kecuali skala kecil dengan memperhatikan stabilitas lereng dan penyelidikan geologi teknik dengan skala rinci dan biaya yang cukup besar. Zona kemampuan sangat rendah mencakup 35 % lokasi penelitian yang berada pada bagian tengah yang merupakan Tebing Citatah itu sendiri yang direkomendasikan sebagai area penghijauan.

Indonesia is a country that is rich on geological diversity with high scientific value. Therefore, there are several locations in Indonesia that have been developed into geoparks. One of the geopark projects that will be developed is the Rajamandala Geopark with a wide range of locations spreading from the Bandung district to the West Bandung district. One of the sites offered as a geosite on this project is Citatah Cliff located in Citatah Village, Cipatatat District, West Bandung District, Western Java Province. Citatah cliff is a karst cliff (chalk) that is in the hill Padalarang that has a value of beauty. The site also records the geological history of the sea level that has been declining to this day. Therefore, there is a need for research and analysis of the geological capabilities of engineering at the tourist site of the coastline to do the development of geological infrastructure engineering. In this study, the Geological Engineering Capacity Zone conducted analysis through the degradation of parameters that have correlation with tourist potential among others the level of rock and soil strength, surface water depth, land use, level of excavation facility, slope inclination, and potential for geological disasters. Parameter weighing will be processed using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the geological capabilities of location engineering. The results of the analysis resulted that the research site was divided into four geological engineering capacity zones for tourism development. The high capacity zone covers 5% of the area of the research location in the northern and western directions of the study site with recommendations for the construction of medium buildings. The middle capacity area covers 35% of research sites that are in the Northern and Western direction of the survei site with the recommendation for the construction of medium to low buildings. The low capacity zone covers 25% of research locations in the middle and southern parts of the research site is less recommended for construction except on a small scale, taking into account the stability of the slopes and engineering geological research with a sufficiently large scale of detail and cost. The very low capacity zone covers 35% of the research site that is located in the middle of Citatah Cliff itself that is recommended as a green area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haykal Abdi
"Curug Batu Nyusun merupakan salah satu situs warisan geologi yang memiliki nilai ilmiah tinggi. Batu Nyusun merupakan sebuah air terjun yang berada di aliran sungai Ci Durian yang tersusun atas batu dengan kenampakan berlapis yang memiliki nilai keindahan. Curug Batu Nyusun berada di Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Curug Batu Nyusun merupakan salah satu situs yang ditawarkan sebagai calon situs yang akan terdaftar di proyek Geopark Soenda. Curug Batu Nyusun tersusun atas batuan lava hasil letusan gunung sunda dengan kehadiran struktur geologi berupa kekar lembar. Selain itu, situs ini merekam bukti geologi terjadinya pembalikan kutub magnetik sekitar satu juta tahun lalu berdasarkan penelitian di tahun 1996. Pengembangan fungsi wisata pada terhadap Batu Nyusun perlu didukung oleh aspek teknis dengan mengukur tingkat kesesuaian lahan dengan kemampuan geologi teknik. Oleh karena itu, menarik dilakukan analisis kemampuan Geologi Teknik pada daerah Curug Batu Nyusun untuk pengembangan kawasan wisata yang dengan wawasan lingkungan. Akan dilakukan penelitian terhadap kemampuan geologi teknik daerah penelitian serta analisis kelayakan fungsi wisata daerah penelitian. Pada penelitian ini, Kemampuan Geologi Teknik dianalisis untuk melakukan zonasi tingkat kemampuannya menggunakan pembobotan parameter-parameter geologi yang berkaitan dengan objek wisata yaitu kemiringan lereng, tingkat kekuatan tanah dan batuan, kedalaman muka air tanah, tata guna lahan, tingkat kemudahan penggalian, dan potensi bencana geologi. Kemampuan Geologi Teknik Daerah Penelitian dapat diketahui dengan melakukan overlay parameter-parameter yang telah memiliki bobotnya masing-masing menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, daerah penelitian dibagi ke dalam 4 zona kemampuan geologi teknik untuk pengembangan wisata. Zona kemampuan tinggi, meliputi: 30 % luas sebagian timur dan utara pada daerah penelitian, dengan prospek pengembangan yang mendukung konstruksi bangunan berat. Zona kemampuan menengah, meliputi: 48 % luas yang tersebar merata pada daerah penelitian dengan prospek pengembangan yang mendukung konstruksi bangunan menengah dan ringan. Zona kemampuan rendah, meliputi: 15 % luas bagian tengah pada daerah penelitian yang kurang direkomendasikan dilakukan konstruksi kecuali pengerjaan dekorasi ringan atau ingin melakukan penyelidikaan geologi teknik skala rinci dengan biaya cukup besar. Zona kemampuan sangat rendah, meliputi: 7 % luas bagian tengah pada daerah penelitian yang hanya direkomendasikan untuk area hijau.

