Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Vin
"Radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berdampak negatif pada kesehatan. Antioksidan, terutama dari tanaman obat, memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi antioksidan serta aktivitas protektif daun ciplukan (Physalis angulata) terhadap radikal bebas pada embrio zebrafish dan brine shrimp. Fragmen-fragmen pengenal serbuk simplisia daun dan daun ciplukan diidentifikasi secara mikroskopik. Metode ultrasound-assisted extraction (UAE) digunakan untuk mengekstraksi daun ciplukan menggunakan pelarut etanol 96%. Profil fitokimia ekstrak dianalisis melalui skrining fitokimia dan LC-MS. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun ciplukan mengandung senyawa golongan alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, terpenoid, dan glikosida. Selain itu, data LC-MS menunjukkan bahwa daun ciplukan mengandung physalin A, robinetin 3-rutinosid, dan pheophorbid A, yang telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak tersebut kemudian digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan secara in vitro dengan metode DPPH, ABTS, dan FRAP. Ketiga uji masing-masing menghasilkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 126,423 ± 2,09 ppm, 46,292 ± 0,49 ppm, dan 15,977 ± 0,31 FeSO4 E g/100 g ekstrak. Selanjutnya, efek protektif dari ekstrak juga dievaluasi dengan pengujian toksisitas dan efek protektif secara in vivo pada embrio zebrafish dan brine shrimp. Hasil menunjukkan bahwa toksisitas pada embrio zebrafish praktis tidak toksik (LC50 158,947 ppm) dan pada brine shrimp cukup toksik (LC50 264,289 ppm). Efek protektif dari radikal bebas H2O2 pada keduanya berada di konsentrasi 12,5–50 ppm, dengan persentase bertahan hidup yang lebih tinggi daripada kontrol positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun ciplukan memiliki aktivitas antioksidan dan efek protektif terhadap radikal bebas H2O2.

Free radicals could induce oxidative stress, negatively affecting health. Antioxidants, including from medicinal plants, can counteract these effects. This study investigates the antioxidant potential and protective properties of gooseberry (Physalis angulata) leaf extract on zebrafish embryo and brine shrimp. Identification of fragments from leaf simplicial powder and leaves are done microscopically. Ultrasound-assisted extraction (UAE) was used to extract gooseberry leaves using 96% ethanol solvent. The phytochemical profile of the extract was analyzed through phytochemical screening and LC-MS. Phytochemical screening results showed that gooseberry leaves contain alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, terpenoids, and glycosides. LC-MS analysis identified key antioxidants such as physalin A, robinetin 3-rutinoside, and pheophorbide A. In vitro antioxidant assessments using DPPH, ABTS, and FRAP assays showed antioxidant activity with IC50 values of 126.423 ± 2.09 ppm, 46.292 ± 0.49 ppm, and 15.977 ± 0.31 FeSO4 E g/100 g extract, respectively. In vivo studies evaluated toxicity and protective effects against H2O2-induced oxidative stress, revealing nontoxic activity in zebrafish embryos and moderate toxicity in brine shrimp. The results indicated that toxicity in zebrafish embryos was practically non-toxic (LC50 value of 158,947 ppm), while in brine shrimp was moderately toxic (LC50 value of 264,289 ppm). The protective effect against H2O2-induced free radicals in both models was observed at concentrations of 12.5–50 ppm. These findings demonstrate that the extract has protective effects as evidenced by higher survival rates compared to the positive control group. In conclusion, the 96% ethanolic extract of gooseberry leaves shows promising antioxidant and protective properties against oxidative stress."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aulia Rahmi
"ABSTRAK
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi.

