Ditemukan 48946 dokumen yang sesuai dengan query
Fadhila Friany Putri
"Tahap eksplorasi merupakan tahap yang krusial dalam mencari zona prospek geotermal karena penentuan target pengeboran bergantung pada hasil eksplorasi. Studi terkait zona prospek geotermal “F”, yang manifestasi permukaannya terbatas akibat tutupan produk vulkanik tebal, sejatinya telah dilakukan oleh berbagai pihak menggunakan metode magnetotelurik, gravitasi, dan magnetik dari sumber data yang sama. Namun, hasilnya menunjukkan delineasi zona prospek yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan menggunakan metode Ambient Noise Tomography untuk meningkatkan kepastian delineasi prospek dengan integrasi data yang lebih konvergen. Metode ANT memanfaatkan keunikan sifat gelombang seismik sekunder yang menghilang ketika melewati medium fluida karena fluida memiliki sifat tidak dapat meneruskan tekanan geser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil inversi kecepatan gelombang-S, terdapat anomali kecepatan rendah (< 1100 m/s) di tengah dan menerus ke sisi utara dan timur laut area penelitian. Anomali kecepatan rendah ini berasosiasi dengan zona reservoir yang ditunjukkan oleh MT. Sebaliknya, di sisi selatan, utamanya di dekat Kawah W, terdapat anomali kecepatan menengah hingga tinggi (± 2000 m/s) yang berasosiasi dengan penebalan clay cap pada data MT. Hasil ini juga dibuktikan oleh data sumur yang terletak di tengah zona prospek yang berhasil menghasilkan fluida. Dengan demikian, ANT terbukti dapat menguatkan zona prospek yang ditunjukkan oleh data MT.
The exploration stage is a crucial stage in searching for geothermal prospect zones because determining drilling targets depends on exploration results. The "F" geothermal prospect area surface manifestations are limited due to thick volcanic product cover. Various parties have conducted studies on the "F" geothermal prospect zone using magnetotelluric, gravity, and magnetic methods from the same data sources. However, none of the results show similar prospect zone delineations. Therefore, this research was conducted using the Ambient Noise Tomography method to increase the certainty of prospect delineation with more convergent data integration. The ANT method utilizes the unique nature of shear waves, which disappear when passing through a fluid because the fluid cannot transmit shear strain. Based on the S- wave velocity inversion results, a low-velocity anomaly (< 1100 m/s) is seen in the center then continues to the north and northeast area. This low-velocity anomaly is associated with the reservoir zone indicated by MT. In contrast, on the south side, near Crater W, medium-to-high- velocity anomaly (± 2000 m/s) is associated with the thickening of the clay cap on MT data. This result is also proven by a well located in the middle of the prospect zone, which has succeeded in flowing fluid. Thus, ANT has been proven to strengthen the prospect zone delineation indicated by MT data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yazqi Mumtaz Rafifa
"Daerah penelitian “MR” adalah salah satu wilayah potensi geotermal yang berada di Ulu Slim, Malaysia dengan ditandai adanya terdapat mata air panas, mata air dingin, dan fumarol. Dengan adanya potensi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran densitas dan mendelineasi zona permeabilitas bawah permukaan pada daerah “MR” mengintegrasikan beberapa data dan metode, yakni metode gravity, remote sensing sebagai data utama, serta data geologi, geokimia sebagai data pendukung sehingga dapat mengetahui luasan area prospek geotermal wilayah “MR” dan menentukan target pemboran sumur. Berdasarkan data gravitasi terlihat terdapat 3 indikasi patahan bawah permukaan dan divalidasi oleh data geologi pada wilayah “MR” sedangkan berdasarkan data remote sensing menunjukkan daerah yang berasosiasi dengan struktur geologi densitas tinggi terdistribusi tenggara, selatan, barat, barat laut sehingga daerah “MR” adalah daerah prospek geotermal karena memiliki permeabilitas yang baik dan dapat berperan sebagai zona resapan. Selain itu, dalam analisis terintegrasi terdapat indikasi struktur F3 dapat dikonfirmasi oleh data SVD dan FHD. Selanjutnya, diperkuat oleh adanya dua manifestasi hot spring yaitu manifestasi Ulu Slim.