Batu Nyusun Waterfall is a geological heritage site that has high scientific value. Batu Nyusun is a waterfall in the Ci Durian river which is composed of stones with a layered appearance that has aesthetic value. Batu Nyusun Waterfall is located in Ciburial Village, Cimenyan District, Bandung Regency, West Java. Curug Batu Nyusun is one of the sites offered as a candidate site to be registered in the Soenda Geopark project. Batu Nyusun waterfall is composed of lava rock from the eruption of Mount Sunda with the presence of a geological structure in the form of sheet joints. In addition, this site records geological evidence of a magnetic pole reversal about one million years ago based on research in 1996. The development of the tourism function on Batu Nyusun needs to be supported by technical aspects by measuring the level of land suitability with engineering geological capabilities. Therefore, it is interesting to carry out an analysis of the capabilities of Engineering Geology in the Batu Nyusun Waterfall area for the development of a tourist area with environmental insight. Research will be carried out on the technical geological capabilities of the research area as well as an analysis of the feasibility of the research area's tourism function. In this study, Engineering Geological Capability is analyzed to carry out zoning of its ability level using the weighting of geological parameters related to tourist objects, namely slope, soil and rock strength, depth of groundwater table, land use, level of ease of excavation, and disaster potential. geology. The capability of the Engineering Geology of the Study Area can be determined by overlaying the parameters which have their respective weights using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Based on the analysis that has been done, the research area is divided into 4 zones of engineering geological capability for tourism development. High capability zone, covering: 30 % of the eastern and northern parts of the research area, with development prospects that support heavy building construction. Medium capability zone, covering: 48% of the area spread evenly in the research area with development prospects that support medium and light building construction. Low capability zone, covering: 15% of the central part of the study area where it is not recommended to carry out construction except for light decoration work or wish to carry out a detailed scale engineering geological investigation at a considerable cost. Very low capability zone, covering: 7% of the central area in the study area which is only recommended for green areas.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monique Eugenia Dinar Rawung
"Belum adanya data pendukung geologi teknik di daerah Gunung Endut membuat pengembangan proyek panas bumi di daerah tersebut terhambat, hal ini karena informasi karakteristik geologi teknik daerah Gunung Endut memiliki peran penting dalam pembangunan fasilitas-fasilitas PLTPB dari tahap eksplorasi hingga produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geologi teknik daerah penelitian, kondisi geomorfologi daerah penelitian, serta kesesuaian lahannya untuk pembangunan wellpad eksplorasi panas bumi. Metode yang dilakukan melibatkan pemetaan lapangan, uji lapangan untuk mengetahui kekuatan batuan menggunakan schmidt’s hammer, serta uji lab untuk mengetahui batas-batas Atterberg dan mengetahui parameter-parameter kuat geser tanah, serta menggunakan GIS. Berdasarkan hasil uji lapangan dan lab, ditemukan 7 satuan geologi teknik pada daerah penelitian yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik geoteknya, yaitu Batugamping Lapuk Sedang (BGLS), Endapan Koluvium (EK), Andesit Lapuk Rendah (ALR), Andesit Lapuk Sedang (ALS), Batupasir Lapuk Tinggi (BPLT), Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Rendah (SW- SML), dan Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Tinggi (SW- SMH). Berdasarkan kriteria pembangunan wellpad eksplorasi, daerah penelitian memiliki 5 lahan yang sesuai untuk menjadi lokasi pembangunan wellpad.