ABSTRACT
Proses standardisasi dan kontrol sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suatu obat herbal, khususnya analisis kandungan dan pengujian toksisitas dari bahan alam tersebut. Selain itu, kualitas ekstrak juga dapat dipengaruhi faktor lain, seperti waktu ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengaruh waktu ekstraksi terhadap besar kandungan total flavonoid dan sifat toksisitas ekstrak air daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.). Pada metode uji I (AlCl3 tanpa penambahan NaNO2), didapatkan kandungan total flavonoid dari variasi waktu ekstraksi 30,45,60,75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 0,1638%, 0,1716%, 0,1681%, 0,1642%, dan 0,1784%. Sedangkan, pada metode uji II (AlCl3 dengan penambahan NaNO2), didapatkan sebesar 0,1856%, 0,2113%, 0,2296%, 0,2097%, dan 0,2042%. Pada pengujian toksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), didapatkan nilai LC50 dari variasi waktu ekstraksi 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berurutan sebesar 8232,46 μg/ml, 4175,42 μg/ml, 4885,27 μg/ml, 1056,99 μg/ml, dan 9908,32 μg/ml. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid dari ekstrak air daun belimbing manis bersifat relatif konstan dan mengalami perubahan yang tidak signifikan seiring bertambahnya waktu ekstraksi. Selain itu, nilai LC50 bersifat fluktuatif dan tidak memiliki aktivitas biologi sebagai toksik seiring bertambahnya waktu ekstraksi."
2016
S64277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Made Anggreni
"ABSTRAK
Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA Malondialdehid plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlisa Dwi Novianti
"ABSTRAK
Keunikan biodiversitas pegunungan Mekongga telah menarik perhatian banyak
peneliti. Tim konservasi dari Amerika dan Indonesia telah menemukan sejumlah
tanaman mengandung zat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang menyebabkan tanamantanaman
lain memiliki potensial sebagai antikanker berdasarkan uji pendahuluan
terhadap aktivitas antioksidan dan efek toksik, salah satunya adalah Jambo-Jambo
[Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. Aktivitas antioksidan dilakukan
berdasarkan kemampuan meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), sedangkan efek toksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT). Daun Jambo-Jambo diekstraksi dengan pelarut metanol dan dipartisi
menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, butanol dan metanol. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai potensi toksik terhadap larva
Artemia salina dengan nilai LC50 243,5 ppm dan aktivitas antioksidan senilai IC50
12,59 ppm. Isolasi dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan
kromatografi kolom silika dan kromatotron. Senyawa murni yang diperoleh
diidentifikasi struktur kimianya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, IR,
NMR dan LCMS. Didukung dengan data hasil penapisan kimia, diduga senyawa
tersebut golongan flavonoid yang mempunyai berat molekul 478.

ABSTRACT
The unique biodiversity of Mekongga mountains have attracted many researches.
Conservation team from US and Indonesia have discovered a number of plants
growing on Mekongga mountains which have anticancer activity. This study is
aimed to identify chemical compounds which have anticancer activity based on
preliminary testing of the antioxidant activity and toxic effects, one of them is
Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. The antioxidant
activity of Jambo-jambo leaves was measured by its ability to scavenge free
radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), whereas the toxic effect was
analyzed by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jambo-Jambo leaves was
extracted using methanol solvent and its methanolic extract was partitioned using