The research area “MR” is one of the geothermal prospect areas in Ulu Slim Malaysia which is characterized by the occurrence of hot spring, cold spring and fumaroles. The potensial geothermal becomes the study aims to identify the distribution of density and delineate subsurface permeability zones in the "MR" area by integrating several data and methods, such as the gravity method, remote sensing are the main data, as well as geological and geochemical data are supporting data so that we can determine the area of the geothermal prospect area for the “MR” area and determines the target for drilling wells. Based on the gravity data, it can be seen that there are 3 indications of subsurface faults and validated by geological data in the "MR" area, while based on remote sensing data it shows that the areas associated with high-density geological structures are distributed southeast, south, west, northwest so that the "MR" area is an area geothermal prospects because it has good permeability and can be as an infiltration zone. Moreover, there are the integrated analysis indications that the structure of F3 can be confirmed by SVD and FHD data. Then. it is supported by the presence of two hot spring manifestations, namely the Ulu Slim manifestation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dandi Baskoro Soebakir
"Keberadaan struktur geologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan zona permeabel pada suatu sistem geotermal. Penelitian ini dilakukan di salah satu area prospek geotermal di zona Sistem Sesar Sumatera (GSF) yang termasuk dalam segmen Angkola dan Barumun yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemenerusan fitur permukaan hingga bawah permukaan terutama struktur geologi yang berkaitan erat dengan zona permeabel dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia, dan geofisika. Teknologi remote sensing digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terobservasi di permukaan yang dikorelasikan dengan persebaran manifestasi permukaan. Namun, tidak semua struktur geologi yang terobservasi di permukaan dapat diamati dan kemenerusannya dari permukaan hingga bawah permukaan dilakukan dengan pendekatan geofisika menggunakan data magnetotelurik (MT) dan gravitasi. Interpretasi struktur geologi permukaan berdasarkan analisis remote sensing dan persebaran manifestasi permukaan memiliki korelasi yang positif dengan hasil gravitasi adanya struktur graben dari zona GSF yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Kelurusan dan karakteristik (arah dan kemiringan) struktur ditandai dengan adanya kontras nilai gravitasi, nilai Horizontal Gradient Magnitude (HGM) maksimum, dan nilai zero Second Vertical Derivative (SVD) serta analisis Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Hasil interpretasi struktur bawah permukaan gravitasi berkorelasi positif dengan analisis parameter MT (splitting curve MT) yang dapat mengindikasi zona struktur bawah permukaan. Gabungan interpretasi struktur permukaan dan bawah permukaan teridentifikasi adanya 5 struktur (F1, F2, F3, F4, dan F5) yang diklasifikasikan sebagai Struktur Pasti (F1, F2, F3, dan F4) dan Struktur Diperkirakan (F5) yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Struktur F3 yang berorientasi baratlaut-tenggara merupakan struktur utama yang berperan sebagai fluid conduit (zona permeabel) yang dibuktikan dengan adanya manifestasi mata airpanas bertipe klorida. Berdasarkan hasil pemodelan inversi 3-D MT dan pemodelan kedepan 2-D gravitasi dapat mendelineasi zona reservoir pada kedalaman 1500 – 2000-meter yang dikontrol oleh struktur F3 dan zona reservoir berasosiasi dengan batuan metasediment yang nantinya dapat menentukan lokasi sumur pengeboran. Untuk memvisualisasikan sistem geotermal secara komprehensif, maka dikembangkan model konseptual dengan mengintegrasikan model geofisika yang memiliki kualitas data optimum dengan data geologi dan geokimia yang saling berkorelasi, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan dalam menentukan lokasi pengembangan sumur produksi dan reinjeksi dan menurunkan resiko kegagalan dalam well targeting.
