Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Nadira Azzahra
"Komodifikasi adalah proses mengubah sesuatu yang sebelumnya tidak memiliki nilai ekonomis menjadi barang atau produk yang bisa dijual dan dikonsumsi secara massal. Museum dipilih sebagai fokus penelitian karena perannya dalam menyebarkan nilai-nilai budaya yang tak berwujud kepada publik, melalui penggunaan suvenir yang berfungsi sebagai media edukasi dan pelestarian budaya. Dalam era konsumerisme, suvenir yang dikurasi dengan baik tidak hanya memperpanjang pengalaman pengunjung tetapi juga membantu menyebarkan dan melestarikan budaya. Kajian dilakukan untuk menunjukkan pentingnya komodifikasi koleksi Museum Wayang Jakarta melalui suvenir yang bernarasi, yang mendukung pemahaman, apresiasi, dan pelestarian budaya wayang sebagai warisan Indonesia. Kajian mengevaluasi peran komodifikasi koleksi wayang untuk memperluas pembelajaran museum, menggunakan arkeologi teoritis sebagai panduan metodologi, pendekatan kualitatif dan arkeologi publik untuk pelestarian dan promosi budaya. Berpartisipasi dalam diskusi mengenai bagaimana komodifikasi budaya materi, yaitu koleksi museum dapat mendukung dan mempromosikan warisan budaya melalui studi kasus Museum Wayang Jakarta.

Commodification is the process of transforming something that previously had no economic value into goods or products that can be sold and consumed on a mass scale. Museums are chosen as the focus of research because of their role in disseminating intangible cultural values to the public through the use of souvenirs, which serve as educational and cultural preservation tools. In the era of consumerism, well-curated souvenirs not only extend the visitor experience but also help disseminate and preserve culture. This study highlights the importance of commodifying the Wayang Museum's collection through narrative souvenirs, which support understanding, appreciation, and preservation of wayang culture as an Indonesian heritage. The study evaluates the role of commodifying wayang collections to enhance museum learning, using theoretical archaeology as a methodological guide, and qualitative and public archaeology approaches for cultural preservation and promotion. Contributing to the discussion on how material culture commodification, specifically museum collections, can support and promote cultural heritage through a case study of the Museum Wayang Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Prabawa Hadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: National museum of Indonesia, 2013
R 069.5 MAS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Tandyo, photographer
"Museum Nasional Indonesia merupakan salah satu dari yang tertua di Asia, dengan sejarah dari akhir abad ke-18. koleksinya rentang yang besar dalam ruang dan waktu .."
Jakarta: National Museum of Indonesia, 2013
069.5 COL II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Wismoyo Sakti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25232
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Wismoyo Sakti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41196
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Marhaen Pratopo Eko Setyatmojo
"Disertasi ini berusaha mengungkapkan terjadinya komodifikasi pekerja media wartawan dalam industri media massa di era konvergensi. Peneliti mengembangkan kerangka pemikiran dari teori ekonomi politik komunikasi, yang pintu masuk pertamanya adalah komodifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pertumbuhan Tempo dari sebuah majalah menjadi konglomerasi merupakan akumulasi kapital sesuai dengan tujuan kapitalis. Tempo terus mengembangkan bisnis dan inovasi untuk beradaptasi dengan perkembangan industri media serta teknologi media baru, termasuk dengan penerapan konvergensi media dan konvergensi redaksi. Dalam pelipatgandaan kapital dan pelaksanakan konvergensi redaksi itu terjadi komodifikasi pekerja wartawan lewat penambahan jam kerja, upah rendah, kejar target, tugas ganda, kewajiban permasaran dan adaptasi. Bentuk komodifikasi yang terjadi adalah eksploitasi tubuh, eksploitasi ekonomi, eksploitasi waktu luang, dan eksploitasi kemampuan. Wartawan menerima eksploitasi itu sebagai kewajaran bagi profesinya karena adanya proses mistifikasi, alienasi, naturalisasi, dan reifikasi.