the n-hexane, ethyl acetate, buthanol and methanol. Test results showed that the
LC50 and IC50 value of its methanolic extract was 243,5 and 12,59 ppm. The ethyl
acetate fraction which showed the best activity was isolated using silica column
chromatography and chromatotron. Pure compounds was obtained by the
chemical structures were identified using Spectrofotometer UV-Vis, IR, NMR and
LCMS. Supported by data on the results of chemical screening, the compounds
were suspected as flavonoid compound which has molecular weight 478.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Najmawati Sulaiman
"ABSTRAK
Nama : Najmawati SulaimanProgram Studi : S2 Ilmu KimiaJudul : Sintesis Nanomaterial La2O3-NiO Menggunakan Ekstrak Daun Ciplukan dan Aktivitas Fotokatalitiknya terhadap Methyl OrangePembimbing : Dr. Yoki Yulizar, M.Sc. Pendekatan konvensional telah dilakukan untuk mensintesis dan meningkatkan kinerja La2O3. Akan tetapi, sintesis nanopartikel La2O3 masih menggunakan metode konvensional yang melibatkan bahan kimia yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Untuk itu, diperlukan pendekatan green synthesis menggunakan ekstrak tanaman yang ramah lingkungan, aman, tidak berbahaya dan terjangkau. Aktivitas fotokatalitik NPs La2O3 dapat ditingkatkan dengan cara memodifikasi NPs La2O3 dengan NPs NiO secara in-situ membentuk nanomaterial La2O3-NiO. Ekstrak daun ciplukan Physalis Angulata mengandung alkaloid yang berperan sebagai sumber basa, flavonoid, saponin, polifenol yang berfungsi sebagai pengstabil dalam sintesis nanopartikel La2O3 dan La2O3-NiO. NPs NiO juga disintesis sebagai variabel kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi NPs La2O3 dan La2O3-NiO menggunakan ekstrak daun ciplukan serta mengamati aktivitas fotokatalitiknya terhadap Methyl Orange.Hasil sintesis NPs La2O3 dan La2O3-NiO dianalisis dengan spektroskopi FTIR, spektroskopi raman, XRD, spektroskopi UV-Vis-DRS, PSA, SEM-EDX dan TEM-SAED. Adanya vibrasi logam dengan oksigen M-O pada bilangan gelombang 400 cm-1 mengindikasikan pembentukan NPs La2O3 sedangkan pada 418 dan 514 cm-1 dari spektra FTIR menunjukkan terbentuknya nanomaterial La2O3-NiO. Empat pita pada 454, 405, 340 dan 284 cm-1 merupakan mode vibrasi raman untuk La2O3. Pergeseran raman pada 380 dan 96,7 cm-1 menegaskan munculnya mode vibrasi spesifik untuk nanomaterial La2O3-NiO. Pola XRD menunjukkan La2O3 berstruktur kubik dengan space group Ia-3 dan La2O3-NiO diasumsikan berbentuk ortorombik dengan space group Pncb. Nilai band gap NPs La2O3 dan La2O3-NiO berturut-turut sebesar 5,390 dan 3,410 eV dengan distribusi ukuran partikel untuk La2O3 sekitar 87,38 nm dan untuk La2O3-NiO sekitar 100,2 nm. Morfologi SEM NPs La2O3 berbentuk nano-chip dengan ukuran berdasarkan TEM yaitu 30-40 nm sedang La2O3-NiO berbentuk bulatan dengan ukuran berdasarkan TEM sekitar 25-35 nm.Aktivitas fotokatalitik NPs La2O3 dan nanomaterial La2O3-NiO terhadap MO dilakukan baik dibawah penyinaran cahaya UV maupun pada keadaan gelap sebagai perbandingan dan menunjukkan bahwa 92,01 MO terdegradasi di bawah sinar UV dan 64,64 MO teradsorpsi pada kondisi gelap selama 180 menit. Dapat disimpulkan bahwa nanomaterial La2O3-NiO memiliki potensi sebagai fotokatalis yang efisien dalam mendegradasi zat warna, MO. Kata Kunci :Green synthesis, nanopartikel La2O3, nanomaterial La2O3-NiO, Physalis angulata, fotokatalitik, Methyl Orangexvi 68 hlm : 46 gambar, 9 tabel, 10 lampiranBibliografi : 43 1972-2018

ABSTRACT