The existence of geological structures is one of the important parameters in determining the permeability zone in a geothermal system. This study was conducted in one of the geothermal prospect areas in the Sumatera Fault System (GSF) zone included in the Angkola and Barumun segments which aims to identify the continuity of surface to subsurface features, especially geological structures that are closely related to permeability zones by integrating geological, geochemical, and geophysical data. Remote sensing technology is used to identify geological structures observed at the surface that are correlated with the distribution of surface manifestations. However, not all surface-observed geological structures can be observed and their continuity from the surface to the subsurface is done with a geophysical approach using magnetotelluric (MT) and gravity data. Interpretation of surface geological structures based on remote sensing analysis and the distribution of surface manifestations has a positive correlation with the gravity results of the graben structure of the GSF zone which has a northwest-southeast orientation. The alignment and characteristics (direction and slope) of the structure are characterized by the contrast of gravity values, maximum Horizontal Gradient Magnitude (HGM) values, and zero Second Vertical Derivative (SVD) values as well as Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) analysis. The results of gravity subsurface structure interpretation are positively correlated with MT parameter analysis (splitting curve) which can indicate subsurface structure zones. The combined interpretation of surface and subsurface structures identified 5 structures (F1, F2, F3, F4, and F5) classified as Certain Structures (F1, F2, F3, and F4) and Estimated Structure (F5) that have a northwest-southeast orientation. The northwest-southeast oriented F3 structure is the main structure that acts as a fluid conduit (permeability zone) as evidenced by the manifestation of chloride-type hot springs. Based on the results of 3-D MT inversion modeling and 2-D gravity forward modeling, it can delineate the reservoir zone at a depth of 1500 - 200 meters controlled by the F3 structure and the reservoir zone is associated with metasedimentary rocks which can later determine the location of drilling wells. To visualize the geothermal system comprehensively, a conceptual model was developed by integrating geophysical models that have optimum data quality with geological and geochemical data that are correlated, so that it can be used as a basis and guide in determining the location of production well development and reinjection and reduce the risk of failure in drilling targets."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ayudya Widowati
"Daerah penelitian Gimpu, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi yang belum dilakukan eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah potensi panas bumi pada daerah penelitian untuk dilakukan eksplorasi panas bumi. Metode penginderaan jauh dan geokimia air digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Daerah penelitian memiliki persebaran manifestasi panas bumi berupa 10 titik manifestasi yang terdiri dari 1 mata air dingin dan 9 mata air panas. Pada analisis penginderaan jauh yang mengintegrasikan data FFD, LST, dan NDVI menunjukkan bahwa pola kelurusan pada daerah penelitian berorientasi ke arah barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut dengan tingkat densitas kelurusan sangat rendah–sangat tinggi. Densitas tersebut menunjukkan adanya pengaruh struktur geologi yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi. Dilihat dari suhu permukaan, daerah penelitian memiliki suhu dari 9°C – 28°C dengan indeks tidak bervegetasi hingga vegetasi tinggi. Berdasarkan analisis geokimia air, tipe air panas bumi pada daerah penelitian didominasi oleh tipe klorida – bikarbonat dan bikarbonat. Manifestasi air panas bumi pada daerah penelitian memiliki kondisi immature waters yang telah mengalami pengenceran oleh air meteorik. Analis geoindikator menunjukkan bahwa zona outflow berada pada APB2. Analisis dengan kedua metode tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat 3 area potensi panas bumi, yaitu area potensi A terletak pada daerah Lawua dengan koordinat dan 9.824.401 mU - 9.825.469 mU dan 838.813 mT - 841.766 mT yang memiliki luas sekitar 5,2 km2 serta area potensi B terletak pada daerah OO Parese dengan koordinat 9.814.523 mU - 9.815.038 mU dan 839.871 mT - 843.504 mT yang memiliki luas sekitar 3,2 km2 dan area potensi C terletak pada daerah Marena dengan koordinat 9.829.026 mU – 9.827.485 mU dan 839.045 mT – 840.730 mT yang memiliki luas sekitar 3 km2.