The absence of geotechnical data at Mount Endut area has hampered the development of geothermal projects within the area as geotechnical information plays an important role in the construction of PLTPB facilities from the exploration to production stages. The purpose of this research is to examine the geotechnical characteristics and geomorphological conditions of the research area, and to analyze the land suitability of the research area to build a geothermal wellpad. Research methods that are used include field mapping, field test to know the rock strength using Schmidt’s hammer test, and laboratory test to find the Atterberg limits and shear strength parameters of soil. Based on its geotechnical properties tests, 7 geotechnical units are determined: Moderately Weathered Limestone (MWL), Colluvium Deposits (CD), Slightly Weathered Andesite (SWA), Moderately Weathered Andesite (MWA), Highly Weathered Sandstone (HWS), Well Graded Sand With Low Plasticity Silt (SW-SML), and Well Graded Sand With High Plasticity Silt (SW-SMH). Based upon the wellpad criterion, there are 5 potential areas in the research area to build geothermal wellpad."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Wira Perdana Hia
"Kawasan Gunung Endut memiliki manifestasi panas bumi yang potensial dan
pengembangannya sedang dalam tahap eksplorasi. Oleh sebab itu diperlukan data geologi teknik sebagai parameter yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan daerah penelitian dalam pembangunan infrastruktur wellpad. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi geomorfologi, karakteristik geologi teknik tanah dan batuan,
serta analisis kelayakan daerah penelitian. Dalam tahapan penelitian ini dilakukan pemetaan geologi teknik untuk mengidentifikasi dan mengamati parameter geologi teknik yang meliputi deskripsi geologi teknik batuan dan tanah, aspek morfogenesa yang bekerja, tingkat pelapukan, kekuatan batuan, dan bidang diskontinuitas pada batuan.
Dilakukan juga pengolahan data digital untuk analisis aspek geomorfologi dan uji mekanika tanah untuk mengetahui karakteristik tanah. Selain parameter geomorfologi dan geologi teknik batuan dan tanah, dalam analisis kelayakan dilakukan juga identifikasi kesesuaian lahan dalam aspek aksesibilitas jalan dan konektivitas dengan sumber air.
Berdasarkan analisis kondisi geomorfologi, didapatkan dua satuan yang terdiri dari Satuan Perbukitan Vulkanik Sangat Landai-Agak Curam dan Satuan Perbukitan Vulkanik Agak Curam-Sangat Curam. Ditinjau dari karakteristik geologi teknik, diperoleh 4 satuan
yang terdiri dari Satuan Andesit Lapuk Rendah (ALR), Satuan Tuf Lapuk Kuat (TLK),
Satuan Endapan Koluvium (EK), Satuan Tanah Pasir Gradasi Baik (SW). Akses jalan berjarak sekitar 300 meter dari daerah penelitian, sedangkan untuk sumber air dapat diperoleh dari sungai yang berada di dalam daerah penelitian. Berdasarkan integrasi data
geomorfologi, karakteristik geologi teknik, dan kesesuaian lahan, daerah penelitian dinyatakan kurang layak untuk pembangunan wellpad panas bumi.

The Mount Endut area has potential geothermal manifestations and its development
is in the exploration stage. Therefore , engineering geological data is needed as a
parameter used to analyze the feasibility of the research area in the wellpad. The purpose
of this study is to determine the geomorphological conditions, geological characteristics
of soil and rock engineering, and analysis of the feasibility of the research area. In this
research stage, engineering geological mapping is carried out to identify and observe
technical geological parameters which include descriptions of rock and soil engineering
geology, working morphological aspects, weathering levels, rock strength, and
discontinuity areas in rocks. Digital data processing is also carried out for analysis of
geomorphological aspects and soil mechanics tests to determine soil characteristics. In
addition to the geomorphological and engineering geology parameters of rock and soil,
the feasibility analysis also identifies land suitability in terms of road accessibility and
connectivity with water sources. Based on the analysis of geomorphological conditions,
two units were obtained consisting of a Very Sloping-Slightly Steep Volcanic Hills Unit
and a Slightly Steep-Very Steep Volcanic Hills Unit. In terms of technical geological
characteristics, 4 units were obtained consisting of Slightly Weathered Andesite Unit
(SWA), Strongly Weathered Tuff Unit (SWT), Coluvium Deposits Unit (CD), Well
Gradient Sand Soil Unit (SW). Road access is about 300 meters from the research area,
while water sources can be obtained from rivers located within the research area. Based
on the integration of geomorphological data, characteristics of engineering geology, and
land suitability, the research area was declared unfit for geothermal wellpad.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhy Yudistira Nalapraya
"Latar belakang : Debu silika, asbestos dan batu bara berhubungan dengan pneumokoniosis pada pekerja tambang. International Labour Organization (ILO) melaporkan 30-50% pekerja pada negara berkembang terdiagnosis pneumokoniosis. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pneumokoniosis pada pekerja tambang kapur di Indonesia.