Name Najmawati Sulaiman Study Program Magister of ChemistryTitle Synthesis of La2O3 NiO Nanomaterial Using Physalis Angulata Leaf Extract and Its Photocatalitic Activity on Methyl OrangeSupervisor Dr. Yoki Yulizar, M.Sc. A conventional approach has always been applied to synthesize and improve La2O3 performance. However, La2O3 nanoparticles synthesis still uses conventional methods involving harmful and non environmentally friendly chemicals. Therefore, it needs a green synthesis approach using plant extracts that are environmentally friendly, safe, harmless and affordable. The photocatalytic performance of La2O3 NPs can be enhanced by modifying the La2O3 NPs with NiO NPs in situ to obtain La2O3 NiO nanomaterials. Ciplukan leaf extract Physalis angulata contains alkaloids that can perform as a base source and the flavonoids, saponins, polyphenols can act as stabilizers for the formation of La2O3 and La2O3 NiO nanomaterials. NiO NPs are also synthesized as control variables. This study aimed to synthesize and characterize NPs La2O3 and La2O3 NiO using ciplukan leaf extract and observed its photocatalytic activity toward methyl orange.The synthesis products of La2O3 and La2O3 NiO NPs were analyzed by FTIR spectroscopy, raman spectroscopy, XRD, UV Vis DRS spectroscopy, PSA, SEM and TEM SAED. The presence of metal vibrations with oxygen M O at 400 cm 1 indicates the formation of La2O3 NPs while at 418 and 514 cm 1 of the FTIR spectra showed the formation of La2O3 NiO nanomaterial. Four bands at 454, 405, 340 and 284 cm 1 are the raman vibration modes for La2O3. Raman shifts at 380 and 96.7 cm 1 confirmed the result of specific vibration modes for La2O3 NiO NPs. The XRD pattern showed La2O3 in cubic structure with the Ia 3 and La2O3 NiO was assumed as orthorhombic structure with Pncb space groups. The band gap values of NPs La2O3 and La2O3 NiO were 5.39 and 3.410 eV respectively with the particle size distribution for La2O3 of about 87.38 nm and for La2O3 NiO of about 100.2 nm. The morphology of La2O3 NPs was nanochip shaped with a TEM based size of 30 40 nm while La2O3 NiO is spherical with a TEM based size of about 25 35 nm.The photocatalytic activity of NPs La2O3 and La2O3 NiO on MO was performed either under UV light irradiation or in the dark as a comparison and showed that 92.01 of MO was degraded under UV light and in the dark 64.64 of MO was adsorbed for 180 min. It can be concluded that La2O3 NiO nanomaterials has potential as an efficient photocatalyst in degrading MO. Keywords Green synthesis, La2O3 nanoparticles, La2O3 NiO nanomaterial, Physalis angulata, photocatalitic, Methyl Orange xvi 68 pages 46 figures, 9 tables, 10 attachmentsBibliography 43 1972 2018 "
2018
T49601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Septeza Dewi
"ABSTRAK
Physalis angulata L. merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat
tradisional, oleh karena itu untuk menjaga ketersediaannya perlu dilakukan
budidaya, salah satunya dengan kultur in vitro. Penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk mengetahui respons eksplan daun P. angulata pada medium MS
vitamin MS + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M1); MS vitamin MS + 2,4-D 0,4 mg l -1 (M2);
MS vitamin MS + NAA 0,5 mg l-1 & BAP 0,5 mg l-1 (M3), MS vitamin B5 + 2,4-
D 0,3 mg l -1 (M4); MS vitamin B5 + 2,4-D 0,4 mg l-1 (M5); MS vitamin B5 +
kombinasi NAA 0,5 mgl & BAP 0,5 mg l-1 (M6). Eksplan dikultur dengan
fotoperiodesitas 12 jam. Terdapat 4 kategori respons, yaitu terbentuknya kalus
(K), Akar adventif (A), kalus yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya akar
advenif (KA), serta kalus yang kemudian juga diikuti dengan tumbuhnya akar
adventif dan tunas adventif (KAT). Eksplan dapat membentuk K dan KA
diseluruh medium, sedangkan eksplan yang membentuk A saja hanya terlihat di
medium M2. Sementara itu, eksplan yang membentuk KAT juga hanya terlihat di
medium M3 dan M6. Secara keseluruhan, eksplan menunjukkan respons banyak
terbentuk di medium M6. Pada penelitian ini, eksplan dapat merespons media
perlakuan melalui tahapan kalogenesis dan organogenesis.