The Gimpu research area, Central Sulawesi is one of the areas in Indonesia that has geothermal potential that has not been explored. This research aims to map the geothermal potential area in the research area for geothermal exploration. Remote sensing and water geochemistry methods are used to achieve this goal. The research area has a distribution of geothermal manifestations in the form of 10 manifestation points consisting of 1 cold spring and 9 hot springs. The remote sensing analysis that integrates FFD, LST, and NDVI data shows that the alignment pattern in the study area is oriented towards the northwest-southeast and southwest-northeast with very low-very high alignment density. The density indicates the influence of geological structures that control the appearance of geothermal manifestations. In terms of surface temperature, the study area has temperatures from 9°C - 28°C with an index from no vegetation to high vegetation. Based on water geochemical analysis, the type of geothermal water in the study area is dominated by chloride - bicarbonate and bicarbonate types. Geothermal water manifestations in the study area have immature waters that have been diluted by meteoric water. Geoindicator analysis shows that the outflow zone is in APB2. Analysis with both methods found that there are 3 areas of geothermal potential, namely potential area A located in the Lawua area with coordinates and 9,824,401 mU - 9,825,469 mU and 838,813 mT - 841,766 mT which has an area of about 5.2 km2 and potential area B located in the OO Parese area with coordinates 9. 814.523 mU - 9.815.038 mU and 839.871 mT - 843.504 mT which has an area of about 3.2 km2 and potential area C is located in the Marena area with coordinates 9.829.026 mU - 9.827.485 mU and 839.045 mT - 840.730 mT which has an area of about 3 km2."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alifia Fatima Noor Firdausi
"Wilayah Penelitian “AF” merupakan salah satu wilayah prospek geotermal di Jawa Timur yang ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa mata air paanas. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi komponen sistem geotermal pada wilayah “AF” berdasarkan integrasi data gaya berat dan penginderaan jauh sebagai data utama, serta analisis geologi dan geokimia sebagai data pendukung. Adapun komponen sistem geotermal yang berhasil diidentifikasi melalui pengolahan data gaya berat dan penginderaan jauh adalah struktur patahan dan indikasi sumber panas. Sumber panas sistem geotermal di wilayah “AF” diduga berasal dari badan magma di bawah Gunung Kawi-Butak yang menunjukkan anomali gravitasi yang rendah. Adapun keberadaan struktur pengontrol mata air panas SG-1 dapat dideteksi melalui FFD secara manual dan otomatis menggunakan filter Sobel, dan diduga berhubungan dengan patahan berdasarkan peta geologi dan yang terdeteksi melalui analisis FHD dan SVD. Dengan adanya dugaan struktur patahan pengontrol manifestasi SG-1, didukung pH fluida yang netral, maka area sekitar manifestasi SG-1 cukup dianggap dapat menjadi area prospek geotermal di wilayah “AF”.
The “AF” Research Area is one of the geothermal prospect areas in East Java which is characterized by the presence of surface manifestations in the form of hot springs. This study aims to be able to identify the components of the geothermal system in the "AF" area, based on the integration of gravity and remote sensing data as the main data, as well as geological and geochemical analysis as supporting data. The components of the geothermal system that have been identified through the processing of gravity and remote sensing data are fault structures and indications of heat sources. The magma body under Mount Kawi-Butak, which has a low gravity anomaly, is assumed to be the source of heat for the geothermal system in the "AF" area. The existence of the SG-1 hot spring control structure can be detected through manual and automatic FFD using Sobel filter, and is suspected to be related to faults based on geological maps and the one detected by FHD and SVD analysis. With the suspected fault structure controlling the SG-1 manifestation, supported by its neutral pH, the area around the SG-1 manifestation is considered to be a geothermal prospect in the "AF" region."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yayan Sofyan
"Lapangan panasbumi Kamojang sudah memulai eksploitasi dan produksi sejak tahun 1983 dengan produksi uap sampai tahun 2000 telah mencapai 116.78 x 106 ton. Dengan rata-rata produksi dalam sepuluh tahun terakhir adalah 8.746.546 ton uap per tahun diperlukan manajemen reservoar untuk mengelola potensi reservoar secara optimal. Manajemen reservoar ini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah penurunan produksi uap yang saat ini terjadi di Lapangan panasbumi Kamojang. Dalam mempertahankan stabilitas produksi, pengelolaan produksi dan reinjeksi sangat diperlukan dengan memperhatikan karakteristik reservoar dan perubahan-perubahannya.