Metode: Studi cross-sectional melibatkan subjek 73 pekerja tambang kapur di Desa Citatah Kabupaten Bandung Barat, Indonesia. Dua kesimpulan yang sama dari tiga pembaca foto yang memiliki sertifikat AIR-Pneumo dengan membaca secara blind dan menggunakan panduan ILO.
Hasil: Pneumokoniosis ditemukan pada 11/73 (15,1%). Median umur dari kelompok pneumokoniosis lebih tua dibandingkan kelompok bukan pneumokoniosis (51 [33-63] vs. 37.5 [18-85] umur dalam tahun, p=0.013). Seluruh subjek pada kelompok pneukoniosis bekerja > 6 tahun (p=0.001). Konsentrasi debu tertinggi pada kelompok pneumokoniosis dibandingkan kelompok yang bukan pneumokonisosis (61.41±103.98 vs. 14.92±55.17 mg/m3, p=0.030). Penelitian ini menunjukan lama bekerja dan kadar debu pada tambang merupakan faktor risiko pneumokoniosis walaupun tidak bermakna (OR=14.6, p=0.999 and OR=7.171, p=0.998).
Kesimpulan: Proporsi pneumokoniosis pada pekerja tambang kapur pada penelitian ini sebesar 15,1% . Lama bekerja dan kadar debu pada tambang merupakan faktor risiko pneumokoniosis; namun tidak bermakna dalam penelitian ini.

Background: Silica, asbestos, and coal dusts correlate with pneumoconiosis in mineworkers. The International Labour Organization (ILO) reported that 30-50% of workers in developing countries were diagnosed with pneumoconiosis. This study aimed to identify pneumoconiosis among limestone workers in Indonesia.
Method: This cross-sectional study involved 73 limestone mineworkers from two limestone mining sites in Citatah Village, West Bandung Regency, Indonesia, as the subjects. Two out of three AIR-Pneumo-certified blinded readers decided the conclusive chest x-ray (CXR) report of pneumoconiosis for each subject according to the ILO guidelines.
Results: Pneumoconiosis was found in 11/73 (15.1%) subjects. The median age of pneumoconiosis group was older compared to the non-pneumoconiosis group (51 [33-63] vs. 37.5 [18-85] years old, p=0.013). All subjects in the pneumoconiosis group were of >6 years of working duration (p=0.001). The dust concentration was higher at the mining site of the pneumoconiosis group compared to the mining site of the non-pneumoconiosis group (61.41±103.98 vs. 14.92±55.17 mg/m3, p=0.030). This study showed that working duration and mining site dust concentration were risk factors for pneumoconiosis; however, with no significance (OR=14.6, p=0.999 and OR=7.171, p=0.998, respectively).
Conclusion: The proportion of pneumoconiosis in limestone mine workers in this study was 15.1%. Working duration and mining site dust concentration were risk factors for pneumoconiosis; however, no significance was found from this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raditya Mahendra Putra
"Daerah penelitian berada pada daerah Mangkauk, Kalimantan Selatan, Indonesia dan terletak pada Formasi Tanjung Cekungan Barito. Area penelitian memiliki luas sebesar 4,92 km2 . Tersebar 32 data titik bor pada daerah penelitian dan menunjukkan orientasi strike dengan arah Timur Laut – Barat Daya (NE - SW) yang didukung oleh pengukuran orientasi perlapisan secara langsung dilapangan didapatkan nilai Strike & Dip N 225°E / 25°. Kondisi Geologi daerah penelitian tergolong kedalam kondisi geologi sederhana dikarenakan daerah penelitian tidak dipengaruhi oleh struktur geologi. Kemudian lapisan batu bara pada kelompok ini memiliki karakteristik yang relatif landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter hanya saja memiliki beberapa percabangan (B1, B2, B3, C1, C2, & D1) dan memiliki ketebalan yang bervariasi. Jarak acuan titik pengamatan dengan jarak estimasi terukur x ≤ 500 m, tertunjuk 500 m ≤ x ≤ 1.000 m dan tereka dengan jarak 1000 m ≤ x ≤ 1500 m menurut SNI-5015 (2019). Seam yang dilakukan pengestimasian yaitu Seam C1, C2, & D1 karena seam lain tidak memiliki data kualitas batu bara. Berdasarkan hasil akumulasi jumlah estimasi sumber daya batu bara yang terdeposit pada daerah penelitian yaitu estimasi terukur dengan jumlah 9.318.280,95 ton, estimasi tertunjuk dengan jumlah 3.846.800,86 ton, dan estimasi tereka dengan jumlah 567.529,04 ton.