This dissertation seeks to reveal the occurrence of commodification of media workers journalists in media industry in the convergence age. The researcher developed a framework of political economic of communication theory, whose first entrance is commodification. This research uses a critical paradigm with qualitative approach and case study method. This study reveals that the growth of Tempo from a magazine into a conglomeration is an accumulation of capital in accordance with capitalist objectives. Tempo continues to develop business and innovation to adapt the development of media industry and new media technology, including with the application of media convergence dan editorial convergence. In the multiplication of capital and the execution of editorial convergence, there is a commodification of workers journalists through the addition of working hours, low wages, pursuit of targets, double duties, marketing obligation and adaptation. The forms of commodification that occur are exploitation of the body, economic exploitation, leisure exploitation, and exploitation of ability. Journalists accept the exploitation as fairness for the profession because of the process of mystification, alienation, naturalization, and reification."
2017
D2329
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentina Beatrix Sondag
"Tesis ini bertujuan untuk mengembangkan konsep edukasi ramah lingkungan (green museum) di Museum. Museum-museum di Indonesia selama ini masih jarang mengangkat isu lingkungan dibandingkan isu pelestarian budaya, padahal keberlanjutan suatu budaya akan sangat tergantung pada keberlanjutan lingkungannya. Selain itu, edukasi ramah lingkungan (green education) merupakan perpanjangan dari misi museum sebagai lembaga edukasi.
Salah satu museum di Indonesia yang menarik untuk dikaji dalam konteks ramah lingkungan adalah Museum Tekstil Jakarta. Museum ini sudah mulai mengangkat isu lingkungan selain pelestarian budaya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, analisis deskriptif berdasarkan konsep –konsep terkait green education yang diterapkan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Museum Tekstil Jakarta belum menyampaikan pengetahuan tentang tekstil tradisional dari perspektif lingkungan, namun Museum Tekstil Jakarta memiliki potensi sebagai museum yang ramah lingkungan (green museum) yang dapat mengembangkan konsep edukasi ramah lingkungan (green education) di museum.

This thesis aims to develop the concept of environmentally friendly education (green museum) at the Museum. Museums in Indonesia so far rarely raise environmental issues compared to cultural preservation issues, even though the sustainability of a culture will depend on the sustainability of its environment. In addition, environmentally friendly education (green education) is an extension of the museum's mission as an educational institution.
One of the interesting museums in Indonesia to study in an environmentally friendly context is the Jakarta Textile Museum. This museum has started to raise environmental issues in addition to cultural preservation.
This study uses a qualitative approach, descriptive analysis based on concepts related to green education applied in the field. The results show that the Jakarta Textile Museum has not conveyed knowledge about traditional textiles from an environmental perspective, but the Jakarta Textile Museum has the potential as an environmentally friendly museum (green museum) that can develop the concept of green education in museums.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Buku Antar Bangsa, 1997
R 709.598 TRE
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ahsan Paradipta
"ABSTRACT
Museum sebagai lembaga yang berfungsi melestarikan warisan budaya bangsa penting untuk memperhatikan faktor service environment, agar pengujung museum memiliki behavioral intentions yang positif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh service environment terhadap behavioral intentions pada pengunjung Museum Wayang Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari 100 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia yang mengunjungi Museum Wayang Jakarta. Data penelitian didapatkan melalui penyebaran kuesioner secara langsung. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa service environment yang dimiliki oleh Museum Wayang Jakarta mampu mempengaruhi behavioral intentions pengunjung museum.

ABSTRACT
Museum as institution that function to preserve the nations cultural heritage are important to pay attention to service environment factors, so that the end of the museum has positive behavioral intentions. The purpose of this study was to analyze the effect of service environment on behavioral intentions on visitors to the Museum Wayang Jakarta. This study uses a quantitative approach and this type of research was descriptive research. The study sample consisted of 100 respondents who were Indonesian citizens who visited the Museum Wayang Jakarta. The research data was obtained through direct questionnaires. The results of this study found that the service environment owned by the Museum Wayang Jakarta was able to influence the behavioral intentions of museum visitors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>