Monitoring geofisika dapat dilakukan untuk memantau kondisi reservoar secara berkala serta perubahan-perubahan yang terjadi. Metode microgravity dan microearthquake merupakan dua metode geofisika yang saling melengkapi dalam memonitor kondisi reservoar geothermal melalui pengukuran perubahan nilai medan gravitasi dan gempa mikro yang terjadi dalam waktu tertentu. Metode microgravity dilakukan untuk mengukur perubahan medan gravitasi antara tahun 1999 dengan tahun 2005 pada 51 titik benchmark gravitasi yang sama. Metode microearthquake dilakukan untuk melihat distribusi gempa mikro yang terjadi antara tahun 2004 sampai 2005 dengan pengamatan data setiap hari.
Hasil interpretasi data microgravity dan microearthquake dari penelitian ini mengidentifikasi kemungkinan arah perubahan massa menuju NW dengan sebaran gempa mikro yang cukup aktif. Arah aliran fluida di dalam reservoar panasbumi diperkirakan cenderung mengarah NW mengikuti sesar normal. Hasil ini digunakan untuk saran penempatan lokasi sumur produksi baru lebih fokus ke arah NW dari pusat reservoar dan reinjeksi fluida pada arah SW di daerah perubahan medan gravitasi negatif.
More than 116.78 x 106 ton of vapor has been exploited from the Kamojang Geothermal Field since 1983 to 2000. Reservoir management is intended to optimize the reservoir potential in order to produce an optimum long time energy production. Reservoir management is used to solve the decline production problem at the Kamojang Geothermal Field and to maintain the stability of the production which is influenced by reservoir material balance.Microgravity and Microearthquake (MEQ) methods are geophysical monitoring toolss that help the reservoir management to determine the reservoir condition and its changes periodically. Microgravity method is used to measure the changes of the gravity values between 1999 and 2005 with 51 gravity benchmarks. Microearthquake method is used to map the distribution of its hypocenters at Kamojang Geothermal Field occurred between: 2004 to 2005.The interpretation of the microgravity and microearthquake data at Kamojang Geothermal Field shows the direction of the mass changes to the north-west, the same direction of the distribution of the microearthquake occurrence. Fluid flow direction in the geothermal reservoir is considered trending to the north-west direction following the direction of the main fault. Based on this study it is recommended to locate the new production wells in the north-west direction while the injection wells to the south-west direction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20917
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Salusu, Bianca Marella Putri
"Energi panas bumi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam energi terbarukan untuk memastikan terdapat sumber energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan. Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2014 pada sektor energi, Indonesia menargetkan Energy Mix pada tahun 2025 dimana energi baru dan terbarukan berkontribusi sebesar 23% dari total Energy Mix. Melalui Perpres No. 22 Tahun 2017, Pemerintah Indonesia (RI) telah menetapkan target 7.241,5 MW panas bumi kapasitas terpasang pada tahun 2025. Sedangkan kapasitas terpasang saat ini sekitar 2.133,5 MW. Berdasarkan kesenjangan antara potensi dan kapasitas terpasang PLTP dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan panas bumi di Indonesia masih rendah karena banyaknya tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan dalam pengembangan panas bumi adalah isu sosial seperti penolakan dari komunitas cukup banyak mendominasi. Isu sosial dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek yang akhirnya akan berdampak pada keekonomian proyek. Risiko sosial ini pun dapat diturunkan dengan meningkatkan penerimaan sosial (social acceptance) atas kegiatan panas bumi dengan memahami latar belakang dan faktor yang mempengaruhi rendahnya penerimaan sosial. Social acceptance dapat dibagi menjadi 3 dimensi yaitu: socio- political acceptance, community acceptance, dan market acceptance. Penelitian ini akan berfokus pada socio-political acceptance sebagai dimensi yang paling luas dari social acceptance yang menjelaskan bagaimana manusia dan organisasi membuat keputusan, menyelesaikan konflik, menjalin kemitraan, merespon kebijakan pemerintah serta masalah sosial dan sebagai pondasi dari social acceptance. Strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap socio-political acceptance ini diharapkan dapat membantu perusahaan penghasil listrik dari panas bumi (IPP) untuk meningkatkan socio-political acceptance terhadap proyek panas bumi untuk meningkatkan kinerja waktu.