ABSTRACT
Physalis angulata L. is plant widely used in traditional medicines, therefore to
keep its availability the cultivation is required, one way to ensure its availability is
by using in vitro culture. Research aims to know response of P. angulata?s leaves
explant on medium MS supplemented with MS vitamins + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M1);
MS supplemented with MS vitamins + 2,4-D 0,4 mg l -1 (M2); MS supplemented
with MS vitamins + NAA 0,5 mg l-1 & BAP 0,5 mg l-1 (M3), MS supplemented
with B5 vitamins + 2,4-D 0,3 mg l -1 (M4); MS supplemented with B5 vitamins +
2,4-D 0,4 mg l-1 (M5); MS supplemented with B5 vitamins + kombinasi NAA 0,5
mgl & BAP 0,5 mg l-1 (M6). The explant were cultured with photoperiodisity in
12 hours. The result show there are four categories response, the first, explant
response to form a callus (K), explant response to form adventitious root (A), next
is the callus formation that followed by the growth of adventitious root (KA), and
the last one callus formation that followed by the growth of adventitious root and
adventitious shoot. The explant could form K and KA in every medium, but the
one that form A only found in M2. However, the explant that form KAT only
found in several medium, which are medium M3 and M6. Overall, the explant
show response many formed in medium M6. By this research, the explant could
response to several action, such as through organogenesis and calogenesis."
2016
S65622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Balqis
"Salah satu terapi pada penderita diabetes melitus adalah dengan obat-obatan penghambat enzim α-glukosidase. Penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase dapat menunda penyerapan glukosa sehingga dapat mengendalikan hiperglikemia post-prandial. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dapat menginhibisi enzim α-glukosidase secara in vitro dan in vivo. Ekstrak etanol 90% kayu secang pada konsentrasi 250 ppm memberikan inhibisi alfa-glukosidase sebesar 15% dengan kinetika inhibisi bersifat kompetitif, sementara akarbosa 48% pada konsentrasi yang sama. Uji hipoglikemik dilakukan dengan metoda oral glucose tolerance test secara in vivo pada hewan tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu 3 kelompok dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB, kelompok kontrol positif acarbose, kontrol sakit dan kontrol normal. Ekstrak uji pada ketiga dosis uji mampu menekan peningkatan glukosa post-prandial dengan aktivitas bersifat dose dependent. Hasil penapisan fitomikian menunjukan terdapat senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, terpen, dan saponin. Ekstrak etanol 90% secang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sediaan alternatif antidiabetes.

One kind of the therapy for Diabetes Mellitus is by medicines that act as intestinal α-glucosidase inhibitor. Inhibition of this enzyme can directly delay the degradation and absorption of glucose so that the post-prandial hyperglichemia can be controlled. The aim of this study is to prove whether the 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) showed the inhibitory activity against α-glucosidase in vitro and in vivo. The extract at the concentration of 250 ppm gave 15% of inhibitory activity and the type of inhibitory activity is competitive inhibition, while positive control acarbose was 48% at the same concentration. The hypoglichemic activity was evaluated by the oral glucose tolerance test in Sprague-Dawley male rats. The rats were randomly divided into six groups namely, normal control, negative control, positive control with acarbose, and three treated groups that each was supplemented with 50, 100, and 200 mg/kg BW of extract. The result showed that three level doses of sappanwood extract could suppress the increase of post-prandial glucose with dose dependent activity. The phytochemical screening demonstrated the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, terpens, and saponins compounds. It could be concluded that 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) is potential to be developed as an alternative agent for antidiabetes."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahuruk, Albert Hendrico
"ABSTRAK
Kemampuan ekstrak daun Physalis angulata daun ciplukan sebagai inhibitor ramah lingkungan di lingkungan HCl 1 M diinvestigasi menggunakan pengujian polarisasi linear dan weight loss. Adapun diinvestigasi flavonoid dan antioksidan yang menginhibisi permukaan Baja API 5L melalui pengujian FTIR. Variabel bebas yang dipakai yaitu ekstrak konsentrasi inhibitor dalam HCl 1 M, yakni 10 mL, 20 mL, 30 mL, 40 mL, dan 50 mL. Ekstrak daun ciplukan mengandung senyawaan flavonoid yang merupakan inhibitor campuran yang dominan katodik. Inhibitor ini mampu mencegah kerusakan catastrophic akibat agresivitas HCl 1 M dengan mekanisme physisorption hingga 192 jam. Efisiensi inhibitor yang paling tinggi ada di konsentrasi 50 mL sebesar 98,9. Inhibitor ekstrak daun ciplukan berpotensi sebagai inhibitor ramah lingkungan bagi Baja API 5L dilingkungan HCl 1 M.