Research area is located in the Mangkauk area, South Kalimantan, Indonesia and is located in the Tanjung Formation of the Barito Basin. The research area has an area of 4.92 km2. There are 32 data points of drill points in the study area and show a kick beam in the direction of Northeast - Southwest (NE - SW) which was recorded by direct measurements of the layering emission in the field which obtained a Strike & Dip N value of 225°E / 25°. The geological conditions of the study area are classified into simple geological conditions because the study area is not influenced by geological structures. Then the coal seams in this group have the characteristics of being relatively sloping, continuing laterally for thousands of meters but having several branches (B1, B2, B3, C1, C2, & D1) and having varying thicknesses. The reference distance of the observation point with the estimated distance is measured x ≤ 500 m, indicated 500 m ≤ x ≤ 1,000 m and inferred with a distance of 1000 m ≤ x ≤ 1500 m according to SNI-5015 (2019). The seams that were estimated were Seams C1, C2, & D1 because the other seams did not have data on coal quality. Based on the accumulated estimates of the amount of coal resources deposited in the study area, namely measured estimates of 9,318,280.95 tonnes, indicated estimates of 3,846,800.86 tonnes, and inferred estimates of 567,529.04 tonnes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshanda Selly
"Formasi Lati merupakan formasi pembawa batubara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kelimpahan batubara diimbangi dengan peningkatan kebutuhan batubara sebagi sumber energi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung sumber daya dan mencari cadangan batubara sebagai sumber energi di masa depan. Sebelum melakukan perhitungan estimasi sumber daya batubara perlu dilakukan pemodelan geologi yang terdiri dari pemodelan geometri dan pemodelan kualitas. Hasil pemodelan tersebut digunakan untuk perhitungan estimasi sumber daya batubara. Metode yang digunakan dalam mengestimasi sumber daya batubara adalah metode poligon (USGS Circular 891). Hasil pemodelan geometri menunjukkan terdapat 13 seam yang terdiri dari 11 seam utama dan 2 seam percabangan. Dengan urutan seam dari muda ke tua adalah SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, dan SL1L. Berdasarkan kompleksitas geologi termasuk dalam kategori moderat. Kualitas batubara adalah Bituminus-High Volatile C. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan estimasi pada seam yang memiliki data kualitas dan ketebalan di atas 2.5 meter yaitu seam SM3, SL1, dan SL3. Dengan akumulasi total sumber daya pada kedalaman 40 adalah area terukur sebesar 296.065 ton, area tertunjuk sebesar 261.533 ton, dan area tereka sebesar 608.586 ton. Dan akumulasi total estimasi sumber daya pada kedalaman 80 adalah area terukur sebesar 540.615 ton, area tertunjuk sebesar 574.061 ton, dan area tereka sebesar 1.282.485 ton.

The Lati Formation is a coal-bearing formation in Berau Regency, East Kalimantan. The abundance of coal is accompanied by an increasing demand for coal as an energy source. This research aims to calculate the resources and find coal reserves as a future energy source. Before estimating coal resources, geological modeling, including geometry and quality modeling, needs to be carried out. The results of this modeling are used for estimating coal resources. The method used in estimating coal resources is the polygon method (USGS Circular 891). The geometry modeling results show the presence of 13 seams consisting of 11 main seams and 2 branching seams. The sequence of seams from young to old is SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, and SL1L. Based on geological complexity, it falls into the moderate category. The coal quality is Bituminus-High Volatile C. In this study, estimates were made for seams with quality and thickness data above 2.5 meters, namely SM3, SL1, and SL3. With a total accumulation of resources at a depth of 40, the measured area is 296.065 tons, the indicated area is 261.533 tons, and the inferred area is 608.586 tons. The total estimated resource accumulation at a depth of 80 is a measured area of 540.615 tons, an indicated area of 574.061 tons, and an inferred area of 1,282,485 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Adib Ihsan
"Geopark Ciletuh terletak di Kecamatan Ciemas sebelah barat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Pada Geopark Ciletuh terdapat adanya batuan PraTersier yang tersingkap di permukaan dan juga terdapat berbagai macam struktur yang terbentuk akibat terjadinya pergerakan tektonik di sebelah barat daya Geopark Ciletuh. Penelitian ini dilakukan guna mendelineasi struktur yang ada pada Geopark Ciletuh, dengan metode gravitasi untuk memetakan anomali gravitasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan densitas. Pada penelitian ini digunakan analisis derivatif First Horizontal Derivative (FHD) untuk mengetahui keberadaan struktur dan Second Vertical Derivative (SVD) untuk menentukan jenis patahan. Pada penelitian ini juga dilakukan dip estimation dengan metode Multi Level Second Vertical Derivative (ML-SVD). Setelah didapatkan data FHD, SVD, dan ML-SVD selanjutnya diintegrasikan dengan data geological section dari peta geologi Lembar Jampang Balekembang untuk dibuat penampang geologi. Interpretasi dugaan patahan memiliki arah orientasi Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat daya. Pada interpretasi dugaan patahan dilakukan slicing line untuk menentukan tipe patahan. Hasil penelitian menujukkan, terdapat adanya interpretasi dugaan patahan naik dan patahan turun pada lokasi penelitian. Pada analisis terpadu, didapatkan adanya data yang memiliki kesesuaian dan tidak memiliki kesesuaian antara data peta geologi dengan data geofisika.