Geothermal energy in Indonesia plays a very important role in renewable energy to ensure that there is a reliable and sustainable energy source. Based on PP No. 79 In 2014 in the energy sector, Indonesia targets the Energy Mix in 2025 where new and renewable energy contributes 23% of the total Energy Mix. Through Presidential Decree No. 22 of 2017, the Government of Indonesia (RI) has set a target of 7,241.5 MW of geothermal installed capacity by 2025. While the current installed capacity is around 2,133.5 MW. Based on the gap between the potential and installed capacity of geothermal power plants with these data, it can be concluded that geothermal development in Indonesia is still low due to the many challenges faced. One of the challenges in geothermal development is that social issues such as refusal from the community dominate quite a lot. Social issues can result in delays in project completion which will ultimately have an impact on the project's economy. This social risk can also be reduced by increasing social acceptance of geothermal activities by understanding the background and factors that influence the low social acceptance. Social acceptance can be divided into 3 dimensions, namely: socio-political acceptance, community acceptance, and market acceptance. This study will focus on socio-political acceptance as the broadest dimension of social acceptance which explains how humans and organizations make decisions, resolve conflicts, establish partnerships, respond to government policies and social problems and as the foundation of social acceptance. The strategy resulting from the analysis of socio-political acceptance is expected to help companies producing electricity from geothermal (IPP) to increase socio-political acceptance of geothermal projects to improve time performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fatimah
"
ABSTRAKPanas bumi adalah energi terbarukan dan berkelanjutan yang dapat digunakan untuk menggantikan energi fosil di masa depan. Energi panas bumi dapat digunakan, harus memenuhi sistem panas bumi, sistem panas bumi adalah istilah umum yang digunakan untuk membahas interaksi antara sistem batuan dengan suhu air yang tinggi. Indikasi sistem panas bumi biasanya ditandai dengan munculnya manifestasi permukaan, bisa termasuk sumber air panas, fumarol, kolam lumpur dll. Kehadiran mata air panas dan fumarol di kawasan Gunung Ungaran merupakan indikasi kuat potensi panas bumi bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui energi panas bumi di bawah permukaan dan membuat model sistem panas bumi berdasarkan analisis survei geologi, geokimia dan geomagnetik. Geologi Ungaran itu sendiri disusun oleh batuan vulkanik Tersier dari Miosen sampai Pleistosen, yang diduga sumber panas di Ungaran adalah sisa-sisa dari kaum muda Holosen Ungaran. Struktur di Ungaran dikendalikan oleh patahan yang mengarah ke barat daya - timur laut, yang merupakan bagian dari struktur keruntuhan, struktur ini diduga sebagai daerah pelepasan, sehingga cairan dan uap dari reservoir keluar melalui zona lemah dan muncul di permukaan. Analisis geokimia dengan pengambilan sampel fluida di Klepu dan Gedongsongo menunjukkan perbedaan, Gedongsongo menunjukkan kadar belerang (alkali) lebih tinggi. Dari peta Geomagnetik yang menunjukkan tingkat magnetik rendah berkisar antara -185 sampai -3,3 nT yang ditafsirkan sebagai sumber panas di Ungaran, setelah menggunakan penyaringan dengan distribusi perpanjangan ke atas sumber panas meluas ke utara Gedongsongo."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JITE 1(14-15)2012
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Blair, Peter D.
New York : John Wiley & Sons, 1982
621.44 BLA g
Buku Teks Universitas Indonesia Library