ABSTRACT
The ability of Physalis angulata leaves extract as green inhibitor in HCl 1 M environment has been investigated with linear polarization measurement and weight loss method. FTIR analysis was used to investigate flavonoid and antioxidant compound that plays an important role to inhibit corrosion. The free variable that has been used in this study was 10 mL, 20 mL, 30 mL, 40 mL, dan 50 mL. Physalis angulata leaves extract that contain flavonoid play role as mixed inhibitor that predominantly cathodic. This inhibitor can prevent cathasthropic damage due to aggressiveness of HCl 1 M with physisorption mechanism up to 192 hours. The concentration that showed highest efficiency 98.9 was 50 mL. It can be concluded that Physalis angulata leaves extract could be used as an alternative and environmental friendly inhibitor for API 5L in HCl 1 M environment."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Fernando Suhardi
"

Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kondisi hiperglikemik dan akumulasi stress oksidatif mikrovaskular. Tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina) diketahui memiliki efek antidiabetes dan antioksidan, sehingga berpotensi sebagai terapi alternatif dari diabetes melitus. Penelitian ini menguji aktivitas antioksidan dan antidiabetes ekstrak air dan ekstrak etanol tanaman daun afrika dengan metode inhibisi DPPH dan enzim α-glukosidase serta menginvestigasi metabolit sekunder yang terkandung pada tiap ekstrak. Tanaman daun afrika diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol, air, dan campuran air:etanol (1:1). Tiap ekstrak dilakukan skrining fitokimia, kromatografi lapis tipis, dan LC-MS. Selanjutnya, dilakukan uji inhibisi  ekstrak tanaman daun afrika terhadap radikal bebas DPPH dan enzim α-glukosidase. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan nilai IC50. Perbedaan komposisi air dan etanol mempengaruhi aktivitas antioksidan dan kandungan metabolit sekunder, tetapi tidak mempengaruhi aktivitas antidiabetes dari ekstrak daun afrika. Ekstrak campuran air:etanol (1:1) mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetes yang lebih tinggi daripada ekstrak air dan ekstrak etanol daun afrika. Skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid. IC50 dari ekstrak campuran air:etanol (1:1) terhadap DPPH adalah 418,5 µg/mL, sedangkan nilai IC50 terhadap enzim α-glukosidase adalah 585,8 µg/mL. Ekstrak campuran air:etanol (1:1) tanaman daun afrika dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai antioksidan dan antidiabetes.

 


Diabetes mellitus is a disease characterized by hyperglycemic conditions that can cause various complications through the accumulation of microvascular oxidative stress. Bitter leaf plants (Vernonia amygdalina) are known to have antidiabetic and antioxidant effects, so they have the potential as an alternative therapy for diabetes mellitus. This research is conducted to analyze the antioxidant and antidiabetic activity of water and ethanolic extract of Vernonia amygdalina measured by using DPPH and α-glucosidase inhibition and investigated its secondary metabolites contained. The extraction of Vernonia amygdalina was conducted using ethanol, water, and a mixture of water:ethanolic (1:1). Each extract was analyzed by phytochemical screening, and LC-MS. The extract of Vernonia amygdalina were then tested for its inhibition acitivity toward DPPH  and α-glucosidase enzyme. The inhibition activity of each tests was calculated in IC50 value. The composition of water and ethanol solvents affects the antioxidant activity and its secondary metabolites, but not the antidiabetic acitivity in Vernonia amygdalina extract. The mixed water extract:ethanolic (1:1) had higher antioxidant and antidiabetic activity than the water extract and the ethanol extract of Vernonia amygdalina leaves. Phytochemical screening showed the presence of alkaloids, tannins, saponins, and terpenoids. The IC50 value of the water:ethanol (1:1) mixture extract against DPPH was 418.5 µg/mL and the IC50 value for α-glukosidase enzyme was 585.8 µg/mL. The mixture of water:ethanolic (1:1) extract of Vernonia amygdalina could be observed and improved further as an antioxidant and antidiabetec agents.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>