Ciletuh Geopark is located in Ciemas District, west of Sukabumi Regency, West Java, Indonesia. In Ciletuh Geopark there are Pre-Tertiary rocks exposed on the surface and there are also various kinds of structures formed due to tectonic movements in the southwest of Ciletuh Geopark. This research was conducted to delineate the existing structures in the Ciletuh Geopark, using the gravity method to map the gravitational anomaly caused by differences in density. In this study, analysis of First Horizontal Derivative (FHD) was used to determine the presence of the structure and Second Vertical Derivative (SVD) to determine the type of fault. In this study, dip estimation was also carried out using the Multi-Level Second Vertical Derivative (ML-SVD) method. After obtaining FHD, SVD, and ML-SVD data, it was then integrated with geological section data from the geological map of the Jampang Balekembang Sheet for making geological cross sections. The interpretation of the alleged fault has an orientation of Northwest – Southeast and Northeast – Southwest. In the interpretation of the alleged fault, a slicing line is used to determine the type of fault. The results of the study show that there is an interpretation of the alleged ascending and descending faults at the study site. In the integrated analysis, it was found that there was data that had conformity and did not match the geological map data with geophysical data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Awaludin Muharam
"Pulau Sulawesi bagian Utara memiliki manifestasi sumber daya emas dengan tipe endapan emas sedimen-hosted di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang menjadi tempat lokasi penelitian. Tipe endapan tersebut dikontrol oleh kondisi litologi dan struktur. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kondisi geologi bawah permukaan dan geokimia yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Metode eksplisit dan implisit digunakan untuk membuat model geologi 3D bawah permukaan yang terdiri dari litologi dan struktur, sedangkan analisis lito-geokimia digunakan untuk menganalisis alterasi dan mineralisasi emas di prospek X. Pemodelan bawah permukaan menghasilkan tiga satuan litologi (Satuan PIR, Satuan INT, dan Satuan LMS) dan enam struktur sesar. Analisis lito-geokimia menunjukkan adanya enam alterasi (dekalsifikasi, dolomitisasi, pengayaan Fe, silisifikasi, oksidasi, dan alterasi lempung) dan unsur jejak berupa As, Sb, dan Tl yang berhubungan dengan mineralisasi emas. Tingkat mineralisasi emas paling tinggi terjadi dalam batugamping yang telah terdolomitisasi dan tersilisifikasi di sekitar struktur sesar normal S4 dan S6 dengan tiga tahapan pembentukan mineralisasi emas.

The northern part of Sulawesi Island hosts gold resources with sediment-hosted gold deposit types located in Ratatotok District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi, which serves as the research location. This type of deposit is controlled by lithological and structural conditions. The aim of the study is to analyze the subsurface geological and geochemical conditions related to gold mineralization. Explicit and implicit methods were used to create a 3D subsurface geological model consisting of lithology and structures, while litho-geochemical analysis was employed to analyze alteration and gold mineralization in the X prospect. The subsurface modeling identified three lithological units (VOL Unit, INT Unit, and LMS Unit) and six fault structures. Litho-geochemical analysis revealed six types of alteration (decalcification, dolomitization, Fe enrichment, silicification, oxidation, and clay alteration) and trace elements such as As, Sb, and Tl associated with gold mineralization. The highest level of gold mineralization was found in dolomitized and silicified limestone near the S4 and S6 normal fault structures with three stages of gold mineralization formation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Turcotte, Donald L.
New York: John Wiley & Sons, 1982
551 TUR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>